PENDAHULUAN
2.1. Polimer
2.1.1. Umum
Polimer alam, seperti halnya selulosa, pati dan protein, telah dikenal dan
digunakan manusia berabad-abad lamanya untuk keperluan pakaian dan makanan,
sedangkan industri polimer merupakan hal yang baru. Karet alam digunakan
dalam tenunan berkaret sebelum Goodyear menemukan proses vulkanisasi pada
tahun 1839. Selulosa nitrat (dihasilkan dari reaksi kertas dengan asam nitrat)
pertama kali dibuat secara industri pada sekitar tahun 1870, damar fenolik, dan
lain-lain. Sejak saat itu sejumlah terobosan baru banyak dilakukan untuk
menciptakan berbagai sistem polimer yang telah ada. Hasilnya tampak sebagai
produk industri polimer yang begitu beragam sebagaimana yang terlihat saat ini
(Cowd, 1991).
2.3. Plastik
Plastik merupakan bahan polimer kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Hampir setiap produk menggunakan plastik baik sebagai kemasan atau
bahan dasar karena plastik mempunyai keunggulan seperti ringan, kuat,
trasnparan, tahan air serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat (Susilawati, 2011).
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik,
namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan performa atau keekonomian. Hampir semua plastik sulit
untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki
2.4.1. Eksfolasi/adsorbsi
Granula pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut
amilopektin. Pola difraksi sinar-x granula pati adalah bukti bahwa terdapat
daerah kristalinitas atau misela pada granula pati. Misela merupakan bagian
molekul linier yang berikatan dengan rantai molekul terluar molekul cabang.
Ikatan ini terjadi apabila bagian-bagian linier molekul pati berada paralel satu
sama lain, sehingga gaya ikatan hidrogen akan menarik rantai ini bersatu. Di
antara misela terdapat daerah yang renggang atau amorf.Daerah amorf ini
kurang padat, sehingga mudah dimasuki air.
Menurut Rahman (2007), amilosa memiliki kemampuan membentuk
kristal karena struktur rantai polimernya yang sederhana. Strukturnya yang
sederhana ini dapat membentuk interaksi molekular yang kuat. Interaksi ini
terjadi pada gugus hidroksil molekul amilosa. Pembentukan ikatan hidrogen
ini lebih mudah terjadi pada amilosa daripada amilopektin (Rahman, 2007).
Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil tanaman sumber pati seperti jagung,
ubi kayu, ubi jalar, sagu, padi dan tanaman umbi lainnya. Produksi untuk tanaman
jagung dan ubi kayu untuk tahun 2009 saja adalah 43,9 juta ton. Kandungan pati
yang terdapat di berbagai sumber tanaman pati dapat di lihat pada tabel berikut.
Table 2.1 Sumber-sumber pati
Bahan pangan Pati (% basis kering)
Biji gandum 69
Beras 89
Jagung 57
Biji sorghum 72
Kentang 75
Ubi jalar 90
Ubi kayu 90
Sumber : Heri, 2012
Pati alami bersifat rapuh dan sulit untuk diperoses menjadi bahan lain
karena mempunyai temperatur transisi glass yang relatif tinggi (Tg, sekitar
230oC), ini sering di atas temperatur degradasi. Polimer alami mempunyai
sifat hidropolik yang membuat film yang dihasilkan sensitif terhadap
kelembaban lingkungan namun pati dapat dimodifikasi untuk mendapatkan
material dapat mencair dibawah temperatur dekomposisi. Sehingga dapat
diproses dengan teknik konvensional seperti injeksi, ektrusi dan moulding.
Modifikasi bertujuan memecahkan struktur granular dengan menggunakan
Sumber : bisnisukm
Gambar 2.4 Kulit singkong yang di ekstraksi menjadi pati
2.8.Karakterisasi Plastik
2.8.1. Karakterisasi Sifat Fisis
a. Densitas