1. Litosol
Jenis tanah ini jugs disebut tanah azonal.
Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
Bahan pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
Jenis tanah ini merupakan tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil.
Tanah berbatu-batu.
Batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras.
Kedalaman tanah dangkal (<30 cm), dan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop).
Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur.
Terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi.
Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim.
2. Aluvial
Terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa air sungai.
Lambat meresap air dan mudah tererosi.
Mengandung unsur hara.
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan.
Berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam
keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, dan kesuburannya berkisar antara sedang hingga tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi).
3. Regosol
Tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api.
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon.
Tekstur pasir.
Tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah lapuk.
Butiran kasar dan bersifat lepas.
Sifatnya sangat miskin hara.
Daya menahan air sangat kurang, dan mudah tererosi.
Struktur berbukit tunggal. Konsistensi lepas-lepas.
PH umumnya netral.
Kesuburan sedang dan berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya
di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah pantai.
6. Grumosol
Tanah yang terbentuk dari material halus berlempung.
Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur.
Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat.
Struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan bawah.
Konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis.Namun, jika kering sangat keras dan tanah retak-retak.
Kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi.
Penyebarannya di daerah iklim subhumid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
Tanaman yang tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati.
7. Podsol
Tanah yang terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim basah.
Bersifat mudah basah.
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil.
Tekstur lempung sampai pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat.
Kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat asam, kesuburan rendah.
Kapasitas pertukaran kation sangat rendah, dan peka terhadap erosi.
Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
Terdapat di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua.
8. Andosol
Tanah yang berasal dari abu gunung api.
Tanah andosol terdapat di lerenglereng gunung api.
Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami perkembangan profil.
Solum agak tebal.
Warna agak cokelat kekelabuan sampai hitam.
Kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah.
Konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak asam.
Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka
terhadap erosi.
Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah hutan hujan tropis, bambu, dan rumput.
9. Tanah kapur
Tanah yang terbentuk dari batu kapur yang mengalami pelapukan.
Cepat meresap air dan dapat dilarutkan oleh hujan.
Tidak begitu subur.
Pada umumnya, tanah ini terdapat di pegunungan kapur tua.
Tanah kapur terdapat di daerah perbukitan kapur Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan.
Tanaman yang dapat hidup di daerah kapur adalah palawija, steps, savana, dan hutan jati atau hutan musim.
10. Tanah Organosol,
Merupakan tanah yang terbentuk dari bahan induk organik (tanah gambut) dan hutan rawa dengan iklim basah
pada curah hujan 2.500 mm/tahun.
Cepat meresap air dan banyak mengandung zat hara.
Tanah organosol banyak mengandung unsur hara dan biasanya terdapat di daerah pasang surut seperti Jawa,
Pantai barat Sumatra, pantai timur Kalimantan, dan pantai barat Papua.
12. Tanah Mediteran
Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone).
Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400
m.
Warna tanah cokelat hingga merah.
Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.
13. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara
tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.
Kalimantan Barat dan Lampung.
Warna merah, atau kekuning-kuningan.
Unsur hara sedikit jadi tidak subur.
Kaya akan logam (sebagian besar besi dan aluminium).