SEMESTER GANJIL
KALORIMETER
1.2 MANFAAT
Praktikum ini tentu saja memiliki manfaat yaitu mengetahui bagaimana
menentukan kalor jenis bahan yang diujikan dan kalor lebur es
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Pada tahun 1780, A. L. Lavoisier, ahli kimia Perancis, yang dianggap
sebagai salah satu bapak kimia, menggunakan kelinci percobaan untuk mengukur
produksi panas melalui pernapasannya.. Bagaimana? Menggunakan perangkat yang
mirip dengan kalorimeter. Panas yang dihasilkan oleh kelinci percobaan dibuktikan
dengan mencairnya salju yang mengelilingi peralatan Peneliti A. L Lavoisier (1743-
1794) dan P. S. Laplace (1749-1827) merancang kalorimeter yang digunakan untuk
mengukur panas spesifik suatu benda dengan metode pencairan es.Kalorimeter
terdiri dari gelas silinder berlapis timah, dipernis, dipegang oleh tripod dan diakhiri
secara internal dengan corong. Di dalam, gelas lain ditempatkan, mirip dengan yang
sebelumnya, dengan tabung yang melewati ruang luar dan yang dilengkapi dengan
kunci. Di dalam gelas kedua ada kotak.Dalam kisi-kisi ini ditempatkan makhluk
atau objek yang spesifik panasnya ingin ditentukan. Es ditempatkan di dalam bejana
konsentris, seperti di keranjang. Panas yang dihasilkan oleh tubuh diserap oleh es,
menyebabkan fusi. Dan produk air cair dari pencairan es dikumpulkan, membuka
kunci kaca bagian dalam.Dan akhirnya, menimbang air, massa es cair itu diketahui.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Kalorimeter juga dapat digunakan untuk mengukur kalor. Kalor adalah
perpindahan energi dari sistem satu ke sistem lainnya disebabkan oleh adanya
perbedaan temperatur. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor akan mengalami perubahan
wujud benda. Sedangkan benda yang melepas kalor akan mengalami penurunan
suhu atau perubahan wujud benda. Kalorimeter juga dapat digunakan untuk
menentukan kalor lebur zat. Kalor lebur merupakan kalor yang dipakai suatu zat
untuk melebur seluruhnya pada zat leburnya. Kalor dapat ditimbulkan dari energi
listrik, energi kinetik, energi kimia, dan lain-lain (Keenan,1980).
Pada kehidupan sehari-hari sering ditemui beberapa kejadian yang
melibatkan perpindahan kalor. Misalnya satu gelas air yang dicampur dengan satu
gelas air panas, maka air panas akan melepas kalor sedangkan air dingin akan
menerima kalor. Sehingga akan diperoleh suhu campuran yang seimbang.
Kalori meter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor
jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran.
Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
diketahui.Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih
besar.Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau
wol.Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan
sekitar kalori meter dapat dikurangi (Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas Jilid
1).
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar
diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda.
Asas penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih.
dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan
melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap
kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya sama.Pelepasan dan
penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan
kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup,
kekekalan energi panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Dengan
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑡
Keterangan
Pada saat benda mulai melebur (berubah fase dari padat ke cair) kalor yang
diterimanya tidak digunakan untuk menaikkan suhu melainkan untuk merubah
wujudnya. Jadi peristiwa melebur terjadi pada suhu yang tetap, kalor yang
dibutuhkan sebanding dengan massa zat dan bergantung dari jenisnya. Pernyataan
ini dirumuskan dengan:
kal
Ca —— 1 °C
(Cb — Cb)2
Cb ——
Tb = 75 C
Cb I(%)
NO AP
O
O
Bahan 1 : tembaga
Cb =
Bahan 1 : Kuningan
Cb =
mk' 104
Ta=70 C
es L
3.3.3 GRAFIK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tb = 75C
2. Menentukan Kalor Lebur Es
mk = 104
Ta =70C
III. TABEL HASIL
Pembahasan yang didapatkan dari praktikum kalorimeter ini adalah perbandingan beberapa hasil
yang telah dilakukan. Perbandingannya antara lain pengaruh jenis bahan terhadap nilai kalor jenis
dan perbedaan nilai kalor jenis bahan yang telah diuji coba. Percobaan kalorimeter yang telah
dilakukan juga akan membahas tentang hubungan massa dan nilai kalor jenis es.
Kalor adalah energi panas yang di miliki oleh suatu zat sedangkan calorimeter adalah sebuah alat yang
menentukan kapasitas kalor, kapasitas kalor jenis dan kapasitas kalor laten dari suatu benda atau suatu zat/
praktikum kali ni, bahan yang digunakan untuk di tentukan kalor jenisny dalah tembaga dan kumimgam.
Sedangkan untuk ditentukan kalor leburnya menggunakan es.
Dilakukan prosedur kerja yang telah tertera. Data yang di dapat adalah sebagai berikut :
1. Masa kalorimeter
2. Mah= masa air + calorimeter
3. Mg= massa bahan
4. Ta= suhu awal
5. Tb= suhu benda
6. Tc=suhu saat seimbang
7. Mes=massa es
8. Mc= Massa air + calorimeter
Data-data di atas kemudian disusun pada table dan diolah untuk mencari kalor jenis dan kalor leburnya. Kalor
jenis sendiri adalah kalor yang digunakan untuk menaikan suhu 1kg zat menjadi 1 kalor. Rumus yang digunakan
Hasil yang didapatkan dari praktikum kalorimeter mendapatkan hasil perbandingan antara nilai
kalor jenis bahan dan perbandingan kalor jenis es. Adapun kalor jenis bahan yang tertinggi dimiliki
oleh besi dimana pada saat diujicoba ke dalam kalorimeter besi memiliki nilai suhu yang tinggi.
Aluminium memiliki nilai kalor jenis bahan yang kecil disertai pula dengan nilai suhu yang kecil.
Hasil nilai kalor jenis bahan yang diurut dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah nilai kalor
jenis besi lebih besar daripada tembaga, dan nilai kalor jenis bahan tembaga lebih besar daripada
nilai kalor jenis aluminium.
Hasil dari perbandingan hasil kalor jenis bahan yang telah dilakukan memberikan perbandingan yang
telah terlihat. Perbandingannya antara lain nilai suhu mempengaruhi nilai kalor jenis bahan. Semakin
tinggi suhu, semakin besar pula nilai kalor jenis bahan pada benda, sedangkan semakin kecil nilai
suhu, semakin kecil pula nilai kalor jenis bahan. Nilai kalor jenis bahan berbanding lurus dengan
nilai suhu pada benda.
Massa pada es juga mempengaruhi nilai kalor lebur es nya. Didapatkan data bahwa nilai massa es
yang besar, maka nilai kalor lebur pada es juga besar. Nilai massa es yang kecil juga memiliki nilai
kalor lebur es yang kecil. Kesimpulannya, nilai massa es mempengaruhi nilai kalor lebur es atau nilai
massa es berbanding lurus dengan kalor lebur es.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Budiyanto, J. 2009. Fisika: untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: CV Teguh Karya
Tippler, P.A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga . Jakarta. 1991
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA Universitas Jember
Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.Jakarta: Erlangga.