1.
2.
3.
4.
Tanah Litosol, Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatubatu dengan lapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari
jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan dilereng gunung dan
pegunungan di seluruh Indonesia.
5.
6.
7.
8.
9.
Tanah Andosol, Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu
vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengan curah hujan
diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai
didaerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian diatas 800
meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga
hitam.
10.
Tanah Mediteran Merah Kuning, Tanah jenis ini berasal dari
batuan kapur keras (limestone). Penyebaran didaerah beriklim
subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian
dibawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah
1.
2.
Latosol. Tanah
latosol
berciri-ciri:
berwarna
merah
hingga
kuning,
kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk
tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua.
Tanah vulkanis
b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya
bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga, yaitu:
1.
Tanah humus
2.
Tanah Gambut
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri
tanah aluvium adalah berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman
padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak
terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan
selatan,
serta
Papua
utara
dan
selatan.
d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah.
Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai
kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak
dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku,
Kalimantan, dan Papua.
Tanah podzol
e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil pencucian sehingga kurang subur, kehilangan unsur
hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh
air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah ini
baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah,
Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.
Tanah laterit
f. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang
baru terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara
dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur
sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah litosol banya
terdapat di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa Tenggara, Maluku selatan,
dan Papua.
g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur (gamping). Tanah ini terbagi
jadi dua jenis.
1.
2.
h. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
Sepertinya jenis tanah ini dijumpai di mana-mana hehehe :D
Tanah ini memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah mineral yang
telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan
hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, dan kelembapannya
juga tinggi. Penyebarannya di daerah beriklim sedang dengan curah
hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai
di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m
diatas permukaan laut. Andosol kebanyakan terdapat di pulau-pulau
yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat,
Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara.
3. Tanah Entisol
Entisol berasal dari abu vulkanik hasil erupsi yang dikeluarkan
gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan
lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang
pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan
Yogyakarta), dan Kerawang. Tanah tipe ini di sepanjang aliran besar
merupakan campuran yang mengandung banyak hara tanaman
sehingga dianggap subur. Entisol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
yaitu, tanah yang baru berkembang,belum ada perkembangan
horison tanah, meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk
dan termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru.
4. Tanah Grumusol
Grumusol adalah tanah yang berasal dari batuan induk kapur
dan tuffa vulkanik, sehingga kandungan organiknya rendah. Tanah
grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu
hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim
kemarau. Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat
yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan
topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata
25oC, curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan
kemarau yang nyata. Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa
Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur
(Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa
Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk
jenis vegetasi rumputrumputan atau tanaman keras semusim
(misalnya pohon jati).
5. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan
(bahan organik). Tanah humus ini sangat subur dan cocok untuk
lahan pertanian, warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
6. Tanah Inceptisol
kapur dan daerah karst di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa
Tenggara, dan Maluku Selatan.
10. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang
pada umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur dan berumur
tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati,
seperti daerah hutan jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa
Tengah, dan di Pegunungan Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta. .
Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi,
Maluku dan Sumatera.
11. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan
kapur, pasir dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi
oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah mergel
termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng
pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah),
Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Organosol
Tanah organosol adalah tanah yang terjadi dari bahan induk
organik, seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan
curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah ini mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut, yaitu tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas,
ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur
debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan
organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari
20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH
4,0), dan kandungan unsur hara rendah. Jenis tanah ini terdapat di
Jawa, daerah pasang surut di daratan Timur Sumatra, pantai
Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua (Irian jaya)
bagian barat dan selatan yang kesemuanya kaya akan unsur hara.
13. Tanah Oxisol
Oxisol adalah tanah yang kaya akan besi dan aluminium
oksida. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu solum
yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan seskuioksida yang
telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik pada
kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan
horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan
bertekstur paling halus liat, mengandung konkresi Fe/Mn lapisan
kuarsa. Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten