DIALISIS - ELEKTRODIALISIS
Oleh:
Kelompok 8
Alifa Meilia Nur Auzie - 130332615
Alifka Dilia Andifa - 130332615
Erlyna Yunestha Sansivera - 130332615
KIMIA H – 2013
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
November 2015
DIALISIS DAN ELEKTRODIALISIS
PEMBAHASAN
1. DIALISIS
Dialisis (DL) adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan
melalui membran semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul tersebut
terjadi dari larutan konsentrasi tinggi ke rendah. Suatu koloid biasanya bercampur
dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi.
Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke
dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang
mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion
pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel
kolid akan tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut
dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah
sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana
seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.
2. ELEKTRODIALISIS
Keterangan gambar :
1. Plate 8. Aliran masuk anode
2. Elektrode 9. Aliran masuk Konsentrat
3. Kompartemen elektrode 10. Membran kation
4. Bingkai Spacer 11. Membran anion
5. Spacer 12. Aliran masuk diluat
6. Sekrup 13. Aliran masuk katode
7. Bingkai baja (Steel)
3. Membran Elektrodialisis
Membran ED bersifat menghantarkan listrik dan tidak tembus air dan
merupakan resin yang dibentuk sebagai lembaran, yang dapat selektif anion atau
kation. Semenjak polimer penukar ion dapat larut dalam air, maka diperlukan
suatu crosslinking untuk mencegah pelarutan dari membran penukar ion.
Biasanya crosslinking yang dipergunakan adalah divinylbenzene.
Membran ED terdiri dari membran penukar anion dan membran penukar
kation.
- Membran penukar anion berisi kation sehingga bertindak sebagai barrier
(pembatas) bagi kation
- Membran penukar kation berisi anion bersifat sebagai barrier (pembatas)
bagi anion.
5. Elektroda
Sepasang electrode dibutuhkan untuk setiap tahapan listrik ED, normalnya
tidak lebih dari dua tahapan listrik untuk setiap satu stack membran,
sebaliknya sepasang electrode sebaiknya hanya untuk satu tahapan listrik.
Elektrode adalah yang paling banyak dikenai keadaan korosi, karenanya
elektrode harus terbuat dari logam mulia, biasanya terbuat dari tantalum,
niobium, titanium dilapis platina.Katode menghasilkan gas Hidrogen dan Soda
kaustik, jadi harus pada sistem aliran terpisah dan terbuat dari stainless stell.
Anode menghasilkan gas khlor dan terjadi reaksi oksidasi sehingga sebaiknya
anode terbuat dari platina atau dilapis titanium. Untuk mencegah terjadinya
padatan akibat reaksi antara gas dan lapisan electrode, maka sebaiknya
dilakukan pembilasan electrode dengan menggunakan asam. Disarankan oleh
Meller, (Schoeman, 1991) asam yang dipergunakan jangan yang mempunyai
pH ekstrim dan bukan asam kuat karena akan menambah terjadinya reaksi
pada electrode.
b. Untuk disain bentuk sel, setiap sel konsentrat terdiri dari sepasang
membran penukar kation dan membran penukar ion yang ditutup pada
bagian tepinya, setiap sel bisa berisi (50 - 100) pasang membran, biasanya
bentuk seperti ini dipergunakan untuk membuat garam pekat dari air laut.
1. Proses Batch
Proses ED yang dikembangkan pertamakali secara komersil adalah bentuk
prosesbatch (Meller, 1984). Pada sistem batch, feed disirkulasi dari tangki
penampung melewati spacer demineralisasi suatu stack tunggal hingga hasil yang
diinginkan.
2. Proses feed and bleed
Sistem feed and bleed digunakan bila variasi besar pada konsentrasi dari larutanfeed
berlawanan dan aliran kontinu produk yang diinginkan. Pada sistem ini, suatubagian
dari larutan produk diresirkulasi dan dicampur dengan larutan feed. Larutancampuran
ini menjadi feed sesungguhnya. Laju produksi adalah bagian dari aliranproduk yang
dikeluarkan dari sistem dan tidak disirkulasi kembali ke stack.
3. Proses kontinu
Pada sistem kontinu, aliran diluat membuat suatu lintasan tunggal melewati stackdan
ke luar berupa produk. Aliran konsentrat secara partial diresirkulasi untukmengurangi
kandungan airnya
2.5 Polarisasi Konsentrasi dan Fouling
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemakaian energi listrik pada ED,
yaitu :
1. Pengaruh tahanan listrik pada membran
Tahanan listrik pada membran apabila tinggi dapat mempengaruhi jumlah
arus listrik yang diperlukan untuk memindahkan ion, semakin tinggi tahanan
listrik padamembran maka akan semakin tinggi arus listrik yang diperlukan.
Sehingga tahananlistrik pada membran diusahakan serendah mungkin yaitu
dengan menjaga janganterjadi penyumbatan (fouling) pada permukaan membran.
Beberapa aplikasi proses ED menurut Lacey dan Loeb (1972), Leitz dan
Eisenman (1981), Mani (1991), Katz (1982) dan Hughes, Raubenheimer dan
Viljoen (1992) (Schoeman, 1996) adalah sebagai berikut :
1. Desalinasi air payau
2. Pemekatan air laut
3. Desalinasi air laut
4. Demineralisasi air dadih (whey)
5. Recovery metal dan air dari air pencuci electroplating
6. Desalinasi pendingin tower
7. Recovery asam dan basa dari buangan pengasaman asam
8. Demineralisasi larutan anggur
9. Demineralisasi larutan gula
Menurut Belfort (1984) senyawa yang mengandung partikel ukuran kecil
(0,0004 -0,1) μm dapat dipisahkan dengan menggunakan ED.
EDR adalah bagian dari ED yaitu suatu proses pembalikan kutub listrik.Sistem
EDR didisain untuk mengurangi penyumbatan pada membran akibat tertahannya ion
secara kontinu tanpa adanya penambahan bahan kimia yang akan mengeliminasi masalah-
masalah utama secara tidak langsung. Sistem ED inimenggunakan pembalikan polaritas
listrik untuk secara kontinu mengontrol terjadinya fouling dan endapan pada membran.
Pada sistem EDR, polaritas dari elektrode dibalik tiga atau empat kali setiap jamnya,
tujuan dari EDR ini adalah untuk menghilangkan endapan yang menumpuk pada permukaan
membran. Endapan tersebut akan larut kembali sehingga fouling dapat dihilangkan. Manfaat
dari EDR ini juga untuk ruang elektrode, pada katode ion hidroksida dapat membentuk
endapan putih dengan ion magnesium dalam air, bila fungsinya dibalik katode menjadi anode
maka akan terbentuk gas khlor. Gas khlor akan larut membentuk asam hipokhlorit dan akan
membantu melarutkan hidroksida. Menurut Meller (Schoeman, 1991), waktu yang baik untuk
pembalikan kutub adalah setiap 15–20 menit. Pembalikan dilakukan secara berkala dan
sebaiknya rutin. Pada saat pembalikan, dilakukan penggelontoran (flushing) cairandalam sel,
oleh karena itu bila pembalikan dilakukan kontinyu bisa saja tidak diperlukan pembilasan
elektrode.
DAFTAR PUSTAKA