Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum “Panas Jenis Zat Padat”

Modul K2 – Panas Jenis Zat Padat


Naysilia Fawnia Putri/22612017
Asisten: Jamilatusholikhah
Tanggal praktikum: 16 September 2022
Kimia – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Kimia merupakan ilmu tentang materi, sifatnya, strukturnya, perubahan atau
reaksinya serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Meteri terdiri atas atom-atom berupa
ion yang tersusun dengan posisi sangat dekat dan dapat membentuk zat padat. Panas jenis atau
kalor jenis merupakan besaran fisis yang berkaitan dengan jumlah energi yang dibutuhkan oleh
satu mol zat untuk dinaikkan suhunya sebesar 1K. Perubahan energi dapat mengakibatkan kalor
atau panas dan gerak. Setiap material mampu melepaskan atau menyerap panas. Pengujian panas
jenis zat padat dilakukan dengan dua jenis logam berbeda yang dipanaskan dan dimasukkan
kedalam air dengan suhu kamar. Setiap reaksi perubahan suhu dicatat dan diamati untuk
dilakukan Analisa. Hasil pengujian membuktikan asas Black yaitu zat dengan suhu yang lebih
tinggi akan melepaskan kalor dan zat dengan suhu yang lebih rendah akan menerima kalor hingga
terjadi keseimbangan.
Kata kunci— kalor, kalorimeter, energi, temperature, logam

I. PENDAHULUAN
Praktikum Fisika Dasar bertujuan untuk melatih keterampilan dalam menerapkan teori yang yang
berlaku pada cabang ilmu fisika. Praktikum Fisika Dasar wajib dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
agar percobaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.
Praktikum fisika dasar yang mengambil tema Penentuan Panas Jenis Zat Padat bertujuan untuk
mengetahui nilai kalor yang dimiliki oleh suatu benda/material. Praktikum yang dilaksanakan ini juga
akan menambah wawasan keilmuan, menambah pengalaman, serta menambah kemampuan praktek dan
teori perhitungan panas tersebut.

Kimia merupakan ilmu tentang materi, sifatnya, strukturnya, perubahan/reaksinya serta energi yang
menyertai perubahan tersebut. Kimia secara khusus dibagi menjadi beberapa bidang utama, yaitu: kimia
analisis, kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik, dan biokimia ().

Ilmu Kimia mengkaji sifat zat, dan secara khusus mempelajari reaksi yang mentransformasi satu zat
menjadi zat lain. Kimia menyediakan pedoman untuk menyesuaikan sifat-sifat zat yang ada agar dapat
memenuhi beberapa kebutuhan atau penerapan khusus dan menciptakan bahan yang benar-benar baru
yang dirancang sejak awal agar memiliki sifat tertentu yang diinginkan. Melalui semua keberhasilan itu,
kimia telah memberi andil yang luar biasa dalam perbaikan produk pertanian, pengendalian penyebaran
penyakit, peningkatan produksi energi, dan penurunan pencemaran lingkungan.

Perlu dipahami bahwa perubahan energi dapat mengakibatkan kalor/panas dan gerak. Kalor
adalah perpindahan perpindahan energi yang terjadi antara sistem dengan lingkungan karena perbedaan
suhu/temperatur. Suhu berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah secara terus
menerus sehingga terjadi keseimbangan.

Kalor berasal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent
lavoiser (1743– 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan
jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Akbar, 2010).

Besarnya kalor dapat dihitung dengan rumus:


Q = m x c x T atau q = C x T

Dimana:
q = kalor (J)
m = massa zat (gram)
c = kalor pelarut (J/g K)
C = kapasitas kalor
T = perubahan suhu (T2-T1)

Dari rumus tersebut dapat dijabarkan (c) adalah banyaknya kalor (q) yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu (T) dalam satuan massa (m) benda sebesar 1. Kalor jenis pada suatu material adalah
kemampuan suatu material untuk menyerap atau melepaskan kalor. Semakin tinggi kalor jenis suatu
material maka akan semakin kecil kemampuan material tersebut untuk melepaskan atau menyerap kalor.
Sebaliknya jika semakin kecil kalor jenis material, maka akan semakin besar kemampuan material
tersebut untuk melepaskan atau menyerap kalor. Kalor jenis adalah suatu bentuk energi yang bergantung
pada suhu. Perubahan suhu dan wujud air pada tekanan tetap (1 atm) dapat dilihat pada grafik berikut:

Sumber grafik: Putri Mahmudah (www.utakatikotak.com)

Proses Q1, terjadi perubahan suhu dari (-) C menjadi 0 C dan berwujud padat. Kemudian pada
Q2 dapat terjadi perubahan wujud dari padat ke cair dengan tidak ada perubahan suhu. Proses Q3
perubahan suhu dari 0 C menjadi 100 C dengan wujud cair. Pada proses Q4 dengan suhu yang tetap,
wujud cair berubah menjadi uap (menguap). Terakhir pada proses Q5, air berwujud uap air dengan
kenaikan suhu menerus hingga penambahan kalor terhenti.
Untuk menentukan kalor jenis zat instrument yang digunakan adalah kalorimeter, yaitu alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada suatu system. Asas Black menyatakan bahwa
bila dua jenis zat A dan zat B dengan temperature suhu yang berbeda, bila dicampurkan maka zat dengan
temperature suhu lebih tinggi akan melepaskan kalor (panas) dan zat yang memiliki temperature suhu
lebih rendah akan menerima kalor. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus hingga dicapai
temperature suhu yang seimbang. Dengan demikian wujud dari persamaan Black adalah:

Qlepas = Qditerima

Qb = Qa + Qc

(𝑚𝑏 ∙ 𝑐𝑏 ∙ ∆𝑇𝑏 ) = (𝑚𝑎 ∙ 𝑐𝑎 ∙ ∆𝑇𝑎 ) + (𝑚𝑐 ∙ 𝑐𝑐 )

Dimana Qb = energi kalor pada zat padat, Qa = Energi kalor pada air dan Qc = energi kalor pada
kalorimeter (kalori dan pengaduk), sehingga

[𝑚𝑏 ∙ 𝑐𝑏 ∙ ∆𝑇𝑏 ] = [𝑚𝑎 ∙ 𝑐𝑎 ∙ ∆𝑇𝑎 ] + [(𝑚𝑝 ∙ 𝑐𝑝 ) + (𝑚𝑘 ∙ 𝑐𝑘 ) ∙ ∆𝑇𝑐 ]


[𝑚𝑏 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (𝑇𝑏 − 𝑇2 )] = [𝑚𝑎 ∙ 𝑐𝑎 ∙ (𝑇2 − 𝑇𝑎 )] + [(𝑚𝑝 ∙ 𝑐𝑝 + 𝑚𝑘 ∙ 𝑐𝑘 ) ∙ (𝑇2 − 𝑇𝑐 )]

Keterangan:
mb = massa benda padat (gram)
mp = massa pengaduk (gram)
mk = massa kalorimeter (gram)
ma = massa air (gram)
ca = panas jenis air (J/g C atau kal/g. C)
cb = panas jenis zat padat (J/g C atau kal/g. C)
ck = panas jenis kalorimeter (J/g C atau kal/g. C)
cp = panas jenis pengaduk (J/g C atau kal/g. C)
Tb = suhu awal zat padat (C)
Ta = suhu awal air dalam kalorimeter (C)
Tc = suhu awal kalorimeter (C)
T2 = suhu akhir sistem (C)

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat yang memiliki
temperature lebih tinggi akan diterima oleh zat yang memiliki suhu lebih rendah. Untuk benda yang
menerima kalor lebih dari satu jenis maka penerimaan kalor akan ditentukan oleh kalor jenis benda. Suhu
yang akan turun adalah sebesar TA = TA - TC dan suhu benda B akan naik sebesar TA = TC – TB.

Peristiwa perpindahan panas jenis zat yang dapat diamati misalnya memasak air menggunakan
kompor dan panci logam. Panas api akan merambat melalui logam dan meneruskannya ke molekul
molekul air, dimana logam mempunyai sifat penghantar panas yang baik.

II. METODE PRAKTIKUM

Langkah-langkah percobaan

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Menghidupkan kompor listrik dan letakkan gelas beker berisi air 100 mL diatasnya

3 Menimbang dan mencatat massa zat logam (alumunium dan besi)

4 Menimbang dan mencatat massa kalorimeter kosong dan alat pengaduk)

Mengisi kalorimeter dengan air hingga ketinggian yang menyebabkan logam dapat
5 tenggelam, kemudian timbang kalorimeter dan catat massa air

6 Memasukkan zat logam besi ke dalam bejana didih (gelas beker)

Mendinginkan kalorimeter yang berisi air ke dalam pendingin hingga suhunya


7 dibawah suhu kamar
8 Membersihkan dinding luar kalorimeter agar tidak ada embun yang melekat

9 Memasukkan kalorimeter pada tempatnya dan catat suhu awal

10 Mengangkat zat logam besi dari bejana didih ke dalam kalorimeter

Alat dan bahan :

Gambar 1. Neraca ohaus


Gambar 2. Kalorimeter dan pengaduk
Sumber; Milik pribadi
Sumber :m.id.aliexpress.com

Gambar 3. Gelas beker Gambar 4. Termometer


Sumber; amongguru.com Sumber; alatperagalab.com
Gambar 5. Kompor listrik Gambar 6. Kulkas
Sumber; Milik pribadi Sumber; alatkesehatan.id

Gambar 7. Logam Al dan Fe


Sumber; blibli.com

III. DATA PERCOBAAN

No Logam Massa Massa Massa Massa Suhu Suhu Suhu T


Logam Kalorim Pengad Air (g) awal Awal Air Akhir Air (T2-T1)
(g) eter (g) uk (g) Logam (t1) (C) (t2) (C)
tb) (C) (C)

1 100 95 7 14 7
2 Fe 59,4 2,71 0,45 100 96 7 14 7
3 100 96 6 15 9
4 100 90 10 17 7
5 Al 23,4 2,71 0,45 100 91 4 12 8
6 100 93 8 15 7
IV. ANALISIS DATA
1. Menghitung nilai kalor jenis kalorimeter (Ck) bahan alumunium (al)

0,2297

Ck

0,2220
100 25 0

100° − 0° 0,2297 − 0,2220


=
100° − 25° 0,2297 − 𝐶𝑘

𝐶𝑘 = 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

Menghitung nilai kalor jenis pengaduk (Cp) bahan besi (fe)

0,1168

Cp
0,1055
100 25 0

100° − 0° 0,1168 − 0,1055


=
100° − 25° 0,1168 − 𝐶𝑝

𝐶𝑝 = 0,10832 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

2. Menghitung kalor jenis benda (cb) masing masing logam


a. Logam besi (Fe)
𝑚𝑏 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (𝑡𝑏 − 𝑡2) = 𝑚𝑎 ∙ 𝑐𝑎 + 𝑚𝑘 ∙ 𝑐𝑘 + 𝑚𝑝 ∙ 𝑐𝑝) (𝑡2 − 𝑡1)

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (95°𝐶 − 14°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
59,4 ∙ 81 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4811,4 𝑐𝑏 = 704,5891
𝑐𝑏 = 0,146442 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (96 − 14)


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
59,4 ∙ 82 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4870,8 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,144658 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (96°𝐶 − 15°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (9°𝐶)
54,9 𝑔 ∙ 81 ∙ 𝑐𝑏 = 905,9002 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4811,4 ∙ 𝑐𝑏 = 905,9002 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,188282 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

a. Logam Alumunium

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (90°𝐶 − 17°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 73 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1708,2 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,412475 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (91°𝐶 − 12°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (8°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 79 ∙ 𝑐𝑏 = 805,2446 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1848.6 ∙ 𝑐𝑏 = 805,2446 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,435597 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (93°𝐶 − 15°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 78 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1825,2 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,386034 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

3. Menghitung rerata dan ketidakpastian kalor jenis benda logam


a. Logam Fe
𝑐𝑏 ̅̅̅
𝑐𝑏 − 𝑐𝑏 ̅̅̅ )2
(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏
0,14 -0,01 0,0001
0,14 -0,01 0,0001
0,18 0,03 0,0009
∑ 𝑐̅𝑏 = 0,46 ̅̅̅
∑(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏)2 = 0,0011

∑ ̅𝑐̅̅𝑏̅ 0,46
𝑐̅𝑏 = = = 0,1533
3 3

̅̅̅ )2
∑(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏 0,0011
∆𝑐̅𝑏 = √ = √ = 0,2345
𝑛−1 3−1

Jadi, 𝑐̅𝑏 ± ∆𝑐̅𝑏 = 0,15 ± 0,23 kal/gr C


b. Logam Al
𝑐𝑏 ̅̅̅
𝑐𝑏 − 𝑐𝑏 ̅̅̅ )2
(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏
0,41 0,01 0,0001
0,43 0,03 0,0001
0,38 - 0,02 0,0004
∑ 𝑐̅𝑏 = 1,22 ̅̅̅
∑(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏)2 = 0,0006

∑ ̅𝑐̅̅𝑏̅ 1,22
𝑐̅𝑏 = = = 0,4066
3 3

̅̅̅ )2
∑(𝑐𝑏 − 𝑐𝑏 0,0006
∆𝑐̅𝑏 = √ = √ = 0,0173
𝑛−1 3−1

Jadi, 𝑐̅𝑏 ± ∆𝑐̅𝑏 = 0,40 ± 0,02 kal/gr C

V. PEMBAHASAN

Pelaksanaan praktikum panas jenis zat padat dimulai dengan mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan. Setelah alat sudah siap dan lengkap maka dimulai dengan menimbang berat kalorimeter yang
sudah dibersihkan. Kemudian timbang pengaduknya.
Selanjutnya mengisi kalorimeter dengan air sebanyak ± 100 ml sehingga bahan logam dapat
tenggelam dengan sempurna. Lalu timbang kalorimeter dan catat massa airnya. Dinginkan kalorimeter
yang telah berisi air kedalam pendingin hingga berada pada suhu kamar (25 C). Sementara itu masukkan
juga benda logam kedalam bejana didih dan panaskan selama ± 10 menit.
Setelah ±10 menit keluarkan kalorimeter dari pendingin, amati dan catatlah suhu kalorimeter
tersebut. Suhu tersebut akan dijadikan acuan suhu awal kalorimeter. Setelah itu angkat logam dari bejana
didih dan dengan cepat masukkan kedalam kalorimeter. Aduk air dan logam dalam kalorimeter dengan
menggunakan pengaduk. Amati dan catat suhu akhir. Lalu timbanglah kalorimeter yang telah berisi air
dan logam panas, amati dan catat berat kalorimeter.

No Logam Massa Massa Massa Massa Suhu Suhu Suhu T


Logam Kalorim Pengad Air (g) awal Awal Air Akhir Air (T2-T1)
(g) eter (g) uk (g) Logam (t1) (C) (t2) (C)
tb) (C) (C)

1 100 95 7 14 7
2 Fe 59,4 2,71 0,45 100 96 7 14 7
3 100 96 6 15 9
4 100 90 10 17 7
5 Al 23,4 2,71 0,45 100 91 4 12 8
6 100 93 8 15 7

Tabel 1. Data Percobaan Panas Jenis Zat Padat


Tabel diatas menyajikan data hasil dari pengujian sebanyak 6 kali percobaan dengan menggunakan
2 zat padat yang berbeda yaitu besi (fe) dan Alumunium (al), dan variabel masa air dan suhu yang berbeda
pada setiap percobaan. Untuk setiap percobaan logam, digunakan dua massa air yang sama, yaitu 100
gram. Untuk pengujian massa airnya digunakan 3 tingkatan suhu yang berbeda sesuai dengan tabel diatas.

Pelaksanaan praktikum ini dititikberatkan pada kajian analisi data penentuan nilai panas jenis benda
menggunakan formula rumus asas Black. Langkah pertama adalah menentukan nilai panas jenis air (Ca),
panas jenis kalorimeter (Ck) dan panas jenis pengaduk (Cp).

Nilai kalor jenis kalorimeter (Ck) bahan alumunium (Al)

0,2297

Ck

0,2220
100 25 0

100° − 0° 0,2297 − 0,2220


=
100° − 25° 0,2297 − 𝐶𝑘

𝐶𝑘 = 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

Nilai kalor jenis pengaduk (Cp) bahan besi (Fe)

0,1168

Cp

0,1055
100 25 0

100° − 0° 0,1168 − 0,1055


=
100° − 25° 0,1168 − 𝐶𝑝

𝐶𝑝 = 0,10832 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

Kalor jenis benda (cb) masing masing logam

a. Logam besi (Fe)


𝑚𝑏 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (𝑡𝑏 − 𝑡2) = 𝑚𝑎 ∙ 𝑐𝑎 + 𝑚𝑘 ∙ 𝑐𝑘 + 𝑚𝑝 ∙ 𝑐𝑝) (𝑡2 − 𝑡1)

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (95°𝐶 − 14°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
59,4 ∙ 81 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4811,4 𝑐𝑏 = 704,5891
𝑐𝑏 = 0,146442 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (96 − 14)


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
59,4 ∙ 82 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4870,8 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5981 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,144658 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

59,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (96°𝐶 − 15°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 2,71 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (9°𝐶)
54,9 𝑔 ∙ 81 ∙ 𝑐𝑏 = 905,9002 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
4811,4 ∙ 𝑐𝑏 = 905,9002 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,188282 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

b. Logam Alumunium

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (90°𝐶 − 17°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 73 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1708,2 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,412475 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (91°𝐶 − 12°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (8°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 79 ∙ 𝑐𝑏 = 805,2446 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1848.6 ∙ 𝑐𝑏 = 805,2446 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,435597 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

23,4 𝑔 ∙ 𝑐𝑏 ∙ (93°𝐶 − 15°𝐶 )


= 100 𝑔 ∙ 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 27,1 𝑔 ∙ 0,223925 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶 + 0,45 𝑔
∙ 0.108325 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶) ∙ (7°𝐶)
23,4 𝑔 ∙ 78 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
1825,2 ∙ 𝑐𝑏 = 704,5891 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
𝑐𝑏 = 0,386034 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶

VI. KESIMPULAN
Kalorimeter digunakan untuk mengetahui adanya suhu pada kalor serta mengukur jumlah kalor pada suatu
perubahan reaksi kimia. Kalorimeter mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar yang
dimasukkan ke dalam air suling. Akibat perbedaan potensial, atom logam saling bertumbukkan akan
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik mamperoleh energi. Nilai dari panas jenis zat padat
merupakan karakteristik termal suatu benda yang menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1Kg zat sebesar 1K. Panas jenis dari logam Fe dari tiga kali percobaan didapat hasil rata-
rata 0,15 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶. Kemudian panas jenis dari logam Al dengan tiga kali percobaan didapat hasil rata-rata
0,40 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔 °𝐶
DAFTAR PUSTAKA
[1] UII. Fakultas MIPA. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar I.
[2] Budiman, Yosef. 2020. Laporan Praktikum Fisika Dasar I. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Universitas Islam Indonesia. Jogjakarta
[3] ITS. 2018. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. Kinematika Dinamika – Rotasi Getaran Fluida.
Departemen Fisika Fakultas Ilmu Alam. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya
[4] Setyani, Indah. 2017. Laporan Praktikum Kalor Jenis Zat Padat. Jogjakarta
[5] HermanAnis.com. Kalor Jenis. Diakses pada 21 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai