Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas.
Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem
akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari
ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dari luar, kesimbangan ini dapat
berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan
baru.
Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai
ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang baru
saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut.
Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan
ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan
menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan
kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur
karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang
mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan
yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa
dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan
makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan
mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh
pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah
tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada
hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat
berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh
komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang
heterogen misalnya hutan hujan tropis.
Uraian diatas menunjukkan perkembangan dari suatu ekositem dimana didalamnya
terjadi suksesi dan untuk mencapai mekanisme yang klimaks didalam ekosistem tersebut.
Keberhasilan perkembangan ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh organisme yang hidup di
dalamnya, kelentingan ekosistem, dan daya dukung ekosistem.

1
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibuatlah makalah yang berjudul
Perkembangan Ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah terristerial?
1.2.2 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah lautan?
1.2.3 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah sungai?
1.2.4 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah danau?
1.2.5 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah pegunungan?
1.2.6 Bagaimana perkembangan ekosistem di daerah air payau?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah terristerial.
1.3.2 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah lautan.
1.3.3 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah sungai.
1.3.4 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah danau.
1.3.5 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah pegunungan.
1.3.6 Untuk memahami perkembangan ekosistem di daerah air payau.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah:
1.4.1 Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam hal perkembangan
ekosistem dan menyadari perannya didalam ekosistem.
1.4.2 Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar ekologi
dan menelaah baik secara teoritis maupun praktek untuk memecahkan masalah
lingkungan dalam upaya perbaikan dan konservasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Ekosistem di Daerah Terristerial


Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas
disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan
ketinggian letak dari permukaan laut. Pengaruh pemanasan matahari pada atmosfer, tanah,
dan air akan membentuk variasi suhu, siklus pergerakan udara, dan penguapan air yang
bertanggung jawab atas variasi iklim pada daerah-daerah dengan lintang yang berbeda.
Kita mengetahui bahwa di bumi ini mempunyai beberapa macam eksosistem. Pada
dasarnya memang ekosistem di Bumi dibagi menjadi dua macam, yakni ekosistem daratan
dan juga ekosistem air. Namun ekosistem tersebut dipecah lagi menjadi beberapa macam.
Berikut adalah ciri- cici dari ekosistem darat:
a. Ekosistem yang memiliki lingkungan fisik berupa daratan
Lingkungan fisik dari ekosistem daratan memang ada di wilayah daratan, namun
bukan berarti tidak ada perairan sama sekali. Di ekosistem daratan pun kita juga bisa
menemukan perairan, namun yang disoroti secara umum adalah wilayah daratannya,
sedangkan perairan hanya sebagai tambahan saja.
b. Memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas
Ekosistem daratan merupakan gambaran interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya secara umum. Sehingga ekosistem daratan tidak hanya mencakup wilayah
yang sempit saja, namun meliputi wilayah yang luas. Maka dari itulah ekosistem daratan ini
juga dikenal sebagai bioma.
c. Jenis tumbuhan dan juga hewan beradaptasi pada lingkungan atau wilayah daratan
Karena ekosistem darat, maka dari itulah binatang dan tumbuhan atau flora dan fauna
juga beradaptasinya dalam wilayah daratan. Hal ini karena daratan menjadi habitat dari flora
dan fauna tersebut. Oleh karena ekosistem daratan ini terdiri dari beberpa jenis dan setiap
jenis mempunyai karakteristiknya masing- masing, maka dari itulah setiap jenis ekosistem
daratan ini mempunyai flora dan fauna yang khas dari masing- masing.
d. Komponen Ekosistem Darat
Seperti halnya jenis ekosistem yang lainnya, ekosistem daratan juga memiliki
komponen- komponen yang menyusun ekosistem itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam
ekosistem darat ini juga meliputi komponen biotik dan juga abiotik. komponen abiotik

3
merupakan komponen yang tidak hidup atau berupa benda mati, sedangkan komponen biotik
merupakan komponen yang berupa makhluk hidup. Berikut ini merupakan komponen yang
ada di dalam ekosistem darat.
1) Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang berupa makhluk hidup yang
ada di ekosistem daratan banyak sekali jenisnya, yakni binatang, tumbuhan, manusia,
serta organisme- organisme lainnya.
2) Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak
hidup. Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi
komponen- komponen lain yang ada di ekosistem tersebut. Berikut merupakan
komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup di ekosistem darat, yaitu suhu,
cahaya matahari, air, iklim, tanah, garam batu, dan lain sebagainya.
Bioma darat (terrestrial) seringkali dinamai sesuai ciri fisik atau iklim utama dan
jenis vegetasi dominannya. Sebagai contoh, padang rumput temperat didominasi oleh
berbagai spesies rumput dan umumnya ditemukan pada garis lintang pertengahan, dimana
iklim lebih sedang dibandingkan dengan daerah tropis dan daerah kutub. Masing-masing
bioma juga ditandai oleh mikroorganisme, fungi, dan hewan yang beradaptasi terhadap
lingkungan tersebut. Berdasarkan posisi geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak
dari permukaan laut bioma dibedakan antara lain sebagai berikut.

2.1.1 Bioma Hutan Tropis


Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25-
29C. Curah hujan bioma hutan hujan tropis (tropical rain forest) cukup tinggi, yatu sekitar
200-225 cm per tahun. Sedangkan di hutan kering tropis (tropical dry forest) curah hujan
sangat tergantung musim, sekitar 150-200 cm per tahun, dengan musim kering selama enam
sampai tujuh bulan.

Gambar 1. Hutan Hujan Tropis


Sumber: https://www.scribd.com/.../Perkembangan-Ekosistem

4
Pada daerah hutan hujan tropis tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung
yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah. Pohon lain dan tanaman merambat
yang berkayu akan tumbuh secara cepat, bersaing untuk mendapatkan cahaya dan ruang
ketika mengisi celah tersebut. Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah
rotan sedangkan epifit adalah anggrek. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif
melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
Hewan hutan tropis di bumi merupakan rumah jutaan spesies, termasuk spesies
serangga, laba-laba, dan artopoda yang belum dideskripsikan dan diestimasi berjumlah 5 30
juta. Bahkan keanekaragaman hewan di hutan tropis lebih tinggi daripada di bioma darat
manapun. Hewan hutan tropis, termasuk amfibia, burung dan reptil lain, mamalia, serta
artropoda, beradaptasi terhadap lingkungan berstratifikasi vertikal dan seringkali tersamarkan
oleh lingkungannya.
Contoh bioma hutan hujan tropis adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina,
Papua, dan Brasil. Sejak lama sekali manusia telah mewujudkan masyarakat yang
berkembang pesat di hutan tropis.

2.1.2 Bioma Sabana


Padang rumput tropis seringkali merujuk kepada sabana. Bioma sabana hangat
sepanjang tahun, berkisar 24-29oC, namun dengan variasi yang lebih musiman daripada di
hutan tropis. Rumput dan pohon yang terpencar-pencar merupakan tumbuhan yang dominan.
Pepohonan yang ditemukan di sabana seringkali berduri dan berdaun kecil, yang merupakan
bentuk adaptasi dari kondisi yang relatif kering. Kebakaran merupakan komponen abiotik
penting, dan spesies tumbuhan yang dominan adalah spesies yang sudah beradaptasi dengan
kebakaran.
Pertumbuhan rumput-rumputan dan forb (tumbuhan kecil berdaun lebar) yang sangat
cepat selama musim hujan menyediakan sumber makanan yang banyak bagi hewan. Akan
tetapi, mamalia pemakan rumput besar harus bermigrasi ke padang rumput yang lebih hijau
dan menyebar mencari sumber air selama periode musim kemarau. Bioma sabana ini terdapat
di Amerika Selatan, Afrika Timur dan sebagian wilayah Indonesia.
Mamalia besar pemakan rumput (bison dan kuda liar) dan predatornya (singa dan
dubuk) terlihat dengan jelas di bioma Sabana. Sesungguhnya, herbivora yang dominan di sini
adalah serangga, khususnya semut, rayap dan tungau.

5
Gambar 2. Bioma Sabana
Sumber: https://www.scribd.com/.../Perkembangan-Ekosistem

2.1.3 Bioma Padang Rumput


Bioma padang rumput mempunyai curah hujan 30 - 100 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Musim dingin relatif kering dan musim hujan relatif basah. Suhu musim dingin bisa
turun sampai -10oC, sedangkan pada musim panas seringkali mendekati 30oC dan
menyengat.

Gambar 3. Bioma Padang Rumput


Sumber: https://www.scribd.com/.../Perkembangan-Ekosistem
Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang
rumput yang relative basah ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem
6
dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya
pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses. Hewan yang hidup di bioma ini
adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan
Indonesia (Sumbawa). Padang atau veldt di Afrika Selatan, puszta di Hungaria, pampas di
Argentina dan Uruguay, steppe di Rusia, dan prairie di Amerika Utara bagian tengah
semuanya adalah bioma padang rumput. Kebakaran yang kadang terjadi di musim kemarau
dan pemakanan rumput oleh mamalia besar mencegah pembentukan semak berkayu dan
pohon-pohon.
Tanah subur yang tebal menjadikan padang rumput beriklim sedang sebagai tempat
yang ideal untuk pertanian, terutama pertanian gandum. Sebagai konsekuensinya, sebagian
besar padang rumput di Amerika Utara dan sebagian besar padang rumput di Eurasia telah
dikonversi menjadi lahan pertanian. Di beberapa padang rumput yang lebih kering, ternak
dan perumput yang lain telah membantu mengubah sebagian bioma tersebut menjadi gurun.

2.1.4 Bioma Hutan Gugur


Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian
musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis.
Suhu dimusim dingin berkisar kira-kira 0oC. Musim panas dengan suhu maksimum sekitar
35oC, menyengat dan lembab. Bioma hutan gugur mempunyai curah hujan sedang, yaitu 70
sampai lebih dari 200 cm per tahun. Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur,
musim dingin dan musim semi.
Vegetasi yang tumbuh pada hutan gugur adalah adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan
Elm. Pohon-pohon gugur yang padat dan tegak berdiri merupakan ciri khas hutan gugur,
seperti hutan di Great Smoky Mountains National Park di California Utara. Hutan gugur
lebih terbuka dibandingkan dengan hutan hujan, pohon-pohonnya juga tidak setinggi pohon
hutan hujan. Hutan gugur memiliki lapisan vertikal yang jelas, yang memiliki satu atau dua
strata pohon, di bawahnya terdapat semak, dan di bagian dasar terdapat tumbuhan herba.
Pohon-pohon hutan gugur menggugurkan daunnya sebelum musim dingin, dimana terjadinya
fotosintesis tidak efektif karena suhunya terlalu rendah.

7
Gambar 4. Bioma Hutan Gugur
Sumber: https://www.scribd.com/.../Perkembangan-Ekosistem

Sedangkan hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon,
Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk. Banyak hewan mamalia hutan gugur juga memasuki
keadaan dorman musim dingin yang disebut hibernasi, dan beberapa spesies burung
melakukan migrasi ke wilayah dengan iklim yang lebih hangat. Bioma hutan gugur terdapat
di Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.
Penebangan dan penggundulan lahan untuk pertanian dan perkembangan kota
menghancurkan hampir semua hutan meranggas asli di Amerika Utara. Akan tetapi, berkat
kapasitanya untuk memulihkan diri, hutan-hutan ini kembali bermunculan di berbagai
wilayah kisaran awalnya.

2.1.5 Bioma Hutan Konifer


Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis.
Bioma konifer mempunyai curah hujan sekitar 30-70 cm per tahun, dan kekeringan berkala
umum terjadi. Akan tetapi, beberapa hutan konifer di pesisir A.S. Pasifik Barat Laut
merupakan hutan hujan beriklim sedang yang dapt menerima lebih dari 300 cm curah hujan
per tahun. Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang.
Sedangkan di musim panas sangat menyengat. Suhu beberapa daerah hutan konifer di Siberia
umumnya berkisar -50oC di musim dingin dan lebih dari 20oC di musim panas.

8
Gambar 5. Bioma Hutan Konifer
Sumber: https://www.scribd.com/... vx/Perkembangan-Ekosistem

Pohon-pohon yang mempunyai tudung seperti pinus, cemara, fir, dan hemlock
mendominasi hutan konifer. Masa pertumbuhan flora di hutan konifer pada musim panas
antara 3 sampai 6 bulan. Hutan konifer utara atau taiga, adalah bioma darat terbesar di atas
bumi yang meluas melintasi Amerika Utara bagian utara dan Eurasia hingga perbatasan
tundra arktik (perhatikan gambar 5). Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim
dingin. Bentuk kerucut pada banyak pohon konifer mencegah terkumpulnya salju pada
cabang-cabang pohon tersebut.
Hewan yang hidup diantaranya moose, beruang hitam, serigala dan morten. Contoh
bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wilayah. Walaupun
belum banyak dihuni populasi manusia, hutan konifer utara ditebangi dengan laju
mengkhawatirkan, dan pohon-pohon tua tegak ini akan segera lenyap dan musnah.

2.1.6 Bioma Tundra


Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra
arktik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Bioma tundra arktik memiliki curah hujan
sekitar 20 60 cm per tahun, namun untuk tundra alpin bisa melebihi 100 cm per tahun.
Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas dan
terang yang pendek. Suhu rata-rata di musim dingi di bawah -30 oC, sedangkan di musim
panas hanya mencapai 10oC.

9
Gambar 6. Bioma Tundra
Sumber: https://www.scribd.com/... vx/Perkembangan-Ekosistem

Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak. Tumbuhan
semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang
pendek. Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu. Permafrost (tanah bagian bawah
yang membeku secara permanen), suhu yang sangat dingin, dan angin yang sangat kencang
merupakan penyebab utama tidak adanya pohon dan tumbuhan tinggi lainnya di tundra arktik
di alaska Tengah. Meskipun tundra arktik menerima sangat sedikit curah hujan tahunan, air
tidak dapat menembus fermafrost di bawahnya dan akan menumpuk di dalam kolam di atas
bunga tanah yang dangkal selama musim panas yang pendek. Tundra menutupi luas yang
sangat besar di arktik, mencapai 20% permukaan tanah bumi. Hewan yang hidup di bioma
tundra adalah muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan domba. Banyak spesies burung
bermigrasi ke tundra untuk bersarang di musim dingin. Tundra jarang dihuni manusia, namun
cukup banyak yang telah menjadi areal pertambangan mineral dan minyak dalam tehun-tahun
terakhir.

2.1.7 Bioma Semak Belukar (Chaparral)


Curah hujan sangat tergantung musim, pada musim dingin terjadi hujan sedangkan
pada musim panas tidak terjadi hujan berlangsung sangat panjang. Curah hujan tahunan
umumnya berada dalam kisaran 30-50 cm. Suhu musim gugur, dingin, semi berkisar pada 10-
12oC. Sedangkan pada musim panas mencapai 30oC, dan pada sing hari mencapai maksimum
bisa melebihi 40oC.
Evergreen berduri dan padat mendominasi bioma semak belukar, daerah pesisir di di
garis lintang pertengahan dengan musim dingin yang sedang dan berhujan, serta musim panas
yang panjang, kering dan panas. Tumbuhan semak belukar, seperti yang ditemukan pada
tanah semak California, beradaptasi dan bergantung pada kebakaran secara periodic. Semak
kering berkayu seringkali terbakar oleh petir dan oleh aktivitas manusia yang tidak cermat,
yang menyebabkan kebakaran di musim panas dan di musim gugur pada lembah yang sangat
padat penduduknya di bagian selatan California dan di tempat-tempat lainnya. Beberapa
10
semak menghasilkan biji yang hanya akan berkecambah setelah kebakaran yang sangat
panas. Cadangan makanan yang tersimpan di dalam akar yang tahan terhadap api,
memungkinkan tumbuhan tersebut bertunas dan berkecambah kembali secara cepat dan
menggunakan nutrient yang dihasilkan oleh kebakaran itu.

Gambar 7. Bioma Semak Belukar


Sumber: https://www.scribd.com/... vx/Perkembangan-Ekosistem

Hewan mamalia yang terdapat dalam bioma chaparral antara lain perambah (seperti
kijang dan kambing) juga terdapat berbagai jenis mamalia kecil. Daerah chaparral juga
banyak dihuni spesies amfibia, burung dan reftil lain, serta serangga.

2.1.8 Bioma Gurun


Bioma gurun adalah suatu jenis ekosistem yang hanya terdapat pada daerah dengan
curah hujan kurang dari 25 cm/tahun dan memiliki suhu yang tinggi pada siang hari yakni
45oC dan suhu rendah pada malam hari yakni 0oC.
Bioma gurun terdapat di sepanjang garis balik utara dan selatan dengan kondisi udara yang
mengalami subsidensi (turun), sehingga terjadilah penempatan udara. Selain di sepanjang
garis utara dan selatan, bioma gurun juga bisa ditemukan di dekat arus laut dingin dan daerah
bayangan hujan. Jenis organisme tertentu saja yang bisa bertahan, baik itu hewan dan
tumbuhan. Jenis organisme itu diantaranya kaktus, ular, kadal dan kelajengking.

11
Gambar 8. Bioma Gurun
Sumber: https://www.scribd.com/... vx/Perkembangan-Ekosistem

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ekosistem terresterial di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan cura hujan. Sepertinya
di pengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian letak dari
permukaan air laut.
12
2. Pada ekosistem teresterial ada bermacam-macam bioma, namun yang utama adalah:
a) Bioma padang gurun, mempunyai ciri-ciri yaitu curah hujan rendah 25 cm per
tahun, tanahnya gersang/tandus, pancaran matahari sangat terik dan penguapan
tinggi dan pada siang hari suhu sangat tinggi, namun pada malam hari suhu
sangat rendah.
b) Bioma padang rumput, mempunyai ciri-ciri yaitu curah hujan umumnya 25-50
cm per tahun, hujan tidak teratur, peresapan dan pengaturan air kurang baik
karena sangat cepat.
c) Bioma hutan hujan tropis, mempunyai ciri-ciri yaitu curah hujan tinggi, 200-
225 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu hanya
sedikit dan kehidupan tumbuhan subur.
d) Bioma Sabana, Padang rumput tropis seringkali merujuk kepada sabana. Bioma
sabana hangat sepanjang tahun, berkisar 24-29oC, namun dengan variasi yang
lebih musiman daripada di hutan tropis.
e) Bioma taiga, mempunyai ciri-ciri yaitu suhu di musim dingin sangat rendah dan
di musim panas sangat tinggi, hamper seluruhnya terdiri atas pohon-pohon
conifer yang umumnya selalu hijau.
f) Bioma tundra, mempunyai ciri-ciri yaitu beriklim kutub dengan musim dingin
yang panjang serta gelap, dan musim panas yang panjang serta terang terus-
menerus, pada musim dingin makanan sangat kurang, pada musim panas
tertutup oleh Lichenes dan lumut yang tipis serta penuh dengan hewan.
g) Bioma Semak Belukar (Chaparral), Curah hujan sangat tergantung musim,
pada musim dingin terjadi hujan sedangkan pada musim panas tidak terjadi
hujan berlangsung sangat panjang. Curah hujan tahunan umumnya berada dalam
kisaran 30-50 cm.
h) Bioma hutan gugur, mempunyai ciri-ciri yaitu curah hujan merata sepanjang
tahun antara 75-100 cm per tahun, mempunyai empat musim yaitu musim
panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi, pohon-pohon tidak terlalu
rapat dan jumlah spesiesnya sedikit.

3.2 Saran

13
Agar mendapat perbandingan yang lebih spesifik mengenai perkembangan ekosistem
daratan dan lautan perlu dikaji lebih mendalam mengenai faktor-faktor fisik yang
membedakan diantara keduanya.

Daftar Pustaka

Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. 1999. Biologi, Edisi Kelima. Terjemahan
Wasmen Manalu, Editor Amalia Safitri. 2004. Jakarta: Erlangga.
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

14
Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Goltenboth, F., Timotius, K.H., Milan, P.P. & Margraf, J. 2012. Ekologi Asia Tenggara:
Kepulauan Indonesia. Jakarta: Salemba Teknik.
Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

15

Anda mungkin juga menyukai