Anda di halaman 1dari 5

Jenis Tanah dan Pemanfaatannya

a. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang telah banyak mengalami pencucian
oleh air hujan sehingga warnanya pucat dan kemerah-merahan atau kekuning-
kuningan, serta kondisinya sangat tidak subur. Kadar bahan organiknya juga
rendah akibat proses erosi dan pencucian yang berlangsung dalam waktu yang
lama.
Vegetasi yang biasa tumbuh di atas tanah laterit, antara lain rumput dan alang-
alang. Jenis tanah ini tersebar di daerah Banten, Kalimantan Barat, dan Pacitan
b. Tanah Aluvial

Jenis tanah ini terbentuk dari proses sedimentasi baik di wilayah darat maupun di
perairan, kemudian mengalami proses pelapukan. Ciri khas tanah aluvial adalah
butirannya lepas-lepas. Tingkat kesuburan tanah aluvial sangat bervariasi,
bergantung dari bahan dasar dan mineral hara pembentuknya.
Tanah aluvial banyak dimanfaatkan penduduk sebagai daerah pertanian
pesawahan, perkebunan, kelapa dan tanaman palawija, seperti tanaman jagung,
kedelai, ketela pohon, dan umbi-umbian.
c. Tanah Gambut

Tanah gambut dibentuk oleh bahan-bahan organik seperti sisa-sisa ranting,


daun, dan batang tetumbuhan yang belum melapuk secara sempurna dan sering
terendam air sehingga tingkat kesuburannya sangat rendah.
Sifat lain dari gambut adalah tingkat keasamannya yang tinggi sehingga sangat
sulit untuk dibudidayakan sebagai lahan pertanian. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesuburan gambut dapat dilakukan dengan mengeringkan lahan
gambut dan dilakukan pengapuran sampai pH-nya menjadi netral. Jenis tanah
gambut tersebar di pantai timur Sumatra, pantai Kalimantan Barat dan Selatan,
serta pantai Papua.

d. Tanah Margalit

Jenis tanah ini dibentuk oleh batuan dasar yang terdiri atas batu gamping
(kapur), pasir, dan lempung (liat). Sifat tanah margalit adalah subur dan terdapat
di sekitar perbukitan dataran rendah.
Daerah persebaran tanah margalit antara lain Kediri, Madiun, Madura, Sulawesi
Selatan, dan Nusa Tenggara. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan oleh
penduduk sebagai areal pertanian lahan kering, perkebunan tebu, dan hutan jati.
e. Tanah Podzolik

Tanah ini terbentuk dari bahan dasar yang banyak mengandung mineral kuarsa.
Jenis tanah podzolik banyak dijumpai di pegunungan tinggi dengan suhu udara
rendah, curah hujan tinggi, dan wilayahnya tertutup oleh vegetasi yang rapat
sehingga mengandung humus yang tinggi.
Tingkat kesuburannya bervariasi mulai dari sedang sampai sangat subur. Sifat
Àsik podzolik adalah mudah basah jika terkena air, berwarna kuning sampai
kuning-kelabu. Daerah persebaran tanah podzolik antara lain Sumatra Utara dan
Papua, dan banyak dimanfaatkan sebagai ladang.
f. Tanah Regosol

Tanah regosol merupakan jenis tanah yang baru terbentuk, ditandai dengan
masih banyak kandungan batu dan kerikil yang belum melapuk secara
sempurna. Selain itu pada tanah regosol belum menampakkan adanya horizon-
horizon tanah. Tingkat kesuburan regosol berkisar antara rendah sampai
sedang.

g. Tanah Vulkanis
Tanah vukanis terbentuk dari material-material gunungapi seperti pasir dan debu
vulkanis. Material vulkanis tersebut mengalami pelapukan dan membentuk tanah
vulkanis yang sangat subur karena banyak mengandung mineral hara yang
dibutuhka n tanaman.
Termasuk ke dalam jenis tanah ini adalah tanah andosol (tanah pegunungan)
yang berwarna hitam, gembur, serta mudah diolah dengan tingkat kesuburan
tinggi. Tanah ini tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia yang terpengaruh
oleh aktivitas vulkanisme. Oleh karena tingkat kesuburannya relatif tinggi, tanah
vulkanis banyak dimanfaatkan sebagai areal pertanian dan perkebunan,
terutama pertanian hortikultur dan pertanian lahan kering

h. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang teksturnya banyak me- ngandung pasir
kasar dan kerikil yang belum melapuk.

i. Tanah Humus
Tanah humus dibentuk oleh sisa-sisa tumbuhan (serasah) yang mengalami
pembusukan secara alamiah. Jenis tanah ini banyak dijumpai di kawasan hutan
yang memiliki tingkat kelembapan tinggi. Ciri khas humus adalah tingkat
kesuburannya tinggi serta warnanya yang gelap karena banyak mengandung
bahan organik.
j. Tanah Grumusol

Tanah grumusol merupakan jenis tanah yang terdapat di wilayah-wilayah yang


memiliki curah hujan tahunan tinggi (antara 1.000– 2.000 milimeter per tahun),
ketinggian wilayahnya lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, serta
topografinya landai sampai bergelombang. Batuan dasar yang membentuk
grumusol antara lain abu vulkanik dan tanah liat.
Warna tanah grumusol umumnya kelabu kehitam- hitaman. Kandungan bahan
organiknya relatif rendah. Tanah ini cukup baik untuk dijadikan lahan pertanian
padi, jagung, dan kedelai. Daerah persebaran grumusol, antara lain Jawa
Tengah, Jawa Timur, Madura, dan Sulawesi Selatan.
Perbedaan jenis tanah sebagai ruang lingkup kajian pedosfer yang terdapat di
muka Bumi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan lahan. Adanya perbedaan
tingkat kesuburan lahan tersebut pada akhirnya memberikan implikasi terhadap
tingkat produktivitas dari suatu lahan.

Anda mungkin juga menyukai