Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(ASAS BLACK)

Oleh:

WAHLUL NASRULLOH

(2014111017)

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya termasuk gejala-
gejala alam yang ada, penyebab terjadinya, akibat maupun pemakainnya. Penemuan-
penemuan dalam fisika menjadi dasar bagi industri dan teknologi modern, misalnya
dalam bidang komputer, transportasi, elektronik, kesehatan, dan sebagainya

Setiap benda mempunyai suhu tertentu. Apabila dua benda yang suhunya berbeda
ditempelkan secara merarata maka suatu saat suhu keduanya akan menjadi sama. Hal
yang sama akan terjadi ketika air dingin yang ada di bak mandi dicampur dengan air
panas untuk mendapatkan air hangat. Pada percampuran itu akan dihasilkan air
hangat yang suhunya lebih rendah daripada air mendidih, tetapi lebih tinggi dari air di
bak sebelumnya. Hal ini karena pada peristiwa tersebut terjadi perpindahan kalor.
Jadi, kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari autu tempat ke tempat
lain karena perbedaan suhu (Wijaya et al, 2006).

Terdapat tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan kalor suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut
dinamakan konduksi. Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan oleh perbedaan massa
jenis zat. Sedangkan perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara disebut radiasi
(pancaran). Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk memahami tentang
konsep Asas Black.
1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengenal dan mengetahui tentang suhu dan kalor


2. Mengenal dan mengetahui tentang asas black
3. Mampu menentukan hasil pengukuran suhu dan kalor dengan asas black
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu benda dengn tepat dan menyatakannya dengan angka disebut
termometer. Sebuah termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca berongga yang
berisi zat cair (alkoho atau air raksa), dan bagian atas cairan adalah ruang hampa
udara. Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah
apabila dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah bila
dipanaskan dan berkurang jika didinginkan. Naik turunya zat cair tersebut digunakan
sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda (Rizal,2012).

Proses mendidihnya air melibatkan perpindahan kalor dari sumber ke lingkungan


sekitar. Sumber kalor adalah api, sedangkan dapat dikatakan bahwa semakin besar
nyala api, berarti makin besar kalor yang dimiliki atau semakin lama dipanaskan
maka akan semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberian kalor tersebut,
maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana semakin lama dipanaskan maka
kenaikan suhu semakin tinggi (Herman,2015).

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu,
karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu
kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda
(Halliday dkk, 1985).

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandungnya
juga sangat besar, begitu juga sebalikanya. Hasil percobaan yang sering dilakukan
besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor
yaitu massa jenis, jenis zat (kalor jenis) dan perubahan suhu (Triple,1998).

Bila suatu benda yang temperaturnya berbeda-beda dipersatukan, maka temperature


terakhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada diantara dua temperatur
permukaan tersebut. Suatu zat bahan (material substance) yakni kalorik, terdapat
didalam setiap benda. Sebuah benda pada temperatur tinggi mengandung lebih
banyak kalori dari pada benda temperatur rendah. Bila kedua benda tersebut
disatukan, maka benda yang kaya kalorinya kehilangan sebagian kalorinya yang
diberikan kepada benda lain sampai kedua benda tersebut belum mencapai temperatur
yang sama. Teroi kalorik mampu menjelaskan pencampuran zat-zat didalam sebuah
kalorimeter. Sedangkan kalorimeter tersebut merupakan alat untuk menentukan kalor
jenis suatu zat (Halliday dkk, 1999).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Air jernih
2. Termometer
3. Water bath
4. Jas laboratorium (dibawa praktikan)
5. Buku panduan praktikum (dibawa praktikan)
6. Alat tulis (dibawa praktikan)
7. Kalkulator (dibawa praktikan)

3.1 Langkah Kerja

Siapkan air dingin sebanyak 3 liter ukur


suhunya

Masukan air tersebut pada bak water


bath
Didihkan air menggunakan water bath

Setel suhu air sampai suhu 70˚ C

Ukur suhu air tiap 5 menit sekali


menggunakan termometer sampai suhu
air mencapai 70˚ C

Di tempat terpisah, siapkan air dingin


sebanyak 200 mL dan ukur suhunya

Setelah suhu air mencapai 70˚ C, ambil


sebanyak 200 mL
Campurkan iar bersuhu 70˚ C pada air
dingin

Aduk campuran air tersebut dan ukurlah


suhunya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Waktu ( menit ) Suhu ( ˚C ) Kalor ( Joule )

0 2 0
5 8 50.400
10 12 33.600
15 20 67.200
20 35 126.000
25 46 92.400
30 62 134.400
35 70 67.200

Hitung suhu campuran air dengan asas black. Sebagai petunjuk dalam perhitungan
perhatikan diagram di bawah ini dan cara perhitungannya.

Air pada water bath, 70 ˚C

Suhu akhir, t ˚C

Air dingin, t 0 ˚C

Air pada water bath, t 1 70˚C


Massa m 1= 2 kg

Kalor jenis c 1= 4200 J/kg˚C

Perubahan suhu Δt 1= ( 70-t )˚C

Air melepaskan kalor :

Q lepas = m 1 c 1 Δt 1

= ( 2kg ) × (4200 J/kg˚C ) × ( 70 - t )˚C = 8400 ( 70 - t )

Air dingin, t 0 ˚C

Massa m 2 = 2 kg

Kalor jenis c 2 = 4200 J/kg˚C

Perubahan suhu Δt 2= ( t - t 0 )

Air menerima kalor :

Q terima = m 2 c 2 Δt 2

= ( 2kg ) × (4200 J/kg˚C ) × ( t - t 0 )˚C = 8400 ( t – 2 )

Berdasarkan Asas Black, Q lepas=Qterima

8400 (70 – t) = 8400 (t – 2)

Jadi, suhu akhir yang dapat dicapai adalah t = 36 ˚C

4.2 Pembahasan
Suhu dan kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air berbeda beda tiap menitnya.
Saat memulai proses pemanasan hingga ke menit kelima suhu dan kalor yang
dibutuhkan untuk memanaskan air adalah 6˚C dan 50.400 Joule. Dari menit kelima
hingga menit kesepuluh adalah 4˚C dan 33.600 Joule. Dari menit kesepuluh hingga
ke menit 15 adalah 8 ˚C dan 67.200 Joule. Dari menit 15 hingga menit ke 20 adalah
15˚C dan 126.000 Joule. Dari menit 20 hingga ke menit 25 adalah 11 ˚C dan 92.400
Joule. Dari menit 25 sampai ke mneit 30 adalah 16 ˚C dan 134.400 Joule. Dari menit
30 hingga ke menit 35 adalah 8 ˚C dan 67.200 Joule. Suhu campuran yang didapatkan
menggunakan perhitungan dengan asas black adalah 36 ˚C.

Kalor merupakan suatu energi yang mudah diterima dan mudah dilepaskan sehingga
dapat mengubah temperatur zat menjadi naik atau turun. Kalor juga dapat berpindah
dari satu zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara. Kalor adalah bentuk
energi yang tidak dapat dilihat ataupun terlihat dan juga energi kalor dapat berubah
menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya, gerak, listrik, kimia dan lain-
lain.Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada
sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan menjadi sama. Besarnya
temperatur akhir berada di antara temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini,
kalor berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga
mencapai temperatur setimbangnya (Astra, 2006).

Perpindahan kalor secara konduksi disebabkan oleh koefisien komduktivitas termal,


panjang batang, luas penampang, dan perbedaan suhu antar ujung batang.
Perpindahan kalor secara konveksi disebabkan oleh koefisien konveksi zat, luas
penampang zat yang dipanaskan, perbedaan suhu dari tempat benda dipanaskan
dengan tempat yang ditentukan. Perpindahan kalor secara radiasi disebabkan oleh
koefisien emisivitas, suhu benda, dan luas penampang dari sumber.

Termos panas adalah benda yang hampir semua orang mempunyainya, termos panas
ini bisa mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi. Setrika
listrik juga merupakan penerapan kalor dalam kehidupan sehari hari, energi listrik
diubah menjadi panas yang kemudian akan dikonduksikan oleh alas besi tebal
dibawah setrika.
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :

1. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari suatu tempat
ketempat lain karena perbedaan suhu. Sedangkan suhu adalah derajat panas
atau dinginnya suatu benda yang dinyatakan dalam bentuk angka.
2. Menurut hukum asas black, zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor
yang akan diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah dengan besar yang
sama. Pada praktikum kali ini , suhu akhir yang dapat dicapai adalah t = 36 ˚C
3. Suhu awal air adalah 2 ˚C, pada menit ke-5 terjadi peningkatan suhu sebesar 6
˚C dan membutuhkan kalor sebesar 50.400 Joule. Pada menit ke-10 terjadi
peningkatan suhu sebesar 4 ˚C dan membutuhkan kalor sebesar 33.600 Joule.
Menit ke-15 terjadi peningkatan suhu sebesar 8 ˚C dan membutuhkan kalor
sebesar 67.200 Joule. Menit ke-20 terjadi peningkatan suhu sebesar 15˚C dan
membutuhkan kalor sebesar 126.000 Joule. Pada menit ke-25 terjadi
peningkatan suhu sebesar 11 ˚C dan membutuhkan kalor sebesar 92.400
Joule. Pada menit ke-30 terjadi peningkatan suhu sebesar 16 ˚C dan
membutuhkan kalor sebesar 134.400 Joule dan di menit ke-35 terjadi
peningkatan suhu sebesar 8 ˚C dan membutuhkan kalor sebesar 67.200 Joule.
DAFTAR PUSTAKA

Astra, I dan Setiawan H. 2006. Fisika untuk SMA dan MA kelas 10. Piranti Darama
Kalokatama. Jakarta

Halliday, D dan Robert, R. 1985. Fisika Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga. Jakarta

Halliday, D dan Robert, R. 1999. Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta

Herman. 2015. Penuntun Fisika Dasar 2. Universitas Negeri Makassar. Makassar

Rizal, R. 2012. Suhu. UPI Bandung. Bandung

Tripler, P. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga. Jakarta

Wijaya, A, Suryatin, B, Salirawati, D. 2006. IPA Terpadu VII.A Untuk Sekolah


Menengah Pertama dan MTs Kelas VII. Grasindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai