Oleh :
Kelompok 4
1. Luhur Nanda Gandhi 2014181005
2. Rega Bimantara 2014181009
3. Jihan Ixora Ditia 2054181003
4. Keisha Cherylla Dewi Iskandar 2014181037
5. Selly Tyurma 2014181031
6. Vina Sheisya Hasan 2014181025
a. Tujuan
Kalor adalah salah satu jenis energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh
suatu benda. Karena dapat diterima atau dilepaskan, maka energi kalor ini dapat
berpindah atau mengalir dari satu benda ke benda lainnya. Penyebab perpindahan
kalor adalah perbedaan suhu pada benda tersebut. Dalam fisika kalor termasuk
besaran skalar karena tidak memiliki arah dan kalor termasuk besaran turunan
karena nilainya bisa didapatkan tanpa pengukuran langsung melainkan dengan
memanfaatkan nilai besaran pokok yang bersangkutan. Satuan Internasional yang
dipakai untuk kalor adalah Joule (J), tetapi secara umum juga sering dipakai
satuan Kalori (kal). Simbol yang digunakan untuk melambangkan kalor adalah Q
(huruf kapital). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai kalor disebut
kalorimeter (Tipler, 1991). Pengukuran kalor selalu berhubungan dengan
perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki
temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan benda yang
memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT dengan besar
yang sama. Pernyataan tersebut menyatakan hukum kekekalan energi pada
pertukaran kalor yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari
nama seorang ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni
Joseph Black (1728 – 1799). Ia menjabarkan bahwa : “Jika dua buah benda yang
berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda
yang dingin sehingga suhu akhirnya sama dan jumlah kalor yang diserap benda
dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas.” (Glancoli, 1997).
Jika terjadi pencampuran dua zat, maka banyaknya kalor yang dilepaskan zat yang
suhunya lebih tinggi itu sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang
memiliki suhu yang lebih rendah. Sehingga secara umum rumus asas black ini
adalah: Qlepas = Qterima. Di mana Qlepas merupakan jumlah dari kalor yang
dilepaskan oleh zat sedangkan Qterima merupakan jumlah dari kalor yang
diterima oleh zat. Dengan rumus Q = m.c.Δt, maka didapatkan penjabaran rumus
asas black seperti berikut: m2.c2.Δt2= m1.c1.Δt1 m2.c2.(t2-ta) = m1.c1.(ta-t1)
Keterangan : m2 = masa materi yang suhunya lebih tinggi c2 = kalor jenis materi
yang suhunya lebih tinggi m1 = masa materi yang suhunya lebih rendah c1= kalor
jenis materi yang suhunya lebih rendah T2 = suhu yang lebih tinggi T1 = suhu
yang lebih rendah Ta = suhu akhir / suhu campuran(Wiley, 1978)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Dinamika atau Gerak dilaksanakan pada Hari Sabtu, 29 Mei 2021 pada
pukul 19.00 di Whatsapps Group sampai dengan 20.30.
Alat yang digunakan pada praktikum azas black adalah termometer, water batch, jas
laboratorium, buku panduan praktikum, alat tulis, kalkulator. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah air jernih.
a. Hasil
1. Sebanyak 300 gram air dipanaskan dari 30oC menjadi 50oC. Jika massa jenis air
adalah 1 kal/goC atau 4.200 J/kgK, tentukan:
a. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam kalori)
b. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam joule)
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 300 g
c = 1 kal/goC
∆T = 50oC – 30oC = 20oC
Ditanyakan: Q dalam kalori dan joule
Jawab:
a. Banyaknya kalor yang diterima air dihitung dengan menggunakan rumus atau
persamaan berikut ini.
Q = mc∆T
Q = (300 g)(1 kal/goC)(20oC)
Q = 6.000 kal
Jadi, banyaknya kalor yang diterima air tersebut adalah 6.000 kalor.
2. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25oC,
kalor jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka tentukan
suhu kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke
lingkungan)
Penyelesaian:
Diketahui:
mbjn = 0,5 kg
mair = 0,5 kg
Tair = 100oC
Tbjn = 25oC
Ditanyakan: Takhir/Ttermal = … ?
Jawab:
QLepas = QTerima
2.550Ttermal = 221.250
Ttermal = 221.250/2.550
Ttermal = 86,76oC
b. Pembahasan
1. Jelaskan akibat dari peristiwa pencampuran dua zat cair yang berbeda
➢ Pada peristiwa pencampuran dua zat cair yang berbeda suhunya, zat cair yang
suhunya lebih tinggi memiliki energi lebih besar, sedangkan zat cair yang suh
unyalebih rendah memiliki energi lebih rendah. Akibatnya,terjadi aliran energ
i dari zatcair yang suhunya lebih tinggi ke zat cair yang suhunya lebih rendah.
Seluruhkalor darizat yang suhunya lebih tinggi diterima oleh zat yang suhuny
a lebihrendah sehingga akan terjadi kesetimbangan energi.Pernyataan tersebu
t dikenalsebagai asas black,dimana pada pencampuran dua zat,banyaknya kal
or yangdilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama besar dengan kalor yang di
terima zatyang suhunya lebih rendah (Ariswor,dkk., 2006)
➢ Asas Black merupakan bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi. Asas
Black menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan ini akan diserap oleh benda
yang bersuhu lebih rendah. Jika kedua benda terisolasi dengan baik, maka
jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah kalor yang diterima
(Rizkianawati, A. 2015).
➢ Menurut asas Black apabila dua benda dengan suhu yang berbeda disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan thermal (suhu ke dua benda sama) Secara matematis
dirumuskan: Qlepas = Qterima Yang melepas kalor adalah benda yang
suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah
(Nur, E., Hayatunnufus, T. 2015)
➢ Asas Black adalah sebuah prinsip dalam fisika mengenai kalor yang di
kemukakan oleh ilmuwan Skotlandia.Kalor adalah energi yang pindah dari
benda yang suhunya tinggi kebenda yang suhunya rendah. Oleh karena itu,
pengukuran kalor menyangkut perpindahan energy. Energy adalah kekal,
sehingga benda yang suhunya tinggi akan melepas energy Qlepas den benda
yang suhunya rendah akan menerima energy Qterima dengan besar yang
sama. Apabila kita nyatakan dalam bentuk persamaan Qlepas = Qterima
(Glancoli, 1997).
➢ Penerapan asas black dalam bidang industri salah satunya adalah pada
industri kelapa sawit dimana asas black diterapkan pada alat bernama boiler
yang berungsi untuk memanaskan zat cair atau udara pada suatu wadah.
Didalam pipa dialirkan air panas atau udara panas hasl dari proses pemanasan
Pipa penukar kalor ini akan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air atau
udara yang akan dipanaskan, sehingga disini terjadi perpindahan kalor secara
konveksi dan konduksi. Proses ini berlangsung dengan cara air panas yang
mengalir dalam pipa akan menghantarkan
4. Bandingkan suhu campuran air berdasarkan perhitungan menggunakan azas black
dengan hasil pengukuran praktikum
Diketahui :
V1 = 200 Ml T1 = 43ºC
V2 = 200 Ml T2 = 5 ºC
Tc = 19 ºC
Diketahui :
V1 = 200 Ml T1 = 43ºC
V2 = 200 Ml T2 = 5 ºC
Ditanya: Tc ?
Jawaban :
48 = 2Tc
Tc = 24 ºC
Karena pada data praktikum air tidak langsung dicampurkan ( ada sedikit jeda karena
harus di ukur suhunya dulu ). Hal itu menyebabkan suhunya sudah berubah dengan
suhu pada awal pengukuran akibat kalor menguap ke udara. Sehingga hasilnya jelas
akan berbeda dengan perhitungan azas black.
➢ Massa air dingin dan suhu campuran memiliki suatu hubungan, yang mana
semakin banyak penambahan massa air dingin maka akan semakin rendah
suhu campuran yang didapatkan. Suhu yang tinggi akan melepas kalor pada
benda yang suhunya lebih rendah. Tentu saja dengan syarat kedua zat ini
dicampur jadi satu. Suhu yang rendah akan berfungsi sebagai penerima kalor
dari pelepasan kalor suhu tinggi. Semakin tinggi suhu suatu benda, maka
semakin besar pula kalor yang terserap. Jumlah kalor yang diberikan akan
sama dengan jumlah kalor yang diterima.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan oleh suatu benda yaitu :
1. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari suatu
tempat ketempat lain karena perbedaan suhu. Sedangkan suhu adalah
derajat panas atau dinginnya suatu benda yang dinyatakan dalam
bentuk angka.
2. Menurut hukum asaz black, zat yang suhunya tinggi akan melepaskan
kalor yang akan diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah dengan
besar yang sama.
3. Suhu awal air adalah 29,5˚C, pada menit ke-1 terjadi peningkatan suhu
sebesar 3,5 dan membutuhkan kalor sebesar 2.940 Joule. Pada menit
ke-2 terjadi peningkatan suhu sebesar 3,5˚C dan membutuhkan kalor
sebesar 2.940 Joule. Menit ke-3 terjadi peningkatan suhu sebesar 3,5˚C
dan membutuhkan kalor sebesar 2.940 Joule. Menit ke-4 terjadi
peningkatan suhu sebesar 3,5˚C dan membutuhkan kalor sebesar 2.940
Joule. Menit ke-5 terjadi peningkatan suhu sebesar 3,5˚C dan
membutuhkan kalor sebesar 2.940 Joule. Dan pada menit ke-6 terjadi
peningkatan suhu sebesar 3,5˚C dan membutuhkan kalor sebesar 2.940
Joule.
DAFTAR PUSTAKA
Arisworo, D., Yusa dan Nana Sutresna. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam
untuk SMP NNNNN Kelas VII. Grafindo Media Pratama. Bandung.