TERMODINAMIKA KARET
Oleh:
SALATIGA
2015
I. TUJUAN
1. Menentukan hubungan panjang regangan dan suhu yang diberikan pada alat.
2. Menentukan nilai k dari persamaan berdasar grafik.
3. Menentukan faktor yang mempengaruhi sifat renggangan karet gelang.
II. PENDAHULUAN
Dalam praktikum kali ini mengenai termodinamika karet yang ingin mengetahui
pengaruh suhu terhadap regangan karet sesuai dengan hukum hooke. Hukum hooke ini
sendiri adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya yang terjadi karena sifat elastisitas
dari sebuah pegas yang dibuat oleh Robert Hooke seorang ilmuan Inggris. Gaya hooke
ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi
normalnya. Sesuai dengan persamaan
Atau,
F = -kx (k=konstanta pegas)
(x=jarak perubahan pegas dari posisi normal)
Tanda (-) menyatakan bahwa arah F berlawanan dengan arah perubahan panjang, x
disini menurut hooke diukur dari posisi kesetimbangan pegas.
Atau
Berdasar model itu F akan berbanding lurus dengan T untuk regangan tertentu.
Dengan mengukur F pada beberapa suhu akan dapat ditentukan sejauh mana model
kumparan acak akan dapat digunakan untuk karet yang tervulkanisasi. (NN.,2010)
Pegas dalam percobaan kali ini menggunakan karet dan bebannya berupa kaleng
yang diisi dengan air. Karet sendiri merupakan polimer alam yang bila tervulkanisasi
memiliki sifat elastis yang baik dan dapat diregangkan dengan gaya tertentu tapi akan
kembali pada ukuran semula bila tidak ada gaya yang bekerja. Ini disebabkan adanya
ikatan silang yang berada diantara polimer, bila tidak ada gaya yang bekerja pada karet
bentuk dari molekul polimer akan menjadi lebih teratur dan entropi dari karet
berkurang. Sehingga sifat elastisitas dari karet dipengaruhi oleh suhu dan dapat
dijadikan sebagai pengganti pegas dalam analisa termodinamis.
Elastisitas sendiri adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk
aslinya setelah diberi gaya Sedangkan beban yang digunakan dapat berupa apa saja
yang dapat digunakan. Percobaan kali ini dilakukan dengan menaikan suhu yang
asumsinya dengan kenaikan suhu keadaan dakil zat akan cenderung lebih acak dan oleh
karena itu diduga F yang diperlukan untuk perpanjangan tertentu akan menjadi lebih
besar pula. (Halliday,1991)
Pengukuran F sebagai fungsi panjang (l) dan suhu (T) dari karet
Massa kaleng : 60,49 gram
Suhu ruang : 20 °C
A1. Pengukuran pada T1= 20 °C
Minimal-maksimal
Volume 10 20 30 40 50 60
air (mL)
L1 (cm) 9,1 9,4 9,5 10 10,2 10,5
L2 (cm) 9,1 9,4 9,5 10 10,2 10,5
Maksimal-minimal
Volume 60 50 40 30 20 10
air (mL)
L1 (cm) 10,5 10,2 10 9,5 9,4 9,1
L2 (cm) 10,5 10,2 10 9,5 9,4 9,1
Untuk T = 20 °C
Minimal-maksimal
Volume 10 20 30 40 50 60
air (mL)
L1 (cm) 9,1 9,4 9,5 10 10,2 10,5
L2 (cm) 9,1 9,4 9,5 10 10,2 10,5
Rata-rata 9,1 9,4 9,5 10 10,2 10,5
Maksimal-minimal
Volume 60 50 40 30 20 10
air (mL)
L1 (cm) 10,5 10,2 10 9,5 9,4 9,1
L2 (cm) 10,5 10,2 10 9,5 9,4 9,1
Rata-rata 10,5 10,2 10 9,5 9,4 9,1
Untuk T = 56 °C
Minimal-maksimal
Volume 10 20 30 40 50 60
air (mL)
L1 (cm) 9 9,2 9,4 9,7 9,8 10
L2 (cm) 9 9,2 9,4 9,7 9,8 10
Rata-rata 9 9,2 9,4 9,7 9,8 10
Maksimal-minimal
Volume 60 50 40 30 20 10
air (mL)
L1 (cm) 10 9,8 9,7 9,4 9,2 9
L2 (cm) 10 9,8 9,7 9,4 9,2 9
Rata-rata 10 9,8 9,4 9,7 9,8 9
Bila maks-min serta min-maks digabung T = 20 °C
Ralat dalam F
Ralat dalam F utnuk volume 10 mL adalah
∆𝐹 = (a × ∆𝑏) + (b × ∆𝑎)
= (0,06049 × 0,0005) + (0,097 × 0,0005)
= 0,000030245 + 0,0000489
= 0,00000791
= 0,000008
Ralat gaya = ( 0,098 ± 0,00008) N
Untuk T1 = 20 °C
0.392
0.588
10
9.5
Panjang
9 regangan (l)
8.5
5. Nilai dari k, pada T1 dan T2
a. Untuk T1 = 20 °C
Untuk T2 = 56 °C
b. Nilai dari F sebagai funsi panjang l pada T1 (=F1) dan T2 (=F2), persamaan
(5a)
F=kl+c
c =F–kl
= - 3,087
F=kl+c
c =F–kl
= - 4,312
𝛿𝐹 𝐹2−𝐹1
c. Nilai dari T[ ] =[ ] sebagai funsi panjang l
𝛿𝑙 l 𝑇2−𝑇1
S F
l = - T = (0,00805 l – 0,000627) N/K = 0,008657 N/K
T l
U F
l = F –T T
T l
= (40,121 l – 0,776)
6. Ralat dalam nilai k dan c persamaan (5a) yang ditentukan dari grafik
T1 = 24℃ = 297 K
𝑘 = (a × ∆𝑏) + (b × ∆𝑎)
= (1,23 × 0,0005) + (0,119 × 0,0005)
= 0,000615 + 0,0000595
= 0,0006745
= 0,00068
Ralat k = ( 36,26 ± 0,00068) N
T2 = 54℃ = 327 K
𝑘 = (a × ∆𝑏) + (b × ∆𝑎)
= (1,23 × 0,0005) + (0,114 × 0,0005)
= 0,000615 + 0,000057
= 0,000672
= 0,00067
Ralat k = ( 41,28 ± 0,00067) N
F
0.1
Ralat T l =
0.1
100%
(0,167 - 0,013) 327 297
0.1
= 0.333 %
(0,167 - 0,013)
b. Gunakan ralat ini untuk memperkirakan ralat dari perhitungan pertanyaan 6 pada ∆𝑙 =
1
∆𝑙 yang maksimal
2
T1 = 24C = 297 K
Ralat maksimum yang mungkin terjadi:
F
= ralat F + ralat T + ralat T l
1 0.1
=0,00062+ 100% + 0.333 %
297 (0,167 - 0,013)
0,1
= (0,00062 + 0,337 + 0.333 + )%
((0,167 - 0,013))
0,1
= (0,671 + )%
((0,167 - 0,013))
T2 = 52C = 333,15 K
Ralat maksimum yang mungkin terjadi:
F
= ralat F + ralat T + ralat T l
1 0.1
=0,00062 + 100% + 0.333 %
327 (0,167 - 0,013)
0,1
= (0,00062 + 0,306 + 0,333 )%
(0,167 - 0,013)
0,1
= (0,6396 + )%
(0,167 - 0,013)
𝜹𝑼 𝜹𝑺
7. Dalam perghitungan dianggap bahwa nilai dari [ 𝜹𝒍 ]T dan [ 𝜹𝒍 ]T tidak
tergantung dari T. Rencanakan percobaan untuk meneliti apakah anggapan
ini berlaku!
Dalam percobaaan dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sama, namun dengan
perlakuan yang berbeda, yaitu dengan menjaga panajng karet yang digunakan tetap sama
pada setiap percobaan. Hal selanjutnya dengan dilakukan penambahan gaya F tidak
dengan penambahan/pengurangan volume air, melainkan dengan menaikkan/menurunkan
suhu secara berkala.
Lalu dibuatlah grafik F sebagai fungsi T. Jika didapat grafik linier, maka
S F
l = - T tidak tergantung oleh T.
T l
U F
Kemudian dihitunglah = F – T , jika nilai yang didapat sama, maka
l T T l
U
l tidak tergantung oleh T.
T
a1 1 1
Ralat yang mungkin terjadi pada nilai 100% = 0,643%
a 2 327 297
a1
Ralat nyata 0,643% 0,97 = 0.624%
a2
Karena a1 sama dengan a2, maka dapat dibuktikan bahwa k = aT
disini hanya sebagai tanda saja, yakni T1 untuk suhu awal dan T2 untuk suhu akhir.
U
Sehingga perubahan l T yang akan menentukan sifat dari regangan karet yang diuji.
Jika yang terjadi pada kedua nilai tersebut adalah perubahan, maka perubahan U tetap
yang menentukan sifat dari regangan karet itu sendiri
Nilainya berarti
Untuk 24 °C (T1) Untuk 54 °C (T2)
1 1
∆𝑙 = ∆𝑙 maksimal ∆𝑙 = ∆𝑙 maksimal
2 2
1 1
∆𝑙 = 11,925 𝑐𝑚 ∆𝑙 = 11,375 𝑐𝑚
2 2
∆𝑙 = 5,96 𝑐𝑚 ∆𝑙 = 5,69 𝑐𝑚
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang berjudul termodinamika karet dilakukan untuk melihat pengaruh
perubahan suhu pada gaya regangan karet secara termodinamis. Untuk mengukur panjang
regangan karet dengan cara penambahan atau pengurangan volume air pada kaleng yang sudah
disiapkan. Besarnya volume pada percobaan ini berturut-turut adalah 10,20,30,40,50,60,
penambahan volume dari minimal ke maksimal dan sebaliknya. Hasil pengukuran yaitu dari
maksimal ke minimal semakin lama semakin pendek dan dari minimal ke maksimal karet
semakin lama semakin panjang . Gaya yang bekerja tiap pengukuran akan terus bertambah sesuai
dengan penambahan volume maka jika semakin berat, semakin tinggi pula gaya gravitasinya,
dan hal ini mampu merenggangkan karet gelang yang ada didalam.(Giancoli,2001)
Pengukuran panjang karet yang pertama dilakukan pada suhu ruang, dengan suhu 200C .
pengukuran kedua dilakukan pada suhu 560C. Perbedaan suhu ini dimaksudkan agar dapat
mengetahui perbedaan regangan karet yang saat itu terjadi.
Dari setiap percobaan baik pada suhu ruang 200C dan suhu 560C selalu dilakukan secara
diplo. Pada pengukuran seri suhu 20 0C untuk tahap minimal-maksimal dan juga sebaliknya
maksimal-minimal didapat hasil diplo panjang yang sama. Pada pengukuran seri suhu 560C
untuk tahap minimal-maksimal dan juga sebaliknya maksimal-minimal didapat hasil diplo
panjang yang sama.
IX. LAMPIRAN
1. Tugas awal
2. Laporan sementara