Anda di halaman 1dari 12

Metode Sampling

1. METODE SAMPLING

1. Pendahuluan

Pengambilan contoh air (water sampling) merupakan salah satu bagian yang tak
terpisahkan dari sistem pengukuran kualitas air, yaitu untuk mendapatkan data
kualitas air yang akurat dan valid

Untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang valid (representatif) ,


diperlukan :

a. Contoh air yang representatif .


b. Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima
c. Peralatan dan instrumentasi yang terkalibrasi
d. Sumber daya manusia (analis atau laboran) yang dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai .

Pengertian contoh air yang representatif adalah contoh air yang komposisinya
sama dengan komposisi badan air (sungai , waduk , laut , sumur dsb) yang akan
diteliti kualitasnya
Jika contoh air yang akan dianalisis adalah contoh air yang karakteristiknya telah
berubah dari karakteristik asalnya (badan airnya), maka ketika dianalisis di
laboratorium, data yang diperoleh adalah data yang tidak sama dengan kualitas
badan air tersebut, sehingga data yang diperoleh tidak representative,
sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam membuat kesimpulan tentang
kualitas badan air tersebut, yang selanjutnya akan menimbulkan kesalahan
yang lebih jauh, yaitu kesalahan dalam mengambil kebijakan yang akan
diterapkan dalam rangka pengelolaan kualitas air tersebut.

Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengumpulkan volume air
dari badan air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin
tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan
air tersebut.

Untuk mendapatkan contoh air yang representatif diperlukan beberapa


persyaratan diantaranya:

a. Pemilihan lokasi yang tepat


b. Teknik pengambilan contoh
c. Metode pengawetan contoh

2. Pemilihan lokasi pengambilan contoh air.

Pemilihan lokasi pengambilan contoh air merupakan salah satu langkah penting
dalam prosedur pengambilan contoh air, lokasi pengambilan contoh dipilih agar
supaya contoh air yang diambil benar-benar mewakili badan air tersebut, agar
supaya diperoleh hasil pengukuran yang representatif.
Dalam pemilihan lokasi harus mempertimbangkan tujuan dari pengukuran
/pemantauan dan pengetahuan tentang kondisi dan geografi dari badan air yang
akan diteliti.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-1


Metode Sampling

Lokasi pengambilan contoh air sudah dapat ditentukan dalam perencanaan dan
dapat diplotkan di atas peta, tetapi keputusan akhir sangat tergantung kepada
kondisi di lapangan setelah dilakukan survey pendahuluan .
Dalam tulisan ini hanya akan diberikan pedoman-pedoman umum dalam
pemilihan lokasi pengambilan contoh air .

2.1 Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di Sungai.


Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di sungai, sangat dipengaruhi oleh lebar,
kedalam sungai dan kecepatan air dalam sungai, tetapi pedoman umum adalah
pilihlah lokasi yang dianggap bercampur sempurna.

a. Contoh air harus diambil dari lokasi yang dianggap bercampur yang
sempurna, hindari pengambilan contoh di tempat air yang diam (stagnan) .

b. Jika sungai terdiri dari beberapa aliran air yang terpisah, dipilih airan yang
paling besar.

c. Jika ada anak sungai atau efluent dari air limbah yang masuk ke dalam
sungai utama, maka pengambilan contoh dilakukan pada sungai utama
sebelum dan sesudah pencampuran dari anak sungai dan di lokasi anak
sungai . Lokasi pencampurannya dapat terjadi beberapa kilometer di bagian
hilir, dan jarak lokasi pencampuran sangat dipengaruhi oleh lebar dan
kedalaman sungai tersebut. Pada Tabel 1.1. dicantumkan perkiraan jarak
yang diperlukan untuk pencampuran .

d. Menurut SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan contoh air di sungai sangat


dipengaruhi oleh kecepatan air.
1. Untuk debit < 5 m3/detik , contoh diambil pada satu titik di tengah sungai
pada 0,5 x kedalaman dari permukaan
2. Untuk debit 5-150 m3/detik, contoh diambil pada 2 (dua) titik, masing-
masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman
sungai.
3. Untuk debit > 150 m3/detik, contoh minimum 6 (enam) titik , masing-
masing pada jarak . 1/2., lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 x kedalaman
sungai.

Untuk pengambilan contoh di sungai diperlukan alat bantu yaitu perahu atau
jembatan. Jembatan merupakan tempat pengambilan contoh air yang paling
ideal , karena mudah dicapai dan sangat membantu dalam pengambilan contoh
air.

2.2. Pengambilan contoh air di danau /waduk


Kualitas air di danau atau waduk sangat dipengaruhi oleh kondisi air yang masuk,
lebar dan kedalam dari danau, dan untuk setiap tempat mempunyai kualitas air
yang berbeda-beda.
Jika tujuan pengambilan contoh untuk mengetahui kualitas air yang keluar dari
danau , maka titik pengambilan contoh dipilih keluaran dari danau atau waduk
tersebut. Tetapi jika ingin mengetahui kualitas air di badan air tersebut dapat
dilakukan transect sampling, yaitu pengambilan contoh pada berbagai tempat
dan kedalam dari danau tersebut.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-2


Metode Sampling

Menurut SNI , pengambilan contoh air di danau adalah sebagai berikut:


a. Untuk danau dengan kedalaman < 10 meter , contoh diambil di 2 (dua) titik
, yaitu dipermukaan dan di dasar danau .

b. Untuk kedalaman 10 -30 meter , contoh di ambil di 3 (tiga) titik, yaitu di


permukaan , dilapisan tengah dan di dasar sungai.

c. Untuk kedalaman 30-100 meter, contoh di ambil di 4 (empat) titik


pengambilan , yaitu di permukaan, ditengah dan di bagian dasar.

Tabel 1.1. Perkiraan Jarak pencampuran sempurna di sungai


Lebar Sungai Kedalaman Sungai Perkiraan jarak pencampuran
(meter) (meter) ( km)
5 1 0.08 - 0.7
2 0.05 - 0.3
3 0.03 - 0.2
10 1 0.3 - 2.7
2 0.2 - 1.4
3 0.1 - 0.9
4 0.08 - 0.7
5 0.07 - 0.5
20 1 1.3 11.0
3 0.4 4.0
5 0.3 - 2.0
7 0.2 - 1.5

2.3. Pengambilan contoh air sumur/ air tanah .


Secara umum kualitas air sumur atau air tanah relatif stabil ,pengambilan
contoh air dapat dilakukan pada kedalaman 20 cm di atas permukaan air dan
untuk proses pengambilannya dapat digunakan fasilitas yang ada seperti ember
dengan kerekan ( timba) atau pompa air .
Sedangkan untuk air sumur bor, pengambilan contoh air dapat dilakukan di
tempat keluar dari pompa atau kran keluaran, setelah air dibuang beberapa saat
untuk mengeluarkan air yang terperangkap dalam pipa

2.4. Pengambilan contoh di instalasi pengolahan air .


Pemilihan lokasi pengambilan contoh air di dalam instalasi pengolahan air
ditujukan untuk mengetahui efisiensi setiap proses yang ada di dalam instalasi,
yaitu dari mulai air baku sampai dengan air hasil olahan , dengan demikian
jumlah titik sampling tergantung kepada banyaknya proses yang digunakan di
dalamnya.

Contohnya lokasi sampling untuk instalasi pengolahan air minum.


a. Air baku
b. Air setelah bak sedimetasi
c. Air setelah filtrasi , setelah penambahan kapur dan kaporit
d. Air di reservoar ( bak penampung)
e. Air di konsumen.
Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-3
Metode Sampling

Pemilihan lokasi di pelanggan (konsumen) , ditujukan untuk mengetahui


seberapa jauh perubahan kualitas air akibat dari perjalanan air dari reservoir di
instalasi sampai di konsumen , hal ini mungkin terjadi misalnya karena terjadi
korosi pada pipa transmisi, sehingga akan terjadi perubahan kualitas air di
pelanggang. Banyaknya contoh air yang diambil contohnya sangat dipengaruhi
oleh banyaknya pelanggang. Ada beberapa ketentuan yang dikeluarkan oleh WHO
, untuk jumlah contoh air yang harus diambil . Misalnya untuk pelanggan dari
20.001 sampai 50.000 pelanggan dibutuhkan 1 (satu) contoh air .Untuk
penambahan setiap 5000 pelanggang dibutuhkan 1 contoh air dengan frekuensi
pengambilan contoh setiap 2 minggu sekali.

3. Teknik Pengambilan Contoh Air


Dalam pengambilan contoh air dikenal dengan istilah Grab sample
(contoh air sesaat) dan composite sample (contoh air campuran).

a. Contoh Air Sesaat ( Grab Sample)


Istilah contoh air sesaat adalah contoh air yang diambil pada satu kali
pengambilan dari satu lokasi.
Dengan demikian data hasil pengukuran hanya mewakili kualitas air pada saat
dilakukan pengambilan dan pada titik pengambilan , oleh sebab itu ,
pengambilan contoh air sesaat (grab sample) ditujukan untuk badan air yang
kualitasnya relatif stabil terhadap perubahan musim dan perubahan kedalam
badan air . Contohnya air sumur dalam, kualitas airnya relatif stabil sehingga
dengan pengambilan contoh sesaat , dapat mewakili kualitas badan air tersebut.
Pengambilan contoh sesaat juga digunakan untuk studi pendahuluan , yaitu untuk
mengetahui kualitas badan air secara umum.

b. Contoh air komposit ( Composite Sample)


Contoh air komposit (composite sample) adalah contoh air campuran yang
diambil dari satu lokasi, dengan beberapa kali periode pengambilan dalam
rentang waktu tertentu. Kemudian contohcontoh air tersebut digabungkan
dicampurkan menjadi satu contoh. Periode pengambilan contoh pada umumnya
dilakukan selama 24 jam (siang malam) dengan frekuensi pengambilan contoh
setiap 1, 2 atau 3 jam sekali atau pengambilan secara kontinyu selama 24 jam
menggunakan pompa dengan debit yang konstan.
Dengan demikian data hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data
kualitas air rata-rata selama selang waktu tertentu.
Pengambilan contoh air secara komposite ditujukan untuk badan air yang
kualitasnya berubah terhadap waktu, Misalnya sungai yang diduga dicemari oleh
buangan domestik (buangan rumah tangga), maka dapat dipastikan bahwa
kualitas air tersebut akan berubah setiap waktu, tergantung kepada adanya air
buangan domestik yang masuk , maka untuk mengetahui kualitas air sungai
tersebut tidak cukup hanya dengan satu kali pengambilan contoh air (grab
sampel) , tetapi harus dilakukan pengambilan contoh selama waktu tertentu
(umumnya 24 jam atau 1 minggu) dengan rentang waktu pengambilan tertentu,
kemudian contoh air tersebut digabungkan . Data hasil pengukuran contoh air
komposite tersebut merupakan data kualitas rata-rata badan air tersebut selama
rentang waktu tertentu ( umumnya 24 jam atau 1 minggu).

Pengambilan contoh air secara komposit dapat dilakukan untuk badan air yang
kualitas airnya berubah terhadap perubahan tempat. Maka pengambilan contoh
air harus dilakukan pada beberapa lokasi, kemudian digabungkan. Jika untuk
mengetahui kualitas air sungai dengan lebar sungai yang cukup lebar, maka

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-4


Metode Sampling

pengambilan contoh air pada satu lokasi tidak cukup menggambarkan kualitas air
rata-rata dari sungai tersebut. Maka harus dilakukan pengambilan contoh pada
beberapa lokasi, sepanjang lebar sungai tersebut, kemudian contoh-contoh air
tersebut digabungkan menjadi satu contoh.

4. Persiapan Pengambilan Contoh Air .

4.1. Alat Pengambil Contoh Air (Water Sampler)


Alat pengambilan contoh air yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi kualitas air ( terbuat dari gelas ,
plastic atau stanless steel) .

b. Mudah dicuci untuk menghilangkan kontaminan dari contoh air sebelumnya .

c. Contoh air mudah dipindahkan kedalam botol contoh .

d. Mudah dibawa dan kapasitasnyua 1-5 liter

Beberapa jenis alat pengambil contoh air yang umum digunakan dalam
pengambilan contoh air :

a. Alat pengambil contoh air sederhana, seperti ember plastic atau botol biasa.

b. Alat pengambil contoh air secara mendatar (horizontal), adalah alat yang
dirancang sedemikian rupa untuk mengambil air pada kedalam tertentu untuk
air sungai air di sungai atau tempat yang airnya mengalir .( Gambar 1).

c. Alat pengambil contoh air secara vertical


adalah alat yang dirancang sedemikian rupa untuk mengambil air pada
kedalam tertentu untuk air yang relatif tidak mengalir ( Seperti di danau atau
waduk) lihat Gambar 2.

d. Alat pengambil contoh air komposit ( composite sampler)


Adalah alat pengambil contoh air secara automatik , yang terdiri dari:
- pompa pengambil contoh air dengan daya hisap (debit) yang dapat diatur
- timer , untuk mengatur lamanya pengambilan contoh air yang akan
dilakukan
- botol penampung contoh air.
Sebagai sumber listrik , umumnya digunakan baterai (Sumber DC) yang
dapat discharge (Gambar 3.)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-5


Metode Sampling

Gambar 1. Horizontal water sampler

Gambar 2. Vertical water sampler

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-6


Metode Sampling

Gambar 3. Water Composite Sampler

4.2. Botol / wadah contoh air.


Botol atau wadah yang akan digunakan untuk menyimpan contoh air harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Terbuat dari bahan gelas atau plastic


b. Dapat ditutup dengan rapat dan kuat
c. Bersih , mudah dicuci dan tidak mengandung kontaminan (pengotor)
d. Tidak mudah pecah
e. Tidak menyerap (adsorpsi) senyawa kimia dari contoh air
f. Terbuat dari bahan yang tidak mengotori contoh air
d. Tidak menimbulkan reaksi antara senyawa kimia contoh air dengan bahan
botol.

4.3. Persiapan tempat /box untuk pengangkutan sampel air.


Untuk mengangkut sampel air dari tempat /lokasi pengambilan contoh
kelaboratorium diperlukan suatu boks atau kotak pendingin, Banyak boks
pendingin yang dijual dipasaran dengan volume 20 liter. (Gambar 4)
Selama pengangkutan, sampel air harus didinginkan dengan memasukkan
potongan-potongan es.

4.4. Pereaksi dan peralatan untuk pengukuran parameter


lapangan dan pereaksi untuk pengawetan contoh air .
Ada beberapa parameter air yang tidak mungkin diawetkan , tetapi harus
sesegera mungkin dilakukan pengukuran , yaitu dilakukan pengukuran di
lapangan ( dilokasi pengambilan contoh air ) . Parameter yang umumnya
dilakukan pengukuran di lokasi pengambilan contoh air adalah temperatur, pH ,

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-7


Metode Sampling

oksigen terlarut , asiditas dan alkalinitas, sisa klor . Dengan demikian perlu
disiapkan peralatan dan pereaksi untuk pengukuran parameter di lapangan

Tabel 1. Peralatan /pereaksi untuk pengukuran lapangan


No. Parameter lapangan Peralatan /Pereaksi

1 Temperatur Thermometer
2 pH pH meter.
3 Konduktivitas Condutivity meter
4. Oksigen terlarut DO meter
5. Klor aktif DPD- Comparator
6. Asiditas Alkalinitas Titrasi asidi-alkalinitas

Selain pereaksi untuk pengukuran di lapangan juga harus disiapkan pereaksi


untuk pengawetan contoh air, secara umum , pereaksi yang umum digunakan
untuk pengawetan adalah :
a. asam sulfat pekat
b. asam nitrat pekat,
c. larutan NaOH
d. dan lain-lain .

Gambar 4. Foto jerigen dan boks pendingin untuk penyimpanan contoh air

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-8


Metode Sampling

4.5. Label untuk contoh air.


Setiap contoh air yang diambil harus diberi kartu identitas ( label) yang berisi
informasi mengenai :
Nama Contoh air
Lokasi
Waktu pengambilan contoh ( jam dan tanggal pengambilan)
Nama petugas pengambil contoh air
Metode Pengawetan yang dilakukan
Kondisi Badan air dan kondisi meteorologi ( banjir, hujan , dll)

5. Cara Pengambilan Contoh Air .

5.1. Pengambilan contoh air untuk pemeriksaan fisik dan kimia


Botol sampel yang terbuat dari gelas atau plastik, dengan volume tertentu (250-
1000 ml) harus dalam keadaan bersih. Setelah tutupnya dibuka , kemudian
dibenamkan ke dalam air ( sungai atau danau) dengan mulut menghadap aliran
air , dengan kedalamaan 20 cm.
Jika botol dalam keadaan bersih dan kering tidak perlu dibilas dengan contoh air
. tetapi jika botol tersebut bersih tetapi tidak kering , maka harus dilakukan
pembilasan dengan contoh air

Jika menggunakan alat pengambill contoh air ( sampler ), maka sampler yang
akan digunakan harus bersih, jika perlu dibilas terlebih dahulu dengan air yang
akan diambil contohnya. Kemudian dilakukan pengambilan contoh dengan alat
tersebut, kemudian air yang terdapat pada alat pengambil contoh dipindahkan
ke dalam botol sampel, dan selama pemindahan di jaga agar tidak terjadi
perubahan kualitas air

Setelah botol terisi dengan contoh air, ditambah pengawet, ditutup dan
kemudian diberi label. Selanjutnya contoh air di simpan dalam boks pendingin
yang berisi es
Kemudian dilakukan pengulangan pengambilan contoh untuk pengukuran
parameter dilapangan seperti pengukuran pH, Oksigen terlarut dll.
Selama pengambilan contoh berlangsung harus diamati kondisi lapangan dan
juga cuaca, misalnya hujan, atau dalam keadaan terang, kondisi sungai dalam
keadaan banjir dll.
Selama perjalanan dari lapangan ke laboratorium , harus dijaga agar boks
pendingin tetap dingin ( 4 0C ).

Selama penyimpanan di laboratorium harus dalam keadaan dingin (40C) dan


perlu diingatkan bahwa lamanya penyimpanan terbatas dan setiap parameter air
mempunyai waktu penyimpanan /pengawetan yang tertentu. Analisis contoh air
harus sudah dilakukan sebelum batas waktu penyimpanan habis.

5.2. Volume contoh air.


Volume contoh air yang harus diambil sangat tergantung kepada banyak
parameter-parameter kualitas air yang akan diukur, dan metode pengukuran
yang digunakan. Semakin banyak parameter yang akan diukur semakin banyak
volume air yang harus diambil, dan untuk setiap parameter yang akan diuji
memerlukan volume sampel yang berbeda-beda. Contohnya untuk pengukuran
kekeruhan volume contoh ar yang diperlukan cukup 100 ml , tetapi untuk
pengukuran parameter pestisida memerlukan volume air antara 1000 s/d2000

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-9


Metode Sampling

ml. Secara umum volume contoh air yang harus di ambil harus lebih banyak
dari pada volume yang diperlukan untuk pengukuran, dengan demikian tersedia
sisa volume air yang dibutuhkan untuk pengulangan pengukuran jika diperlukan,
kira-kira 5 liter contoh air diperlukan untuk pengukuran dengan parameter
kualitas air yang cukup lengkap.

6. Pengawetan Contoh Air.

Pengawetan contoh air adalah perlakuanperlakuan yang diterapkan terhadap


contoh air dengan tujuan agar kualitas air tidak berubah selama perjalanan dari
lokasi sampling ke laboratorium,dan selama penyimpan di laboratorium ,
menunggu untuk dianalisis.
Metode pengawetan untuk setiap parameter berbeda-beda , tergantung kepada
karakteristik parameter yang ada di dalam air , dan setiap pengawetan yang
dilakukan mempunyai batas waktu pengawetan, karena proses pengawetan
contoh air adalah proses yang dilakukan dengan tujuan agar senyawa kimia yang
akan diuji tidak berubah selama penyimpanan. Untuk mengetahui teknik
pengawetan sampel air maka diperlukan pengetahuan karakteristik setiap
senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam air .
Sebagaiman diketahui bahwa air di alam selalu mengandung bahanbahan atau
senyawa kimia yang tersuspensi atau tidak larut seperti kekeruhan, senyawa-
senyawa kimia yang terlarut seperti mineral , NaCl dan gas yang terdispersi
dalam air ,seperti gasoksigen atau CO2 terlarut).
Senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam air mempunyai sifat yang
berlainan satu sama lain , senyawa-senyawa tersebut dapat berubah karena
terjadi perubahan fisik air (temperatur dan tekanan), atau senyawa-senyawa
tersebut bereaksi satu sama lain membentuk senyawa baru.

Dengan demikian senyawa yang ada dalam air dibagi dalam 3 kategori.

1. Senyawa kimia /molekul kimia yang terdapat dalam air dan relatif stabil ,
tidak mudah berubah untuk jangka waktu tertentu , misalnya untuk
parameter Natrium, kalium, kalsium dan magnesium kloride atau sulfat.
Sehingga tidak perlu diawetkan , jika contoh air tersebut akan segera di
analisis.

2. Senyawa / molekul kimia yang konsentrasinya berubah dengan cepat akibat


terjadinya perubahan fisik air.
Contohnya adalah gas yang terlarut dalam air (O 2 terlarut, gas Cl2 sebagai
disinfektan ) akan berubah terhadap perubahan temperatur dan tekanan air.
Untuk menjaga agar di peroleh hasil pengukuran yang akurat, maka untuk
pengukuran parameter tersebut harus dilakukan pengukuran sesegera
mungkin, yaitu pengukuran di lapangan, tidak mungkin ( tidak praktis)
dilakukan pengawetan contoh air . Pada umumnya parameter lapangan (
parameter yang diukur di lapangan ) adalah temperatur, oksigen terlarut, pH ,
daya hantar listrik (konduktifitas) , asidi-alkalinitas dan sisa klor untuk air
bersih (PDAM), seperti tercantum dalam Tabel 1.2.

3. Senyawa kimia /molekul kimia yang mudah berubah tetapi masih bisa
diawetkan dengan cara-cara tertentu dengan waktu penyimpanan yang
terbatas.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-10


Metode Sampling

Untuk setiap parameter pengukuran mempunyai cara pengawetan sampel air


yang berbeda, demikian pula waktu penyimpanannya.
Contoh untuk parameter ammonia , diawetkan dengan cara diasamkan
dengan H2SO4 pekat sampai pH 2 , dengan waktu penyimpanan paling lama
28 hari , harus sudah dilakukan pengukuran.
Pada Tabel 2.1 dicantumkan beberapa cara pengawetan sampel air untuk
setiap parameter .

Berdasarkan Tabel tersebut, pengawetan contoh air dikelompokkan dalam :


a. Pengawetan dengan cara pendinginan 40C ( contohnya untuk parameter
BOD , asidi-alkalinitas, warna , konduktifitas dll)
b. Pengawetan dengan penambahan H2SO4 pekat sampai pH < 2 dan
pendinginan 40C. ( untuk 1 liter contoh air ditambah 1 ml H2SO4 pekat
) , untuk parameter COD, TOC , Fosfat , ammonia dll.
c. Pengawetan dengan penambahan HNO3 pekat sampai pH < 2 dan
pendinginan 40C. ( untuk 1 liter contoh air ditambah 1 ml HNO3 pekat )
untuk parameter logam berat , kesadahan dll.
d. Pengawet dengan penambahan NaOH sampai pH 12 untuk parameter H 2S
dan CN

Daftar Pustaka

1. AWWA , Introduction to Water Quality Analyses , 1975

2. AWWA, Standard Methods For The Examination of Water and WasteWater


, 18 th Edition , 1992.
3. UNEP, Water Quality Monitoring , E & FN Spon an Imprint of Chapman &Hall
, UK, 1996.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-11


Metode Sampling

Tabel 2.1 Cara-cara pengawetan contoh air untuk setiap parameter

Parameter Botol Volume Cara pengwetan Batas waktu


contoh contoh penyimpana
air air (ml) n
Asidi alkalinitas P.G 200 Pendinginan 4oC 24 jam
BOD P,G 1000 Pendinginan 4o C 48 jam
TOC P 25 4oC, H2SO4 < pH 2 28 hari
COD P 50 4oC, H2SO4 < pH 2 28 hari
Chlorine P 50 Analisa segera
Color P 100 Pendinginan 4oC 48 jam
Conductivity P 100 Pendinginan 4oC 28 hari
Hardness P 250 HNO3 < pH 2 28 hari
Logam berat total P 200 HNO3 < pH 2 28 hari
Logam berat terlarut P 200 Saring, HNO3< pH 2 28 hari
o
Ammonia P 100 4 C, H2SO4 < pH 2 28 hari
Nitrate/nitrite P 100 4oC, 28 hari
Organic, kjeldhal P 100 4oC, H2SO4 < pH 2 28 hari
o
Oil &Grease G 1000 4 C, H2SO4 < pH 2 48 jam
o
PAH G 1000 R. Gelap 4 C 7 hari
Phenol G 1000 4oC 7 hari
o
TPH G 1000 4 C, H2SO4 < pH 2 7 hari
pH P 25 Analisa segera
Total fosfat P 500 4oC, H2SO4 < pH 2 28 hari
o
Solid P 500 4 C 7 hari
o
Sulfate P 50 4 C 28 hari
Sulfide P,G 100 4 tetes Zn Asetat 2 N 28 hari
Turbidity P 100 4oC 48 jam
Keterangan : G = Gelas dan P = Plastik

Laboratorium Lingkungan TL-3103 1-12

Anda mungkin juga menyukai