Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

8. PENGUKURAN DEBIT SUNGAI


Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang
digunakan adalah meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu
(Asdak, 2002).

Dalam praktek, variasi kecepatan pada tampang lintang sering diabaikan dan
kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya
sama dengan kecepatan rerata V. Sehingga, debit aliran dapat dinytakan secara matematis
sebagai berikut.

Dengan :
Q=AxV
Q =Debit Aliran (m3/s) A = Luas Penampang (m2)

V = Kecepatan Aliran (m/s)

Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung


di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan
diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk trapesium, persegi,
dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada masing-masing saluran
drainase.

a. Pengukuran Volume Air Sungai


Teknik ini biasanya dilakukan pada sungai dengan keadaan aliran lambat. Cara
pengukurannya dengan menentukan waktu yang diperlukan untuk memenuhi volume
yang ditentukan.

b. Pengukuran Debit dengan Cara Mengukur Kecepatan Aliran serta Menentukan


Luas Penampang Melintang Sungai
Untuk teknik ini, pengukuran debit menggunakan alat bantu berupa current meter
atau dengan pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area method. Teknik ini
sering digunakan pada kebanyakan aliran sungai. Prinsip kerja jenis curent meter ini
adalah propeler berputar dikarenakan partikel air yang melewatinya. Jumlah putaran
propeler per waktu pengukuran dapat memberikan kecepatan arus yang sedang diukur
apabila dikalikan dengan rumus kalibrasi propeler tersebut.

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

Jenis alat ini yang menggunakan sumbu propeler sejajar dengan arah arus disebut
Ott Propeller Current Meter dan yang sumbunya tegak lurus terhadap arah arus disebut
Price Cup Current Meter. Peralatan dengan sumbu vertikal ini tidak peka terhadap arah
aliran.

 Keuntungan: Propeller Current Meter ini menghasilkan pekerjaan yang akurat


dan cepat apabila dilakukan perawatan yang baik dan pelaksanaan yang cermat.
Juga kalibrasi propeler harus dilakukan dengan baik.
 Kerugian: Dapat dipengaruhi oleh kapal (pitching dan rolling), sehingga
kecepatan arus yang diukur bukan hanya kecepatan arus aliran sungai saja.
Diperlukan test kalibrasi untuk mengatasi hal ini.
 Cara Pemakaian: Ott Current Meter dapat digunakan baik dengan digantung pada
kabel/tali maupun pada tiang. Cara yang pertama dapat dilaksanakan pada
pengukuran di sungai maupun di muara sungai, sedangkan cara kedua dapat
dipakai pada pengukuran di kanal yang kecil atau digantung di jembatan.

Gambar 8.1 (a) Cup Current Meter dan (b) Propeller Current Meter

Metode pengukuran kecepatan aliran di sungai:

 Metode Satu Titik


Metode ini digunakan untuk sungai yang dangkal dengan mengukur pada
kedalaman 0,6 h. Kecepatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: V = V0,6

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

Gambar 8.2 Metode Satu Titik

 Metode Dua Titik


Pengukuran dilakukan pada kedalaman 0,2 h dan 0,8 h. Kecepatan rata-rata
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Gambar 8.3 Metode Dua Titik

 Metode Tiga Titik

 Metode Lima Titik

c. Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Pelampung


Pelampung merupakan alat ukur kecepatan arus yang paling sederhana.
Pelampung bergerak terbawa oleh arus dan kecepatan arus didapat dari jarak tempuh
pelampung dibagi dengan waktu tempuh. Pelampung dapat berupa pelampung
permukaan, pelampung ganda, pelampung tongkat dan lain-lain.

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

Cara ini dapat dengan mudah digunakan meskipun permukaan air sungai itu
tinggi. Cara ini sering digunakan karena tidak dipengaruhi oleh kotoran atau kayu-
kayuan yang hanyut dan mudah dilaksanakan.

Gambar 8.4 Macam-macam Pelampung untuk Mengukur Kecepatan Aliran

Tempat yang harus dipilih adalah bagian sungai yang lurus dengan perubahan
lebar sungai, dalamnya air dan gradien yang kecil. Seperti terlihat dalam gambar,
tiang-tiang untuk observasi dipancangkan pada 2 buah titik dengan jarak dari 50
sampai 100 m. Waktu mengalirnya pelampung diukur dengan “stopwatch.” Setelah
kecepatan aliran dihitung, maka diadakan perhitungan debit yakni kecepatan kali luas
penampang melintangnya.

Biasanya digunakan 3 buah pelampung yang dialirkan pada satu garis pengukuran
aliran dan diambil kecepatan rata-rata. Mengingat arah mengalirnya pelampung itu
dapat dirubah oleh pusaran-pusaran air dan lain-lain, maka harga yang didapat dari
pelampung yang arahnya sangat berbeda harus ditiadakan.

 Pelampung Permukaan
Untuk mengukur kecepatan aliran permukaan digunakan sepotong kayu
dengan diameter 15 sampai 30 cm, tebal 5 cm. Supaya mudah dilihat, kayu itu
dicat atau kadang-kadang pada malam hari dipasang bola lampu listrik yang kecil.
Bahan dari pelampung yang digunakan adalah tidak tentu, sepotong kayu, seikat
jerami, botol dan lain-lain, dapat digunakan.

Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung permukaan digunakan


dalam keadaan banjir atau jika diperlukan segera harga perkiraan kasar dari debit,

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

karena cara ini adalah sangat sederhana dan dapat menggunakan bahan tanpa
suatu pilihan.

Akan tetapi, harga yang teliti adalah sulit diketahui karena disebabkan oleh
pengaruh angin atau perbandingan yang berubah-ubah dari kecepatan aliran
permukaan terhadap kecepatan aliran rata-rata yang sesuai dengan keadaan
sungai. Kecepatan rata-rata aliran pada penampang sungai yang diukur adalah
kecepatan pelampung permukaan dikali dengan koefisien 0,70 atau 0,90, ter-
gantung dari keadaan sungai dan arah angin. Dr. Bazin menggunakan koefisien
0,86.
 Pelampung Tangkai
Pelampung tangkai dibuat dari sepotong/setangkai kayu atau bambu yang
diberi pemberat pada ujung bawahnya. Pemberat itu dibuat dari kerikil yang
dibungkus dengan jaring atau kain di ujung bawah tangkai.
 Pelepasan Pelampung
Beberapa saat sesudah pelepasan, pelampung itu tidak stabil. Jadi pelampung
harus dilepaskan kira-kira 20-50 m di sebelah hulu garis observasi pertama,
sehingga pada waktu observasi, pelampung itu telah mengalir dalam keadaan
yang stabil. Hal ini akan dipermudah jika di sebelah hulu titik pelepasan terdapat
jembatan. Mengingat posisi pelepasan itu sulit ditentukan, maka sebelumnya
harus disiapkan tanda yang menunjuk posisi tersebut dengan jelas.

Gambar 8.5 Sketsa Alur Sungai untuk Pengukuran Debit Metode


Pelampung

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

d. Pengukuran Debit dengan Menggunakan Bahan Kimia (Pewarna) yang


Dialirkan dalam Aliran Sungai (Substance Tracing Method)
Teknik pengukuran menggunakan bahan kimia, sering digunakan untuk jenis
sungai yang memiliki jenis aliran airnya tidak beraturan. Untuk maksud pengukuran
hidrologi, bahan yang digunakan dalam bentuk :

 Mudah larut dalam aliran sungai


 Bersifat stabil
 Mudah dikenali pada konsentrasi rendah
 Tidak beracun dan menimbulkan dampak negatif untuk badan dan biota perairan
 Harganya relatif murah.

e. Pengukuran Debit dengan Membuat Bangunan Pengukur Debit seperti Weir


(Aliran Air Lambat) atau Flume (Aliran Air Cepat)
Teknik ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang, teknik ini dilatar
belakangi oleh persoalan yang sering muncul pada saat pengukuran debit seperti
terbatasnya tenaga yang tersedia, serta lokasi yang sulit dijangkau. Hal ini mendorong
para ahli hidrologi mengembangkan alat atau bangunan pengontrol aliran sungai,
untuk tujuan pengukuran debit.

Bangunan tersebut yakni weir dan flume. Bangunan flume digunakan untuk
sungai yang memiliki aliran air yang besar dengan campuran sampah, sedangkan weir
digunakan pada sungai yang memiliki aliran air kecil atau ketinggian alirannya tidak
melebihi 50 cm. Namun fungsi utama alat ini yaitu untuk mengurangi kesalahan dalam
menentukan hubungan debit (Q) dan tinggi muka air (h) dalam persamaan yang
diturunkan dari teori hidrolik (Chow, 1964) yakni :

Dimana: A = luas penampang melintang (m2)


2
A= h
h = tinggi air antara dasar weir dan permukaan
air (m)

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

 Metode Pengukuran Debit


Sedangkan untuk metode pengukuran, ada beberapa metode yang bisa
digunakan yaitu:
 Metode Kontinyu
Pengukuran debit sungai yang dilakukan dengan menurunkan current meter
dengan kecepatan yang konstant mulai permukaan sampai dasar secara terus-
menerus.
Distribusi kecepatan aliran di dalam aluran tidak sama arah horizontal
maupun arah vertikal. Dengan asumsi kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama
dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan
kecepatan pada dasar alur. Distribusi Kecepatan Aliran:

 Teoritis
 dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
 gangguan permukaan (sampah)
 aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
 aliran lambat, dasar saluran halus
 dasar saluran kasar/berbatu

Parameter DAS yang dipakai dalam Hidrograf Satuan Sintetik Limantara ada
5 antara lain : Luas DAS (A) ; Panjang sungai utama (L) ; Panjang sungai diukur
sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (Lc); Kemiringan sungai (S);
Koefisien kekasaran (n). Parameter-parameter yang berpe-ngaruh pada proses
perambatan hidrograf satuan sintetik Limantara ini antara lain luas DAS, panjang
alur sungai utama terpanjang, panjang sungai dari outlet sampai titik terdekat
dengan titik berat DAS, kemiringan sungai utama, koefisien kekasaran DAS dan
perkiraan waktu konsentrasi hujan (Tg), dimana masing-masing parameter
tersebut berpengaruh terhadap waktu untuk mencapai puncak dan debit puncak.

 Metode Analisis Debit sungai


Debit sungai merupakan volume air yang mengalir melalui suatu penampang
lintang pada suatu titik tertentu yang dinyatakan dengan per satuan waktu
(m3/detik). Nilai debit sungai diperoleh dari pengukuran dengan current meter

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

atau pelampung sehingga akan mengetahui kecepatan aliran sungai yang


kemudian akan mengalirkannya dengan luas melintang pada lokasi pengukuran
(Sosrodarsono dan Tominaga, 1984).
Menurut Asdak (1995), debit didefinisikan sebagai suatu laju aliran air
(dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per
satuan waktu. Rumus umum yang digunakan untuk pengukuran debit, yakni :

Q = A x V.......... (1)

Dimana :
Q = Debit sungai (m3/det)
A = Luas penampang basah sungai (m2)
V = kecepatan aliran (m/detik)

Rumus untuk mengukur luas penampang sungai, yakni:

An = in x (dn-1+dn/2) ........... (2)


Dimana :
A = luas penampang
n = nomor segmen/titik
i = jarak segmen/titik
d = kedalaman titik

Rumus menghitung kecepatan aliran air dan kecepatan rata-rata :

Vf = jarak/waktu (m/detik) dan Va=Vf x c (m/detik)........ (3)


Dimana :
Va = kecepatan rata-rata
Vf = kecepatan aliran
C = koefisien/ faktor koreksi.

Untuk ketentuan nilai c yakni :


 C= 0,85 untuk saluran beton, persegi panjang dan mulus
 C= 0,75 untuk sungai luas, tenang dan aliran bebas (A>10 m2)

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2018

 C= 0,65 untuk sungai dangkal, dan aliran bebas (A<10 m2)


 C= 0,45 untuk sungai dangkal (c<0,5 m) dan aliran turbulen
 C= 0,25 sungai sangat dangkal (c<0,2 m) dan aliran turbulen.

 Area - Velocity Method (Merawas)


Metode pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran.
Pengukuran penampang dilakukan dengan mengukur lebar permukaan air, dan
kedalaman sedangkan untuk kecepatan aliran dapat diukur dengan metode
current-meter dan metode apung.

f. Cara pengukuran debit dengan pelampung (Fload area method)


Pada prinsipnya kecepatan aliran (V) dilihat berdasarkan kecepatan yang berasal
dari pelampung (U), luas penampang (A) dilihat berdasarkan pengukuran lebar
saluran (L) dan kedalaman saluran (D).

DAFFA FADHIEL AGUSTIA / 175060107111001

Anda mungkin juga menyukai