Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM RADIOKIMIA

SEMESTER GANJIL, TAHUN AKADEMIK 2019/2020

PRAKTIKUM ANALISIS Cs-137 DALAM SAMPEL AIR LAUT

TANGGAL PRAKTIKUM: 5-6 NOVEMBER 2019

OLEH: THIARA DEVI PANGEZTU

NIM: 16/395306/TK/44598

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2019
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur analisis Cs-137 dalam sampel air laut.
2. Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel air laut untuk analisis Cs-137.
3. Mahasiswa mampu mengukur sampel dan standar menggunakan spektrometer
gamma.
4. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi Cs-137 dalam sampel.

II. Tata Laksana Praktikum


II.A Alat dan bahan
1. Spektrometer gamma dengan detektor HPGe
2. Penyaring
3. Lampu pemanas
4. Peralatan gelas
5. Sampel air laut
6. Ammoniumphosphomolybdate (AMP)
7. HCl
8. Larutan pengemban Cs
9. Standar Cs-137
10. Kertas saring
11. Wadah sampel

II.B Prosedur praktikum


II.B.1 Preparasi awal sampel air laut
1. Menambahkan HCl saat pengambilan air laut.
2. Mengambil 2,5 L sampel dan menuangkannya ke dalam gelas beaker.

II.B.2 Pengumpulan Cs dengan pengendapan AMP


1. Menambah 1 mL larutan pengemban.
2. Menambah 1 gram AMP.
3. Mengaduk larutan selama 30 menit dan didiamkan semalaman.
4. Melakukan dekantasi.
5. Menyaring endapan AMP.
6. Memindahkan endapan AMP ke wadah sampel.

II.B.3 Pengukuran aktivitas Cs-137 menggunakan spektrometer gamma


1. Mencacah latar belakang minimal 16 jam.
2. Mencacah standar Cs-137 minimal 16 jam.
3. Mencacah sampel minimal 16 jam.
III. Hasil Praktikum

Background Standar Sampel


Lama pengukuran 144000 216000 216000
Area / Cacah (C) 0 446 388
σc/C 0% 8,90% 9,10%
Laju cacah (R) 0 0,002065 0,001796
σR/R 0% 8,90% 9,10%

Perolehan Kembali : (90 ± 7) %


Aktivitas standar : 0,04 Bq ± 20%
Efisiensi pengukuran :
𝑅𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 −𝑅𝐵𝑎𝑐𝑘𝑔𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 (0,002065−0) cps
𝜀𝑎 = = = 0,06
𝐴𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ×𝑝 0,04 Bq×0,85

𝜎𝜀𝑎 𝜎𝑅 2 𝜎𝐴 2
= √( 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ) + ( 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ) = √(0,089)2 + (0,200)2 = 0,22
𝜀𝑎 𝑅𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Aktivitas Cs-137 dalam sampel :


𝑅𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑅𝑏𝑎𝑐𝑘𝑔𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 (0.001796 − 0) cps
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = = = 0,04 Bq
𝜀𝑎 × 𝜀𝑅 × 𝑝 0,06 × 0,9 × 0,85
2
𝜎𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜎𝑅𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜎𝜀𝑎 2 𝜎𝜀 2
= √( ) +( ) + ( 𝑅)
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑅𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜀𝑎 𝜀𝑅

= √(0,091)2 + (0,220)2 + (0,070)2 = 0,25


Konsentrasi 137Cs dalam sampel :
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 0,04 Bq Bq
𝐶𝐶𝑠 = = = 0,0019 = 1,9 Bq/m3
𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20 L L

𝜎𝐶𝐶𝑠 𝜎𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 𝜎𝑉 2
= √( ) + ( ) = √(0,250)2 + (0,005)2 = 0,2472
𝐶𝑐𝑠 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑉

IV. Analisis Data


Pada praktikum kali ini dilakukan analisis mengenai kadar Cs-137 di dalam
sampel air laut. Secara teoritis, kadar Cs-137 dalam air laut adalah sebesar 2 Bq/m3.
Pengukuran mengenai kadar Cs-137 ini penting untuk melihat apakah ada
pencemaran Cs-137 di air laut. Apabila terdapat kenaikan dari kadar Cs-137, maka
terdapat kemungkinan terjadi pencemaran bahan radioaktif di air laut.
Pertama-tama, air laut diambil sebanyak 20 L. Setelah proses pengambilan
sampel air laut, HCl ditambahkan ke dalam sampel untuk menghilangkan
mikroorganisme yang ada di dalam sampel dan juga membasahi dinding wadah
sampel agar tidak terjadi adsorpsi ke dinding. Setelah itu, sebanyak 2,5 L sampel
air laut dipindahkan ke dalam gelas beaker. Cs-137 diendapkan dalam sampel
dengan menggunakan ammoniumphosphomolybdate (AMP). Pengendapan
dilakukan untuk mengurangi volume sampel agar tidak terjadi self absorption
(serapan diri) yang dapat memengaruhi efisiensi pengukuran. Metode pengendapan
lebih baik dilakukan daripada metode penguapan agar hanya radionuklida Cs-137
saja yang tercacah. Apabila dilakukan metode penguapan untuk mengurangi
volume sampel, maka radionuklida selain Cs-137 dapat ikut mengendap dan
memengaruhi hasil cacah. Selain penambahan AMP, sampel air laut juga perlu
ditambahkan senyawa pengemban untuk meningkatkan konsentrasi Cs. Setelah
semua bahan dicampur, maka perlu dilakukan pengadukan selama 30 menit agar
tercampur secara merata.
Setelah pengadukan selesai, maka larutan didiamkan semalaman. Endapan
kuning kemudian akan terbentuk di bagian bawah wadah dan menyisakan cairan
bening di bagian atas. Cairan bening ini harus dipisahkan secara perlahan dari
endapan yang terbentuk. Proses dekantasi dilakukan secara terus-menerus hingga
seluruh endapan dapat dipisahkan dari cairan beningnya. Endapan kemudian
dipindahkan ke dalam gelas beaker kecil. Sisa-sisa endapan yang menempel di
dinding wadah dibersihkan sebisa mungkin dengan cairan bening yang telah
dipisahkan sebelumnya dan dimasukkan ke dalam gelas beaker kecil. Apabila
semua endapan telah bersih, maka dilakukan penyaringan terhadap sampel yang ada
di dalam gelas beaker kecil.
Setelah penyaringan selesai dilakukan, maka dilakukan pencacahan terhadap 8
kertas saring sampel yang dijadikan satu. Pencacahan latar belakang, standar, dan
juga sampel dilakukan selama minimal 16 jam. Hal ini dilakukan karena konsentrasi
Cs-137 dalam air laut yang begitu kecil, sehingga diperlukan pencacahan yang
cukup lama. Pencacahan juga dilakukan meggunakan detektor HPGe karena
dibutuhkan detektor dengan tingkat resolusi tinggi untuk membedakan antara
puncak Cs-137 dengan radionuklida lain yang kemungkinan terdapat dalam sampel.
Setelah pencacahan dilakukan, maka dilakukan analisis data. Dari hasil analisis,
didapatkan bahwa laju cacah dari background adalah 0 cps ± 0,00% atau tidak ada
sama sekali. Sedangkan laju cacah standar adalah 0,002065 cps ± 8,90% dan laju
cacah sampel adalah 0,001796 cps ± 9,10%. Berdasarkan hasil perhitungan,
aktivitas Cs-137 dalam sampel adalah sebesar 0,04 Bq ± 25% dengan efisiensi
pengukuran adalah sebesar 0,06 ± 22%. Dari nilai aktivitas ini, maka dapat
ditentukan konsentrasi Cs-137 dalam sampel adalah sebesar 1,9 Bq/m3 ± 24,7%.
Nilai ini sudah mendekati standar teoritis kadar Cs-137 dalam air laut.
V. Kesimpulan
Mahasiswa telah mampu melakukan pengukuran kadar Cs-137 dalam air laut,
mulai dari preparasi sampel dengan metode pengendapan hingga pencacahan. Dari
hasil pengukuran dan analisis data didapatkan bahwa konsentrasi Cs-137 dalam
sampel air laut adalah sebesar 1,9 Bq/m3 ± 24,7%.

Anda mungkin juga menyukai