Anda di halaman 1dari 10

TEGANGAN MUKA

Magda Jeane
1308105016
Jurusan Kimia, Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Abstrak
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tegangan muka cairan secara relatif dengan
air sebagai zat pembanding dan mengukur tegangan muka cairan dengan metode tetes. Penentuan
tegangan muka dilakukan dengan menggunakan metode tetes dengan cara mengisi cairan kedalam
pipa kapiler kemudian dihisap menggunakan pompa dan cairan dibiarkan menetes sampai batas
tertentu. Tetesan cairan yang jatuh dihitung lalu diulang sampai 3 kali. Cairan yang diuji adalah
aquades, aseton dan CCl4 dengan aquades sebagai larutan pembanding. Dari hasil percobaan
didapat bahwa tegangan muka air > CCl4 > aseton. Faktor yang mempengaruhi tegangan muka itu
sendiri adalah suhu, tekanan jenis, konsentrasi, dan massa jenis. Penentuan densitas dari cairan
menggunakan piknometer. Massa jenis besar menghasilkan nilai tegangan muka yang tinggi.
Kata kunci : tegangan muka, metode tetes, densitas, faktor pengaruh, larutan pembanding

Pendahuluan

Tegangan permukaan adalah gaya atau


tarikan
kebawah
yang
menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi den benda
dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang
pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera
Ada beberapa metode penentuan
tegangan muka diantaranya adalah metode
kanaikan pipa kapiler, metode tekanan
maksimum gelembung, metode tetes dan
metode cincin. Metode kenaikan pipa kapiler
merupakan metode bila suatu pipa kapiler
dimasukkan kedalam cairan yang membasahi
dinding maka cairan akan naik kedalam
kapiler karena adanya tegangan muka.
Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi

diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam


pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil
cairan. tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam
(statis).
tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara
gaya keatas dan kebawah :
Gaya kebawah : F = .r2.h..g
Dimana,

h
g

: tinggi muka.
: percepatan gravitasi.
: berat jenis.
: jejari kapiler

Gaya keatas : F = 2..r..cos


Dimana :
adalah tegangan muka dan adalah sudut
kontak.
Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama
dengan gaya keatas maka :
F = F
2..r..cos = .r2.h..g

tetesannya sendiri dan bukan oleh sebab yang


lain. Selain itu juga digunakan metode
pembanding dengan jumlah tetesan untuk volume
tertentu.
Misal :
v
d
m
n

= volume
= berat jenis
= massa 1 tetes zat cair
= jumlah tete dalam volume

maka : m =

untuk air dan kebanyakan cairan organik


umumnya = 0 atau dapat dianggap batas
lapisan pararel dengan kapiler, sehingga harga
cos = 1 maka :

sehingga persamaannya menjadi


dari persamaan :

disederhanakan menjadi :

= .r. h..g
sehingga :

Metode kedua adalah metode tekanan


maksimum gelembung, metode ini dasarnya
bahwa tegangan muka sama dengan tegangan
maksimum dikurangi gaya yang menekan gas
keluar. Metode ketiga adalah metode tetes,
metode ini jika cairan tepat akan menetes
maka gaya tegangan muka sama dengan gaya
yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri,
maka:
Sehingga :

Dimana :
mg
: gaya berat cairan
: gaya tegangan muka
: tegangan muka
m
: massa zat cair
Dalam percobaan ini harus diusahakan agar
jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh berat

Dan metode yang keempat adalah metode


cincin. Dengan metode ini, tegangan muka
dapat ditentukan dengan cepat hanya dengan
menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal
dengan nama tensiometer Duitog yang
berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada
salah satu lengan timbangan. Cincin ini
dimasukan ke dalam cairan yang akan
diselidiki tegangan mukanya dengan
menggunakan kawat. Lengan lain dari
timbangan diberi gaya sehingga cincin
terangkat di muka cairan. Selain itu,
tegangan muka juga di pengaruhi oleh
konsentrasi. Konsentrasi zat terlarut (solut)
suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan
muka dan adsorbsi pada muka larutan. Telah
diamati bahwa solut yang ditambahkan
kedalam larutan akan menurunkan tegangan
muka, karena mempunyai konsentrasi
dimuka yang lebih besar daripada didalam
larutan.
Sebaliknya
solut
yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi

dimuka yang lebih kecil daripada didalam


larutan.
Metode Percobaan
Peralatan yang diperlukan adalah pipa
kapiler, pipet tetes, gelas beaker, statif,
erlenmeyer, gelas ukur, neraca digital,
piknometer dan pompa. Bahan yang
diperlukan adalah aseton CCl4 dan aquades.
Percobaan ini dilakukan dengan
memasang pipa kapiler di statif kemudian
Hasil dan Pembahasan
Percobaan yang berjudul Tegangan
Muka bertujuan untuk menentukan tegangan
muka cairan secara relatif dengan air sebagai
zat pembanding dan mengukur tegangan
muka cairan dengan metode tetes. Langkah
pertama adalah dengan memasukan aquades
kedalam pipa kapiler menggunakan pipet
tetes sedikit demi sedikit. Setelah pipa kapiler
terisi sampai tanda tertentu selanjutnya dari
ujung pipa kapiler yang lain digunakan
pompa untuk mengisap aquadest sehingga ada
tetesan air yang melewati kapiler, dibiarkan
menetes sampai tanda tertentu kemudian
tetesan dihitung selama cairan turun 2 cm,
lalu percobaan di ulang sampai 3 kali.
Diperoleh tetesan air percobaan pertama
sebanyak 42 tetes dan percobaan kedua
sebanyak 45 tetes dan percobaan ketiga 43
tetes dengan densitas air 1 g/mL. Dengan
prodesur yang sama menggunakan cairan
aseton diperoleh tetesan percobaan pertama
sebanyak 109 tetes, percobaan kedua 105
tetes dan percobaan ketiga 112 tetes dengan
densitas aseton diperoleh 0,801 g/mL.
Dengan prosedur yang sama digunakan cairan
CCl4 diperoleh jumlah tetesan percobaan
pertama sebanyak 158 tetes, percobaan kedua
147 tetes dan percobaan ketiga 142 dengan
densitas 1,611 g/mL. Dari hasil perhitungan

bagian ujung diletakkan erlenmeyer. Pipa


kapiler diisi aquades sampai lebih tinggi
sedikit dari tanda tertentu, kemudian pada
ujung pipa kapiler yang lainnya di pasang
pompa kemudian dihisap sehingga ada
tetesan air melewati kapiler dan dibiarkan
menetes sampai tanda tertentu. Jumlah
tetesan dihitung sampai tanda tertentu
kemudian percobaan di ulang sampai 3 kali
untuk setiap cairan yang diuji.

dengan menggunakan air sebagai pembanding


untuk cairan aseton diperoleh
adalah 22,81 dyne/cm. Dari perhitungan
tersebut diperoleh standar deviasi 1,22
dyne/cm dengan kebenaran praktikum
98,88%.
Dengan prosedur yang sama untuk cairan
CCl4 diperoleh
sebesar 33,89 dyne/cm.
Dari perhitungan tersebut diperoleh standar
deviasi
dyne/cm dengan kebenaran
praktikum 93,3%.
Tabel 1.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan, tegangan muka zat cair yang
diamati memiliki nilai yang berbeda-beda.
Hal ini terjadi karena molekul memiliki daya
tarik menarik antara molekul yang sejenis
yang disebut dengan daya kohesi. Molekul
juga memiliki daya tarik menarik antara
molekul yang tidak sejenis yang disebut
dengan daya adhesi. Daya kohesi suatu zat
selalu sama, sehingga pada muka suatu zat
cair akan terjadi perbedaan tegangan karena
tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Dari
hasil percobaan tersebut dapat diketahui
bahwa tegangan muka air lebih besar daripada
aseton lebih besar daripada CCl4. Hal ini
diketahui dari perhitungan maupun hasil
percobaan dimana jumlah tetesan air lebih
sedikit daripada aseton, dan jumlah tetesan

aseton lebih sedikit daripada CCl4. Semakin


sedikit jumlah tetesan cairan tersebut maka
tegangan muka dari cairan tersebut maka
semakin besar.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan
yang
telah
dilakukan,
dapat
disimpulkan
bahwa
besarnya tegangan muka dipengaruhi oleh
densitas suatu zat. Semakin banyak tetesan
zat maka nilai tegangan mukanya semakin
kecil dan semakin sedikit tetesan zat maka
tegangan mukanya semakin besar.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
hasil bahwa nilai tegangan muka air > CCl4 >
aseton.

Daftar Pustaka
Bird,Tony.

1993.

Kimia

Fisik

Untuk

Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia.


Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Tim Laboratorium Kimia Fisika. Penuntun


Praktikum Kimia Fisika . 2014. Jurusan
Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Udayana : Bukit Jimbaran

LAMPIRAN
DATA PENGAMATAN
No.

Jenis Zat

1
2
3

Aquades
CCl4
Aseton

No.

Jenis Zat

1
2
3

Aquades
CCl4
Aseton

Jumlah tetesan (n)


I
II
III
42
45
43
158
147
142
109
105
112

Massa
Piknometer
Kosong (g)
11,49
11,49
11,49

Interval
(cm)
2-3
2-3
2-3

Massa Piknometer
+ Zat (g)

Volume (mL)

21,61
27,60
19,49

10
10
10

PERHITUNGAN
I.

Densitas
Massa aquades (g) = (massa piknometer + aquades) (massa piknometer kosong)
= 21,61 g 11,49g = 10,12 g
Densitas (da) =
Dengan cara yang sama diperoleh:
Jenis Zat
Densitas (d) (kg/L)
Aquades
1,012
CCl4
1,611
Aseton
0,801

II.

Tegangan Muka
Dengan diketahui bahwa pada suhu 300C ,
1. Aseton
Diketahui :
daquades= da =1,012 kg/L naquades = = 43 tetes
daseton = dx= 0,801kg/L
naseton= nx = 108,6 tetes
Ditanya: Tegangan muka aseton ( =......?
Jawab :

Dengan cara yang sama diperoleh:


No.
(kg/L)
(kg/L) (tetes)
(tetes)
(dyne/cm)
(dyne/cm)
1
1,018
0,806
43,3
109
72,80
23,57
2
1,018
0,806
43,3
105
72,80
22,73
3
1,018
0,806
43,3
112
72,80
22,12
2. CCl4
Diketahui :
daquades= da =1,012 kg/L naquades = = 43 tetes
dCCl4 = dx= 1,611 kg/L nasam asetat= nx = 147tetes
Ditanya: Tegangan muka CCl4 ( =......?
Jawab :

Dengan cara yang sama diperoleh:


No.
(kg/L)
(kg/L)
1
1,018
1,608
2
1,018
1,608
3
1,018
1,608
III.

(tetes)
(tetes)
(dyne/cm)
(dyne/cm)
43
152
72,80
32.78
43
147
72,80
33,89
43
142
72,80
35,09

Ralat Keraguan
1. Jumlah Tetes Air (na)
Percobaan
I
II
II

42
45
43

-1
2
0

43

Standar deviasi =

1
4
0
5

Kesalahan praktikum =

=3,67%

Kebenaran praktikum = 100%-6,667% = 96,333%


2. Jumlah Tetes CCl4
Percobaan
I

152

25

II
II

147
142

147

Standar deviasi =

0
-5

0
25
50

Kesalahan praktikum =

=0,7%

Kebenaran praktikum = 100%-0,7% = 99,3%


3. Jumlah Tetes Aseton
Percobaan
I
II
II

109
105
112

108.6

Standar deviasi =

0,4
-3,6
3,4

0,16
12,96
11,56
24,52

Kesalahan praktikum =

= 1,12%

Kebenaran praktikum = 100%-1,12% = 98,88%

4. Tegangan Muka CCl4


Percobaan
I
II
II

32.78
33,89
35,09

1,14
0.03
-1,17

33,92

Standar deviasi =

Kesalahan praktikum =
Kebenaran praktikum = 100%-3,65% = 96,65%
5. Tegangan Muka Aseton

=3,65%

1,2996
0,0009
1,3689
2.6694

Percobaan
I
II
II

23,57
22,73
22,12

-0,77
0.07
0,68

22,80

Standar deviasi =

Kesalahan praktikum =
Kebenaran praktikum = 100%-1,32% = 98,68%

= 1,32%

0,5929
0.0049
0,4624
1,0602

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I


TEGANGAN MUKA

Oleh :
Nama

:Magda Jeane

NIM

:1308105016

Kelompok

:6

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

Anda mungkin juga menyukai