Anda di halaman 1dari 13

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya - Interaksi antara

faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan


sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan
sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan
klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak
dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu
tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah
pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan
tanah di Indonesia.

1.

Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah jenis ini


berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri
warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak
berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan
kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya
proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat
di rawa sumatra, Kalimantan dan Papua, kurang baik untuk
pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.

2.

Tanah Aluvial, Jenis tanah ini masih muda,belum mengalami


perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang
diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini
banyak terdapat didaerah datar sepanjang aliran sungai.

3.

Tanah Regosol, Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik


baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah
lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat didaerah Sumatra
bagian timur dan barat, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

4.

Tanah Litosol, Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatubatu dengan lapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari
jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan dilereng gunung dan
pegunungan di seluruh Indonesia.

5.

Tanah Latosol, Tanah latosol tersebar didaerah beriklim


basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat
berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung
api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

6.

Tanah Grumusol, Tanah grumusol berasal dari batu kapur,


batuan lempung, tersebar didaerah iklim subhumid atau subarid dan
curah hujan kurang 2.500 mm/tahun.

7.

Tanah Podsolik, Tanah podsolik ini berasal dari batuan pasir


kuarsa, tersebar didaerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah
hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir,
kesuburan rendah hingga sedang, warnah merah dan kering.

8.

Tanah Podsol, Tanah podsol ini berasal dari batuan induk


pasir. Penyebaran didaerah ber iklim basah, topografi pegunungan,
misalnya didaerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Papua
Barat. Kesuburan tanah rendah.

9.

Tanah Andosol, Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu
vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengan curah hujan
diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai
didaerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian diatas 800
meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga
hitam.

10.
Tanah Mediteran Merah Kuning, Tanah jenis ini berasal dari
batuan kapur keras (limestone). Penyebaran didaerah beriklim
subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian
dibawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah

mediteran merah kuning didaerah topografi karst disebut "Terra


Rossa"
11.

Hidromorf Kelabu, Jenis tanah ini perkembangannya lebih


dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran
rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air dan warna
kelabu hingga kekuningan.
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan batuan
dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Oleh pengaruh cuaca,
jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai (terlepas), dan
kemudian membentuk tanah yang subur. Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan)
karena dibentuk dari hasil pelapukan batuan.
Tanah merupakan unsur kehidupan yang paling penting. Tanpa tanah, tentu kita tak
ada tempat berpijak. Lain halnya jika kita ikan, hehehe. Tanah memiliki banyak jenis
karena perbedaan proses pembentukan dan unsur yang terdapat di dalamnya juga
berbeda. Berikut jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.
a. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah
vulkanik dibagi menjadi dua.

1.

Regosol. Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai


kuning, dan berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija
(seperti jagung), tembakau, dan buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di
P. Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.

2.

Latosol. Tanah

latosol

berciri-ciri:

berwarna

merah

hingga

kuning,

kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk
tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua.

Tanah vulkanis

b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya
bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga, yaitu:
1.

Tanah Humus, merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik


dan bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk
tanaman kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra,
Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua.

Tanah humus

2.

Tanah Gambut, merupakan tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna


di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa. Tanah ini kurang baik untuk
pertanian karena kurang subur dan selalu tergenang air. Tanah gambut banyak
terdapat di Kalimantan Barat, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan-barat
Papua.

Tanah Gambut

c. Tanah Aluvium (Alluvial)

Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri
tanah aluvium adalah berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman
padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak
terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan
selatan,

serta

Papua

utara

dan

selatan.

d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah.
Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai
kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak
dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku,
Kalimantan, dan Papua.

Tanah podzol

e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil pencucian sehingga kurang subur, kehilangan unsur
hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh
air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah ini

baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah,
Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.

Tanah laterit

f. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang
baru terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara
dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur
sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah litosol banya
terdapat di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa Tenggara, Maluku selatan,

dan Papua.

g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur (gamping). Tanah ini terbagi
jadi dua jenis.
1.

Renzina. Tanah ini merupakan hasil pelapukan batuan kapur di daerah


dengan curah hujan tinggi. Ciri tanah ini yaitu berwarna hitam dan miskin zat
hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah berkapur seperti Gunung Kidul
(Yogyakarta).

2.

Mediteran, meruapakn hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan


sedimen. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat. Tanah jenis ini meski kurang
subur namun cocok untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.

h. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
Sepertinya jenis tanah ini dijumpai di mana-mana hehehe :D

Jenis-jenis Tanah Di Indonesia dan


Penyebarannya
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA DAN
PERSEBARANNYA
1. Tanah Alluvial
Alluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang
dibawa melalui sungai-sungai. Secara umum, sifat jenis tanah ini
mudah digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok
untuk semua jenis tanaman pertanian. Ciri-ciri tanah alluvial
yaitu, jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan,
berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, dan kesuburan
umumnya sedang hingga tinggi. Tanah ini cocok ditanami padi,
palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa dan buah-buahan. Jenis
tanah ini terdapat di Jawa bagian Utara, Sumatra bagian Timur,
Kalimantan bagian Barat dan Selatan.Penyebarannya di lembahlembah sungai dan dataran pantai seperti misalnya, di Kerawang,
Indramayu, Delta Brantas.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah
mengalami pelapukan sehingga menghasilkan tanah yang subur.

Tanah ini memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah mineral yang
telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan
hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, dan kelembapannya
juga tinggi. Penyebarannya di daerah beriklim sedang dengan curah
hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai
di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m
diatas permukaan laut. Andosol kebanyakan terdapat di pulau-pulau
yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat,
Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara.
3. Tanah Entisol
Entisol berasal dari abu vulkanik hasil erupsi yang dikeluarkan
gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan
lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang
pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan
Yogyakarta), dan Kerawang. Tanah tipe ini di sepanjang aliran besar
merupakan campuran yang mengandung banyak hara tanaman
sehingga dianggap subur. Entisol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
yaitu, tanah yang baru berkembang,belum ada perkembangan
horison tanah, meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk
dan termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru.
4. Tanah Grumusol
Grumusol adalah tanah yang berasal dari batuan induk kapur
dan tuffa vulkanik, sehingga kandungan organiknya rendah. Tanah
grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu
hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim
kemarau. Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat
yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan
topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata
25oC, curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan
kemarau yang nyata. Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa
Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur
(Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa
Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk
jenis vegetasi rumputrumputan atau tanaman keras semusim
(misalnya pohon jati).
5. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan
(bahan organik). Tanah humus ini sangat subur dan cocok untuk
lahan pertanian, warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
6. Tanah Inceptisol

Inceptisol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku,


sedimen, atau metamorf masam atau basa. Inceptisol memiliki ciriciri sebagai berikut, yaitu adanya horizon kambik , dimana terdapat
horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya, tanah yang
mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh
perkembangan profil yang lebih lemah, mencakup tanah sulfat
masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat
masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol. Tanah jenis ini
banyak terdapat di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagain besar
tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar
(sumatera dan Kalimantan).
7. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi
dan aluminium. Karena tua sekali maka tanah ini sudah tidak subur
lagi. Tanah laterit berwarna merah muda sehingga disebut pula tanah
merah. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa
Barat, Kalimantan Barat dan Lampung.
8. Tanah Latosol
Latosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan
beku,sedimen,dan metafomorf. Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu,
merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi
deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat,
merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan
lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 3001000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap air, memiliki pH
6 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah
bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya
mudah menurun. Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan
(Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan
Sulawesi.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol belum lama mengalami perkembangan tanah,
akibat pengaruh iklim yang lemah, letusan vulkan, atau topografi
yang terlalu miring atau bergelombang. Tanah litosol harus
diusahakan agar dipercepat pembentukan tanahnya, antara lain
dengna penghutanan atau tindakan lain untuk mempercepat proses
pelapukan. Tanah jenis ini merupakan tanah mineral dengan sedikit
perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya
berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan
kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim,
umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng
miring hingga curam. Tanah litosol terdapat di daerah pegunungan

kapur dan daerah karst di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa
Tenggara, dan Maluku Selatan.
10. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang
pada umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur dan berumur
tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati,
seperti daerah hutan jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa
Tengah, dan di Pegunungan Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta. .
Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi,
Maluku dan Sumatera.
11. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan
kapur, pasir dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi
oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah mergel
termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng
pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah),
Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Organosol
Tanah organosol adalah tanah yang terjadi dari bahan induk
organik, seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan
curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah ini mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut, yaitu tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas,
ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur
debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan
organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari
20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH
4,0), dan kandungan unsur hara rendah. Jenis tanah ini terdapat di
Jawa, daerah pasang surut di daratan Timur Sumatra, pantai
Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua (Irian jaya)
bagian barat dan selatan yang kesemuanya kaya akan unsur hara.
13. Tanah Oxisol
Oxisol adalah tanah yang kaya akan besi dan aluminium
oksida. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu solum
yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan seskuioksida yang
telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik pada
kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan
horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan
bertekstur paling halus liat, mengandung konkresi Fe/Mn lapisan
kuarsa. Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten

pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang


intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah jenis
ini tersebar di daerah tropik basah.
14. Tanah Padas
Tanah padas adalah tanah yang amat padat, karena mineral di
dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah sebelah
atasnya. Sebenarnya tanah padas tidak dapat dikatakan tanah,
karena tanah telah hilang dan sisanya terdiri dari lapukan batuan
induk. Kandungan organik tanah ini rendah bahkan hampir tidak ada
dan peka terhadap erosi. Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh
wilayah Indonesia.
15. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batu pasir yang
telah melapuk. Tanah ini sangat miskin, tidak berstruktur, sedikit
mengandung bahan organik dan kadar air di dalamnya sangat
sedikit. Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa
Timur, dan Sulawesi. Tanah pasir yang terdapat di pantai berpasir
disebut sand dune. Di daerah ini dipengaruhi oleh angin, seperti
bukit pasir di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
16. Tanah Podsol
Tanah podsol terbentuk karena pengaruh curah hujan yang
tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podsol mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut, yaitu jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan
profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya
tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan kuning
kelabu. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih
dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan
Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya.
17. Tanah Podzolik Merah Kuning
Tanah podzolik merah kuning merupakan jenis tanah yang
memiliki persebaran terluas di Indonesia. Berasal dari bahan induk
batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan antara 2.500
3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami
pencucian oleh air hujan, sehingga kesuburannya berkurang.
Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah ini dapat dimanfaatkan
untuk persawahan dan perkebunan. Tersebar di dataran-dataran
tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa Barat, Maluku,
dan Nusa Tenggara.
18. Tanah Regosol

Tanah regosol adalah tanah yang terbentuk akibat pelapukan


batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai dan nafal. Ciricirinya yaitu, Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi,
Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison,
bersifat subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara,
pH 6 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan
mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di
setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih aktif
ataupun yang sudah mati. Seperti Jawa, Sumatra, dan Madura.
Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
19. Tanah Rendzina
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau
Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang
memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi
Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa. Rendzina
memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan tanah padang rumput yang tipis
berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan
gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang tinggi
dengan pH antara 7,5 8,5 dan peka terhadap erosi. Jenis tanah ini
kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga dibudidayakan untuk
tanaman-tanaman keras semusim dan palawija.
20. Tanah Ultisol
Ultisol adalah tanah asam dengan lapisan yang dalam,
terbentuk di hutan dan terdiri dari tanah liat. Ciri-ciri tanah ini yaitu,
kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,24,8), terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan
seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui,
bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak
begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir,
dan batu liat, terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol,
perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari
batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal
dari batuan beku dan tuff. Tanah yang paling luas penyebarannya di
Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian
Jawa . Sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan
seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
21. Tanah Vertisol
Vertisol adalah tanah liat tinggi yang mengembang pada
waktu basah dan pecah-pecah pada waktu kering. Ciri-ciri dari tanah
ini yaitu, solum yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan
seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut, adanya
horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A,
B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai

kuning coklat dan bertekstur paling halus liat, mengandung konkresi


Fe/Mn lapisan kuarsa. Banyak digunakan untuk perladangan,
pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan
perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang
dan kopi. Tanah ini tersebar di daerah dengan musim kering
musiman.
22. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari pelapukan
batuan-batuan vulkanis, baik dari lava/batu yang telah membeku
(effusi) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata).
Daerah pembekuan lava tidak begitu luas dibanding daerah abu
vulkanis. Contoh tanah vulkanis, yaitu tanah tuff yang terbentuk dari
abu gunung api dan bersifat sangat subur. Tanah tuff terdapat di
Lampung, palembang, dan Sumatra Barat, sedangkan daerah yang
terkena letusan gunung berapi terisi abu vulkanis, seperti Bandung,
Garut, dan sekitarnya baik untuk jenis pertanian karena sangat
subur. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan beberapa
wilayah lain yang memiliki gunung api.
23. Tanah Hidromorf Kelabu
Tanah hidromorf kelabu terbentuk akibat pelapukan batuan tufa
vulkanik asam dan batu pasir. Jenis tanah ini perkembangannya
lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air dan
warna kelabu hingga kekuningan.

Anda mungkin juga menyukai