Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

KAPASITAS KALOR DAN KALOR JENIS

NAMA : IBNU FATHAN RASTRI

NIM : 022000019

DOSEN PENGAMPU : AYU JATI PUSPITASATI, M.Si

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

STTN-BATAN

YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN : 2020/2021


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Praktikum merupakan bagian dari pengajaran yang bertujuan agar pelajar
mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa
yang diperoleh dalam teori. Adanya kegiatan praktikum akan mendorong mahasiswa
mudah memahami materi yang disampaikan oleh pengajar atau dosen.
Untuk mahasiswa vokasi tidak akan jauh dari kegiatan praktikum dalam proses
perkuliahannya. Praktikum yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung tidak
dapat dilakukan karena sedang terjadi pandemi yang melanda sehingga membuat
kegiatan praktikum dilakukan secara daring.
Mahasiswa elektronika instrumentasi dari STTN-BATAN melakukan banyak
praktikum dari berbagai mata kuliah yang telah disediakan. Pada praktikum kali ini
dalam mata kuliah fisika dasar 1 melakukan Percobaan Kapasitas Kalor dan Kalor
jenis secara daring.
Praktikum dilakukan dengan cara menayangkan video percobaan. Kemudian,
dosen menjelaskan kembali apa yang ada di dalam video percobaan tadi dan terdapat
sesi tanya jawab dari mahasiswa dan dosen untuk bagian-bagian yang kurang jelas.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja yang menentukan kalor kapasitas kalor kalorimeter?
 Apa yang menentukan kalor jenis logam menggunakan konsep Asas Black
tentang kekekalan energi?
1.3 Tujuan
 Mahasiswa dapat menentukan kapasitas kalor kalorimeter.
 Mahasiswa dapat menentukan kalor jenis logam menggunakan konsep Asas
Black tentang kekekalan energi.
1.4 Manfaat
Pada praktikum kali ini diharapkan setelah melakukan pratikum, mahasiswa dapat
memahami dengan baik mengenai percobaan melde, terutama pada kapasitas kalor
dan kalor jenis karena kalor tidak jauh dari kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui
tentang kalor dari suatu benda dapat mengidentifikasi berapa banyak energi yang
dikeluarkan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Kalor

Kalor ialah suatu bentuk energi yang dipindahkan oleh benda bersuhu lebih
tinggi ke benda bersuhu lebih rendah (Arisworo dkk, Tanpa Tahun). Perubahan kalor
dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu suatu benda. Jika kalor diberikan pada
suatu benda, suhu benda tersebut akan bertambah. Sebaliknya, jika kalor dilepaskan
oleh suatu benda, suhu benda tersebut akan menurun. Pada selang waktu yang sama,
semakin besar massa zat, semakin banyak kalor yang diserap atau dilepaskan oleh zat
tersebut. Kemudian, dapat ditarik kesimpulan.

a. Kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan massa zat.
b. Kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kenaikan suhu zat
tersebut.
c. Kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kalor jenis zat.
Kalor mengalir dari satu bagian sistem ke bagian yang lain atau dari satu sistem
ke sistem yang lain karena terdapat perbedaan temperature. Secara matematis,
banyaknya kalor yang diserap atau dilepas suatu zat diyatakan melalui persamaan
berikut.
𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇 (1)

dengan :

Q = Kalor (J)

M = Massa zat (kg)

c = Kalor jenis (J/kg oC)

∆T = Kenaikan suhu (oC)

2.2 Kalor Jenis

Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Setiap zat mempunyai nilai
kalor jenis yang berbeda. Nilai kalor jenis air adalah 1 kal/g oC yang dalam SI sebesar
4.200 J/kg oC. hal tersebut berarti diperlukan kalor sebesar 4.200 joule untuk menaikkan
suhu 1 kilogram air sebesar 1oC.
Tabel 1. Kalor jenis logam

No. Nama Logam Nilai kalor jenis (kal/g oC)


1 Alumunium 0,22
2 Seng 0.09
3 Besi 0,11
4 Tembaga 0,09
5 Timah 0,05
6 Timbal 0,03

2.3 Asas balck

Adanya sebuah asas black yang menyatakan bahwa asas black adalah kalor yang
dilepaskan oleh zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang
bersuhu rendah.

Jika sebuah balok logam (massa m1) dipanaskan hingga suhu T1, kemudian
balok dimasukkan ke dalam air dingin pada kalorimeter (dengan massa m2 dan suhu
T2). Saat suhu balok logam turun dan suhu kalorimeter serta air yang ada di dalamnya
meningkat hingga mencapai kesetimbangan termal, suhu sistem adalah T 3. Kalor yang
dilepas oleh balok logam sama dengan kalor yang diterima oleh kalorimeter dan air.
Prinsip kalor ini dinamakan Azas Black yang dinyatakan dalam persamaan berikut.

Qlepas (logam) = Qterima(air+kalorimeter)

m1 S1 (T1 – T3) = m2 S2(T3 - T2) + C(T3 – T2) (2)

S1 merupakan kalor jenis logam dan S2 merupakan kalor jenisdan air (1 kal/goC). C
adalah kapasitas kalor kalorimeter. Berdasarkan persamaan (1), maka kalor jenis logam
adalah :
(𝑚2 +𝑆2 +𝐶)(𝑇3−𝑇2)
S1 = (3)
𝑚1 (𝑇1−𝑇3 )

2.4 Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu zat sebesar 1oC. Kalor yang diberikan kepada gas untuk menaikkan suhunya dapat
dilakukan pada tekanan tetap (isobaric) atau pada volume tetap (isohorik) (Pauliza,
2008). Dengan menganggap bahwa nilai kalor jenis logam dan air bernilai sama, maka
kapasitas kalor kalorimeter dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
𝑚1 (𝑇1 −𝑇3 )
C= (𝑇3−𝑇2 )
− (𝑚2 ) (4)
Tabel 1 menunjukkan nilai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air dan besi
pada berbagai massa 1 oC.

____________________Tabel 2. Kapasitas Kalor Air dan Besi______________________

Zat/Massa Kalor untuk menaikkan Kapasitas Kalor Kapasitas Kalor/Massa


o
_____________suhu sebesar 1 C (kkal)___________(kkal/ oC)________(kkal/kg oC)____

Air 2 kg 2 2 1

5 kg 5 5 1

20 kg 20 20 1

Besi 0,5 kg 0,055 0,055 0,111

4 kg 0,444 0,444 0,111

10 kg 1,111 1,111 0,111


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Pada percobaan kali ini digunakan 13 jenis alat, yaitu Pemanas listrik berjumlah
1, Panci uap berjumlah 1, Pemanas dua lapis berjumlah 1, Dudukan pemanas berjumlah
1, Benang, Air, Kalorimeter berjumlah 1, Tutup kalorimeter berjumlah 1, Set logam
berjumlah 1, Neraca ohaus berjumlah 1, Termometer berjumlah 1, Cangkir stainless
berjumlah 1, Sumbat karet besar berjumlah 1, Sumbat karet kecil berjumlah 1, dan
selang silikon berjumlah 2.

Gambar 1. Alat dan Bahan yang digunakan

3.2 Langkah Kerja

 Percobaan Kapasitas Kalor Kalorimeter


Pertama, kalorimeter dikeringkan termasuk termometer dan massa
kalorimeter mi diukur menggunakan neraca ohaus. Cangkir yang ada di dalam
kalorimeter dikeluarkan. Air dingin diisikan ke dalam cangkir sebanyak 50 ml.
cangkir kembali dimasukkan ke dalam kalorimeter. Massa kalorimeter dan air
(termasuk termometer) mc, kemudian massa air dingin dihitung m2 = (mc – mi).
termometer dimasukkan ke daalm cangkir kalorimeter, suhu air dingin T 2
diukur. Air ke dalam cangkir stainless dituang, kemudian cangkir diletakkan
diatas pemanas hingga mendidih dan catat suhu air mendidih T 1. Air yang telah
mendidih dimasukkan ke dalam cangkir kalorimeter yang berisi air dingin
sebanyak 100 ml, kemudian kalorimeter ditutup dengan rapat. Termometer
diamati dan dicatat suhu setimbangnya T3 (saat suhu tidak lagi berubah). Massa
total kalorimeter mh ditimbang setelah ditambah air panas menggunakan neraca,
kemudian massa air panas dihitung m1 = (mh – mc). Langkah pertama dan
sebelumnya diulangi. Kapasitas kalor kalorimeter dihitung menggunakan
persamaan (4) dengan mengangap massa logam setara dengan massa air panas
dan rata-rata nilai kapasitas kalor kalorimeter dihitung.

 Percobaan Kalor Jenis Logam


Kapasitas kalor kalorimeter C dan massanya mi dicatat. Rangkaian
disusun seperti gambar 2. Bejana uap diisi dengan air. Massa masing-masing
logam mi. Percobaan ini, 5 jenis logam yang berbeda digunakan, yaitu
alumunium, seng, besi, tembaga dan timah. Air dingin dituang ke dalam
kalorimeter hingga logam tenggelam. Massa total kalorimeter mc (meliputi tutup
kalorimeter dan thermometer) dan air dingin diukur. Massa air dingim adalah
dari m2 = (mc - mi). suhu dingin di dalam kalorimeter T2 diukur. Logam di dalam
tabung uap digantungkan dengan mengikatnya pada sumbat karet, termometer
dimasukkan melalui sumbat karet. Suhu logam yang dipanaskan adalah T 1.
Logam diletakkan didekat dengan termometer. Potongan logam dipindahkan
dari tabung uap ke kalorimeter saat suhu mencapai 90oC – 92oC. Suhu akhir
campuran T3 dicatat. Kalor jenis logam S1 dihitung menggunakan persamaan
(3). Dan langkah 2 - 6 diulangi untuk setiap jenis logam. Nilai kalor jenis logam
hasil percobaan dihitung dan nilai referensi dibandingkan.

Gambar 2. Rangakaian percobaan kalor jenis logam


3.3 Diagram Alir

 Percobaan Kapasitas Kalor Kalorimeter


Masukkan
Keluarkan
Keringkan termometer ke
cangkir dan isi
kalorimeter dan dalam cangkir
air, kemudian
ukur massa kalorimeter,
ukur mc dan
kalorimeter ukur suhu air
hitung m2
dingin T2

Timbang massa Masukkan air yang Tuang air ke dalam


total kalorimeter mendidih ke dalam cangkir stainless,
mh setelah air cangkir kalorimeter kemudian letakkan
panas yang berisi air dingin cangkir diatas pemanas

Ulangi langkah Hitung


pertama dan kapasitas kalor
sebelumnya kalorimeter

 Percobaan Kalor Jenis Logam

Ukur massa
Catat kapasitas Susun Isi bejana logam dengan 5
kalor dan rangkaian dengan air jenis logam
massanya berbeda

Gantungkan
Tuang air dingin logam di dalam Pindahkan
Ukur suhu
ke dalam kalori tabung uap potongan logam
dingin di dalam
dengan dari tabung uap
meter kalorimeter
menyumbatkan ke kalorimeter
karet

Ulangi langkah
Hitung kalor 2 -6 untuk
jenis logam semua jenis
logam
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data dan Perhitungan

4.1.1 Penghitungan kapasitas kalor kalorimeter C

m1 = mh – mc = 475,2 – 399,3 = 75,9 gram


𝑚1 (𝑇1 −𝑇3 ) 75,9 (96,1− 38,1)
C1 = (𝑇3−𝑇2 )
− (𝑚2 ) = – (40,1) = 349,5 kal/oC
38,1− 26,8

Tabel 3. Nilai Kapasitas kalor kalorimeter

No Kapsitas Nilai
kalor
1. C1 349,5 kal/oC
2. C2 215,0 kal/oC
3. C3 356,1 kal/oC
4. Crata-rata 306,9 kal/oC
4.1.2 Penghitungan kalor jenis logam S

Kalor jenis air = 1 kal/g oC


(𝑚2+𝑆2 +𝐶)(𝑇3−𝑇2) (187,33+1+306,9)(28,3−26,9)
Saluminium = = = 0,28 kal/g oC
𝑚1 (𝑇1−𝑇3 ) 48,7 (78,6−28,3)

Tabel 4. Nilai Kalor jenis logam

No. Kalor jenis Nilai


1. Saluminium 0,28 kal/g oC
2. Stimbal 0,10 kal/g oC
3. STembaga 0,54 kal/g oC
4.1.3 Nilai error
(𝑆−𝑆𝑜) (0,28−0,22)
erroraluminium (%) = 𝑥 100 = 𝑥 100 = 27,3
𝑆𝑜 0,22

Tabel 5. Nilai error

No Logam Nilai error (%)


1. Aluminium 27,3
2. Timbal 233,3
3. Tembaga 500
4.2 Pembahasan

Pada percobaan kapasitas kalor kalorimeter dilakukan pengambilan data hanya 3


kali. Untuk titik didih air hanya mencapai sampai 96,2 oC yang tertinggi diantara ketiga
titik didih yang dilakukan. Setelah nilai C dari ketiga data didapatkan dan dibuat nilai
rata-rata dari ketiga C, Crata-rata akan digunakan untuk penghitungan di kalor jenis.

Percobaan kalor jenis hanya menggunakan 3 jenis berbeda, yaitu Aluminium,


Timbal, dan Tembaga. Saat percobaan berlangsung suhu tidak mencapai 90-92oC hanya
tetap pada suhu 78,6 oC karena air yang digunakan sudah habis.

Pada penghitungan kalor jenis (S) yang telah dilakukan berbeda dengan nilai
referensi (So) yang ada karena perbedaan antara nilai kalor jenis dan nilai kalor jenis
referensi dilakukan penghitungan lagi untuk mengetahui nilai errornya. Kalor jenis
aluminium didapatkan lebih tinggi dari nilai referensi aluminium dengan selisih 0,06.
Kalor jenis timbal ditemukan bahwa nilai kalor jenis timbal lebih tinggi dari nilai
referensi timbal dengan selisih 0,06. Dan kalor jenis tembaga juga lebih tinggi dari nilai
referensi tembaganya denagn selisih 0,45. Untuk nilai referensi dan kalor jenisnya
sudah dalam satuan yang sama yaitu kal/g oC.

Ketiga kalor jenis yang berbeda ini terjadi karena nilai referensinya
menggunakan logam baru atau masih baik sedangkan pada ketiga logam tersebut sudah
digunakan berkali-kali untuk praktikum. Selain logam yang sudah digunakan lama,
kandungan dalam logam yang digunakan bisa saja terdapat perbedaan komposisinya
atau kandungan suatu logam tidak benar-benar murni. Seperti yang telah dijelaskan
diatas bahwa suhu logamnya yang tidak mencapai 90-92oC bisa menjadi faktor yang
mempengaruhi perbedaan kalor jenis logam dan kalor jenis hasil percobaan.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

 Kapasitas kalor kalorimeter pertama (C1) sebesar 349,5 kal/ oC


 Kapasitas kalor kalorimeter kedua (C2) sebesar 214,1 kal/ oC
 Kapasitas kalor kalorimeter ketiga (C3) sebesar 356,1 kal/ oC
 Kalor jenis aluminium sebesar 0,28 kal/g oC
 Kalor jenis tembaga sebesar 0,10 kal/g oC
 Kalor jenis timbal sebesar 0,45 kal/g oC

5.2 Saran

 Praktikum menampilkan peranan mahasiswanya


 Pengambilan poin-poin penting lebih diperjelas
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Hamid, Ahmad Abu. 2007. Kalor dan Temodinamika. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Nabawiyah, Khilafatin dan Ahmad Abtokhi. 2010. Penentuan Nilai Kalor Bahan
Bakar Kayu sesudah Pengarangan serta Hubungannya dengan Nilai Porositas
Zat Padat. Jurnal Neutrino, Vol. 3, No. 1. 44 - 55.

Engineeringtoolbox. 2014. Specific Heat of some Metal. [online].

https://www.engineeringtoolbox.com/specific-heat-metals-d_152.html. (diakses
24 November 2020)

Arsiworo, Djoko., Sutresna, Nana & Yusa. Tanpa Tahun. Ilmu Pengetahuan Alam

(Fisika, Biologi, Kimia). [e-book]. Bandung: Grafindo Media Pratama.


https://books.google.co.id/books?id=RkogFA_QqQ4C&pg=PA108&dq=kalor+j
enis&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiJureIl5rtAhXGH7cAHW3RBP0Q6AEwA3
oECAIQAg#v=onepage&q=kalor%20jenis&f=false. (diakses 24 November
2020)

Pauliza, Osa. 2008. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan. [e-book]. Bandung:

Grafindo Media Pratama.


https://books.google.co.id/books?id=bpR0GTt7lLYC&pg=PT78&dq=kapasitas
+kalor&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiUiu7Zl5rtAhUWILcAHdOHCKMQ6AE
wAHoECAYQAg#v=onepage&q=kapasitas%20kalor&f=false. (diakses 24
November 2020)

Prasodjo, Budi dkk. 2006. Seri IPA Teori dan Aplikasi Fisika. [e-book]. Jakarta:

Yudhistira.
https://books.google.co.id/books?id=Homc9XiPzaUC&pg=PA98&dq=asas+bla
ck&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjG7vuUmprtAhVSg-
YKHWhZBlAQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=asas%20black&f=false.
(diakses 24 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai