Anda di halaman 1dari 12

Metode Sampling

1.
1. Pendahuluan

METODE SAMPLING

Pengambilan contoh air (water sampling) merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengukuran kualitas air, yaitu untuk mendapatkan data kualitas air yang akurat dan valid Untuk mendapatkan data hasil diperlukan : a. b. c. d. pengukuran yang valid (representatif) ,

Contoh air yang representatif . Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima Peralatan dan instrumentasi yang terkalibrasi Sumber daya manusia (analis atau laboran) yang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai .

Pengertian contoh air yang representatif adalah contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan air (sungai , waduk , laut , sumur dsb) yang akan diteliti kualitasnya Jika contoh air yang akan dianalisis adalah contoh air yang karakteristiknya telah berubah dari karakteristik asalnya (badan airnya), maka ketika dianalisis di laboratorium, data yang diperoleh adalah data yang tidak sama dengan kualitas badan air tersebut, sehingga data yang diperoleh tidak representative, sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam membuat kesimpulan tentang kualitas badan air tersebut, yang selanjutnya akan menimbulkan kesalahan yang lebih jauh, yaitu kesalahan dalam mengambil kebijakan yang akan diterapkan dalam rangka pengelolaan kualitas air tersebut. Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air tersebut. Untuk mendapatkan contoh persyaratan diantaranya: a. Pemilihan lokasi yang tepat b. Teknik pengambilan contoh c. Metode pengawetan contoh air yang representatif diperlukan beberapa

2. Pemilihan lokasi pengambilan contoh air.


Pemilihan lokasi pengambilan contoh air merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur pengambilan contoh air, lokasi pengambilan contoh dipilih agar supaya contoh air yang diambil benar-benar mewakili badan air tersebut, agar supaya diperoleh hasil pengukuran yang representatif. Dalam pemilihan lokasi harus mempertimbangkan tujuan dari pengukuran /pemantauan dan pengetahuan tentang kondisi dan geografi dari badan air yang akan diteliti.

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-1

Metode Sampling

Lokasi pengambilan contoh air sudah dapat ditentukan dalam perencanaan dan dapat diplotkan di atas peta, tetapi keputusan akhir sangat tergantung kepada kondisi di lapangan setelah dilakukan survey pendahuluan . Dalam tulisan ini hanya akan diberikan pedoman-pedoman umum dalam pemilihan lokasi pengambilan contoh air . 2.1 Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di Sungai. Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di sungai, sangat dipengaruhi oleh lebar, kedalam sungai dan kecepatan air dalam sungai, tetapi pedoman umum adalah pilihlah lokasi yang dianggap bercampur sempurna. a. b. c. Contoh air harus diambil dari lokasi yang dianggap bercampur yang sempurna, hindari pengambilan contoh di tempat air yang diam ( stagnan) . Jika sungai terdiri dari beberapa aliran air yang terpisah, dipilih airan yang paling besar. Jika ada anak sungai atau efluent dari air limbah yang masuk ke dalam sungai utama, maka pengambilan contoh dilakukan pada sungai utama sebelum dan sesudah pencampuran dari anak sungai dan di lokasi anak sungai . Lokasi pencampurannya dapat terjadi beberapa kilometer di bagian hilir, dan jarak lokasi pencampuran sangat dipengaruhi oleh lebar dan kedalaman sungai tersebut. Pada Tabel 1.1. dicantumkan perkiraan jarak yang diperlukan untuk pencampuran . Menurut SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan contoh air di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan air. 1. Untuk debit < 5 m3/detik , contoh diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan 2. Untuk debit 5-150 m3/detik, contoh diambil pada 2 (dua) titik, masingmasing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman sungai. 3. Untuk debit > 150 m3/detik, contoh minimum 6 (enam) titik , masingmasing pada jarak . 1/2., lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 x kedalaman sungai.

d.

Untuk pengambilan contoh di sungai diperlukan alat bantu yaitu perahu atau jembatan. Jembatan merupakan tempat pengambilan contoh air yang paling ideal , karena mudah dicapai dan sangat membantu dalam pengambilan contoh air.

2.2. Pengambilan contoh air di danau /waduk


Kualitas air di danau atau waduk sangat dipengaruhi oleh kondisi air yang masuk, lebar dan kedalam dari danau, dan untuk setiap tempat mempunyai kualitas air yang berbeda-beda. Jika tujuan pengambilan contoh untuk mengetahui kualitas air yang keluar dari danau , maka titik pengambilan contoh dipilih keluaran dari danau atau waduk tersebut. Tetapi jika ingin mengetahui kualitas air di badan air tersebut dapat dilakukan transect sampling, yaitu pengambilan contoh pada berbagai tempat dan kedalam dari danau tersebut. Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-2

Metode Sampling

Menurut SNI , pengambilan contoh air di danau adalah sebagai berikut: a. Untuk danau dengan kedalaman < 10 meter , contoh diambil di 2 (dua) titik , yaitu dipermukaan dan di dasar danau . b. Untuk kedalaman 10 -30 meter , contoh di ambil di 3 (tiga) titik, yaitu di permukaan , dilapisan tengah dan di dasar sungai. c. Untuk kedalaman 30-100 meter, contoh di ambil di 4 (empat) titik pengambilan , yaitu di permukaan, ditengah dan di bagian dasar.

Tabel 1.1. Perkiraan Jarak pencampuran sempurna di sungai Lebar Sungai (meter) 5 Kedalaman Sungai (meter) 1 2 3 1 2 3 4 5 1 3 5 7 Perkiraan jarak pencampuran ( km) 0.08 - 0.7 0.05 - 0.3 0.03 - 0.2 0.3 - 2.7 0.2 - 1.4 0.1 - 0.9 0.08 - 0.7 0.07 - 0.5 1.3 11.0 0.4 4.0 0.3 - 2.0 0.2 - 1.5

10

20

2.3. Pengambilan contoh air sumur/ air tanah .


Secara umum kualitas air sumur atau air tanah relatif stabil ,pengambilan contoh air dapat dilakukan pada kedalaman 20 cm di atas permukaan air dan untuk proses pengambilannya dapat digunakan fasilitas yang ada seperti ember dengan kerekan ( timba) atau pompa air . Sedangkan untuk air sumur bor, pengambilan contoh air dapat dilakukan di tempat keluar dari pompa atau kran keluaran, setelah air dibuang beberapa saat untuk mengeluarkan air yang terperangkap dalam pipa

2.4. Pengambilan contoh di instalasi pengolahan air .


Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di dalam instalasi pengolahan air ditujukan untuk mengetahui efisiensi setiap proses yang ada di dalam instalasi, yaitu dari mulai air baku sampai dengan air hasil olahan , dengan demikian jumlah titik sampling tergantung kepada banyaknya proses yang digunakan di dalamnya. Contohnya lokasi sampling untuk instalasi pengolahan air minum. a. Air baku b. Air setelah bak sedimetasi c. Air setelah filtrasi , setelah penambahan kapur dan kaporit d. Air di reservoar ( bak penampung) e. Air di konsumen. Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-3

Metode Sampling

Pemilihan lokasi di pelanggan (konsumen) , ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan kualitas air akibat dari perjalanan air dari reservoir di instalasi sampai di konsumen , hal ini mungkin terjadi misalnya karena terjadi korosi pada pipa transmisi, sehingga akan terjadi perubahan kualitas air di pelanggang. Banyaknya contoh air yang diambil contohnya sangat dipengaruhi oleh banyaknya pelanggang. Ada beberapa ketentuan yang dikeluarkan oleh WHO , untuk jumlah contoh air yang harus diambil . Misalnya untuk pelanggan dari 20.001 sampai 50.000 pelanggan dibutuhkan 1 (satu) contoh air .Untuk penambahan setiap 5000 pelanggang dibutuhkan 1 contoh air dengan frekuensi pengambilan contoh setiap 2 minggu sekali.

3. Teknik Pengambilan Contoh Air


Dalam pengambilan contoh air dikenal dengan istilah Grab sample (contoh air sesaat) dan composite sample (contoh air campuran). a. Contoh Air Sesaat ( Grab Sample) Istilah contoh air sesaat adalah contoh air yang diambil pada satu kali pengambilan dari satu lokasi. Dengan demikian data hasil pengukuran hanya mewakili kualitas air pada saat dilakukan pengambilan dan pada titik pengambilan , oleh sebab itu , pengambilan contoh air sesaat (grab sample) ditujukan untuk badan air yang kualitasnya relatif stabil terhadap perubahan musim dan perubahan kedalam badan air . Contohnya air sumur dalam, kualitas airnya relatif stabil sehingga dengan pengambilan contoh sesaat , dapat mewakili kualitas badan air tersebut. Pengambilan contoh sesaat juga digunakan untuk studi pendahuluan , yaitu untuk mengetahui kualitas badan air secara umum. b. Contoh air komposit ( Composite Sample) Contoh air komposit (composite sample) adalah contoh air campuran yang diambil dari satu lokasi, dengan beberapa kali periode pengambilan dalam rentang waktu tertentu. Kemudian contohcontoh air tersebut digabungkan dicampurkan menjadi satu contoh. Periode pengambilan contoh pada umumnya dilakukan selama 24 jam (siang malam) dengan frekuensi pengambilan contoh setiap 1, 2 atau 3 jam sekali atau pengambilan secara kontinyu selama 24 jam menggunakan pompa dengan debit yang konstan. Dengan demikian data hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data kualitas air rata-rata selama selang waktu tertentu. Pengambilan contoh air secara komposite ditujukan untuk badan air yang kualitasnya berubah terhadap waktu, Misalnya sungai yang diduga dicemari oleh buangan domestik (buangan rumah tangga), maka dapat dipastikan bahwa kualitas air tersebut akan berubah setiap waktu, tergantung kepada adanya air buangan domestik yang masuk , maka untuk mengetahui kualitas air sungai tersebut tidak cukup hanya dengan satu kali pengambilan contoh air (grab sampel) , tetapi harus dilakukan pengambilan contoh selama waktu tertentu (umumnya 24 jam atau 1 minggu) dengan rentang waktu pengambilan tertentu, kemudian contoh air tersebut digabungkan . Data hasil pengukuran contoh air komposite tersebut merupakan data kualitas rata-rata badan air tersebut selama rentang waktu tertentu ( umumnya 24 jam atau 1 minggu). Pengambilan contoh air secara komposit dapat dilakukan untuk badan air yang kualitas airnya berubah terhadap perubahan tempat. Maka pengambilan contoh air harus dilakukan pada beberapa lokasi, kemudian digabungkan. Jika untuk mengetahui kualitas air sungai dengan lebar sungai yang cukup lebar, maka Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-4

Metode Sampling

pengambilan contoh air pada satu lokasi tidak cukup menggambarkan kualitas air rata-rata dari sungai tersebut. Maka harus dilakukan pengambilan contoh pada beberapa lokasi, sepanjang lebar sungai tersebut, kemudian contoh-contoh air tersebut digabungkan menjadi satu contoh.

4. Persiapan Pengambilan Contoh Air .


4.1. Alat Pengambil Contoh Air (Water Sampler) Alat pengambilan contoh air yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi kualitas air ( terbuat dari gelas , plastic atau stanless steel) . b. Mudah dicuci untuk menghilangkan kontaminan dari contoh air sebelumnya . c. d. Contoh air mudah dipindahkan kedalam botol contoh . Mudah dibawa dan kapasitasnyua 1-5 liter umum digunakan dalam

Beberapa jenis alat pengambil contoh air yang pengambilan contoh air :

a. Alat pengambil contoh air sederhana, seperti ember plastic atau botol biasa. b. Alat pengambil contoh air secara mendatar (horizontal), adalah alat yang dirancang sedemikian rupa untuk mengambil air pada kedalam tertentu untuk air sungai air di sungai atau tempat yang airnya mengalir .( Gambar 1). c. Alat pengambil contoh air secara vertical adalah alat yang dirancang sedemikian rupa untuk mengambil air pada kedalam tertentu untuk air yang relatif tidak mengalir ( Seperti di danau atau waduk) lihat Gambar 2. d. Alat pengambil contoh air komposit ( composite sampler) Adalah alat pengambil contoh air secara automatik , yang terdiri dari: - pompa pengambil contoh air dengan daya hisap (debit) yang dapat diatur - timer , untuk mengatur lamanya pengambilan contoh air yang akan dilakukan - botol penampung contoh air. Sebagai sumber listrik , umumnya digunakan baterai (Sumber DC) yang dapat discharge (Gambar 3.)

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-5

Metode Sampling

Gambar 1. Horizontal water sampler

Gambar 2. Vertical water sampler

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-6

Metode Sampling

Gambar 3.

Water Composite Sampler

4.2. Botol / wadah contoh air.


Botol atau wadah yang akan digunakan untuk menyimpan contoh air harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. d. Terbuat dari bahan gelas atau plastic Dapat ditutup dengan rapat dan kuat Bersih , mudah dicuci dan tidak mengandung kontaminan (pengotor) Tidak mudah pecah Tidak menyerap (adsorpsi) senyawa kimia dari contoh air Terbuat dari bahan yang tidak mengotori contoh air Tidak menimbulkan reaksi antara senyawa kimia contoh air dengan bahan botol.

4.3. Persiapan tempat /box untuk pengangkutan sampel air.


Untuk mengangkut sampel air dari tempat /lokasi pengambilan contoh kelaboratorium diperlukan suatu boks atau kotak pendingin, Banyak boks pendingin yang dijual dipasaran dengan volume 20 liter. (Gambar 4) Selama pengangkutan, sampel air harus didinginkan dengan memasukkan potongan-potongan es.

4.4.

Pereaksi dan peralatan untuk pengukuran parameter lapangan dan pereaksi untuk pengawetan contoh air .

Ada beberapa parameter air yang tidak mungkin diawetkan , tetapi harus sesegera mungkin dilakukan pengukuran , yaitu dilakukan pengukuran di lapangan ( dilokasi pengambilan contoh air ) . Parameter yang umumnya dilakukan pengukuran di lokasi pengambilan contoh air adalah temperatur, pH , Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-7

Metode Sampling

oksigen terlarut , asiditas dan alkalinitas, sisa klor . Dengan demikian perlu disiapkan peralatan dan pereaksi untuk pengukuran parameter di lapangan Tabel 1. Peralatan /pereaksi untuk pengukuran lapangan No. Parameter lapangan Peralatan /Pereaksi 1 2 3 4. 5. 6. Temperatur pH Konduktivitas Oksigen terlarut Klor aktif Asiditas Alkalinitas Thermometer pH meter. Condutivity meter DO meter DPD- Comparator Titrasi asidi-alkalinitas

Selain pereaksi untuk pengukuran di lapangan juga harus disiapkan pereaksi untuk pengawetan contoh air, secara umum , pereaksi yang umum digunakan untuk pengawetan adalah : a. asam sulfat pekat b. asam nitrat pekat, c. larutan NaOH d. dan lain-lain .

Gambar 4. Foto jerigen dan boks pendingin untuk penyimpanan contoh air

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-8

Metode Sampling

4.5. Label untuk contoh air.


Setiap contoh air yang diambil harus diberi kartu identitas ( label) yang berisi informasi mengenai : Nama Contoh air Lokasi Waktu pengambilan contoh ( jam dan tanggal pengambilan) Nama petugas pengambil contoh air Metode Pengawetan yang dilakukan Kondisi Badan air dan kondisi meteorologi ( banjir, hujan , dll)

5. Cara Pengambilan Contoh Air .


5.1. Pengambilan contoh air untuk pemeriksaan fisik dan kimia Botol sampel yang terbuat dari gelas atau plastik, dengan volume tertentu (2501000 ml) harus dalam keadaan bersih. Setelah tutupnya dibuka , kemudian dibenamkan ke dalam air ( sungai atau danau) dengan mulut menghadap aliran air , dengan kedalamaan 20 cm. Jika botol dalam keadaan bersih dan kering tidak perlu dibilas dengan contoh air . tetapi jika botol tersebut bersih tetapi tidak kering , maka harus dilakukan pembilasan dengan contoh air Jika menggunakan alat pengambill contoh air ( sampler ), maka sampler yang akan digunakan harus bersih, jika perlu dibilas terlebih dahulu dengan air yang akan diambil contohnya. Kemudian dilakukan pengambilan contoh dengan alat tersebut, kemudian air yang terdapat pada alat pengambil contoh dipindahkan ke dalam botol sampel, dan selama pemindahan di jaga agar tidak terjadi perubahan kualitas air Setelah botol terisi dengan contoh air, ditambah pengawet, ditutup dan kemudian diberi label. Selanjutnya contoh air di simpan dalam boks pendingin yang berisi es Kemudian dilakukan pengulangan pengambilan contoh untuk pengukuran parameter dilapangan seperti pengukuran pH, Oksigen terlarut dll. Selama pengambilan contoh berlangsung harus diamati kondisi lapangan dan juga cuaca, misalnya hujan, atau dalam keadaan terang, kondisi sungai dalam keadaan banjir dll. Selama perjalanan dari lapangan ke laboratorium , harus dijaga agar boks pendingin tetap dingin ( 4 0C ). Selama penyimpanan di laboratorium harus dalam keadaan dingin (40C) dan perlu diingatkan bahwa lamanya penyimpanan terbatas dan setiap parameter air mempunyai waktu penyimpanan /pengawetan yang tertentu. Analisis contoh air harus sudah dilakukan sebelum batas waktu penyimpanan habis. 5.2. Volume contoh air. Volume contoh air yang harus diambil sangat tergantung kepada banyak parameter-parameter kualitas air yang akan diukur, dan metode pengukuran yang digunakan. Semakin banyak parameter yang akan diukur semakin banyak volume air yang harus diambil, dan untuk setiap parameter yang akan diuji memerlukan volume sampel yang berbeda-beda. Contohnya untuk pengukuran kekeruhan volume contoh ar yang diperlukan cukup 100 ml , tetapi untuk pengukuran parameter pestisida memerlukan volume air antara 1000 s/d2000 Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-9

Metode Sampling

ml. Secara umum volume contoh air yang harus di ambil harus lebih banyak dari pada volume yang diperlukan untuk pengukuran, dengan demikian tersedia sisa volume air yang dibutuhkan untuk pengulangan pengukuran jika diperlukan, kira-kira 5 liter contoh air diperlukan untuk pengukuran dengan parameter kualitas air yang cukup lengkap.

6. Pengawetan Contoh Air.


Pengawetan contoh air adalah perlakuanperlakuan yang diterapkan terhadap contoh air dengan tujuan agar kualitas air tidak berubah selama perjalanan dari lokasi sampling ke laboratorium,dan selama penyimpan di laboratorium , menunggu untuk dianalisis. Metode pengawetan untuk setiap parameter berbeda-beda , tergantung kepada karakteristik parameter yang ada di dalam air , dan setiap pengawetan yang dilakukan mempunyai batas waktu pengawetan, karena proses pengawetan contoh air adalah proses yang dilakukan dengan tujuan agar senyawa kimia yang akan diuji tidak berubah selama penyimpanan. Untuk mengetahui teknik pengawetan sampel air maka diperlukan pengetahuan karakteristik setiap senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam air . Sebagaiman diketahui bahwa air di alam selalu mengandung bahan bahan atau senyawa kimia yang tersuspensi atau tidak larut seperti kekeruhan, senyawasenyawa kimia yang terlarut seperti mineral , NaCl dan gas yang terdispersi dalam air ,seperti gasoksigen atau CO2 terlarut). Senyawa-senyawa kimia berlainan satu sama lain , terjadi perubahan fisik air tersebut bereaksi satu sama yang terdapat dalam air mempunyai sifat yang senyawa-senyawa tersebut dapat berubah karena (temperatur dan tekanan), atau senyawa-senyawa lain membentuk senyawa baru.

Dengan demikian senyawa yang ada dalam air dibagi dalam 3 kategori. 1. Senyawa kimia /molekul kimia yang terdapat dalam air dan relatif stabil , tidak mudah berubah untuk jangka waktu tertentu , misalnya untuk parameter Natrium, kalium, kalsium dan magnesium kloride atau sulfat. Sehingga tidak perlu diawetkan , jika contoh air tersebut akan segera di analisis. 2. Senyawa / molekul kimia yang konsentrasinya berubah dengan cepat akibat terjadinya perubahan fisik air. Contohnya adalah gas yang terlarut dalam air (O 2 terlarut, gas Cl2 sebagai disinfektan ) akan berubah terhadap perubahan temperatur dan tekanan air. Untuk menjaga agar di peroleh hasil pengukuran yang akurat, maka untuk pengukuran parameter tersebut harus dilakukan pengukuran sesegera mungkin, yaitu pengukuran di lapangan, tidak mungkin ( tidak praktis) dilakukan pengawetan contoh air . Pada umumnya parameter lapangan ( parameter yang diukur di lapangan ) adalah temperatur, oksigen terlarut, pH , daya hantar listrik (konduktifitas) , asidi-alkalinitas dan sisa klor untuk air bersih (PDAM), seperti tercantum dalam Tabel 1.2. 3. Senyawa kimia /molekul kimia yang mudah berubah tetapi masih bisa diawetkan dengan cara-cara tertentu dengan waktu penyimpanan yang terbatas. Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-10

Metode Sampling

Untuk setiap parameter pengukuran mempunyai cara pengawetan sampel air yang berbeda, demikian pula waktu penyimpanannya. Contoh untuk parameter ammonia , diawetkan dengan cara diasamkan dengan H2SO4 pekat sampai pH 2 , dengan waktu penyimpanan paling lama 28 hari , harus sudah dilakukan pengukuran. Pada Tabel 2.1 dicantumkan beberapa cara pengawetan sampel air untuk setiap parameter . Berdasarkan Tabel tersebut, pengawetan contoh air dikelompokkan dalam : a. Pengawetan dengan cara pendinginan 40C ( contohnya untuk parameter BOD , asidi-alkalinitas, warna , konduktifitas dll) b. Pengawetan dengan penambahan H2SO4 pekat sampai pH < 2 dan pendinginan 40C. ( untuk 1 liter contoh air ditambah 1 ml H2SO4 pekat ) , untuk parameter COD, TOC , Fosfat , ammonia dll. c. Pengawetan dengan penambahan HNO3 pekat sampai pH < 2 dan pendinginan 40C. ( untuk 1 liter contoh air ditambah 1 ml HNO3 pekat ) untuk parameter logam berat , kesadahan dll. d. Pengawet dengan penambahan NaOH sampai pH 12 untuk parameter H 2S dan CN

Daftar Pustaka
1. AWWA , Introduction to Water Quality Analyses , 1975 For The Examination of Water and WasteWater an Imprint of Chapman &Hall

2. AWWA, Standard Methods , 18 th Edition , 1992.

3. UNEP, Water Quality Monitoring , E & FN Spon , UK, 1996.

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-11

Metode Sampling

Tabel 2.1 Cara-cara pengawetan contoh air untuk setiap parameter Parameter Asidi alkalinitas BOD TOC COD Chlorine Color Conductivity Hardness Logam berat total Botol contoh air P.G P,G P P P P P P P P P P P G G G G P P P P P,G P Volume contoh air (ml) 200 1000 25 50 50 100 100 250 200 200 100 100 100 1000 1000 1000 1000 25 500 500 50 100 100 Cara pengwetan Pendinginan 4oC Pendinginan 4o C 4oC, H2SO4 < pH 2 4oC, H2SO4 < pH 2 Analisa segera Pendinginan 4oC Pendinginan 4oC HNO3 < pH 2 HNO3 < pH 2 Saring, HNO3< pH 2 4 C, H2SO4 < pH 2 4oC, 4oC, H2SO4 < pH 2 4 C, H2SO4 < pH 2 R. Gelap 4 C 4oC 4 C, H2SO4 < pH 2 Analisa segera 4oC, H2SO4 < pH 2 4 C 4 C 4 tetes Zn Asetat 2 N 4oC
o o o o o o

Batas waktu penyimpana n 24 jam 48 jam 28 hari 28 hari

48 jam 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 48 jam 7 hari 7 hari 7 hari

Logam berat terlarut Ammonia Nitrate/nitrite Organic, kjeldhal Oil &Grease PAH Phenol TPH pH Total fosfat Solid Sulfate Sulfide Turbidity

28 hari 7 hari 28 hari 28 hari 48 jam

Keterangan : G = Gelas dan P = Plastik

Laboratorium Lingkungan TL-3103

1-12

Anda mungkin juga menyukai