Anda di halaman 1dari 18

5 LAPISAN TANAH DAN SIMBOLNYA

Proses pembentukan tanah mengakibatkan tanah terdiri dari atas lapisan-lapisan (horizon). Setiap
lapisan tanah mengandung zat-zat tertentu. Secara umum, dalam ilmu tanah (pedalogi), lapisan
tanah ditandai oleh simbol huruf.
1. Lapisan O, merupakan lapisan paling atas yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian
besar lapisan O terdiri humus atau bahan yang terdekomposisi. Tebal lapisan ini sekitar 5 cm.
2. Lapisan A (top soil) merupakan lapisan di bawah lapisan O lapisan ini berwarna lebih gelap
daripada lapisan tanah di bawahnya. Lapisan ini terdiri dari campuran bahan organik dan bahan
mineral. Selain itu, aktivitas biologi dan hewan maupun organisme (seperti cacing tanah,
nematoda, atau jamur) dapat ditemui di lapisan ini. Tebal lapisan ini sekitar 10 cm.
3. Lapisan B, merupakan lapisan tanah di bagian tengah yang mudah tercucui oleh air, terutama
jika tidak ada tumbuhan d permukaannya. Hal ini dapat terjadi karena ketiadaan akar-akar
tumbuhan yang bersifat mengikat lapisan tanah A (topsoil). Lapisan B ini miskin materi organik
serta berwarna kecoklatan atau kemerahan. Tebal lapisan ini sekitar 30 cm.
4. Lapisan C (sub soil), merupakan lapisan yang mengandung beberapa batuan yang belum
mengalami peroses pelapukan. Selain itu, lapisan ini kaya akan unsur unsur besi, almunium, dan
senyawa mineral lain yang terikat oleh tanah liat. Tebal lapisan ini sekitar 45 cm.
5. Lapisan R (red rock), yaitu lapisan paling dasar dan merupakan lapisan paling dasar dan
merupakan lapisan batuan induk ang sangat keras, serta sulit digali oleh tangan. COntoh batuan
dasar di lapisan R antara lain granit dan basal.

Jenis-Jenis Tanah
Budi
Tanah
1 Comment
Jenis-Jenis Tanah- Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah
dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah,
beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang
sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat
kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering
digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.

a. Tanah Organosol atau Tanah Gambut

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat
hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan
agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses
pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan
Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
1. Tanah Humus

Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik


Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur
Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian
Persebaran : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
Tenggara

2. Tanah Gambut

Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang
selalu tergenang air (rawa-rawa)
Ciri-ciri : bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur
Pemanfaatannya : untuk pertanian pasang surut
Persebaran : Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua,
Pantai Selatan

b. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)

Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran
rendah
Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi
Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan
Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material
halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di
daerah datar sepanjang aliran sungai.

c. Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran
terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian
timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar
Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah
Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa

Persebaran : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau
Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara

d. Tanah Litosol (batu-batuan)


Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal.
Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh
Indonesia.

Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum
sempurna) sehingga butirannya besar / kasar
Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur,
warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan
Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan
Sumatera

e. Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian
tempat berkisar 3001.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian
mengalami proses pelapukan lanjut.

Proses terbentuknya : Tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang
meresap dan mengalir ke dalam tanah
Ciri-ciri : warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur
Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian
Persebaran : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara

f. Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau
subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.

g. Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering,
curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga
sedang, warna merah, dan kering.

h. Tanah Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi
pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.
Kesuburan tanah rendah.

Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi
Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap
erosi, kurang subur
Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija
Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua

i. Tanah Andosol
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang
dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah
lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya
cokelat, abu-abu hingga hitam.

j. Tanah Mediteran Merah Kuning


Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim
subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah
cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut
Terra Rossa.

k. Hidromorf Kelabu
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga
kekuningan.

L. Tanah Terarosa (Kapur)


a. Tanah Renzina

Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan
tinggi
Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara
Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati
Persebaran : Gunung kidul , Yogyakarta

b. Tanah Mediteran

Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen


Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur
Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati
Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku,
Sumatera

Pengertian Akuifer atau Aquifer dan Macamnya


2/15/2013 06:30:00 pm

Pasca Regal Tjerita

Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat
dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan
secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang
digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa
akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti
membawa,
jadi
akuifer
adalah
lapisan
pembawa
air.
air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir
tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut
akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan
yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut
lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan
meloloskan air disebut akuifer.

Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana sebuah waduk
dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh pori-pori atau
rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific yield).

Macam Akuifer

Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam akifer
sebagai
berikut:
a.
Akifer
Bebas
(Unconfined
Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatik level), yaitu permukaan
air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

b.
Akifer
Tertekan
(Confined
Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas
maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

c.
Akifer
Semi
tertekan
(Semi
Confined
Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos
air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

d.
Akifer
Semi
Bebas
(Semi
Unconfined
Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian
atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara
aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.

Berikut adalah beberapa istilah lain yang digunakan dalam menamakan karakteristik suatu
formasi batuan:

1.Aquiclude
adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam kondisi alami tidak mampu
mengalirkannya, misalnya lapisan lempung. Untuk keperluan praktis, aquiclude dipandang
sebagai lapisan kedap air.

2.Aquitard
adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air tetapidengan laju yang sangat
lambat jika dibandingkan dengan akuifer. Meskipun demikian dalam daerah yang sangat luas,
mungkin mampu membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu dengan lainnya.
Aquiclude ini juga dikenaldengan nama formasi semi kedap atau leaky aquifer.

3.
Aquifuge
merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak mampu mengalirkan air.

Akuifer Buatan

Akuifer Buatan merupakan media / lapisan tanah yang dibuat atau ditata ulang untuk
menyimpan dan mengalirkan air di dalam tanah sehingga dapat menjadi sumber air yang
berkelanjutan. Air Permukaan yang mempunya kuantitas yang melimpah tetapi kadang-kadang
mempunyai kualitas yang kurang baik. Air tanah yang mempunyai kualitas baik, tapi
kuantitasnya sering sangat terbatas. Pengeksploitasian sumber air tanah yang berlebihan
menimbulkan terjadinya pencemaran air tanah dari akuifer sekitarnya, terjadinya land
subsidence, dll. Oleh karena itu pembuatan akuifer diperlukan untuk mengatasinya.
Akuifer buatan dapat dipergunakan sebagai sarana penyediaan air baku penduduk yang
berkelanjutan. Air Permukaan yang di-"recharge"-kan ke dalam akuifer buatan akan mengalir
(dengan kecepatan sangat lambat) di dalam lapisan tanah batuan (bahan akuifer). Kualitas air
akan ter-"update" oleh akuifer selama perjalanan (semakin lama semakin baik) menuju tempat
pengambilan. Akuifer buatan akan dapat menjadi sumber air tanah yang berkualitas dan
berkelanjutan.

Akuifer Buatan Sebagai Prasarana Konservasi Daerah Aliran Sungai


Kegersangan DAS di daerah pegunungan disebabkan oleh kelangkaan air atau kekeringan
pada lapisan tanah permukaan. Sementara itu, pada alur-alur lembah terdapat sisa-sisa aliran
dari mata air yang mengalir ke hilir dan menghilang. Dengan fasilitas akuifer buatan aliran air
dapat ditangkap dan disalurkan kembali ke areal pegunungan sebagai sarana pemberian air
tanaman penghijauan yang berupa tanaman produksi atau tanaman reboisasi.
Komponen Bangunan Akuifer Buatan

Bangunan dan Saluran Supplesi


Saluran Intake
Bangunan Akuifer Buatan
Pipa-pipa Distribusi dan Bak Distribusi
Jaringan Saluran Irigasi

Susunan Tanah dan Jenisnya

Susunan Lapisan Tanah


Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati
bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari
campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian
paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang
secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan
bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan
tanah atas bercampur dengan humus.Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam
dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu, tanah lapisan bawah kurang subur dan
mempunyai warna lebih terang. Tanah lapisan bawah mengandung sedikit humus.

Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat,
serta debu. Batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir
berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan bercampur
dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran lumpur. Butiran tanah yang paling
kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin.
Penyusun tanah sangat erat kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang mengandung
banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung
banyak pasir mudah dilalui air.
Secara umumnya, susunan tanah (dengan bahan induk mineral) terdiri atas 50% bahan padata
(45% berupa bahan mineral dan 5% berupa bahan organik), 25% air berupa udara. Sementara itu,
pada tanah organik, seperti gambut, bahan padatan pada tanah tersebut terdiri atas 5% bahan
organik dan 45% bahan mineral. Bahan organik dalam tanah ini terdiri atas 10%
mikroorganisme, 10% akar, dan sisanya humat. Walaupun jumlah tidak banyak, fungsinya
sangat penting.
Susunan tanah dan juga struktur tanah yang berongga-rongga menjadi tempat bagi akar untuk
bernafas dan tumbuh. Selain itu, tanah pun menjadi habitat bermacam-macam mikroorganisme.
Tanah juga dijadikan sebagai tempat hidup bagi sebagian hewan darat.
Tekstur susunan tanah bermacam-macam dan bisa dikelompokan menjadi:
1. tekstur tanah kasar misalnya pasir, pasir berlempung.
2. tekstur agak kasar misalnya lempung berpasir dan lempung berpasir
3. sedangkan , antara lain lempung berpasir sangat hhalus, lempung berdebu dan debu.
4. tekstur ahalus misalnya, tanah liat berpasir, tanah liat berdebu
Tekstur tanah ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah. jika diuraikan
proses pembentukan susunan tanah dimulai dari bebtuan yang mengalami pelapukan baik
pelapukan secara fisik maupun secara kimiawi
Susunan-susunan Tanah ada sepuluh seperti dibawah ini
1. Tanah terdiri dari lapisan-lapisan atas, lapisan bawah, lapisan bawah induk dan lapisan induk.
2. Lapisan atas warnanya lebih tua, dan lapisan gembur dari pada lapisan bawah.
3. Tanah berasal dari lapukan batu yang terkikir dari gunung-gunung batu.
4. Pelapukan terjadi karena panas matahari , air, bahan-bahan kimia dan tumbuh-tumbuhan, batu
yang telah lapuk terkikis oleh air dan angin.

5. Kerikil, pasir, dan debu


yang terjadi dari pengikisan itu mengendap di tempat menjadi batuan endapan.
6. lumut disebut tumbuhan perintis, karena lumut salah satu tumbuhan yang dapat hidub di batu.
7. Di dalam tanah banyak hidup hewan dan tumbuhan yang sangat bergunah bagi kesuburan
tanah.
8. Tanah yang gundul mudah terkikis oleh air dan angin.
9. Pegunungan hutan di pegunungan dapat menyebabkan tanah keritis dan menimbulkan bahaya
banjir.
10. karena tumbuhan selalu mengambil zat-zat dari dalam tanah, maka yang di perlukan makin
lama makin berkurang, untuk menjaga kesuburan tanah pertanian perlu pemupukan
Selain susunan-susunan tanah, fungsi tanah juga di perlukan. Berikut fungsi-fungsinya
1. Tanah berfungsi untuk produksi biomassa, yaitu tempat tumbuh dan berkembang perakaran,
sumber harta serta zat pendukung pertumbuhan.
2. Tanah berfungsi untuk penyaringan, penyanggah dan pengubahan antara atmosfer, air tanah
serta akar tanaman
3. Tanah berfungsi sebagai habitat biologi konservasi genetik.
4. Tanah berfungsi sebagai ruang insfrastruktur untuk teknik, industri, sosial ekonomi, dan
pembangunan.
5. Tanah berfungsi sebagai daya energi, material dasar, pertambangan dan air.
6. Tanah berfungsi sebagai sumber keindahan dan warisan budaya
Susunan- susnan tanah berdasarkan jenis-jenis tanah

Tanah humas. tanah humas adalah lapisan tanah yang paling subur karena kemampuan
menyerap airnya sangat tinggi dan gembur sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertanian
tanah humas ini berasal dari pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk.

Tanah liat. tanah liat ini biasanya dimanfaatkan untuk kerajinan tembikar, pembuatan pot
bunga, kendi dan lain sebagainya karena butiran-butiran tanah liat saling melekat
satusamalain, tipe tanah pada tanah liat ini adalah butiran-butiran tanahnya halus, susah
menyerap airdan tidak dapat di tanami oleh tumbuhan

Tanah gambut. tanah gambut terdapat didaerah berawan-awan dan berasal dari pelapukan
sisa tumbuhan,tidak cocok dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena kandungan
garamnya sangat tinggi.

Tanah berpasir. tanah berpasir ini cirinya butiran pasirnya sangat banyak, mudah
menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. biasanya tanah
berpasir dimanfaatkan sebagai campuran semen dalam pemasangan batu bata.

Tanah aluvial. jenis tanah aluvial terdapat di sepanjang aliran sungai jenis tanah ini
berasal dari material halus yang di endapkan di sungai.

Tanah vulkanik atau Tanh regosol. tanah vulkanik ini biasa ditemukan di daerah
pegunungan kberapi yang meletus . tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan
banyak mengandung hara sehingga sangat baik jika di manfaatkan sebagai lahan
pertanian.

Tanah latosol. jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim basah yang curah
hujannya lebih dari300mm/tahun dan berada di dataran tinggi yang berkisar antara 3001.000 meter. bahan utama pembentukan tanah jenis ini berasal dari bebatuan gunung
berapi yang mengalami peroses pelapukan.

Tanah grumusol. Bahan pembentukan tanah grumusol adalah batu lempung dan batu
kapur.

Susunan-susunan Tanah-Mineral Tanah


Susunan-susunan tanah mineral terdiri dari tiga komponen, yakni pasir(sand), debu(silf), dan
lempung(clay).Ketiga susunan-susunan tanah mineral tersebut dibagi berdasarkan ukuran yang
berbeda-beda.
1. Partikel pasir memiliki ukuran sekitar 200 mikrometer hingga 2.000 mikro meter.
2. Partekel debu memiliki ukuran sekitar 2 mikrometer sampai kurang dari mikrometer.
3. Partikel lempung memiliki ukuran kurang dari 2 mikrometer.
semakin halus ukuran partikel tanah tersebut, maka luas permukaan partikel per satuan bobot
semakin besar.
Untuk itu alam harus kita jaga agar tidak terjadi kerusakan alam dan akibatnya dirasakan oleh
manusia dan makh;luk lainya dibumi ini. Pelestarian alam bisa kita lakukan dari diri sendiri.
Demikian penjelasan mengenai susunan-susunan-tanah dan fungsi-fungsinyauntuk pelestarian
tanah. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

More info: http://learnmine.blogspot.com/2013/04/susunan-tanah-danjenisnya.html#ixzz3LeeSYeeS

AQUIFER
Pendahuluan
Akuifer adalah sebuah pembentukan kelompok, geologi formasi, atau bagian dari formasi yang berisi
bahan permeabel cukup jenuh untuk menghasilkan jumlah yang signifikan air untuk mata air dan sumur.
Penggunaan istilah ini sering terbatas pada mereka air-bantalan formasi mampu menghasilkan air dalam
jumlah yang cukup untuk membentuk suatu pasokan yang dapat digunakan untuk keperluan rakyat.
Pembentukan Aquifer

Akuifer adalah lapisan bawah tanah batuan berpori atau pasir yang memungkinkan gerakan air antara
lapisan non-pori batuan (batu pasir, kerikil, atau batu kapur retak atau granit). Banyak orang cenderung
berpikir akuifer sebagai "danau bawah tanah" yang tidak terjadi karena air diadakan antara partikel
batuan. Air infiltrat ke dalam tanah melalui pori-pori, celah, dan tempat lain sampai mencapai zona
kejenuhan di mana semua ruang diisi dengan air (bukan udara). Zona kejenuhan terjadi karena infiltrasi
air tanah mencapai lapisan batuan kedap air sehingga tidak mampu menembus lebih jauh ke dalam
bumi (lapisan kedap air yang dikenal sebagai "akuitar" atau "akiklud"). Air yang diselenggarakan di
akuifer ini kenal sebagai air tanah.
Bagian atas zona kejenuhan dikenal sebagai tabel air. Tabel biasanya air mengikuti bentuk topografi
tanah di atas. Kedalaman muka air biasanya lebih besar pada daerah dengan curah hujan rendah
daripada di daerah dengan curah hujan tinggi. Tabel air dapat meningkat dalam beberapa tahun basah
dan jatuh di musim kemarau.

Gerakan Air Melalui Aquife


Dua kekuatan utama mendorong pergerakan air tanah. Pertama air bergerak dari ketinggian yang lebih
tinggi ke elevasi yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Kedua, air bergerak dari daerah tekanan
tinggi ke daerah tekanan rendah. Bersama dua kekuatan membentuk kekuatan pendorong di belakang
bergerak air tanah yang dikenal sebagai kepala hidrolik.
Air memiliki potensi untuk bergerak melalui empat jenis batuan: batu yang tidak dikonsolidasi, batuan
sedimen berpori, batuan vulkanik berpori, dan batuan retak. Dalam bahan yang tidak dikonsolidasi,
partikel tidak melekat satu sama lain dengan cara yang koheren (misalnya, pasir akan dikonsolidasi
tetapi batu pasir akan dikonsolidasikan). Air dapat bergerak melalui ruang antara partikel. Kerikil dan
pasir akuifer yang umum. Karena ada ruang antara partikel lebih ketika partikel lebih besar, air bergerak
lebih cepat melalui lapisan partikel besar (misalnya, kerikil) daripada yang dilakukannya melalui lapisan
partikel kecil (misalnya, tanah liat).
Karbonat batu, seperti batu gamping, yang rapuh sehingga mereka cenderung untuk patah dan patah
tulang ini memungkinkan beberapa gerakan air. Lebih penting lagi, karena air akan melarutkan batuan
karbonat setelah air mampu memasuki patah tulang, bukaan di batu menjadi lebih besar memungkinkan
gerakan lebih banyak air. Kapur batuan yang memiliki bukaan besar terlarut di dalamnya dikenal sebagai
karst.
Batuan vulkanik seperti basal diproduksi sebagai hasil dari aktivitas gunung berapi. Jika batu
mendinginkan dengan cepat, patah tulang dapat diproduksi di bebatuan memungkinkan gerakan air
yang signifikan. Batuan metamorf dan kristal seperti granit, kuarsit, dan batu tulis pada dasarnya kedap
gerakan air. Namun, patah tulang yang terjadi dalam batuan dapat memungkinkan gerakan air. Jumlah
gerakan melalui batuan retak tergantung pada frekuensi dan keterkaitan dari patah tulang
Terkekang dan tidak terkekang Aquifer
Semua akuifer memiliki lapisan kedap air di bawah mereka yang menghentikan air tanah dari infiltrasi
lebih lanjut. Jika suatu akuifer memiliki lapisan kedap air di bawahnya tapi lapisan atasnya adalah
permeabel, maka itu dianggap sebagai akuifer bebas. Pada beberapa kesempatan lapisan permeabel
dapat terjebak di antara dua lapisan kedap menghasilkan akuifer terbatas.
Recharge and Discharge of Aquifers
Air dapat menjadi ditambahkan ke akuifer secara alami sebagai infiltrat air ke dalam tanah. Daerah di
mana air infiltrat ke akuifer yang dikenal sebagai "zona resapan". Zona resapan akuifer bebas di atas
umumnya daerah di atas akuifer karena air dapat bergerak secara langsung dari permukaan ke dalam
akuifer. Namun, untuk kasus aquifer tertekan, zona resapan mungkin terbatas pada kisaran di mana
lapisan kedap mencapai permukaan.
Karena air harus menyusup melalui lapisan tanah dan batuan untuk mencapai suatu akuifer, harga

resapan bisa sangat lambat dan rendah. Beberapa akuifer terbentuk sejak lama dan mereka tidak lagi
secara aktif diisi ulang (beberapa orang menyebut jenis akuifer sebagai mengandung "air fosil").
Air tanah dapat bergerak melalui akuifer hingga mencapai pembukaan ke permukaan. Dalam meresap,
air mencapai permukaan atas area yang luas. Pada musim semi, air mengalir dari bumi pada titik kecil.
Karena tekanan air di atasnya, air dari aquifer umumnya di bawah tekanan tinggi dan dapat
mengakibatkan produksi musim semi artesis. Mata air dan merembes hanya akan terus mengalir selama
permukaan air lebih tinggi daripada mereka. Karena gerakan air, lokasi zona resapan mungkin jauh dari
lokasi rembesan dan mata air.
Air juga dapat dihapus dari akuifer oleh aktivitas manusia pengeboran sumur. Akuifer secara historis
sangat penting bagi manusia yang telah menggunakan air untuk menyiram ternak, mengairi tanaman,
powering pabrik, dan sebagai sumber air kota. Jika tingkat penghilangan air untuk digunakan manusia
melebihi tingkat, sangat lambat alami resapan, maka jumlah total air dalam akuifer akan berkurang yang
menyebabkan penurunan dari tabel air (deplesi akuifer). Tabel air rendah memerlukan sumur yang lebih
dalam yang sangat meningkatkan biaya memompa air dari akuifer dan selanjutnya menguras air dari
tingkat, sudah lambat alami resapan.

Anda mungkin juga menyukai