Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

KALORIMETER

Nama praktikan : Vivi Nur’aini S


NIM : 211910201095
Fakultas/jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Hari/tanggal : Senin/11 September 2021`
Nama asisten : Wahyu sulisti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2021
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan
melakukan pengujian kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Prinsip kerja kalorimeter adalah jika suhu yang dihasilkan oleh
suatu zat tersebut tinggi maka nilai kalor yang terkandung oleh zat tersebut sangat
besar, begitu juga sebaliknya jika suhu yang dihasilkan oleh zat tersebut rendah
maka nilai kalor yang terkandung pada zat tersebut sangatlah sedikit. Jika kalor
jenis sudah diketahui maka kalor yang diserap dan dilepaskan dapat diketahui
dengan mengukur perubahan suhu. Prinsip pertukaran energi kalor antara dua buah
sistem atau lebih banyak mendasari berbagai fenomena di dalam kehidupan sehari-
hari. Proses memasak bahan makanan, menghaluskan pakaian dengan setrika
listrik, menyambung berbagai komponen elektronik pada papan circuit sampai
dengan terapi sinar laser pada penyakit periodontitis, semuanya memanfaatkan
prinsip pertukaran kalor.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada praktikum yakni:
1.Bagaimana menentukan kalor jenis dari suatu bahan?
2.Bagaimana menentukan kalor lebur es?
1.1 TUJUAN
Praktikum kali ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Menentukan kalor jenis bahan
2. Menentukan kalor lebu es.

1.2 MANFAAT
Praktikum ini tentu saja memiliki manfaat yaitu mengetahui bagaimana
menentukan kalor jenis bahan yang diujikan dan kalor lebur es
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Pada tahun 1780, A. L. Lavoisier, ahli kimia Perancis, yang dianggap
sebagai salah satu bapak kimia, menggunakan kelinci percobaan untuk mengukur
produksi panas melalui pernapasannya.. Bagaimana? Menggunakan perangkat yang
mirip dengan kalorimeter. Panas yang dihasilkan oleh kelinci percobaan dibuktikan
dengan mencairnya salju yang mengelilingi peralatan Peneliti A. L Lavoisier (1743-
1794) dan P. S. Laplace (1749-1827) merancang kalorimeter yang digunakan untuk
mengukur panas spesifik suatu benda dengan metode pencairan es.Kalorimeter
terdiri dari gelas silinder berlapis timah, dipernis, dipegang oleh tripod dan diakhiri
secara internal dengan corong. Di dalam, gelas lain ditempatkan, mirip dengan yang
sebelumnya, dengan tabung yang melewati ruang luar dan yang dilengkapi dengan
kunci. Di dalam gelas kedua ada kotak.Dalam kisi-kisi ini ditempatkan makhluk
atau objek yang spesifik panasnya ingin ditentukan. Es ditempatkan di dalam bejana
konsentris, seperti di keranjang. Panas yang dihasilkan oleh tubuh diserap oleh es,
menyebabkan fusi. Dan produk air cair dari pencairan es dikumpulkan, membuka
kunci kaca bagian dalam.Dan akhirnya, menimbang air, massa es cair itu diketahui.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Kalorimeter juga dapat digunakan untuk mengukur kalor. Kalor adalah
perpindahan energi dari sistem satu ke sistem lainnya disebabkan oleh adanya
perbedaan temperatur. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor akan mengalami perubahan
wujud benda. Sedangkan benda yang melepas kalor akan mengalami penurunan
suhu atau perubahan wujud benda. Kalorimeter juga dapat digunakan untuk
menentukan kalor lebur zat. Kalor lebur merupakan kalor yang dipakai suatu zat
untuk melebur seluruhnya pada zat leburnya. Kalor dapat ditimbulkan dari energi
listrik, energi kinetik, energi kimia, dan lain-lain (Keenan,1980).
Pada kehidupan sehari-hari sering ditemui beberapa kejadian yang
melibatkan perpindahan kalor. Misalnya satu gelas air yang dicampur dengan satu
gelas air panas, maka air panas akan melepas kalor sedangkan air dingin akan
menerima kalor. Sehingga akan diperoleh suhu campuran yang seimbang.

Kalorimeter merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk


melakukan pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu akan
menggunakan kalorimeter. Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter
adalah dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai
"metode campuran", satu sampel zat dipanaskan sampai temepratur tertentu yang
diukur dengan akurat., dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter.
Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter.
Dengan mengukur suhu akhir campuran tersebut maka dapat dihitung kalor jenis
zat tersebut.
2.2 Definisi
Kalor merupakan suatu kata yang sangat populer dan tidak asing lagi untuk
didengar dalam kehidupan sehari-hari. Kalor sendiri sering diidentikkan dengan
panas, suhu maupun temperatur. Perlu diketahui, energi itu sendiri tidak dapat
dikatakan apabila dia sendiri belum mengalir atau menghilang. Kalor pertama kali
diamati oleh A. Laouvisier yang kemudian menyatakan mengenai Teori Kalorik.
Teori Kalorik ini menyatakan bahwa "setiap zat/benda mempunyai zat alir yang
berfungsi untuk mentransfer panas". Jadi, Laouvisier menyatakan bahwa pada saat
dua benda/zat berbeda suhu bersentuhan, maka akan terdapat zat alir yang
memindahkan panas dan menyebabkan perubahan suhu pada kedua benda tersebut.
Selain itu, menurut Sir James Presscout Joule(1818-1819), menyatakan tentang
kesetaraan antara usaha dan panas serta aliran panas tidak lain adalah perpindahan
panas yang semata-mata terjadi karena perbedaan suhu (Giancoli,2001).

Kalori meter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor
jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran.
Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
diketahui.Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih
besar.Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau
wol.Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan
sekitar kalori meter dapat dikurangi (Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas Jilid
1).
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar
diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda.
Asas penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih.
dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan
melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap
kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya sama.Pelepasan dan
penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan
kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup,
kekekalan energi panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Dengan
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑡
Keterangan

Q= banyaknya kalor yang dbutuhkan


M=massa zat
C= kalor jenis
∆𝑡=perubahan suhu
Bila suatu benda menerima kalor maka kemungkinan benda tersebut
mengalami kenaikan suhu atau perubahan wujud (melebur, menguap, atau
menyublim). Kalor yang diterima oleh suatu benda yang mengalami kenaikan suhu
sebanding dengan perubahan suhu dan massanya bergantung dari jenis bendanya.
Secara matematis dituliskan:

Dari pernyataan diatas maka kalor jenis bahan didefinisikan sebagai


banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan
suhunya sebesar satu satuam suhu.

Pada saat benda mulai melebur (berubah fase dari padat ke cair) kalor yang
diterimanya tidak digunakan untuk menaikkan suhu melainkan untuk merubah
wujudnya. Jadi peristiwa melebur terjadi pada suhu yang tetap, kalor yang
dibutuhkan sebanding dengan massa zat dan bergantung dari jenisnya. Pernyataan
ini dirumuskan dengan:

Dengan demikian kalor lebur menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan


oleh satu satuan massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
Selain itu masih ada kalor lebur yang dalam wujud lain. Kalor beku adalah kalor
yang dilepaskan ketika zat membeku. Titik lebur normal adalah titik dimana benda
tersebut berubah wujud mencair. Kalor uap adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk berubah menguapkan satu satuan massa suhu tetap. Titik didih normal adalah
suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan yang dialami oleh cairan
(Bueche,2006).
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat digunakan :
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk
melakukan pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
digunakan kalorimeter. Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah
dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai “metode
campuran”, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur
dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor
yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalori meter. Dengan
mengukur suhu akhir campuran tersebut, maka dapat dihitung kalor jenis zat
tersebut (Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
2).
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan
cepat zat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan
massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi.
Dengan menggunakan hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan
dapat dihitung (Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu:

1. Kalorimeter dan pengaduknya sebagai tempat meletakkan kalor jenis


2. Termometer 1000 C untuk mengukur suhu kalor jenis
3. Pemanas listrik untuk memanaskan bahan dan air
4. Kubus logam sebagai benda yang diukur kalor jenisnya
5. Neraca untuk mengukur massa bahan
6. Es kalor jenis es
7. Air campuran bahan kalor jenis

3.2 METODE KERJA


Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
3.2.1 DESAIN PERCOBAAN
Desain percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut
A.MENENTUKAN KALOR JENIS BAHAN

Gambar 1 Timbang kalorimeter dan pengaduk(mk)


Gambar 2 isi calorimeter dengan air

Gambar 3 timbang (mak)

Gambar 4 masukkan calorimeter dalam bejana pelindung dan pasang thermometer(ta)


Gambar 5 timbang massa balok

Gambar 6 tambahkan ai dan panaskan balok(tb)

Gambar 7 masukkan balok dalam calorimeter dan aduk (tc)


B.MENENTUKAN KALOR JENIS ES

Gambar 8 Timbang kalorimeter dan pengaduk(mk)

Gambar 9 isi calorimeter dengan air

Gambar 10 timbang (mak)


Gambar 11 catat suhu awal (ta) dan panaskan air

Gambar 12 masukkan air kedalam bejana pelindung

Gambar 13 tambahkan es kedalam bejana


Gambar 14 tutup bejana dan aduk(tc)

Gambar 15 timbang massa ca1orimeter,air dan es(mc)

3.2.2 LANGKAH KERJA


Langkah kerja yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

A. MENENTUKAN KALOR JENIS BAHAN


1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2.Isilah kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai mak maka ma=
mak-mk.
3. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung, kemudian tutuplah. Pasang
termometer dan bacalah suhu awal air sebagai Ta.
4.Timbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai
mb.
5. Panaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu
(minimal 750C).
6. Catat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat masukkan ke dalam
kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.
7.Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air
perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diperoleh
(Tc)
8. Ulangi percobaan di atas (langkah 1 — 7) sebanyak 3 kali.
9. Ulangi langkah 1 — 8 untuk jenis bahan yang berbeda (balok kuningan).

B.MENENTUKAN KALOR LEBUR ES


1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2. Isilah kalorimeter dengan sejumlah air (+ 2/3 volume kalorimeter), kemudian
timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak - mk.
3. Panaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 70oC. Catat
sebagai Ta.
4. Angkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam bejana pelindung
5. Masukkan sepotong es yang telah disiapkan ke dalam kalorimeter, tutup rapat-
rapat dan aduk pelan-pelan.
6. Catat suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc.
7. Timbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh massa es
mes= mc — mak.
8. Ulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.

3.3 METODE ANALISIS DATA


Metode analisis yang digunakan yaitu:
3.3.1 RALAT

1. Massa air dalam kalorimeter pada praktikum 1


m‹i = mm — mk
2. Massa es yang telah lebur pada praktikum 2 :
mes —— mc — mak

3. Menentukan kalor jenis bahan (logam)


((Mk Ck + Ma Ca)( Tc — Ta)
Cb ——
Mb(Tb — Tc)
ka1
Ck —— 0,21 °C

kal
Ca —— 1 °C

(Cb — Cb)2
Cb ——

4. Menentukan kalor lebur es dan ralatnya :


((Mk Ck + Ma Ca)(Ta — TC) — (Mes Ca Tc))
L
Mes

5. Menentukan Ralat Relatif, Keseksamaan dan Angka Penting :


bCb
I 100%
Cb
K —— 100% — f
bCb
AP —— 1 — log
Cb
3.3.2 TABEL HASIL PENGAMATAN

I. TABEL DATA PENGAMATAN

1. Menentukan Kalor Jenis Bahan


2. Menentukan Kalor Lebur Es

II. TABEL ANALISIS DATA

1. Menentukan Kalor Jenis Bahan

Tb = 75 C

Cb I(%)

NO AP
O
O

Bahan 1 : tembaga

Cb =

Bahan 1 : Kuningan

Cb =

2. Menentukan Kalor Lebur Es

mk' 104

Ta=70 C
es L

III. TABEL HASIL

Tabel 1. Kalor Jenis Logam

No Nama Bahan Kalor Jenis C b (> l/gOC)


1 Tembaga
2 Kuningan

Tabel 2. Kalor Lebur Es

Nama Bahan Kalor Lebur L (ka1/OC)


Es

3.3.3 GRAFIK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TABEL HASIL PENGAMATAN

I. TABEL DATA PENGAMATAN

1. Menentukan Kalor Jenis Bahan

2. Menentukan Kalor Lebur Es


II. TABEL ANALISIS DATA

1. Menentukan Kalor Jenis Bahan

Tb = 75C
2. Menentukan Kalor Lebur Es

mk = 104

Ta =70C
III. TABEL HASIL

Tabel 1. Kalor Jenis Logam

No Nama Bahan Kalor Jenis Cb (kal/gOC)


1 Tembaga 0,804163
2 Kuningan 0,605918
Tabel 2. Kalor Lebur Es

Nama Bahan Kalor Lebur L (ka1/OC)


Es 111,4678
4.2 PEMBAHASAN

Pembahasan yang didapatkan dari praktikum kalorimeter ini adalah perbandingan beberapa hasil
yang telah dilakukan. Perbandingannya antara lain pengaruh jenis bahan terhadap nilai kalor jenis
dan perbedaan nilai kalor jenis bahan yang telah diuji coba. Percobaan kalorimeter yang telah
dilakukan juga akan membahas tentang hubungan massa dan nilai kalor jenis es.

Kalor adalah energi panas yang di miliki oleh suatu zat sedangkan calorimeter adalah sebuah alat yang
menentukan kapasitas kalor, kapasitas kalor jenis dan kapasitas kalor laten dari suatu benda atau suatu zat/
praktikum kali ni, bahan yang digunakan untuk di tentukan kalor jenisny dalah tembaga dan kumimgam.
Sedangkan untuk ditentukan kalor leburnya menggunakan es.
Dilakukan prosedur kerja yang telah tertera. Data yang di dapat adalah sebagai berikut :
1. Masa kalorimeter
2. Mah= masa air + calorimeter
3. Mg= massa bahan
4. Ta= suhu awal
5. Tb= suhu benda
6. Tc=suhu saat seimbang
7. Mes=massa es
8. Mc= Massa air + calorimeter

Data-data di atas kemudian disusun pada table dan diolah untuk mencari kalor jenis dan kalor leburnya. Kalor
jenis sendiri adalah kalor yang digunakan untuk menaikan suhu 1kg zat menjadi 1 kalor. Rumus yang digunakan

(Mh . Ck + Ma. Ca )(Tc − Ta)


𝐶𝑏 =
mb (Tb − Tc)

Hasil yang didapatkan dari praktikum kalorimeter mendapatkan hasil perbandingan antara nilai
kalor jenis bahan dan perbandingan kalor jenis es. Adapun kalor jenis bahan yang tertinggi dimiliki
oleh besi dimana pada saat diujicoba ke dalam kalorimeter besi memiliki nilai suhu yang tinggi.
Aluminium memiliki nilai kalor jenis bahan yang kecil disertai pula dengan nilai suhu yang kecil.
Hasil nilai kalor jenis bahan yang diurut dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah nilai kalor
jenis besi lebih besar daripada tembaga, dan nilai kalor jenis bahan tembaga lebih besar daripada
nilai kalor jenis aluminium.
Hasil dari perbandingan hasil kalor jenis bahan yang telah dilakukan memberikan perbandingan yang
telah terlihat. Perbandingannya antara lain nilai suhu mempengaruhi nilai kalor jenis bahan. Semakin
tinggi suhu, semakin besar pula nilai kalor jenis bahan pada benda, sedangkan semakin kecil nilai
suhu, semakin kecil pula nilai kalor jenis bahan. Nilai kalor jenis bahan berbanding lurus dengan
nilai suhu pada benda.

Massa pada es juga mempengaruhi nilai kalor lebur es nya. Didapatkan data bahwa nilai massa es
yang besar, maka nilai kalor lebur pada es juga besar. Nilai massa es yang kecil juga memiliki nilai
kalor lebur es yang kecil. Kesimpulannya, nilai massa es mempengaruhi nilai kalor lebur es atau nilai
massa es berbanding lurus dengan kalor lebur es.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Kalor jenis besi lebih besar daripada kalor jenis tembaga, dan kalor jenis tembaga lebih
besar daripada kalor jenis aluminium
2. Nilai kalor jenis bahan berbanding lurus dengan nilai suhu bahan
3. Nilai massa es berbanding lurus dengan nilai kalor lebur es.

5.2 SARAN

Ketika pembelajaran daring/online sebaiknya didukung dengan video dan penjelasan


yang jelas agar praktikan tidak kebingungan saat menge akan laporan.Dan terima kasih
terhadap asisten yang merespon dengan cepat praktikan
saat kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah,Ugie.2014.Kalorimeter.https://www.academia.edu/4805167/KALORIMETER

Budiyanto, J. 2009. Fisika: untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: CV Teguh Karya

Holman,J.P.1994. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga

Tippler, P.A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga . Jakarta. 1991

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA Universitas Jember

Vlack, L.H. Ilmu dan teknologi bahan. Erlangga. Jakarta. 1983

Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai