Anda di halaman 1dari 9

A.

Tanah Vulkanis
Dari namanya kamu pasti bisa nebak kalau tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan
bahan padat dan cair dari adanya aktivitas vulkanisme alias gunung meletus. Nah, saat sebuah
gunung berapi meletus, bahan-bahan yang keluar dari perut gunung berapi tersebut
mengalami pelapukan dan menjadi tanah vulkanis.

Tanah vulkanis memiliki tingkat kesuburan yang tinggi karena mengandung unsur hara atau
mineral yang dibutuhkan tanaman. Jenis tanah ini tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan
Lombok. Tanah ini biasanya digunakan di daerah pertanian dan perkebunan.

Berdasarkan jenisnya, tanah vulkanis ini dibagi menjadi dua, yaitu tanah regosol dan andosol.
Kedua jenis tanah ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Tanah regosol memiliki ciri berbutir
kasar dan warnanya kelabu hingga kuning. Tanah regosol ini cocok untuk tanaman palawija,
tembakau, dan buah-buahan. Sementara tanah andosol memiliki ciri berbutir halus, tidak
mudah tertiup angin, dan warnanya abu-abu. Tanah andosol ini sangat cocok digunakan
untuk pertanian.

B. Tanah Aluvial

Jenis tanah berikutnya adalah tanah aluvial. Tanah jenis ini berasal dari endapan lumpur yang
dibawa aliran sungai. Tanah aluvial umumnya subur karena memiliki kandungan air yang
cukup. Tanah ini biasanya ditemukan di bagian hilir karena terbawa dari hulu. Tanah ini
biasanya berwarna coklat hingga kelabu.
C. Tanah Gambut atau Organosol (Tanah Rawa)

Tanah gambut atau organosol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan organik
seperti tumbuhan, gambut, dan rawa. Tanah gambut biasanya terdapat di daerah yang
memiliki iklim basah dan bercurah hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri-ciri berwarna hitam,
memiliki kandungan air dan kandungan organik yang tinggi, memiliki tingkat keasaman yang
tinggi, nilai PH-nya hanya 0.4, miskin akan unsur hara, drainasenya jelek, dan pada
umumnya kurang subur.

Di Indonesia penyebaran tanah gambut ini umumnya ada di daerah Kalimantan, Sumatera
Selatan, Riau, Jambi, dan Papua bagian selatan. Sekalipun kurang subur, tanah gambut ini
masih dapat dimanfaatkan untuk persawahan, palawija, karet, dan kelapa.
D. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa. Tanah ini
terdiri dari berbagai tekstur, mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Tanah podolik merah
kuning ini memiliki ciri-ciri berwarna merah sampai kuning, bersifat asam atau PH-nya
rendah, kandungan unsur haranya rendah, dan kandungan bahan organiknya juga rendah.

Tanah jenis ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Tanah podsolik merah kuning cocok ditanami tanaman karet, pinus, dan akasia.

E. Tanah Kapur atau Mediterania


Sesuai namanya, tanah kapur atau mediterania ini merupakan hasil dari pelapukan bebatuan
kapur. Karena terbentuk dari tanah kapur, bisa disimpulkan kalau tanah ini tidak subur dan
tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Ciri-ciri tanah kapur adalah
berasal dari bebatuan kapur, miskin unsur hara, dan kurang subur.

Di Indonesia tanah kapur tersebar di daerah kering, seperti di gunung Kidul Yogyakarta dan
di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Tanah kapur ini cocok untuk ditanami pohon jati dan palawija.

F. Tanah Litosol
Tanah Litosol merupakan tanah berbatu dengan lapisan tanah yang tidak terlalu tebal. Tanah
ini berasal dari jenis batu-batuan keras yang belum mengalami pelapukan dengan sempurna.
Oleh karena itu, tanah jenis ini sulit untuk ditanami tumbuhan.

Tanah litosol memiliki ciri memiliki tekstur yang bermacam-macam, berasal dari batu-batuan
keras, dan kandungan unsur haranya rendah. Tanah ini dapat ditemukan di lereng gunung dan
pegunungan di seluruh Indonesia. Persebarannya ada di daerah Nusa Tenggara Barat, Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Tanah litosol umumnya tidak bisa dimanfaatkan, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan untuk tanaman pohon-pohon besar di hutan,
palawija, dan padang rumput.

G. Tanah Latosol

Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, yang terbentuk dari batu api yang mengalami proses
pelapukan lebih lanjut. Tanah ini memiliki ciri bersifat asam, kandungan bahan organiknya
rendah hingga sedang, memiliki warna merah hingga kuning, dan memiliki tekstur lempung.
Tanah Latosol tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera
Utara. Tanah ini cocok untuk hutan tropis.
H. Tanah Podsol

Tanah podsol merupakan tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah
hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri miskin unsur hara, tidak subur, berwarna kuning hingga
kuning keabuan, memiliki kandungan bahan organik yang rendah, dan bertekstur pasir hingga
lempung. Tanah podsol banyak terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan
Tengah, dan Papua. Jenis tanah ini cocok untuk ditanami kelapa sawit dan jambu mete.

I. Tanah Mergel

Tanah mergel merupakan campuran tanah liat, kapur, dan pasir. Ciri-ciri tanah ini adalah
memiliki kandungan mineral yang tinggi, memiliki kandungan air yang tinggi, dan subur.
Tanah jenis ini banyak ditemukan di daerah Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa
Timur). Tanah mergel ini sangat cocok untuk ditanami tanaman Jati.
J. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan
tinggi. Karena proses pembentukannya melibatkan curah hujan yang tinggi, banyak mineral
yang dibutuhkan tanaman jadi hilang dari tanah jenis ini. Tanah laterit memiliki ciri tidak
subur karena banyak mengandung sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah jenis ini termasuk
tanah yang sudah tua. Persebaran tanah laterit ada di daerah Kalimantan, Lampung, Jawa
Barat, dan Jawa Timur.

K. Tanah Humus

Jenis tanah yang terakhir adalah tanah humus. Nah, kalau tanah yang satu ini pasti kamu udah
sering denger, dong? Yup! Tanah humus terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah
ini memiliki ciri berwarna kehitaman, sangat subur, memiliki kandungan mineral yang tinggi,
dan kaya akan unsur hara. Jenis tanah ini dapat ditemukan di bawah bebatuan dan tumbuh-
tumbuhan yang lebat. Di Indonesia persebarannya ada di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua,
dan sebagian wilayah Sulawesi.

https://pahamify.com/artikel/jenis-jenis-tanah-dan-persebarannya/

Lapisan tanah merupakan susunan yang dibedakan secara vertikal. Menurut buku Geografi:
Menyingkap Fenomena Geosfer yang ditulis oleh Ahmad Yani, setiap lapisan tanah memiliki
ciri yang berbeda. Tanah merupakan bagian atas dari lapisan kerak bumi. Tubuh tanah terdiri
atas batuan yang telah mengalami pelapukan, kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan
organik dan mengalami proses fisika serta kimia.

Dikutip dari buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia karya Bambang Utoyo, tanah adalah
suatu tubuh alam atau gabungan tubuh alam yang menghasilkan proses perusakan dan proses
pembangunan. Proses perusakan tersebut meliputi pelapukan dan pembusukan bahan-bahan
organik. Sedangkan untuk proses pembangunan, pembentukan mineral-mineral baru dari
batuan induk, seperti unsur hara dan lempung.

Lapisan Struktur Tanah

Struktur lapisan tanah biasa disebut juga sebagai horizon tanah. Setiap horizon memiliki ciri-
ciri morfologi, sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi yang khas.

Secara umum, lapisan horizon tanah dibedakan dalam lima lapisan utama. Untuk mengetahui
lebih jelasnya, berikut adalah lima lapisan horizon tanah:
1. Horizon O

Lapisan tanah yang mengandung materi organik ini memiliki ketebalan hanya


beberapa centimeter dari permukaan.

Lapisan organik tersebut sangat kaya akan humus penyubur tanah. Ciri khas horizon O adalah
warnanya yang gelap (coklat sampai kehitaman) dan terdiri dari sisa makhluk hidup, seperti
ranting dan daun yang membusuk.

2. Horizon A

Horizon A merupakan lapisan tanah bagian atas dan sering disebut top soil. Lapisan ini
memiliki rata-rata ketebalan antara 20-30 cm.

Horizon A masih relatif subur jika dibandingkan dengan lapisan lain di bawahnya. Lapisan in
juga dikenal sebagai zona eluviasi, yaitu tempat pencucian partikel-partikel tanah oleh air
hujan.
3. Horizon B

Horizon B adalah lapisan tanah yang sering disebut subsoil. Lapisan ini merupakan zona
iluviasi, yakni tempat pengendapan partikel tanah yang mengalami pencucian dan terlarut
dalam air dari horizon A.

Lapisan subsoil ditandai dengan lapisan yang bewarna lebih terang, kerana pada lapisan ini
tidak mengandung bahan-bahan organik. Oleh karena itu, subsoil merupakan lapisan tanah
dengan tingkat kesuburan yang rendah.

4. Horizon C

Lapisan ini juga sering dikenal sebagai zona regolit, yaitu lapisan batuan dasar yang mulai
mengalami penghancuran dan pelapukan.

5. Horizon D

Horizon D merupakan lapisan batuan induk yang masih utuh dan belum mengalami proses
pelapukan.

https://kumparan.com/berita-unik/lapisan-tanah-penjelasan-sifat-dan-karakteristiknya-
1w0jSIeHeOm

Anda mungkin juga menyukai