Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Modul Praktikum – Tegangan Muka


FIKRI FADHLURROHMAN / 19521072
Asisten: NAFIS
Tanggal praktikum: 16 JUNI 2020
Jurusan – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

cairan karena gaya tarik menarik yang terjadi di dalam


Abstrak— Tegangan permukaan disebabkan oleh cairan lebih kuat dibandingkan dengan gaya tarik menarik
adanya interaksi yang terjadi antar molekul-molekul zat yang ada di atas permukaan cairan. Dalam hal ini terdapat
cair di permukaan zat cair tersebut. Pada permukaan zat dua besaran yaitu Tegangan Muka dan Tenaga Muka.
cair mempunyai beberapa sifat yang khusus diantaranya Tegangan muka adalah usaha yang diperlukan untuk
menambah luas permukaan dengan satu satuan luas. Satuan
adalah adanya gaya kohesi dan gaya adhesi. Pada dasarnya,
yang menyatakan nilai tegangan muka biasanya adalah
gaya adhesi sendiri lebih kecil dibandingkan dengan gaya Joule/m2. Sedangkan tenaga muka adalah jumlah komponen
kohesi, sehingga molekul-molekul yang berada di yang sejajar permukaan dan resultan gaya kohesi yang tidak
permukaan zat cair akan cenderung masuk ke dalam zat dapat terimbangi pada molekul dalam lapisan permukaan
cair tersebut. tiap satuan panjang. Satuan tenaga muka biasanya
Kata kunci— tegangan, permukaan, tenaga, gaya, tarik- dinyatakan dengan Newton/m. Untuk mencari nilai
menarik, molekul, metode tegangan muka sendiri dapat dilakukan dengan dua cara
atau dua metode, yaitu metode tekanan maksimum
gelembung dan metode kenaikan pipa kapiler.
Pertama, metode tekanan maksimum gelembung
I. Pendahuluan
dilakukan dengan cara menyamakan tekanan yang bekerja
Praktikum yang berjudul “Tegangan Muka” antara gelas beker dan manometer dalam keadaan
dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengertian dasar setimbang. Selanjutnya, dengan menurunkan air di dalam
dari tegangan muka dan menentukan tegangan muka buret ke dalam erlenmeyer sehingga akan menaikkan
dengan cara, tekanan maksimum dan kenaikan kapiler. tekanan udara di dalam pipa kapiler. Ketika di dalam pipa
Tegangan permukaan disebabkan oleh adanya kapiler muncul gelembung udara, maka terjadilah tegangan
interaksi yang terjadi antar molekul-molekul zat cair di yang dapat dihitung dengan persamaan:
permukaan zat cair tersebut. Pada permukaan zat cair
mempunyai beberapa sifat yang khusus diantaranya adalah 1
adanya gaya kohesi dan gaya adhesi. Di dalam zat cair, satu H= rρg (h2−h 1)
molekul selalu dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya 2
yang sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik
antar molekul adalah sama. Gaya tarik menarik ini disebut Keterangan:
dengan gaya kohesi. Pada permukaan zat cair, terjadi gaya H = Tegangan Permukaan (N/m)
tarik menarik antar molekul zat cair dengan molekul di r = Jari-Jari pipa kapiler
udara. Gaya tarik menarik ini disebut dengan gaya adhesi. ρ = massa jenis air (kg/m3)
Pada dasarnya, gaya adhesi sendiri lebih kecil dibandingkan g = percepatan gravitasi (m/s2)
dengan gaya kohesi, sehingga molekul-molekul yang h2 = Kedalaman pipa kapiler yang digunakan (m)
berada di permukaan zat cair akan cenderung masuk ke h1 = selisih tinggi permukaan cairan manometer (m)
dalam zat cair tersebut. Namun, dalam masalah ini tidak
tepat, karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan Kedua, metode kenaikan pipa kapiler dilakukan
permukaan zat cair untuk mengimbangi. dengan cara mencelupkan pipa kapiler ke dalam cairan
Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau yang ada di gelas beker, kemudian menutup celah bagian
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan atas pada pipa kapiler dan pipa kapiler tersebut diangkat.
yang luas permukaannya lebih kecil atau adanya usaha Setelah diangkat, akan muncul perbedaan tinggi cairan
untuk membentuk luas permukaan yang baru. Molekul- yang ada pada pipa kapiler, hal ini menunjukkan adanya
molekul yang berada pada zat cair akan mengalami gaya tegangan yang diberikan oleh udara yang berada di dalam
tarik menarik oleh molekul yang ada disekelilingnya pipa kapiler. Untuk menghitung tegangan permukaan
menuju ke segala arah. Sedangkan molekul yang ada dengan metode ini, menggunakan persamaan yang sama
dipermukaan akan mengalami tarikan ke dalam rongga dengan metode tekanan maksimum gelembung, tetapi ada
perbedaan dalam penggunaan persamaannya.
Melakukan pengamatan h m dan perhitungan h1
1 sebanyak 3 kali
H= rρg (h2−h 1)
2
Mengulangi kegiatan 6-9 untuk variasi kedalaman pipa
Keterangan: kapiler 2cm, 3cm, 4cm, dan 5cm
H = Tegangan Permukaan (N/m)
r = Jari-Jari pipa kapiler B. Kenaikan Pipa Kapiler
ρ = massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2) Memasukkan air ke dalam gelas beker sampai 2cm di
h2 = Ketinggian air setelah celah ditutup (m) bawah bibir gelas
h1 = Kedalaman pipa kapiler yang digunakan (m)

Penerapan yang digunakan dengan memanfaatkan Mengukur diameter pipa kapiler menggunakan jangka
dari praktikum kali ini telah dijumpai dalam kehidupan sorong yang sudah disediakan dan mencatat pada
sehari-hari, contohnya seperti tetes air yang jatuh dari keran laporan sementara
air, hewan serangga yang dapat berada di permukaan air,
ataupun tetes air yang jatuh ke rambut atau permukaan Memasukkan pipa kapiler ke dalam gelas beker yang
daun keladi. sudah berisi air sedalam h1 =1cm

Menutup rapat ujung pipa kapiler yang atas dan


mengangkat pipa keluar dari gelas beker! Mengukur
II. METODE PRAKTIKUM ketinggian air yang berada dalam pipa kapiler dan
 Dalam melakukan praktikum ini, dilakukan mencatat hasilnya sebagai h2 pada laporan sementara!
beberapa prosedur kerja sebagai berikut. Melakukan sebanyak 3 kali pengamatan, sehingga
A. Tekanan Maksimum Gelembung memperoleh 3 data h2 pada laporan sementara

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Merapikan alat dan bahan seperti kondisi semula

Merangkai alat dan bahan seperti gambar yang ada di  Untuk melaksanakan praktikum, diperlukan alat
modul dan bahan sebagai berikut.

Mengukur dan Mencatat diameter pipa kapiler yang akan


digunakan menggunakan jangka sorong yang telah
disediakan

Mengukur tinggi air mula-mula yang ada di manometer


dan mencatat sebagai h0 pada laporan sementara

Mengisi gelas beker dengan air sampai permukaan air


2cm di bawah bibir gelas dan ukur suhu yang digunakan

Menutup kran buret dan mengisi buret dengan air sampai Gambar 1. Buret
penuh Sumber: https://www.tokopedia.com/tokolaboratorium/buret-
clear-50-ml-glass-stopcock-class-b-duran-buret-50-ml-duran

Mencelupkan pipa kapiler pada gelas beker sedalam Gambar 1 menunjukkan alat yang disebut dengan buret,
h2 =1cm yang digunakan untuk meneteskan cairan yang
memerlukan presisi tertentu
Membuka kran buret secara perlahan-lahan

Mengamati dan mencatat h m(tinggi permukaan air dalam


manometer) tepat pada saat gelembung akan lepas dari
ujung pipa kapiler yang tercelup (bentuk gelembung
1
tepat bola)!Menghitung harga h1 =2(hm −h0 )!
2
Gambar 2. Erlenmeyer
Sumber: https://www.phywe.com/en/erlenm-flask-wide-neck- Gambar 5. Air
250ml-pn45.html Sumber:
https://www.kompasiana.com/fahrulrozi1999/5e48928ed541df7841395
4e2/mengenal-air-lebih-dekat
Gambar 2 menunjukkan alat yang disebut dengan
erlenmeyer, digunakan untuk menyimpan cairan Gambar 5 menunjukkan bahan yang digunakan yaitu air,
berfungsi sebagai bahan untuk meperlihatkan adanya gas

Gambar 3. Manometer Gambar 6. Pipa Kapiler


Sumber: https://www.japson.com/u-tube-manometer-on- Sumber: http://blogbio15001.blogspot.com/2015/09/alat-alat-
stand-table-model.html laboratorium-kimia-dan.html

Gambar 3 menunjukkan alat yang disebut dengan Gambar 6 menunjukkan alat yang disebut dengan pipa
manometer, digunakan untuk mengukur tekanan gas kapiler yang berfungsi untuk menurunkan tekanan gas

Gambar 4. Gelas Beker


Sumber: https://www.tokopedia.com/indocreatif/beaker-glass-
beker-gelas-250ml Gambar 7. Jangka Sorong
Sumber: https://www.tokopedia.com/alatproyekcom/jangka-sorong-
vernier-caliper-100-0-05mm-530-100-mitutoyo-
Gambar 4 menunjukkan alat yang disebut dengan lemari
gelas beker, digunakan untuk menampung cairan Gambar 7 menunjukkan alat yang disebut dengan jangka
sorong yang digunakan untuk mengukur sebuah benda
1 1
r = d= ( 0,71 ) cm=0,355 cm
2 2

B. Menentukan rerata h´m ± ∆h´m


1. Saat H 2=1 cm
Tabel 1
H m (cm) ⸹ 2

H m ( H m − H́ m )
|⸹ H m (H m − H́ m )|
1 −0,167 0,0279
Gambar 8. Hidrometer 1,3 0,133 0,0177
Sumber:https://www.thoharianwarphd.com/2018/01/percobaa
n-sains-pipet-hidrometer.html
1,2 0,033 0,0011
H́ m =1,167 ∑ ¿ 0,0467
Gambar 8 menunjukkan alat yang disebut dengan
hidrometer, digunakan untuk mengukur berat jenis
H́ m =
∑ H m = 3,5 =1,167 cm
cairan n 3
2

A. PERCOBAAN
MAKSIMUM
III. DATA PERCOBAAN
DENGAN METODE TEKANAN
∆ H´ m =
√ ∑ (H m− H´m ) =
n−1 √ 0,0467
3−1
=0,153 cm

Jadi, h´m ± ∆h´m= ( 1,167 ± 0,153 ) cm


Tabel 1. Hasil Pengamatan
Air dengan suhu = 26⁰C
No H 1 (cm) H 2=2 cm
H2 d
H 1=2( H´ m −H 0 ) 2. Saat
H0 H m (cm) (cm)
(cm)
(cm) 1 2 3 Tabel 2
1 0,5 1 1,3 1,2 1 1,333
H m (cm) ⸹ 2
2 0,5 2,1 2,3 2,4 2 3,533
H m ( H m − H́ m )
|⸹ H m (H m − H́ m )|
3 0,5 2,5 2,6 2,5 3 0,71 4,067
4 0,5 2,9 2,9 3 4 4,867 2,1 −0,167 0,0279
5 0,5 3,4 3,5 3,4 5 5,867
2,3 0,033 0,0011
B. PERCOBAAN DENGAN METODE KENAIKAN PIPA 2,4 0,133 0,0177
KAPILER H́ m =2,267 ∑ ¿ 0,0467
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Air dengan suhu = 26⁰C
Pipa I, diameter = 0,7 cm H́ m =
∑ H m = 6,8 =2,267 cm
No n 3
H 2 (cm)
1 2 3 H 1 (cm)
2
1
2
3
4
5
1,5
2,3
3,3
4,3
5,2
1,4
2,2
3,3
4,4
5,3
1,4
2,4
3,4
4,3
5,2
1
2
3
4
5
∆ H´ m =
√ ∑ (H m− H´m ) =
n−1 √ 0,0467
3−1
=0,153 cm

Jadi, h´m ± ∆h´m=( 2,267 ± 0,153 ) cm

IV. ANALISIS DATA 3. Saat H 2=3 cm


Analisis data percobaan TM (Tegangan Muka)
Tabel 3
H m (cm) ⸹ 2
1. Tekanan Maksimum Gelembung
A. Menentukan Jari-Jari Pipa H m ( H m − H́ m )
|⸹ H m (H m − H́ m )|
2,5 −0,033 0,0011
2,6 0,067 0,0045 2
2,5
H́ m =2,533
−0,033 0,0011
∑ ¿ 0,0067
∆ H´ m =
√ ∑ (H m− H´m ) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm

Jadi, h´m ± ∆h´m=( 3,433 ±0,058 ) cm


H́ m =
∑ H m = 7,6 =2,533 cm
n 3 C. Menentukan nilai perubahan tinggi permukaan air
di manometerh1 ± ∆ h1
2
H 2=1 cm
∆ H´ m =
√ ∑ (H m− H´m ) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm
1. Saat

h1 =2 ( h´m−h0 ) =1,333 cm
Jadi, h´m ± ∆h´m=( 2,533 ±0,058 ) cm
2 2 2 2

4. Saat H 2=4 cm

∆ h1= |2| |∆ h´m| =√|2| |0,153| =0,306 cm

Jadi, h1 ± ∆ h1= ( 1,333 ±0,306 ) cm


Tabel 4
H m (cm) ⸹ 2 2. Saat H 2=2 cm
H m ( H m − H́ m )
|⸹ H m (H m − H́ m )|
2,9 −0,033 0,0011 h1 =2 ( h´m +h 0) =3,533 cm
2,9 −0,033 0,0011
2
3 0,067 0,0045 2 2 2

H́ m =2,933 ∑ ¿ 0,0067

∆ h1= |2| |∆ h´m| =√|2| |0,153| =0,306 cm

Jadi, h1 ± ∆ h1= ( 3,533 ±0,306 ) cm

H́ m =
∑ H m = 8,8 =2,933 cm
n 3 3. Saat H 2=3 cm

2 h1 =2 ( h´m +h 0) =4,067 cm
∆ H´ m =
√ ∑ (H m− H´m ) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm
2
√ 2 2 2
∆ h1= |2| |∆ h´m| =√|2| |0,058| =0,116 cm
Jadi, h´m ± ∆h´m=( 2,933 ±0,058 ) cm
Jadi, h1 ± ∆ h1=( 4,067 ± 0,116 ) cm

4. Saat H 2=4 cm
5. Saat H 2=5 cm
Tabel 5
h1 =2 ( h´m +h 0) =4,867 cm
H m (cm) ⸹ 2

H m ( H m − H́ m )
|⸹ H m (H m − H́ m )| 2 2 2 2

3,4 −0,033 0,0011



∆ h1= |2| |∆ h´m| =√|2| |0,058| =0,116 cm

3,5 0,067 0,0045 Jadi, h1 ± ∆ h1= ( 4,867 ± 0,116 ) cm


3,4 −0,033 0,0011
H́ m =3,433 ∑ ¿ 0,0067
5. Saat H 2=5 cm

H́ m =
∑ H m = 10,3 =3,433 cm
n 3 h1 =2 ( h´m +h 0) =5,867 cm

2 2 2 2

∆ h1= |2| |∆ h´m| =√|2| |0,058| =0,116 cm
Jadi, h1 ± ∆ h1= ( 5,867 ± 0,116 ) cm 1
H= rρg (h1−h 2)
2
D. Menentukan nilai tegangan muka air H ±∆H
Diketahui: 1
H= ( 0,00355 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,04067−0,03 )
ρ=1000 kg/ m3 2
g=9,8 m/s 2
H=0,1856 N /m
1. Saat H 2=1 cm
2

1
H= rρg (h1−h 2)
2
∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h1|
2

2
1
H= ( 0,00355 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,01333−0,01 )
2
∆ H=
1
2 √| |
(0,00355)(1000)(9,8) |0,00116|
2

H=0,0579 N /m ∆ H =0,0202 N /m

2 Jadi, H ± ∆ H =( 0,1856 ±0,0202 ) N /m


∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h1|
2

4. Saat H 2=4 cm
2
1
∆ H=
1
2 √|
(0,00355)(1000)(9,8) |0,00306||
2
H= rρg (h1−h 2)
2

∆ H =0,0532 N /m 1
H= ( 0,00355 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,04867−0,04 )
2
Jadi, H ± ∆ H =( 0,0579 ±0,0532 ) N /m
H=0,1508 N / m
2. Saat H 2=2 cm
2

1
H= rρg (h1−h 2)
2
∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h1|
2

2
1
H= ( 0,00355 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,03533−0,02 )
2
∆ H=
1
2 √| |
(0,00355)(1000)(9,8) |0,00116|
2

H=0,2667 N /m ∆ H =0,0202 N /m

2 Jadi, H ± ∆ H =( 0,1508 ±0,0202 ) N /m


∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h1|
2

5. Saat H 2=5 cm
2
1
∆ H=
1
2 √|
(0,00355)(1000)(9,8) |0,00306||
2
H= rρg (h1−h 2)
2

∆ H =0,0532 N /m 1
HH = ( 0,00355 ) (1000 )( 9,8 )( 0,05867−0,05 )
2
Jadi, H ± ∆ H =( 0,2667 ±0,0532 ) N /m
3. Saat H 2=3 cm H=0,1508 N / m
2 3. Saat H 1=3 cm
∆ H=
1
2 √|
rρg |∆ h1|
2
|
H 2 (cm )
Tabel 3
⸹ H 2 ( H 2− H́ 2 ) 2
|⸹ H 2 (H 2− H́ 2 )|
2
∆ H=
√| 1
2
(0,00355)(1000)(9,8) |0,00116|
2
| 3,3
3,3
3,4
−0,033
−0,033
0,067
0,0011
0,0011
0,0045
∆ H =0,0202 N /m H́ 2=3,333 ∑ ¿ 0,0067
Jadi, H ± ∆ H =( 0,1508 ±0,0202 ) N /m
H́ 2=
∑ H 2 = 10 =3,333 cm
2. Kenaikan Pipa Kapiler n 3
A. Menentukan h2 ± ∆ h2
1. Saat H 1=1 cm 2

H 2 (cm)
Tabel 1
⸹ H 2 ( H 2− H́ 2 ) 2
|⸹ H 2 (H 2− H́ 2 )|
∆ H́ 2=
√ ∑ ( H 2− H́ 2) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm

Jadi, h́2 ± ∆h́2 =( 3,333± 0,058 ) cm


1,5 0,067 0,0045
1,4 −0,033 0,0011 4. Saat H 1=4 cm
1,4 −0,033 0,0011
H́ 2=1,433 ∑ ¿ 0,0067 Tabel 4
2
H 2 (cm) ⸹ H 2 ( H 2− H́ 2 ) |⸹ H 2 (H 2− H́ 2 )|
H́ 2=
∑ H 2 = 4,3 =1,433 cm 4,3 −0,033 0,0011
n 3 4,4 0,067 0,0045
4,3 −0,033 0,0011
2
H́ 2=4,333 ∑ ¿ 0,0067
∆ H́ 2=
√ ∑ ( H 2− H́ 2) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm

H́ 2=
∑ H 2 = 13 =4,333 cm
Jadi, h́2 ± ∆h́2 = ( 1,433± 0,058 ) cm n 3

2. Saat H 1=2 cm 2

H 2 (cm )
Tabel 2
⸹ H 2 ( H 2− H́ 2 ) 2
|⸹ H 2 (H 2− H́ 2 )|
∆ H́ 2=
√ ∑ ( H 2− H́ 2) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm

Jadi, h́2 ± ∆h́2 = ( 4,333 ± 0,058 ) cm


2,3 0 0
2,2 −0,1 0,01 5. Saat H 1=5 cm
2,4 0,1 0,01
H́ 2=2,3 ∑ ¿ 0,02 Tabel 5
2
H 2 (cm ) ⸹ H 2 ( H 2− H́ 2 ) |⸹ H 2 (H 2− H́ 2 )|
H́ 2=
∑ H 2 = 6,9 =2,3 cm 5,2 −0,033 0,0011
n 3 5,3 0,0067 0,0045
5,2 −0,033 0,0011
2
H́ 2=5,233 ∑ ¿ 0,0067
∆ H́ 2=
√ ∑ (H 2− H́ 2) =
n−1 √ 0,02
3−1
=0,1 cm

H́ 2=
∑ H 2 = 15,7 =5,233 cm
Jadi, h́2 ± ∆h́2 =( 2,3± 0,1 ) cm n 3
2

∆ H́ 2=
√ ∑ ( H 2− H́ 2) =
n−1 √ 0,0067
3−1
=0,058 cm 1
H= rρg (h2−h 1)
2
Jadi, h́2 ± ∆h́2 =( 5,233± 0,058 ) cm 1
H= ( 0,0035 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,0333−0,03 )
2
B. Menentukan nilai tegangan muka air H ±∆H
1. Saat H 1=1 cm H=0,0566 N /m

1 2
H= rρg (h2−h 1)
2

1
∆ H=
1
2 √|
rρg |∆ h2||
2

H= ( 0,0035 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,043−0,01 ) 2


2

H=0,566 0 N /m
∆ H=
1
2 √| |
(0,0035)(1000)(9,8) |0,00058|
2

∆ H =0,0099 N /m
2
∆ H= |√ 12 rρg| |∆ h |
2
2
Jadi, H ± ∆ H =( 0,0566 ±0,0099 ) N /m

2
H 1=4 cm
∆ H=
√| 1
2 |
(0,0035)(1000)(9,8) |0,00058|
2 4. Saat

1
H= rρg (h2−h 1)
∆ H =0,0099 N /m 2

Jadi, H ± ∆ H =( 0,566 0 ±0,0099 ) N /m 1


H= ( 0,0035 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,0433−0,04 )
2
2. Saat H 1=2 cm
H=0,0566 N /m
1
H= rρg (h2−h 1) 2
2

1
H= ( 0,0035 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,023−0,02 )
∆ H=
1
2 √|
rρg |∆ h2||
2

2 2

H=0,0515 N /m
∆ H=
1
2 √| |
(0,0035)(1000)(9,8) |0,00058|
2

2 ∆ H =0,0099 N /m
∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h2|
2

Jadi, H ± ∆ H =( 0,0566 ±0,0099 ) N /m


2
H 1=5 cm
∆ H=
√| 1
2
(0,0035)(1000)(9,8) |0,1|
2
| 5. Saat

1
H= rρg (h2−h 1)
∆ H =1,715 N /m 2

Jadi, H ± ∆ H =( 0,0515 ±1,715 ) N /m 1


H= ( 0,0035 )( 1000 ) ( 9,8 ) ( 0,0523−0,05 )
2
3. Saat H 1=3 cm
H=0,0395 N /m jumlah komponen yang sejajar permukaan dan resultan
gaya kohesi yang tidak dapat diimbangi pada molekul
2 dalam lapisan permukaan tiap satuan panjang. Dalam
∆ H=
√| 1
2 |
rρg |∆ h2|
2 menentukan nilai tegangan muka (H), dapat dilakukan dua
metode untuk mengetahuinya, yaitu metode tekanan
maksimum gelembung dan metode kenaikan pipa kapiler.
2 Metode tekanan maksimum dilakukan dengan cara
∆ H=
1
2 √|
(0,0035)(1000)(9,8) |0,00058|
2
| menyamakan tekanan yang bekerja antara gelas beker
dengan manometer dalam keadaan setimbang. Selanjutnya,
menurunkan air yang berada di dalam buret ke dalam
erlenmeyer sehingga akan menaikkan tekanan udara di
∆ H =0,0099 N /m
dalam pipa kapiler. Ketika di dalam kapiler muncul
gelembung udara, maka dapat dilakukan perhitungan untuk
Jadi, H ± ∆ H =( 0,0395 ±0,0099 ) N /m mencari nilai tegangan muka di dalam pipa kapiler tersebut.
Setelah dilakukannya analisis data, didapatkan nilai
tegangan muka menggunakan metode yang pertama ini.
Pada kedalaman pipa kapiler sebesar 1cm, nilai tegangan
muka yang terjadi adalah sebesar 0,0579 N/m, sedangkan
nilai ralat tegangan mukanya sebesar 0,0532 N/m sehingga
nilai hasil kisaran tegangan muka pada kedalaman 1cm
sebesar ( 0,0579 ± 0,0532 ) N /m Pada kedalaman pipa
kapiler sebesar 2cm, nilai tegangan mukanya sebesar
0,2267 N/m, sedangkan nilai ralat tegangan mukanya
sebesar 0,0532 N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan
muka pada kedalaman 2cm sebesar
( 0,2667 ± 0,0532 ) N /m . Selanjutnya, pada kedalaman
pipa kapiler sebesar 3cm, nilai tegangan mukanya sebesar
0,1856 N/m sedangkan nilai ralat tegangan mukanya
sebesar 0,0202 N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan
V. PEMBAHASAN muka pada kedalaman 3cm sebesar
Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau ( 0,1856 ± 0,0202 ) N /m . Pada kedalaman pipa kapiler
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan sebesar 4cm, nilai tegangan mukanya sebesar 0,1508 N/m
yang luas permukaannya lebih kecil atau usahanya dalam sedangkan nilai ralat tegangan mukanya sebesar 0,0202
membentuk permukaan yang baru. Tegangan permukaan N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan muka pada
sendiri terjadi diakibatkan oleh adanya interaksi yang kedalaman 4cm sebesar ( 0,1508 ± 0,0202 ) N /m .
terjadi antar molekul-molekul zat cair baik di dalam zat cair Terakhir, pada kedalaman 5cm, nilai tegangan mukanya
itu sendiri ataupun yang ada di permukaan zat cair. sebesar 0,1508 N/m sedangkan nilai ralat tegangan
Permukaan zat cair sendiri memiliki beberapa sifat khusus, mukanya sebesar 0,0202 N/m sehingga nilai hasil kisaran
diantaranya adalah adanya gaya kohesi dan gaya adhesi. tegangan muka pada kedalaman 5cm sebesar
Gaya kohesi sendiri adalah gaya tarik menarik yang terjadi
( 0,1508 ± 0,0202 ) N /m .
antara molekul yang sejenis, molekul ini adalah molekul
Pada metode kedua yaitu metode kenaikan pipa
yang ada di dalam zat cair itu sendiri. Sedangkan gaya
kapiler, dilakukan dengan cara mencelupkan pipa kapiler ke
adhsesi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antar
dalam gelas beker yang berisikan air sesuai dengan
molekul yang tidak sejenis, molekul yang tidak sejenis itu
kedalaman yang telah ditentukan, lalu menutup celah pipa
adalah molekul air dan molekul udara. Berdasarkan teori
kapiler bagian atas dan mengangkatnya dari air. Setelah
yang ada, gaya adhesi pada zat cair itu lebih kecil sehingga
diangkat, akan terlihat perbedaan tinggi air sebelum dan
molekul di udara dapat tertarik masuk ke dalam zat cair
sesudah celah ditutup, sehingga tegangan muka akan dapat
tersebut. Namun, dalam percobaan ini, karena adanya gaya
dihitung. Berdasarkan data dan perhitungan dilakukan,
yang bekerja membuat gaya tersebut sejajar dengan gaya
didapatkan nilai tegangan muka sesuai dengan
yang ada di permukaan zat cair sehingga dapat
kedalamannya. Pada kedalaman pipa kapiler sebesar 1cm,
mengimbangi.
didapatkan nilai tegangan mukanya sebesar 0,5660 N/m
Dalam kejadian tegangan permukaan ini, terdapat
sedangkan nilai ralat tegangan mukanya sebesar 0,0099
dua buah besaran yang dapat diperhitungkan yaitu,
N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan muka pada
tegangan muka dan tenaga muka. Tegangan muka adalah
usaha yang diperlukan untuk menambah luas permukaan kedalaman 1cm sebesar ( 0,566 0 ± 0,0099 ) N /m. Untuk
dengan satu satuan luas. Sedangkan tenaga muka adalah kedalaman pipa kapiler sebesar 2cm. didapatkan nilai
tegangan mukanya sebesar 0,0515 N/m sedangkan nilai
ralat tegangan mukanya sebesar 1,715 N/m sehingga nilai
hasil kisaran tegangan muka untuk kedalaman 2cm sebesar
( 0,0515 ±1,715 ) N /m . Untuk kedalaman 3 cm
didapatkan nilai tegangan mukanya sebesar 0,0566 N/m
sedangkan nilai ralat tegangan mukanya sebesar 0,0099
N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan muka untuk
kedalaman 3cm sebesar ( 0,0566 ± 0,0099 ) N /m. Untuk
kedalaman 4cm didapatkan nilai tegangan mukanya sebesar
0,0566 N/m sedangkan nilai ralat tegangan mukanya
sebesar 0,0099 N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan
muka untuk kedalaman 4cm sebesar
( 0,0566 ± 0,0099 ) N /m. Untuk kedalaman pipa kapiler
sebesar 5cm didapatkan nilai tegangan mukanya sebesar
0,0395 N/m sedangkan nilai ralat tegangan mukanya
sebesar 0,0099 N/m sehingga nilai hasil kisaran tegangan
muka untuk kedalaman 5cm sebesar
( 0,0395 ± 0,0099 ) N /m .
Berdasarkan dari data percobaan yang didapat dan
perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa terjadinya
tegangan muka dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti
adanya perbedaan suhu disetiap masing-masing kedalaman,
jenis cairan yang digunakan, dan zat terlarut. Terlihat dari
hasil perhitungan yang telah dilakukan dan memiliki hasil
yang naik turun atau tidak konstan di berbagai kedalaman.
Hal ini menunjukkan adanya faktor yang menimbulkan
kesalahan dalam melakukan percobaan, seperti
ketidaktepatan dalam menentukan kedalaman pipa kapiler,
adanya perbedaan suhu, dan kesalahan dalam menentukan
tegangan muka, serta ketidaktepatan dalam melihat angka
yang ditunjukkan pada manometer. Namun, pengaplikasian
dari percobaan yang dilakukan ini dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari, contohnya seperti penggunaan sabun
cuci dengan air, hal itu berguna untuk mengangkat kotoran
yang ada, mencuci dengan air yang hangat karena dengan
adanya suhu yang tinggi dapat membuat tegangan
permukaan menjadi lebih kecil, dan lain-lain.
VI. KESIMPULAN
 Tegangan permukaan adalah kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke
luas permukaan yang lebih kecil atau usaha untuk
membentuk luas permukaan yang baru.
 Faktor yang menyebabkan terjadinya tegangan
permukaan adalah suhu, massa jenis, dan adanya
zat terlarut.
 Nilai tegangan muka dengan metode tekanan
maksimum sebesar :
1. Kedalaman 1cm (0,0579±0,0532)N/m
2. Kedalaman 2cm (0,2667±0,0532)N/m
3. Kedalaman 3cm (0,1856±0,0202)N/m
4. Kedalaman 4cm (0,1508±0,0202)N/m
5. Kedalaman 5cm (0,1508±0,0202)N/m
 Nilai tegangan muka dengan metode kenaikan
pipa kapiler sebesar :
1. Kedalaman 1cm (0,5660±0,0099)N/m
2. Kedalaman 2cm (0,0515±1,715)N/m
3. Kedalaman 3cm (0,0566±0,0099)N/m
4. Kedalaman 4cm (0,0566±0,0099)N/m
5. Kedalaman 5cm (0,0395±0,0099)N/m

DAFTAR PUSTAKA
[1].
https://www.academia.edu/28843168/Laporan_Praktik
um_Farmasi_Fisika_Tegangan_Permukaan
(diakses pada tanggal 17 Juni 2020 pada pukul 20.28 WIB)
[2].
https://www.academia.edu/15750955/laporan_tegang
an_permukaan
(diakses pada tanggal 17 Juni 2020 pada pukul 21.11 WIB)

[3].
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=525331&val=10733&title=MENENTUKAN
%20TEGANGAN%20PERMUKAAN%20ZAT
%20CAIR
(diakses pada tanggal 19 Juni 2020 pada pukul 13.17 WIB)

Anda mungkin juga menyukai