Anda di halaman 1dari 7

MENENTUKAN SUHU CAMPURAN

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Lanjut
Dosen Pengampu :
Azizah Anggi Maiyanti, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Afif Emilia (21208030)
2. Diajeng Lyra Adibowo (21208032)
3. Laili Nur Istiqomah (21208034)
4. Aditya Putri Ristanti (21208040)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan suatu suhu campuran pada thermometer.
B. DASAR TEORI

Tentunya kalian sudah mengetahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan
terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Pernahkah kalian
membuat susu atau kopi? Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan menyebar ke seluruh
cairan susu yang dingin,sehingga susu terasa hangat.
Suhu akhir setelah pencampuran antara susu dengan air panas disebut suhu termal
(keseimbangan).
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima
susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi dirumuskan pertama kali oleh
Joseph Black (1728 – 1899). Oleh karena itu, penyataan tersebut juga dikenal sebagai
asas black. Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan
oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

 Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas.
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap
bila dipanaskan.

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:

“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah”.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kalor adalah energi yang dipindahkan
dari benda yang memiliki temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih
rendah sehingga pengukuran kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi.
Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan
melepaskan energi sebesar QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan
menerima energi sebesar QT dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
QLepas = QTerima ………. Pers. (1)
Keterangan:
QLepas = jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat (Joule)
QTerima = jumlah kalor yang diterima oleh zat (Joule)
Persamaan (1) menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor yang
disebut sebagai Asas Black. Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor
jenis suatu zat. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan
dapat ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian, dengan
menggunakan persamaan:
Q = mc∆T ……………… Pers. (2)
besarnya kalor dapat dihitung. Ketika menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa
temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun berarti zat melepaskan
kalor.
Dengan menggunakan persamaan (2), maka persamaan (1) dapat dijabarkan
secara lebih spesifik sebagai berikut.
QLepas = QTerima
m1c1∆T1 = m2c2∆T2 ..… Pers. (3)
dengan ∆T1 = T – Takhir dan ∆T2 = Takhir – T maka kita mendapatkan persamaan
berikut.
m1c1(T1 – Tc) = m2c2(Tc – T2) ….. Pers. (4)
Keterangan:
m1 = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)
m2 = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)
c1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)
c2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)
T1 = suhu mula-mula benda 1 (oC atau K)
T2 = suhu mula-mula benda 2 (oC atau K)
Tc = suhu akhir atau suhu campuran (oC atau K)

Catatan : Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil
kali antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah.
Dengan menggunakan Asas Black, kita dapat menghitung suhu akhir dari dua buah benda
atau zat yang dicampurkan. Selain itu, jika kalor jenis salah satu benda diketahui, kita
dapat mencari kalor jenis benda kedua. Alat yang digunakan untuk mencari kalor jenis
benda atau zat yang menggunakan Asas Black adalah kalorimeter.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Thermometer Celcius
2. Gelas kimia 250mL
3. Batang statif pendek
4. Batang statif panjang
5. Dasar statif
6. Boss head
7. Klem universal
8. Labu Erlenmeyer 100 mL
9. Bunsen
10. Silinder Ukur

BAHAN:
1. Spiritus
2. Air

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Susunlah peralatan seperti gambar.

1. Pasang bosshead dan klem universal pada batang statif dengan kedudukan ±20 cm dari
atas.
2. Isi silinder ukur dengan air 50 ml (m1) kemudian tuangkan ke dalam gelas kimia.
3. Pasang labu erlenmeyer pada klem universal dan isi dengan air 100 ml (m2).
Gunakan silinder ukur untuk mengukur volume air.
4. Ukurlah suhu air dalam gelas kimia dengan termometer dan catat suhunya (t2) pada tabel.
5. Pindahkan termometer ke dalam labu erlenmeyer.
6. Nyalakan api untuk memanaskan air di dalam labu erlenmeyer sampai suhu tertentu t 1 (750
C). Setelah itu matikan api tersebut.
7. Pindahkan kembali termometer ke dalam gelas kimia.

8. Tuangkan air panas tersebut ke dalam gelas kimia. Sambil mengami suhunya, aduk air
tersebut dan Catat suhu air ketika termometer tidak lagi menunjukkan adanya perubahan
suhu. Catat suhu tersebut sebagai suhu campuran (tc).
Catatan:
Cara menuangkan air di dalam gelas erlenmeyer yaitu buka klem universal dari boss head.
Kemudia tuangkan air ke dalam gelas kimia dengan memegang klem universalnya. Bukan
melepas erlenmeyer dari klem universal.
9. Ulangi percobaan ini dengan jumlah air yang berbeda-beda (sesui tabel).
E. HASIL PRAKTIKUM

V1 V2 m1 m2 t1 t2 t3 Q1 = m1.C.(t1-tc) Q2= m2.C.(tc-t2)


(ml) (ml) (kg) (kg) (0C) (0C) (0C) (Joule) (Joule)
100 50 0,1 0,05 75 30 60 0,1 x 4200 x (75- 0,05 x 4200 (60-
60) 30)
100 100 0,1 0,1 75 30 56 0,1 x 4200 x (75- 0,1 x 4200 (56-30)
56)
100 150 0,1 0,15 75 30 48 0,1 x 4200 x (75- 0,1 x 4200 (48-30)
48)

F. PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan di atas, suhu air pada gelas ukur ketika
dicampur dengan air dari labu erlenmeyer akan berubah menjadi hangat. Hal ini terjadi
karena adanya serah terima dari air bersuhu tinggi(m1) ke air bersuhu rendah(m2).
Ketika ada sejumlah kalor yang dilepas atau diterima, aka nada 2 kemungkinan
yang terjadi. Kemungkinan pertama, pada air di gelas ukur terjadi proses penerimaan
kalor. Dan kemungkinan kedua adalah air pada labu Erlenmeyer terjadi proses pelepasan
kalor.
Dari sini, dapat diperoleh teori kebenaran bahwa suhu yang tinggi akan melepas
kalor pada benda yang suhunya lebih rendah. Suhu yang rendah akan berfungsi sebagai
penerima kalor dari pelepasan kalor suhu tinggi. Semakin tinggi suhu suatu benda, maka
semakin besar pula kalor yang terserap. Jumlah kalor yang diberikan akan sama dengan
jumlah kalor yang diterima. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruh besarnya
kalor benda, antara lain : perbedaan suhu, kalor jenis yang dimiliki benda, dan massa
benda.
Pada ketiga percobaan diperoleh hasil bahwa jumlah kalor lepas cenderung lebih
besar dari jumlah kalor yang diterima, hal ini sesuai dengan hukum azas black bahwa
untuk semua pertukaran energy panas (kalor), maka kalor yang diterima materi bersuhu
lebih renda akan sama besar dengan kalor yang dilepas oleh materi bersuhu lebih tinggi.

G. KESIMPULAN
1. Menurut kamu, massa air manakah yang memberikan atau melepaskan energy kalor
panas (kalor) ? Dan mana yang menerima kalor?
Jawab : M1 (massa air pada labu Erlenmeyer)yang melepas energy, sedangkan M2
(massa air pada gelas kimia) yang menerima air
2. Jika Q1= kalor yang dilepaskan Q2= kalor yang diterima dan c = kalor jenis air 4200
joule/Kg.K. hitung Q1 dan Q2, kemudian isikan hasilnya ke dalam kolom yang sesuai
pada table diatas.
V1 V2 m1 m2 t1 t2 tc Q1= m1.c.(t1-tc) Q2= m1.c.(tc-t2)

100 50 0,1 0,05 75 30 60 Q1=0,1×4200×(75- Q2=0,05×4200×(60-


60)= 6.300 30)=6.300

100 100 0,1 0,1 75 30 56 Q1=0,1×4200×(75- Q2=0,1×4200×(56-


56)=7.980 30)=10.920

100 150 0,1 0,15 75 30 48 Q1=0,1×4200×(75- Q2=0,15×4200×(48-


48)=11.340 30)=11.340

3. Bagaimanakah kecenderungan hubungan antara Q1 dan Q2? Berbeda/sama/hampir


sama.
4. Pada percobaan ini, jumlah kalor yang dilepaskan besarnya cenderung sama dengan
jumlah kalor yang diterima, hal ini sesuai dengan hukum azas black. Namun pada
percobaan ke dua terjadi perbedaan besar jumlah kalor, hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor luar seperti suhu ruangan dan ketidaktelitian kami dalam proses
percobaan.

Anda mungkin juga menyukai