Anda di halaman 1dari 12

Rekayasa Sungai 2016

SLOPE AREA METHOD


Debit adalah variabel yang sangat penting dalam pekerjaan sipil, namun banyak
kendala yang harus dihadapi untuk mendapatkan data debit aliran seperti Minimnya alat
pencatat banjir yang berfungsi dengan baik dan memberikan catatan data yang sesuai dengan
standar, Tingkat kerusakan yang tinggi terhadap AWLR yang ada akibat banjir, Minimnya
Perawatan AWLR sebagai sumber data dan Minimnya Discharge Rating Curve di setiap
sungai.

AWLR yang rusak akibat banjir

The USGS telah mengembangkan tipikal Rating Curves dan menentukan nilai debit
suatu aliran berdasarkan pada pengukuran langsung dilapangan pada beberapa cross section
sungai. Metode ini membutuhkan peralatan terpasang yang cukup banyak dan membutuhkan
personil sehingga memerlukan tenaga kerja dan Banyak peralatan yang dikembangkan
mengalami kendala dalam mengukur arus yang tinggi.
Kendala terbesar adalah kerusakan akibat banjir . Metode yang dikembangkan untuk
mengukur besar debit aliran pada suatu sungai dengan biaya murah dan peralatan yang
sederhana adalah Slope Area Method (SAM) Dan Continous Slope Area Method (CSAM).
Metode ini umumnya digunakan untuk mengukur debit banjir puncak pada suatu sungai
secara langsung di lapangan.
Pengukuran secara tidak langsung dilakukan berdasarkan tanda tanda banjir di
lapangan yang menggambarkan tinggi banjir dan garis aliran debris setelah kejadian banjir.
Rekayasa Sungai 2016

Baik untuk penentuan nilai debit pada sungai yang tidak dapat diukur secara langsung di
lapangan.
Untuk suatu saluran yang mengalirkan banjir dimana kondisi geometri penampang
hilir tidak sama karena debit aliran yang sampai ke hilir tidak lagi sama dengan debit di hulu
karena tambahan air banjir, perlu pendekatan aliran seragam untuk perhitungan
kemampuannya.
Suatu cara untuk menghitung besarnya debit banjir yang dapat dialirkan oleh suatu
saluran adalah cara Luas Kemiringan (Slope area method). Cara ini pada dasarnya
menggunakan konsep aliran seragam dengan persamaan Manning.

Gambar. Suatu penampang memanjang saluran untuk penampang


banjir

Misalnya suatu saluran digunakan untuk menampung dan mengalirkan debit banjir
mempunyai dimensi yang berbeda antara hulu (up stream) dan hilir (down stream).

Prinsip pengukuran debit dengan cara luas kemiringan (slope area method) adalah
dengan menghitung debit aliran yang telah terjadi berdasarkan tanda bekas banjir (flood
mark), geometri sungai dan parameter fisik alur sungai.
Hitungan didasarkan pada rumus pengaliran, dapat dengan rumus Manning atau rumus
Chezy.
Rekayasa Sungai 2016

Untuk menghitung debit banjir melalui saluran tersebut perlu dilakukan prosedur sebagai
berikut:
1. Dari hargaharga A, R dan n yang diketahui, hitung faktor penghantar Ku dan Kd.
2. Hitung harga K ratarata.

3. Diambil asumsi bahwa tinggi kecepatan dapat diabaikan, kemiringan garis energi sama
dengan selisih tinggi muka air di hulu dan di hilir F dibagi panjang saluran.

4. Dengan asumsi tersebut hitung perkiraan pertama debit aliran.

5. Ambil asumsi bahwa debit aliran sama dengan perkiraan pertama Q dan hitung harga.

Dengan hargaharga tersebut maka kemiringan

Dimana:

Ulangi perhitungan tersebut sampai diperoleh harga Q yang tetap.


Rekayasa Sungai 2016

HIDROMETRI

Pengukuran sungai
A. Topografi
1. Cross Section
2. Bathimetri

1. Pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang (Cross


Section)
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi terukur yang dapat
dipergunakan dalam perencanaan bangunan serta perkiraan volume galian dan
timbunan.
Untuk mengetahui bentuk permukaan pantai dan bentuk sungai maka dilakukan
pengukuran profil (cross section).
Spesifikasi pengukuran penampang memanjang dan melintang sebagai berikut :

Bts Koridor Bts Koridor


Tepi A Tepi kanan

Gambar Profil Melintang Sungai

Tampang lintang sungai


Elevasi muka air
Kecepatan aliran air

Pada pengukuran cross section, beberapa alat yang digunakan adalah :


a. Echosounder
Alat ini digunakan pada sungai yg lebar dan dalam,pengukuran tampang lintang dan
kedalaman(bathrimetri) laut.
Cara kerja alat ini memiliki prinsip sbb:
Rekayasa Sungai 2016

1. Air merupakan media yg baik utk perambatan gelombang suara dgn kec
2. Gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik dari dasar sungai.

Alat eschounder dipasang pd dasar kapal/digantung pd sisi kapal. Alat tsb


memancarkan getaran suara yg merambat ke dasar sungai dan kemudian dipantulkan
kembali. Gelombang pantulan tsb diterima dan dicatat oleh alat. Selang waktu antara
pemancaran dan penerimaan getaran dapat memberikan kedalaman air yang kemudian
direkam pada kertas pencatat. Dengan alat ini dapat diperoleh hasil profil dasar sungai
secara kontinyu.
Ada beberapa jenis eschounder,diantarnya adl:
1. Eschounder elac 30 kc
2. Raytheon DE 719 B
3. Furuno 200 Mark III
Eschounder elac 30 kc, fungsinya untuk membedakan jenis bahan dasr sungai seperti
lumpur, lempng, pasir shg dpt memperkirakan tebal lapis lumpur.

b. Tali dengan pemberat (Bandul)

Pengukuran ini dilakukan apabila sungainya dalam atau kec arus besar. Kedalaman air
di ukur dengan tali yang diberi pemberat. Pengukuran dilakukan dgn mggnkn perahu,pd
jmbatan, atau kabel yg digantungkan melintasi sungai. Pengukuran dilakukan bersamaan
dengan pengukuran kecepatan dengan meggunakan current meter. Di atas pemberat dipasang
current meter,sehingga sambil mengukur kedalaman dapat diketahui kecepatan aliran di
beberapa ttik yang ditentukan.

2. Bathimetri
Data dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan dalam bentuk peta
Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan melintang sungai.
Rekayasa Sungai 2016

B. Kecepatan
1. Dengan Pelampung
2. Dengan Current Meter

1. Dengan Pelampung
Pelampung adalah pengukuran arus yang paling sederhana. Bahan yang bisa adalah
stereofoam (semacam busa putih). Disarankan untuk membentuk seperti badan kapal, supaya
memiliki karakteristik hidrolis yang paling ideal. Yang diukur adalah kecepatan permukaan
pada sepertiga lebar sungai, mengikuti distribusi kecepatan yang berbentuk parabola datar
dan hiperbola tegak, seperti gambar

Gambar Distribusi kecepatan aliran pada suatu tampang sungai.

2. Dengan Current Meter

Bentuk alat ini seperti terlihat pada Gambar berikut. Semakin kuat putaran kincir, maka
semakin besar kecepatana aliran, yang biasanya dinyatakan dalam rumus :
V = kn +m
Dimana : V = kecepatan Aliran (cm/detik) n
= jumlah putaran untuk suatu waktu tertentu.
K dan m = koefisien yang besarnya tergantung jenis alat kincir.
Rekayasa Sungai 2016

Gambar Alat ukur current meter.

C. Debit Sungai

1. Pengukuran elevasi muka air


2. Perhitungan debit

1. Alat pencatat elevasi muka air dapat berupa :


papan praduga dengan meteran (staff gauge) alat ini berskala cm, dapat
dipasang di tepi sungai atau pada bangunan.
alat pengukur elevasi muka air maksimum
mengukur elevasi maksimum pada saat banjir. pencatat muka air otomatis
(AWLR)

2. Perhitungan debit
Metode tampang tengah
Dalam metode ini dianggap bahwa kecepatan di setiap vertikal merupakan kecepatan
rerata dari pias selebar setengah jarak antar pias sebelah kiri dan kanannya. Debit di
suatu pias adalah perkalian antara kecepatan rerata vertikal dan lebar tersebut. Di
kedua tebing kiri dan kanan sungai kecepatan dianggap nol.
Rekayasa Sungai 2016

Metode tampang rerata


Tampang lintang sungai dianggap tersusun dari sejumlah pias yang masing-masing
dibatasi oleh dua vertikal yang berdampingan. Debit total adalah jumlah debit di
seluruh pias.
Metode integrasi kedalaman kecepatan
Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian antara kecepatan
rerata dan kedalaman pada vertikal. Debit sungai diperoleh dengan menghitung
luasan yang dibatasi oleh kurva tersebut dan garis muka air.
Metode Penentuan Kekasaran
Metode penentuan kekasaran dapat dilakukan menggunakan grafik dan table table
berikut ini :
Rekayasa Sungai 2016
Rekayasa Sungai 2016

Contoh kasus karakter sungai dengan berbagai macam jenis kekasaran

Nilai K dikenal dengan nilai faktor aliran / debit


Nilai K sebanding dengan nilai Q
Nilai Kecepatan

UUp QUp ,Udw Qdw


AUp Adw

Jika Uup < Udw maka penampang sungai mengalami pelebaran sehingga
diberikan nilai koefisien penampang (Ka) = 1 dan jika sebaliknya Ka = 0.5

Nilai Velocity HeadUUp2 U dw2

EUp up , Edw dw

2g 2g
Kemudian membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dan debit
Dari rating curve yang telah dibuat, dicari debit aliran berdasarkan pencatatan elevasi muka
air.
Rekayasa Sungai 2016

Distribusi Kecepatan Aliran


A : teoritis
B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan permukaan (sampah)
D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran lambat, dasar saluran halus
F : dasar saluran kasar/berbatu

D. Pengamatan Pasang Surut Muka Air Sungai/Laut.


Pengamatan pasang surut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Lokasi pengamatan di daerah muara sungai, dimana muka airnya tidak
bergelombang/berombak baik akibat lalu lintas perahu maupun gelombang air laut.
2. Pengamatan dilakukan selama 15 hari x 24 jam berturut-turut dengan interval
pengamatan setiap 1 jam.
3. Pengamatan harus maliputi pasang purnama.
4. Pada lokasi pengamatan di pasang peil schaal (papan duga)
Rekayasa Sungai 2016

SLOPE AREA METHOD

Tugas Rekayasa Sungai

disusun oleh:
Nama : Endala Siboro
NIM : 1307114585

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
OKTOBER 2016

Anda mungkin juga menyukai