Anda di halaman 1dari 19

PAPER

PRAKTIKUM TEKNIK RAMAH LINGKUNGAN


“ELEKTRODIALISIS”
Dosen Pengampu: Heny Kusumayanti, ST, MT

REVIEW JURNAL
Proses Pemisahan Ion K (Kalium) Dan Ca(Calsium) Dalam Bittern
Dengan Membran Elektrodialisis

Disusun Oleh:
Septi Enjelina Sitio
40040119650006 / B 2019
Kelompok 2 C

PRODI S1 TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Paper
Praktikum Teknik Ramah Lingkungan ini tepat pada waktunya. Paper praktikum Teknik
Ramah Lingkungan materi “Elektrodialisis” dengan review jurnal Proses Pemisahan
Ion K (Kalium) Dan Ca(Calsium) Dalam Bittern Dengan Membran Elektrodialisis ini
kami susun untuk memenuhi tugas Praktikum Teknik Ramah Lingkungan. Tentunya tak
lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Eng. Vita Paramita, ST, MM, M.Eng selaku Kepala Program Studi
Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Tahun 2020.
2. Ibu Dr. Eng. Vita Paramita, ST, MM, M.Eng selaku Kepala Laboratorium Teknik
Ramah Lingkungan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Tahun 2020.
3. Ibu Heny Kusumayanti, ST, MT selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum
Teknik Ramah Lingkungan Materi Elektrodialisis Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Tahun 2020.
4. Inke Yolanda Putri Wiyata selaku Asisten Laboratorium Teknik Ramah
Lingkungan Materi Elektrodialisis Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang
telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada kami dalam menulis
dan menyelesaikan makalah praktikum ini.
5. Teman – teman kelompok praktikum 2C yang selalu memberikan masukan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.

2
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
memiliki banyak kekurangan. Meskipun kami telah mengerahkan segala kemampuan
untuk lebih teliti, tetapi kami masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan Makalah Praktikum Kimia Fisika ini. Untuk itu, kami selalu mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembacanya.

Semarang, 25 Maret 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................... 4
ABSTRAK ...................................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 7
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
1.3 Tujuan............................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 10
2.1 Pengertian Elektrodialisis ..................................................................................... 10
2.2 Prinsip Kerja Elektrodialisis ................................................................................. 10
2.3 Perbedaan Elektrokimia dan Elektrodialisis.......................................................... 10
2.4 Mekanisme Pertukaran Ion ................................................................................... 11
2.5 Membran Elektrodialisa ....................................................................................... 11
2.6 Macam-Macam Membran .................................................................................... 11
2.5.1 Berdasarkan Struktur ..................................................................................... 11
2.5.2 Berdasarkan Prinsip Pemisahan ..................................................................... 12
2.7 Refraktometri ....................................................................................................... 12
2.6.1 Pengertian Refraktometri ............................................................................... 12
2.6.2 Macam – macam Refraktometri ..................................................................... 12
2.8 Salinitas ............................................................................................................... 13
2.9 Indeks Bias .......................................................................................................... 13
2.9.1 Pengertian Indeks Bias .................................................................................. 14
2.9.2 Hubungan Indeks Bias dengan Waktu............................................................ 14
2.10 Normalitas ......................................................................................................... 14
2.11 Derajat Keasaman (pH) ...................................................................................... 14
2.11.1 Pengertian pH .............................................................................................. 14
2.11.2 Macam-macam Pengukuran pH ................................................................... 14
2.12 Multimeter ......................................................................................................... 16
2.12.1 Pengertian Multimeter ................................................................................. 16
2.12.2 Macam-Macam Multimeter ......................................................................... 16
2.13 Salinometer ........................................................................................................ 16
2.14 Macam-Macam Arus Listrik .............................................................................. 16
2.15 Bittern................................................................................................................ 18
2.15 Aplikasi Elektrodialisis dalam Industri ............................................................... 18

4
2.16 Faktor-faktor yang memperngaruhi elektrodialisis.............................................. 18
2.17 Faktor-faktor yang mempengaruhi Salinitas ....................................................... 18
2.18 Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Bias .................................................. 19

5
ABSTRAK

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrodialisis merupakan metode pemisahan yang pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Maigrot dan Sabates. Prinsip kerja pemisahan
campuran dengan metode elektrodialisis serupa dengan proses elektrokimia. Hal
yang membedakan proses elektrodialisis dengan proses elektrokimia lain adalah
penggunaan membran penukar ion. Pirkaniemmi (2012) menyatakan bahwa
membran penukar ion merupakan lapisan semipermeabel yang mengandung gugus-
gugus fungsi tertentu. Ketika arus DC diaplikasikan pada membran penukar ion,
maka ion yang memiliki muatan sejenis dengan membran akan tertolak dari
membran (co-ion). Disisi lain, ion dengan muatan berlawanan jenis akan tertarik
pada membran (counter ion). Produk pemisahan selanjutnya dialirkan keluar
membran dan masuk ke sistem larutan produk (Peraki et al., 2016).
Dibandingkan dengan proses pemisahan yang lain, elektrodialisis memiliki
beberapa kelebihan. Kelebihan proses elektrodialisis yang utama adalah prosesnya
tidak menggunakan bahan kimia, sehingga prosesnya lebih ramah lingkungan.
Penggunaan bahan kimia tidak diperlukan untuk pemisahan suatu campuran yang
mengandung anion dan kation. Pada proses yang dilakukan untuk memisahkan
senyawa dengan muatan sejenis, penggunaan bahan kimia masih diperlukan.
Walaupun demikian, bahan kimia yang digunakan biasanya hanya terdiri dari satu
jenis, misalnya zat pengkhelat. Kelebihan elektrodialisis yang lain adalah proses
elektrodialisis dapat dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan ruang, sehingga
tidak banyak membutuhkan energi. Kelebihan berikutnya adalah alat yang
diperlukan sederhana (Lee, 2011). Berdasarkan kelebihan dan potensi elektrodialisis
tersebut, maka banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan performa
elektrodialisis. Performa metode elektrodialisis dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
seperti: tegangan listrik, laju alir, konsentrasi ion-ion pada larutan umpan, dan jenis
membran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
suatu pokok permasalahan yaitu:
1.2.1 Apa itu elektrodialisis dan bagaimanakah prinsip kerjanya ?

7
1.2.2 Apa perbedaan dari elektrokimia dan elektrodialisis ?
1.2.3 Bagaimanakah mekanisme pertukaran Ion ?
1.2.4 Apa itu membran, dan apa saja macamnya ?
1.2.5 Apa itu refraktometri, dan apa saja macamnya ?
1.2.6 Apa itu Multimeter, dan apa saja macamnya ?
1.2.7 Apa itu Salinitas ?
1.2.8 Apa itu Indeks bias ?
1.2.9 Apa itu pH, dan apa saja jenis-jenis dari pengukuran pH ?
1.2.10 Apa sajakah macam-macam arus listrik ?
1.2.11 Apa itu Bittern ?
1.2.12 Bagimanakan aplikasi elektrodialisis dalam industri
1.2.13 Apa saja faktor yang mempengaruhi elektrodialisis ?
1.2.14 Apa saja faktor yang mempengaruhi salinitas ?
1.2.15 Apa saja faktor yang mempengaruhi Indeks bias ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, makalah ini dibuat dengan tujuan:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari elektrodialisis
1.3.2 Untuk mengetahui prinsip kerja elektrodialisis
1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan elektrokimia dan elektrodialisis
1.3.4 Untuk mengetahui mekanisme pertukaran ion
1.3.5 Untuk mengetahui pengertian dari membran
1.3.6 Untuk mengetahui macam-macam membran menurut klasifikasinya
1.3.7 Untuk mengetahui pengertian Multimeter
1.3.8 Untuk mengetahui macam-macam multimeter
1.3.9 Untuk mengetahui pengertian dari Salinitas
1.3.10 Untuk mengetahui tentang indeks bias
1.3.11 Untuk mengetahui pengertian dari pH
1.3.12 Untuk mengetahui jenis-jenis pengukuran pH
1.3.13 Untuk mengetahui macam-macam arus listrik
1.3.14 Untuk mengetahui pengertian bittern
1.3.15 Untuk mengetahuiaplikasi elektrodialisis dalam industri
1.3.16 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi elektrodialisis
1.3.17 Untuk mengetahui faktor yang mempengatuhu Salinitas
1.3.18 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Indeks bias

8
1.3.19 Untuk mengetahui proses pemisahan suatu unsur dalam bittern dengan
membran elektrodialisis
1.3.20 Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam penelitian ini

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Elektrodialisis


Elektrodialisis merupakan salah satu proses pemisahan ion-ion dari suatu
larutan dengan mempergunakan arus listrik melalui membrane semipermiabel
yang bersifat permeable terhadap ion tertentu. (Nur Hapsari, 2007)
2.2 Prinsip Kerja Elektrodialisis
Pada dasarnya proses dialisis dibawah pengaruh medan listrik. Cara
kerjanya listrik dengan tegangan tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang
menyokong selaput semipermiable sehingga partikel zat terlarut dalam sistem
koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektroda dengan muatan
berlawanan.

Gambar 2.2.1 Prinsip Kerja Elektrodialisis


Komponen dasar penyususn sel elektrodialisis adalah dua buah elektroda
dann 4 buah membran penukar ion. Membran penukar kation berdekatan dengan
elektroda negatif (katoda), sedangkan membran penukar anion berdekatan dengan
elektroda positif (anoda). Sedangkan penukar anion lainnya diletakkan berselang
seling hingga sel tersebut terbagi menjadi 3 bagian ditambahkan degan
kompartement elektroda. (I Gede Wenten,2014)

2.3 Perbedaan Elektrokimia dan Elektrodialisis


Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi
kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan
dengan banyaknya elektron yangdimiliki dengan kata lain, Elektrokimia adalah

10
ilmu yang mempelajari hubungan antaraperubahan (reaksi) kimia dengan kerja
listrik, yang biasanya melibatkan sel elektrokimia yangmenerapkan prinsip reaksi
redoks dalam aplikasinya.
Elektrodialisis adalah gabungan antara elektrokimia dan penukaran
ion.Elektrodialisis yang disingkat ED merupakan proses pemisahan elektrokimia
denganion-ion berpisah melintas membran selektif anion dan kation dari larutan
encerkelarutan membran lebih pekat akibat aliran arus searah atau DC.sedangkan
ED-Balikan atau ED-Reversal atau (EDR) adalah proses ED
namunkutub/polaritas elektroda-elektrodanya dibalik dengan daur waktu tertentu,
sehinggamembalik pula arah gerak ion dalam jajaran membrannya.( Arhinnavicha
Rizhwandy, 2013)
2.4 Mekanisme Pertukaran Ion
Pertukaran ion adalahproses dimana satu bentuk ion dalam senyawa
dipertukarkan untuk beberapa bentuk, yaitu kation ditukar dengan kation dan
anion ditukar dengan anion.Pertukaran ion berlangsung secara reversibel dan
dapat diregenerasi atau diisi dengan ion-ion yang diinginkan melalui
pencucian dengan ion-ion yang berlebih.
Pertukaran ion bisa digambarkan dengan kesetimbangan umum:
B1+ + R-B2+ B2++R-B1+
A1- + R+A2- A2-+R+A1-
Dimana :
B1+, B2+ = Kation-kation dari 2 spesies (jenis) yang berbeda
A1-, A2- = Anion-anion dari 2 spesies (jenis) yang berbeda
R1-, R2- = Penukaran bahan-bahandari kation dan anion masing-masing
(Ayu Fitriyanti, 2015)
2.5 Membran Elektrodialisa
Membran dapat didefinisikan sebagai selaput/film tipis yang bertindak
sebagai pembatas selektif antar dua fasa atau lebih oleh sebab sifat
Semipermeable yang dimilikinya. Dalam elektrodialisis filtrat membran yang
digunakan untuk air permiable bagi anion dan kation. (Digilib itb, 2018)
2.6 Macam-Macam Membran
2.5.1 Berdasarkan Struktur
2.5.1.1 Membran Homogen

11
Membran homogen adalah membran yang tidak berpori,
mempunyai sifat masa setiap titik tidak ada internal layer dan
dalam pemindahan tidak ada hambatan
2.5.1.2 Membran Heterogen
Membran heterogen adalah suatu membran berpori atau
tidak berpori, tersusun secara seri sehingga dalam perpindahan
mengalami hambatan.
2.5.2 Berdasarkan Prinsip Pemisahan
2.5.2.1 Membran Berpori
Yaitu membran yang memiliki pori-pori dengan prinsip
pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel dengan
ukuran pori membran. Selektifitas pemisahan ditentukan oleh
ukuran pori dan hubungannya dengan partikel yang akan
dipisahkan
2.5.2.2 Membran Tidak Berpori
Yaitu membran memisahkan molekul-molekul yang tidak
dapat dipisahkan dengan membran berpori. Prinsip pemisahannya
berdasarkan perbedaan kelarutan dan atau kemampuan berdifusi.
2.5.2.3 Membran Cair/Pembawa
Membran cair adalah membran yang pemisahannya tidak
ditentukan oleh membrannya ataupun bahan pembentuk membran
tersebut, tetapi oleh sifat molekul pembawa yang spesifik. Media
pembawa merupakan cairan yang terdapat dalam pori-pori
membran berpori.
(Harudungan.2010)
2.7 Refraktometri
2.6.1 Pengertian Refraktometri
Refraktometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk
mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula
(“Brix”), garam (“Baume”), protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer
ini dengan memanfaatkan teori refraksi cahaya. (Susi, 2010)
2.6.2 Macam – macam Refraktometri
2.6.2.1 Refraktometri Abbe
Refraktometer Abbe adalah
refraktometer untuk mengukur indeks bias
Gambar 2.6.2.1.1
12 Refraktometri Abbe
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk
dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700
dan persentase padatan 0 sampai 95%.

2.6.2.2 Refraktometri Brix


Refraktometer Brix digunakan untuk
mengkur konsentrasi padatan terlarut dari
gula,garam, protein, dan lebih spesifiknya
untuk makanan dan cairan ideal untuk control Gambar 2.6.2.2.1
kualitas. hand refraktometer brix ( digunakan Refraktometri Brix

untuk gula 0-32%).


2.6.2.3 Refraktometri Salt
Refraktometer Salt digunakan untuk
mengukur kada garam pada bagian perseribu
atau ppt dan berat jenis atau persen salinitas
(kadar garam) tergantung pada model.
Gambar 2.6.2.3.1
Refraktmeter salt digunakan untuk mengukur Refraktometri Salt
konsentrasi garam dari air atau air garam.
Hand refraktometer salt untuk NaCL 0-28%.
2.6.2.4 Refraktometri Hand Held
Refraktometer tangan hanya untuk
mengukur kadar zat tertentu saja. Bagian hand
refraktometer hanya mempunyai satu luang Gambar 2.6.2.4.1
pengamatan saja.Terdapat dua tipe untuk Hand Refraktometri Hand Held

Held Refraktoemeter,yaitu yang Digital dan


Analog.
(Mulyono,2017)

2.8 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalamair.
Yaitu jumlah gram garam yang terlarut untuk setiap liter larutan.Biasanya
dinyatakan dalam satuan 0/00 (parts per thousand). (Vitrail Gloria,2018)
2.9 Indeks Bias

13
2.9.1 Pengertian Indeks Bias
Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan
cahaya dalam ruang hampa udara dengan arah rambat cahaya pada suatu
medium. Secara teoritis indeks bias dapat dirumuskan
Keterangan : n = Indeks Bias
𝑐 C = Laju cahaya dalam ruang hampa
𝑛=
𝑉𝑝 Vp = Cepat rambat cahaya

2.9.2 Hubungan Indeks Bias dengan Waktu


Cahaya masuk atau cahaya datang dan membentuk sudut, lalu
dibelokkan pada waktu memasuki medium sehingga ketika cahaya masuk
maka akan terjadi penundaan yang dinamakan waktu delay. Semakin kecil
indeks bias maka waktu tunda semakin besar dan sebaliknya.
(Aisah,2014)

2.10 Normalitas
Normalitas adalah banyaknya berat ekivalen (BE) zat yang terlarut dalam
1000 ml larutan. Normalitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑁= 𝑥 𝑥 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑀𝑟 𝑚𝑙
(Yahmin,2018)
2.11 Derajat Keasaman (pH)
2.11.1 Pengertian pH
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda.
pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7
menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang
tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
2.11.2 Macam-macam Pengukuran pH
2.11.2.1 Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau basa.
Sifat dari masing-masing lakmus adalah sebagai berikut :

14
 Lakmus Merah : Dalam larutan asam akan
tetap merah, dalam larutan basa berubah menjadi
biru
 Lakmus Biru : Dalam larutan asam akan berubah
merah, dalam larutan baa tetap biru
2.11.2.2 Indikator Universal
Indikator Universal ini berupa kertas serap yang dimana
pada setiap kotak kemasan indikator terdapat peta warna.
2.11.2.3 Indikator Larutan
Larutan indikator adalah jenis indikator berbentuk larutan
yang bisa dipakai untuk mengetahu sifat asam basa dalam sebuah
senyawa. Dimana jika suatu senyawa ditambahkan larutan
indikator akan berubah warnanya jika terdapat kendungan asam
atau basa.
Larutan yang digunakan dalam Laboratorium biasanya
adalah :
 Bromtimol Blue (BTB): Tidak berwana pada asam, Merah
pada Basa
 Fenolftalein (PP) : Kuning pada asam, Biru pada Basa
 Metil Jingga (Mo) : Merah pada asam, Kuning pada
Basa
 Metil Merah (Mm) : Merah pada asam, Kuning pada
Basa
2.11.2.4 Indikator Alami
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat menunjukkan
sebagai indikator alami, seperti kulit manggis, bunga sepatu, pacar
air, kol ungu, kunyit dan bunga baogenvile.
Bisa atau tidaknya tanaman menjadi indikator alami
tergantung adanya perubahan warna bilamana ekstrak tumbuhan
diteteskan pada larutan basa atau asam.
2.11.2.3 pH Meter
pH meter merupakan alat pengukur pH pada suatu larutan
dengan cepat dan lebih akurat dengan layar digital. Dal pH meter
terdapat ektroda yang bisa dimasukkan kedalam sebuah larutan
asam basa yang akan mengukur nilai pH-nya.

15
(Seputar Pengetahuan,2020)

2.12 Multimeter
2.12.1 Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur
tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian
multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter
masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur,
induktansi, frekuensi, dan sebagainya.
2.12.2 Macam-Macam Multimeter
2.12.2.1 Multimeter Analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat
pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan
jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
probe.
2.12.2.2 Multimeter Digital
Multimeter digital merupakan jenis multimeter yang
talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil
ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multitester digital
merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu
perhitungan anatara hasil ukur dan batas ukur.
(Muhammad,2016)
2.13 Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur
kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. (Reno,2018)
2.14 Macam-Macam Arus Listrik
2.14.1 Arus Searah (Direct Current)
Arus listrik yang nilainya hanya positif
atau hanya negatif saja bisa diartikan arus yang
punya nilai tetap atau konstan terhadap satuan Gambar 2.14.1.1
Arus DC
waktu.

16
2.14.2 Arus Bolak-balik (Alternating Current)
Arus yang mempunyai nilai yang berubah
terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan
selalu berulang untuk periode waktu tertentu. Gambar 2.14.1.2
Arus AC

(Ryan, 2013)

17
2.15 Bittern
Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari sisa kristalisasi proses
pembuatan garam. Bittern mengandung berbagai mineral baik mineral makro maupu

n mineral mikro. Mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat
pembuatan garam. Beberapa mineral yang terkandung dalam Bittern adalah
Magnesium, Natrium, Kalium, Calsium, Klorida, Sulfur, dan mineral mikro lainnya.
(Nur Hapsari, 2007)
2.15 Aplikasi Elektrodialisis dalam Industri
1. Desalinasi Air Laut
2. Produksi Air Minum
3. Pemisahan air dan Limbah
4. Pabrik makanan dan minuman, misalnya untuk mengurangi rasa asam pada jus
buah
5. Pemurnian Logam
(Raisyah,2013)
2.16 Faktor-faktor yang memperngaruhi elektrodialisis
2.16.1 Waktu
Semakin lama waktu elektrodialisis maka konsentrasi larutan akan
semakin menurun.
2.16.2 Tegangan Listrik
Semakin tinggi tegangan listrik maka akan semakin turun konsentrasi
larutan.
2.16.3 pH
Jika pH netral maka pH pada anoda akan turun sedangkan pada katoda
akan naik.
2.16.4 Kecepatan Arus dan Pemotongan Sel
Semakin kecil arus yang dibawa anion maka akan semkin besar
konsentrasinya.
2.17 Faktor-faktor yang mempengaruhi Salinitas
2.17.1 Pola Sirkulasi Air
Jika pola sirkulasi air semakin baik maka akan membantu penyebaran
salinits

18
2.17.2 Penguapan
Semakin tinggi tingkat penguapan didaerah tersebut, maka salinitasnya
akan berkurang atau sebaliknya
2.17.3 Curah hujan (presipirasi)
Semakin tinggi tingkat curah hujan didaerah tersebut maka salinitasnya
akan berkurang atau sebaliknya
2.17.4 Aliran sungai disekitar
Semakin banyak aliran sungai yang bermuara pada laut maka
salinitasnya akan menurun atau sebaliknya
2.18 Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Bias
2.18.1 Suhu
Semakin tinggi suhu maka semakin renggang molekul zat/sampel
sehingga indeks bias zat/sampel semakin kecil.
2.18.2 Tekanan
Semkin besar tekanan maka kerapatan molekul dengan zat/sampel
semakin rapat sehingga bias zat/sampel semakin besar.

19

Anda mungkin juga menyukai