Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN LINGKUNGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Penulis panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan taufiq dan
hidayahNya sehingga penyusunan penuntun praktikum ini telah terselesaikan dan kini dapat dipergunakan.
Penuntun praktikum ini disusun guna memenuhi kebutuhan mahasiswa yang mengikuti praktikum Teknik
Pengambilan Sampel Lingkungan di Program Studi Manajemen Lingkungan Jurusan Manajemen Pertanian,
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Penyusun sangat menyadari bahwa penuntun praktikum ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
sehingga kepada para pengguna/pembaca yang arif, sangat diharapkan saran-saran yang konstruktif demi
kesempurnaan tulisan berikutnya. Penyelesaian penuntun praktikum ini tak lepas dari peran serta berbagai
pihak, sehingga penyusun menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang tak
pernah henti memberikan dukungan atas tugas yang penyusun emban. Semoga segenap aktivitas kita bernilai
ibadah di sisiNya. Amin
Samarinda, Desember 2018

Penyusun

2
I. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
PENGAMBILAN CONTOH AIR/AIR LIMBAH.............................................................3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

II. PRAKTIKUM I. PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN

A. Tujuan
Metode pengambilan contoh uji dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengambilan contoh air di
lapangan untuk mendapatkan contoh yang andal untuk pengujian sifat kimia dan fisika air.

A. Dasar Teori
Pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang
akan menentukan hasil pekerjaan pada berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel
terdiri dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan
Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum ke lapangan
adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam setiap tahapan
pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.
Untuk mendapatkan sampel yang homogen dilakukan pengambilan sampel yang representatif, yaitu
sampel yang dapat mewakili pada daerah purposif sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang
representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi
sesungguhnya.
Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian yang sangat penting, karena sampel
merupakan cerminan dari populasi yang ada. Metode pengambilan sampel menggunakan metode
3
purposif sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah:
1. Menentukan tujuan pengambilan sampel;
2. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai;
3. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau peraturan tertentu;
4. Menentukan metode analisis;
5. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara random atau acak;
6. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel
7. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel
8. Menentukan frekuensi sampling
9. Menyiapkan pengendalian mutu
10. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir rekaman data
pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
Beberapa pengertian yang dimaksud dalam pengambilan contoh air adalah:
1. Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik;
2. Air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air
rawa dan air gua/air karst;
3. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada suatu dasar
yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas;
4. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dan bagian
bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air;
5. Akuifer adalah suatu lapisan pembawa air;
6. Epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama;
7. Termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar

°
(lebih dari 1 C/m) ke arah dasar danau;

8. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin dari
lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil;
9. Air meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasion meteo, air meteorik yang ditampung
langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampung air hujan; contoh, dalam panduan ini
adalah untuk keperluan pemeriksaan kualitas air
10. Kualitas air permukaan adalah sifat-sifat air permukaan yang ditunjukkan dengan besaran, nilai atau
kadar bahan pencemar atau komponen lain yang terkandung di dalam air.
11. Kebutuhan Oksigen Biologi / KOB (Biological Oxygen Demand, BOD) adalah kebutuhan oksigen
biokimiawi bagi proses deoksigenasi dalam suatu perairan atau air limbah.

4
12. Kebutuhan Oksigen Kimiawi /KOK (Chemical Oxygen Demand, COD) adalah kebutuhan oksigen
kimiawi bagi proses deoksigenasi dalam suatu perairan atau air limbah
13. Nutrien adalah senyawa yang dibutuhkan oleh organisme yang meliputi fosfat, nitrogen, nitrit, nitrat
dan amonia
14. Titik pengambilan contoh air permukaan adalah tempat pengambilan contoh yang mewakili kualitas
air permukaan
1. Lokasi dan titik pengambilan contoh

a) Lokasi pengambilan contoh pada sungai

Lokasi pemantauan kualitas air pada umumnya dilakukan pada:

a) Sumber air alamiah, yaitu pada lokasi yang belum atau sedikit terjadi pencemaran (titik
1, lihat Gambar 5).
b) Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yang telah menerima limbah (titik 4, lihat
Gambar 5).
c) Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu pada lokasi tempat penyadapan sumber
air tersebut. (titik 2 dan 3, lihat Gambar 5).
d) Lokasi masuknya air ke waduk atau danau (titik 5, lihat Gambar 5).
CATATAN Untuk informasi yang lebih rinci, maka pengambilan contoh tidak boleh secara
komposit.
Keterangan gambar:
1) Sumber air alamiah
2) Sumber air untuk perkotaan
3) Sumber air untuk industri
4) Sumber air yang sudah tercemar
5) Lokasi masuknya air ke danau atau waduk
Gambar 8 Contoh lokasi pengambilan air

5
15. SNI 6989.57:2008
16. 7.1.2 Titik pengambilan contoh air sungai
17. Titik pengambilan contoh air sungai ditentukan berdasarkan debit air sungai
yang diatur
18. dengan ketentuan sebagai berikut:
19. a) sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada satu titik
ditengah
20. sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan atau diambil dengan
alat
21. integrated sampler sehingga diperoleh contoh air dari permukaan sampai ke
dasar
22. secara merata (lihat Gambar 9);
23. b) sungai dengan debit antara 5 m3/detik - 150 m3/detik, contoh diambil pada
dua titik
24. masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada kedalaman 0,5 kali
kedalaman
25. dari permukaan atau diambil dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh
contoh
26. air dari permukaan sampai ke dasar secara merata (lihat Gambar 9)
kemudian
27. dicampurkan;
28. c) sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, contoh diambil minimum pada
enam titik
29. masing-masing pada jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai pada kedalaman 0,2 dan
0,8
30. kali kedalaman dari permukaan atau diambil dengan alat integrated sampler
sehingga
31. diperoleh contoh air dari permukaan sampai ke dasar secara merata (lihat
Gambar 9)
32. lalu dicampurkan.
33. Gambar 9 Titik pengambilan contoh sungai
34. 7.2 Lokasi pengambilan contoh air pada danau atau waduk
35. 7.2.1 Lokasi pengambilan contoh air danau atau waduk disesuaikan dengan
tujuan
36. pengambilan contohnya, paling tidak diambil dilokasi-lokasi:
37. a) Tempat masuknya sungai ke waduk atau danau.
38. b) Ditengah waduk atau danau.
39. c) Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan.
40. d) Tempat keluarnya air dari waduk atau danau.
41. 9 dari 19

6
Petunjuk Praktikum
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LINGKUNGAN

42. SNI 6989.57:2008


43. 7.2.2 Titik pengambilan contoh disesuaikan dengan
kedalaman danau/waduk sebagai
44. berikut (lihat Gambar 10):
45. a) Danau atau waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m,
contoh diambil di 2 (dua) titik
46. yaitu permukaan dan bagian dasar, kemudian dicampurkan
(komposit kedalaman).
47. b) Danau atau waduk yang kedalamannya 10 m – 30 m,
contoh diambil di 3 (tiga) titik yaitu
48. permukaan, lapisan termoklin dan bagian dasar kemudian
dicampurkan (komposit
49. kedalaman).
50. c) Danau atau waduk yang kedalamannya 31 m – 100 m,
contoh diambil di 4 (empat) titik
51. yaitu permukaan, lapisan termoklin, di atas lapisan
hipolimnion, dan bagian dasar
52. kemudian dicampurkan (komposit kedalaman).
53. d) Danau atau waduk yang kedalamannya lebih dari 100
m, titik pengambilan contoh
54. ditambah sesuai keperluan kemudian dicampurkan (komposit
kedalaman).
55. Gambar 10 Titik pengambilan contoh air pada danau atau
waduk

B. Alat dan Bahan


1. Alat pengambil contoh;
 Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh;
 Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
 Contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa
ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya;
 Mudah dan aman di bawa;
 Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

2. Alat ukur parameter lapangan;


 DO meter atau peralatan untuk metode Winkler;
 Ph meter;

1
 Termometer;
 Turbidimeter;
 Konduktimeter dan
 1 set alat pengukur debit.

CATATAN Alat lapangan sebelum digunakan, perlu dilakukan kalibrasi.

3. Alat penyimpan contoh.


Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
 Terbuat dari bahan gelas atau plastik Poli Etilen (PE) atau Poli Propilen
(PP) atau Teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
 Dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
 Bersih dan bebas kontaminan;
 Tidak mudah pecah;
 Tidak berinteraksi dengan contoh.

4. Alat pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4 °C ± 2 °C, digunakan untuk
menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.

5. Bahan kimia untuk pengawet


Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah
kadar zat yang akan di uji

C. Prosedur Kerja
1. Lakukan pengecekan bahwa semua peralatan dan bahan untuk
pengambilan sampel telah tersedia
2. Bawalah semua perlengkapan sampling ke lokasi sampling yang telah

2
ditetapkan
3. Tetapkan titik sampling sesuai dengan tujuan sampling dan didasarkan
pada kondisi / aktivitas pada lokasi sampling (Titik dan waktu sampling
dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang diambil representatif).
Buatlah skema sederhana (Denah) untuk lokasi dan titik sampling
(Lembar 2).
4. Lakukan observasi terhadap kondisi lokasi dan titik sampling, yang
menggambarkan kondisi fisik lokasi sampling dan catat dalam lembar
pencatatan lapang (Lembar 3. Catat semua kondisi ketidak-normalan
(seperti bau, keruh, busa, berminyak, alga, dan lain-lain)
5. Lakukan pengukuran lapang terhadap parameter yang harus diukur lokasi
sampling, seperti pH, DO, suhu, dan lain-lain. Catat hasil pengukuran
dalam Lembar pencatatan Lapang (Lembar 3).
6. Lakukan pengambilan sejumlah volume sampel pada titik sampling sesuai
dengan jumlah parameter yang akan diuji di laboratorium dengan wadah
yang sesuai. Sebelum digunakan untuk mengambil sampel, wadah harus
dibilas dengan sampel. Tambahkan pengawet jika diperlukan, catat
penambahan bahan pengawet dalam Lembar Pengamatan Lapang
( Lembar 3)
7. Memberi label pada setiap wadah sampel untuk menmberi identitas
sampel dan menghindari tertukarnya sampel, bila perlu lakukan
penyegelan terhadap sampel. Label sampel harus spesifik untuk setiap
sampel, dan mencakup:
a. Tanggal sampling
b. Waktu sampling
c. Lokasi dan nama tempat sampling (jika memungkinkan koordinat
GPS)
d. Nomer Identifikasi
e. Nama pengambil sampel
f. Bahan pengawet yang ditambahkan
g. Informasi lain yang mungkin mempengaruhi hasil analisis

3
8. Isilah formulir berita acara pengambilan sampel yang telah disiapkan (dan
diketahui juga oleh pelanggan dan mencatat kejadian khusus yang terjadi
di lapangan)
9. Letakkan sampel ke dalam sampel box secara rapi untuk menghindari
(meminimumkan) terjadinya guncangan selama pengangkutan dan
mengangkut sampel dalam sampel box yang telah didinginkan secara hati-
hati. Isilah lembar rekaman pengendalian sampel yang diperlukan
10. Bawa sampel sesegera mungkin ke laboratorium untuk dianalisis dan
hindari kontaminasi terhadap sampel selama perjalanan. Pastikan bahwa
waktu tunda (holding time) untuk masing-masing parameter yang
dianalisis tidak terlampaui.
11. Serahkan sampel beserta formulir pengamatan lapang yang telah terisi
(Lembar 3, berita acara, dan lembar pengendalian sampel & Lembar 4 ke
laboratorium penguji). Mintalah tanda terima penyerahan sampel dari
laboratorium penguji.

4
Lembar 1. Check List Kelengkapan Perlengkapan Sampling Air/Air limbah

No. NAMA PERALATAN/BAHAN ADA TIDAK ADA CATATA


A Bahan Dan Peralatan Utama
1 Ph Meter
2 Termometer
3 Konduktivitimeter
4 Dometer
5 Cool Box
6 Ice Blue
7 Pengawet (Asam)
8 Wadah Sampel Siap Pakai
9 Pengukur Kecepatan Aliran (Flow
10 .....................
Meter)
B Peralatan Pendukung
1 Kompas,
2 Label Sampel
3 Surat Tugas
4 Surat Ijin
5 Berita Acara
6 Pena
7 Pensil
8 Spidol Tinta Permanen/Tidak Larut
9 Kamera
10 Gps
11 Meteran
12 Tali
13 Gunting
14 Jam
15 Stop Watch
16 ....................................
C Perlengkapan K3
1 Pakaian Lapang
2 Sepatu Boot
3 Sarung Tangan
4 Kotak P3k
5 ........

Petugas

(...............................)
Lembar 2. Skema/Denah Lokasi dan Titik Sampling

5
Lembar 3 Lembar Pencatatan Lapang Sampling Air/Air Limbah
Petugas sampling : Identitas lokasi:
Hari/tanggal : Alamat: :
Jam (mulai :
s/d selesai) :
No. Foto :

Observasi Lapang:
Cuaca: Suhu udara
Kecepatan dan arah angin

6
Hujan, mendung, cerah
Air: Kedalaman
Aliran
Kecepatan aliran (laminar,
bergolak)
Pengamatan lapang: Lapisan permukaan?
Alga?
Busa?
Bau?
Lain-lain ...........

Pengukuran Lapang:
Parameter Hasil Pengukuran Instrumen
Temperatur
DO
pH
Turbidity
Conductivity
........
.........

Koleksi sampel
Sampel No. Keterangan

Catatan :
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................

7
Petugas Sampling

(..................................)

8
III.
IV. PRAKTIKUM I. PENGAMBILAN CONTOH AIR LIMBAH

A. Tujuan
Metode pengambilan contoh uji dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pengambilan contoh air di lapangan untuk mendapatkan contoh yang andal
untuk uji kualitas air.
A. Dasar Teori
Pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam
penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada
berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality
Asurance (QA) dan Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting
bagi pengambil sampel sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan
dalam suatu dokumen yang membantu dalam setiap tahapan pengambilan
sampel secara jelas dan sistematik.
Untuk mendapatkan sampel yang homogen dilakukan pengambilan
sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili pada daerah
purposif sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang representatif data hasil
pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi
sesungguhnya.
Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian yang sangat
penting, karena sampel merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling yaitu sampel
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa hal yang perlu dilakukan
dalam perencanaan pengambilan sampel adalah:
11. Menentukan tujuan pengambilan sampel;
12. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai;
13. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau
peraturan tertentu;
14. Menentukan metode analisis;

9
15. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan
secara random atau acak;
16. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel
17. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel
18. Menentukan frekuensi sampling
19. Menyiapkan pengendalian mutu
20. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel,
formulir rekaman data pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
Beberapa pengertian yang dimaksud dalam pengambilan contoh air
adalah:
56. Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik;
57. Air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air waduk,
air saluran, mata air, air rawa dan air gua/air karst;
58. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan
terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan
bebas;
59. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan
bagian atas dan bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air;
60. Akuifer adalah suatu lapisan pembawa air;
61. Epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif
sama;
62. Termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan

°
suhu yang cukup besar (lebih dari 1 C/m) ke arah dasar danau;

63. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif
sama dan lebih dingin dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini
mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil;
64. Air meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasion meteo, air
meteorik yang ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak
penampung air hujan; contoh, dalam panduan ini adalah untuk keperluan
pemeriksaan kualitas air

10
B. Alat dan Bahan
1. pH meter
2. Termometer
3. Konduktivitimeter
4. Cool box
5. Ice blue
6. Dometer
7. Pengawet (asam)
8. Kompas
9. ATK
10. GPS
11. Meteran
12. Tali
13. Gunting
14. Stop watch
C. Prosedur Kerja
12. Lakukan pengecekan bahwa semua peralatan dan bahan untuk
pengambilan sampel telah tersedia
13. Bawalah semua perlengkapan sampling ke lokasi sampling yang telah
ditetapkan
14. Tetapkan titik sampling sesuai dengan tujuan sampling dan didasarkan
pada kondisi / aktivitas pada lokasi sampling (Titik dan waktu sampling
dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang diambil representatif).
Buatlah skema sederhana (Denah) untuk lokasi dan titik sampling
(Lembar 2).
15. Lakukan observasi terhadap kondisi lokasi dan titik sampling, yang

11
menggambarkan kondisi fisik lokasi sampling dan catat dalam lembar
pencatatan lapang (Lembar 3. Catat semua kondisi ketidak-normalan
(seperti bau, keruh, busa, berminyak, alga, dan lain-lain)
16. Lakukan pengukuran lapang terhadap parameter yang harus diukur lokasi
sampling, seperti pH, DO, suhu, dan lain-lain. Catat hasil pengukuran
dalam Lembar pencatatan Lapang (Lembar 3).
17. Lakukan pengambilan sejumlah volume sampel pada titik sampling sesuai
dengan jumlah parameter yang akan diuji di laboratorium dengan wadah
yang sesuai. Sebelum digunakan untuk mengambil sampel, wadah harus
dibilas dengan sampel. Tambahkan pengawet jika diperlukan, catat
penambahan bahan pengawet dalam Lembar Pengamatan Lapang
( Lembar 3)
18. Memberi label pada setiap wadah sampel untuk menmberi identitas
sampel dan menghindari tertukarnya sampel, bila perlu lakukan
penyegelan terhadap sampel. Label sampel harus spesifik untuk setiap
sampel, dan mencakup:
a. Tanggal sampling
b. Waktu sampling
c. Lokasi dan nama tempat sampling (jika memungkinkan koordinat
GPS)
d. Nomer Identifikasi
e. Nama pengambil sampel
f. Bahan pengawet yang ditambahkan
g. Informasi lain yang mungkin mempengaruhi hasil analisis
19. Isilah formulir berita acara pengambilan sampel yang telah disiapkan (dan
diketahui juga oleh pelanggan dan mencatat kejadian khusus yang terjadi
di lapangan)
20. Letakkan sampel ke dalam sampel box secara rapi untuk menghindari
(meminimumkan) terjadinya guncangan selama pengangkutan dan
mengangkut sampel dalam sampel box yang telah didinginkan secara hati-
hati. Isilah lembar rekaman pengendalian sampel yang diperlukan

12
21. Bawa sampel sesegera mungkin ke laboratorium untuk dianalisis dan
hindari kontaminasi terhadap sampel selama perjalanan. Pastikan bahwa
waktu tunda (holding time) untuk masing-masing parameter yang
dianalisis tidak terlampaui.
22. Serahkan sampel beserta formulir pengamatan lapang yang telah terisi
(Lembar 3, berita acara, dan lembar pengendalian sampel & Lembar 4 ke
laboratorium penguji). Mintalah tanda terima penyerahan sampel dari
laboratorium penguji.

13
Lembar 1. Check List Kelengkapan Perlengkapan Sampling Air/Air limbah

No. NAMA PERALATAN/BAHAN ADA TIDAK ADA CATATA


A Bahan Dan Peralatan Utama
1 Ph Meter
2 Termometer
3 Konduktivitimeter
4 Dometer
5 Cool Box
6 Ice Blue
7 Pengawet (Asam)
8 Wadah Sampel Siap Pakai
9 Pengukur Kecepatan Aliran (Flow
10 .....................
Meter)
B Peralatan Pendukung
1 Kompas,
2 Label Sampel
3 Surat Tugas
4 Surat Ijin
5 Berita Acara
6 Pena
7 Pensil
8 Spidol Tinta Permanen/Tidak Larut
9 Kamera
10 Gps
11 Meteran
12 Tali
13 Gunting
14 Jam
15 Stop Watch
16 ....................................
C Perlengkapan K3
1 Pakaian Lapang
2 Sepatu Boot
3 Sarung Tangan
4 Kotak P3k
5 ........

Petugas

(...............................)
Lembar 2. Skema/Denah Lokasi dan Titik Sampling

14
Lembar 3 Lembar Pencatatan Lapang Sampling Air/Air Limbah
Petugas sampling : Identitas lokasi:
Hari/tanggal : Alamat: :
Jam (mulai :
s/d selesai) :
No. Foto :

Observasi Lapang:
Cuaca: Suhu udara
Kecepatan dan arah angin

15
Hujan, mendung, cerah
Air: Kedalaman
Aliran
Kecepatan aliran (laminar,
bergolak)
Pengamatan lapang: Lapisan permukaan?
Alga?
Busa?
Bau?
Lain-lain ...........

Pengukuran Lapang:
Parameter Hasil Pengukuran Instrumen
Temperatur
DO
pH
Turbidity
Conductivity
........
.........

Koleksi sampel
Sampel No. Keterangan

Catatan :
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................
………………………………...............................................................................

16
Petugas Sampling

(..................................)

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai