Anda di halaman 1dari 14

Nama : Andi Yusnita

NIM : M011191206

TUGAS PAPER

1. Alfisol
A. Definisi
AlfiSol merupakan tanah yang relative muda,masih banyak mengandung mineral
primer yang mudah lapuk ,mineral liat kristalin dan kaya unsur hara.Tanah ini
mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol
merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat dihorison bawah, liat yang
tertimbun dihorison bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci kebawah
bersama gerakan air perkolasi (Hardjowigeno1993).

B. Gambar

C. Proses
1. Pencucian karbonat

Pencucuian karbonat dan braunifikasi merupakan prasyarat untuk pembentukan


Alfisol. Kalsium Karbonat (dan bikarbonat) merupakan flocculant yang kuat sehingga
dalam pembentukan Alfisol, karbonat perlu dicuci lebih dulu agar plasma menjadi
lebih mudah bergerak bersama dengan perkolasi. Dengan pencucian karbonat ini
tanah menjadi lebih masa, kadanag-kadang sampai mencapai pH 4,5.

2. Pencucian besi

Besi sebagai flocculant dengan kekuatan sedang mengalamai pencucuian setelah


karbonat, dan diendapkan di horizon B, sehingga warna tanah menjadi coklat
(braunification).

3. Pembentukan epipedon okhrik (horison A1)

Bahan organik tidak tercampur terlalu dalam dengan bahan mineral, karena akar-akar
halus tanaman hutan tidak terlalu banayak masuk ke dalam tanah seperti padang
rumput. Bahan organik yang terdapat di permukaan tanah dicamur dengan bahan
mineral oleh cacing atau hewan-hewan lain, pada kedalaman 2 – 10 cm, sehingga
terbentuk lapisan mull (horizon A1). Proses biocycling unsure hara dan basa-basa dari
subsoil ke horizon O dan A1 merupakan proses yang penting untuk tanah Udalf. Hal
ini dapat menyebabkan reaksi tanah di subsoil menjadi masam (pH 4,8 – 5,8).

4. Pembentukan horizon albik

Beberapa jenis ALfisol memiliki horizon E yang jelas berwarna pucat yang disebut
horizon albik. Horizon ini terbentuk sebagai akibat pencucian liat dan bahan organic,
sedang proses mineralisasi sedikit sekali terjadi. Pecucian liat terjadi secara mekanik
(lessivage) bersama air perkolasi. Horizon albik kadang-kadang juga mengandung
cukup banyak bahan organic tetapi tidak berwarna (Wilde, 1950). Mineral-mineral
resisten seperti kuarsa menjadi lebih banyak di horizon A dan rasio SiO2/R2O3
menjadi lebih besar dari Bt.

5. Pengendapan argillan

Terjadinya pengendapan liat bersama seskuioksida dan bahan organic di horizon Bt


disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Air perkolasi tidak cukup banyak sehingga tidak dapat meresap lebih jauh ke dalam
tanah.
2. Butir-butir tanah yang mengembang, menutup pori-pori tanah sehingga air perkolasi
lambat bergerak.
3. Penyaringan oleh pori-pori halus yang tersumbat.
4. Plokulasi liat bermuatan negatif oleh besi oksida yang bermuatan positif di horizon Bt
dan oleh kejenuhan basa yang lebih tinggi di bagian solum. Curah hujan yang tinggi
setelah kemarau panjang mendorong pembentukan Alfisol. Pada beberapa jenis
Alfisol, liat di horizon argilik terbentuk in situ dari pelapukan bahan induk.

D. Karakteristik
- Alfosol dicirikan oleh horizon eluviasi dan iluviasi yang jelas, yang mana horizon
permukaan umumnya berwarna terang karena dipengaruhi oleh beberapa jenis
mineral seperti kuarsa yang dapat mempengaruhi warna tanah Alfisol lebih terang.
- Pada tanah ini terdapat penimbunan liat di horizon bawah (argilik) dan mempunyai
kejenuhan basa lebih dari 35% pada kedalaman tanah 180 cm dari permukaan. Tanah
ini mempunyai epipedon okrik dan horizon argilik dengan kejenuhan basa sedang
sampai tinggi.
- .Tanah alfisols ini mempunyai solum yang cukup tebal, yaitu antara 90-200 cm.
- Warna tanah adalah coklat sampai merah.
- Tekturnya agak bervariasi dari lempung sampai liat, dengan struktur gumpal sampai
gumpal bersudut
- konsistensinya adalah gembur sampai teguh.
- Kandungan bahan organik umumnya rendah sampai sangat rendah. Pada horizon A
atau lapisan tanah atas mengandung paling tinggi 3 persen. Reaksi tanah yang
dicirikan dari nilai pH sekitar 6,0-7,5 adalah netral.
- Kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi, tetapi banyak tergantung pada
bahan induknya.
- Tanah ini disebut juga tanah kapur merah atau red lateritic limestone soil
- bahan induknya adalah batu kapur, batu endapan dan tuf vulkan.
- Daya menahan air adalah sedang, begitu pula permeabilitasnya sedang
- Kepekaan terhadap bahaya erosi pada tanah Alfisol ini adalah sedang sampai besar.
- Tanah ini mempunyai sifat-sifat fisik yang sedang sampai baik, sedang sifat-sifat
kimianya umumnya baik, sehingga nilai produktivitasnya adalah sedang sampai
tinggi.

E. Kegunaan dan cara penggunaan


Pada dasarnya tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Tapi karena
mempunyai kemiringan yang ekstrim curam maka daerah ini hanya perlu di tanami
tanaman keras (tanaman keras) seperti pohon jati, pinus atau cemara untuk
mengantisipasi adanya erosi yang cukup berat.

Berada dimana
Penyebaran alfisiol di Indonesia menurut Munir (1984) terdapat di pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, Bali, Nusa Tenggara barat dan Nusa
Tenggara Timur dengan luas areal 12. 749.000 hektar. Muljadi dan
Soepraptohardjo(1975 dalam Halim 1978) mengatakan bahwa di Sulawesi luas areal
tanah alfisolini 2.930.000 hektar dan juga di temukan di Irian Jaya seluas 106.000
hektar.
2. Andisols

A. Gambar

B. Definisi

Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu vulkan, batu apung,
silinder, lava dan sebagainya, dan atau bahan volkanik lastik yang fraksi koloidnya
didominasi oleh mineral “short range order” (alofan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-
humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan alumino silikat primer dalam bahan
induk non-vulkanik dapat menghasilkan mineral “short range order”, sebagian tanah seperti
ini yang termasuk dalam Andisol (Hardjowigeno, 1993).

Definisi Andisol merupakan tanah berkembang dari letusan fulkanik (seperti abu vulkanik,
pumice, batu apung, cinder, lava), dan atau material-material order rangkaian pendek dari
komplek Al-humus. Dalam beberapa kondisi lingkungan pelapukan alumunium silikat primer
juga memacu pembentukan mineral-mineral order rangkaian pendek (Hardjowigeno, 2003).

C. Proses
roses pembentukan tanah Andisol terdiri proses pelapukan dan transformasi (perubahan
bentuk) dari mineral primer menjadi mineral “short range order”. Proses pemindahan
bahan (translokasi) dan penimbunan bahan-bahan tersebut di dalam solum tanah sangat
sedikit. Akumulasi bahan organik dan terjadinya kompleks bahan organik dengan Al
(aluunium) merupakan sifat khas pada beberapa Andisol.

Pelapukan mineral alumino silikat primer telah berlanjut hanya sampai pada pembentukan
mineral “short range order” seperti alophan, imogolit, dan ferihidrit. Tingkat pelapukan
seperti ini sering dikatakan sebagai tingkat peralihan antara tanah volkanik yang belum
dilapuk dengan tanah volkanik yang lebih melapuk. Walaupun demikian, pada keadaan
lingkungan tertentu mineral-mineral “short range order” cukup stabil sehingga tidak cepat
atau lambat sekali berubah menjadi mineral lain.

D. Karakteristik
1. Karakteristik Berdasarkan Morfologi
Dapat terlihat dan dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti susunan horizon,
dan bentuk struktur serta tekstur. Tanah andosol memiliki susunan horizon A-Bw-C
dan pada beberapa tempat horizon AC. Untuk horizon permukaan berjenis melanik,
molik, fulvik dan umbrik yang mana harus memiliki kandungan organik sebesar 6
persen dalam lapisan paling atas dengan ketebalan 30 cm.
Secara umum tanah andosol di Indonesia memiliki susunan horizon A-Bw-C, dan
pada beberapa tempat terdapat horizon AC sebagai horizon timbunan dan beberapa
horizon timbunan lainnya seperti A-Bw-C 2A-2Bw-2C yang terbentuk akibat erupsi
gunung berapi yang terjadi secara berulang ulang.Untuk warna, tanah andosol
memiliki warna gelap kecoklatan terutama pada horiozon humus dengan struktur
remah, terlihat lebih gembur, kadar bahan organik tinggi, terasa licin saat berada
ditangan. Tanah andosol di berbagai tempat memiliki kadar bahan organik yang
berbeda beda dan berkisar antara 3 persen hingga 22 persen tergantung dari warna dan
massa jenis. Mengenai tekstur tanah andosol mulai dari lempung berpasir hingga liat
berpasir tergantung dari ukuran partikel saat terjadi erupsi dan selama proses
pelapukan.
2. Karakteristik Berdasarkan Mineralogi
Setiap tanah pasti tersusun atas mineral termasuk tanah andosol yang berperan sangat
penting dalam menentukan sifat kimiawi dan fisika tanah. Dengan melihat komposisi
mineral terkandung dalam tanah, maka dapat pula menentukan proses pelapukan
seperti apa yang telah terjadi, mineral tanah dapat dikategorikan menjadi dua bagian
yakni mineral primer dan sekunder.
Mineral primer atau sering disebut dengan fraksi pasir merupakan mineral utama
dengan susunan-nya sangat tergantung dari material erupsi gunung berapi yang
berupa pasir dan abu yang mengalami pelapukan bersama bahan piroklastik, namun
masih memiliki sifat fisik maupun kimia yang sama dengan bahan awalnya.
Sementara itu untuk mineral sekunder sering disebut fraksi liat yang mempunyai
ukuran sangat kecil yaitu dibawah 2 mikrometer dan terbentuk dari proses kimiawi
dari mineral primer.
3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia
Tanah andosol sebelumnya berasal dari material gunung berapi yang mengalami
pelapukan dan tentu saja melibatkan proses kimiawi didalamnya. Berdasarkan sifat
kimia maka bahan organik tanah bersama unsur yang ada didalam tanah seperti Al, Fe
dan silika aktif merupakan unsur paling dominan dalam mengatur reaksi kimia pada
tanah andosol.
Tanah andosol di Indonesia memiliki kandungan unsur Al sangat dominan jika
dibandingkan dengan unsur besi dan silika aktif, penyebab tingginya kadar almunium
tersebut karena berasal dari batuan induk yang bersifat masam (liparit), sedangkan
jika berasal dari batuan induk basa maka kadar Al akan rendah. Hal ini menjadi
penyebab kenapa tanah andosol sangat resisten dengan unsur fosfor, terutama tanah
andosol dengan kadar Al tinggi.
4. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika
Secara garis besar tanah andosol memiliki sifat fisika seperti memiliki massa jenis
yang lebih rendah daripada tanah lain, memiliki kadar air yang lebih tinggi, memiliki
batas mencair tinggi dan indeks plastisitas rendah. Tanah andosol akan mengalami
perubahan yang sifatnya tidak akan kembali ke bentuk asal jika dikeringkan.
Rendahnya massa jenis tanah andosol disebabkan oleh kandungan alofan yakni
mineral yang memiliki sifat bentuk non kristalin. Selain itu penyebab lainnya adalah
kandungan organik yang memiliki bentuk berongga. Struktur fisika tanah andosol
terdiri dari dua kategori yaitu makrostruktur dan microstruktur, dimana makrostruktur
terdapat di horizon A dengan bentuk granular sehingga sangat tahan terhadap daya
rusak air hujan.

E. Kegunaan dan cara penggunaan


Tanah andisols merupakan tanah yang cukup subur . di Indonesia, tanah ini biasanya
digunakan untuk perkebunan teh dan kopi. Tanah andisols ini juga berpotensi untuk
tanaman semusim maupun tahunan dan untuk tanaman palawija dan padi ataupun
hutan lindung.

F. Berada dimana
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tanah andosol terbentuk dari material
gunung berapi yang melewati proses pelapukan sehingga terjadi sedikit perubahan
sifat fisika dan kimia. Jadi sudah jelas bahwa tanah andosol banyak tersebar di daerah
yang memiliki banyak gunung berapi atau sering terjadi aktivitas vulkanik, mulai dari
ujung sumatera hingga ujung nusa tenggara dan sebagian kawasan sulawesi dan
kepulauan maluku
3. Aridisols

A. Gambar

B. Definisi

aridisols adalah Tanah yang mengandung mineral CaCO3 di daerah yang beriklim
kering dengan pengembangan horizon subsoil yang merupakan tanah kering yang
terbentuk di gurun dan semi gurun dengan struktur tanah berlapis-lapis.

C. Proses

Tanah aridisols terbentuk dalam iklim kering atau semi-kering. Tanah aridisol
mendominasi padang pasir dan semak belukar.

1. Tahap I: Permukaan batuan yang terdapat di permukaan akan berinteraksi secara


langsung dengan atmosfer yang menyebabkan permukaan batuan menjadi tidak stabil.
Terjadi pula proses perubahan lingkungan seperti pendinginan, pemuaian,
pembekuan, penekanan, dll yang dapat membuat batuan tersebut mengalami
perubahan fisik berupa pelapukan. Selain itu, interaksi langsung batuan dengan
atmosfer dan hidrosfer mengakibatkan terjadinya pelapukan kimiawi seperti oksidasi,
hidrasi, hidrolisis, pelarutan, dll.
2. Tahap II: Batuan yang telah lapuk akan menjadi lebih lunak dan lebih berpori-pori.
Pori-pori tersebut akan dimasuki oleh air dan udara. Sehingga pelapukan akan
semakin meluas dan batu menjadi semakin hancur menjadi tanah.
3. Tahap III: Karena letak tanah tersebut di daerah cekungan atau sekitar sungai, maka
batu tersebut akan mengalami perendaman dan erosi. Sehingga horison-horison tanah
sulit terbentuk.
D. karakteristik

Reaksi-reaksi fisik, kimia dan biologi berjalan lambat karena kurangnya air. Akibatnya
aridisol merupakan tanah yang memiliki sifat hampir sama dengan bahan induknya.
Aridisol memiliki KB tinggi karena rendahnya proses pencucian.Tanah aridisol memiliki
kandungan bahan organik yang rendah dan tidak adanya proses feritisasi. Serta tidak
ditemukannya horizon eluviasi. Pada beberapa aridisol, di permukaan tanah sering
ditemukan adanya gravel pavement.Ditemukanya caliche atau lapisan akumulasi
karbonat, ini terjadi karena CaCO3 di endapkan oleh air perkolasi yang mulai habis.
Selain itu juga ditemukan horizon salik dan natrik.

E. Kegunaan dan cara penggunaan

karena lingkungannya yang kering, Aridisol termasuk sangat sulit dimanfaatkan sebagai
lahan untuk bercocok tanam. Tetapi dapat dilakukan budidaya tanaman yang
membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi dan membutuhkan air yang sedikit,
misalnya tebu dan nanas.

F. Terdapat dimana

Di Indonesia tanah jenis ini hamper tidak ditemukan. Bahan induk tanah ini adalah batu
kapur.Adapun di jumpai hanya sedikit tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua.
4. Entisols

A. Gambar

B. Definisi

tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda, yaitu baru dalam proses tingkat
permulaan dalam perkembangannya, (Kata Ent berarti recent atau baru). Entisol dicirikan
oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horison pedogenik yang nyata.

C. Proses

Tahap I: Permukaan batuan yang terdapat di permukaan akan berinteraksi secara


langsung dengan atmosfer yang menyebabkan permukaan batuan menjadi tidak stabil.
Terjadi pula proses perubahan lingkungan seperti pendinginan, pemuaian, pembekuan,
penekanan, dll yang dapat membuat batuan tersebut mengalami perubahan fisik berupa
pelapukan. Selain itu, interaksi langsung batuan dengan atmosfer dan hidrosfer
mengakibatkan terjadinya pelapukan kimiawi seperti oksidasi, hidrasi, hidrolisis,
pelarutan, dll.

Tahap II: Batuan yang telah lapuk akan menjadi lebih lunak dan lebih berpori-pori. Pori-
pori tersebut akan dimasuki oleh air dan udara. Sehingga pelapukan akan semakin meluas
dan batu menjadi semakin hancur menjadi tanah.

Tahap III: Karena letak tanah tersebut di daerah cekungan atau sekitar sungai, maka batu
tersebut akan mengalami perendaman dan erosi. Sehingga horison-horison tanah sulit
terbentuk.
D. karakteristik

Sifat dan karakteristik Tanah entisol yaitu cenderung memiliki tekstur yang kasar
dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi dengan udara,
kelembapan dan pH nya tanah entisol selalu berubah, hal ini dikarenakan tanah entisol
selalu basah dan rendah, ini disebabkan tanah entisol selalu basah dan terendam dalam
cekungan. Dan karena tanah entisol memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau sangat
rendah. Jadi kadar asamnya kurang baik untuk ditanami. Akan tetapi kalau dilakaukan
pemupukan dengan baik dan suplai air dikendalikan, beberapa Entisol pun dapat
dipakai untuk pertanian pembatasnya adalah solum yang tipis, tekstur liat, atau neraca
lengas-tanah yang defisit mengenai jenis jenis air.

E. Kegunaan dan cara penggunaan

Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik


sawahTanah entisol dapat dijadikan lahan pertanian dan perikanan terutama
persawahan dan tambak ikan. Saat musim kering, tanah entisol juga dapat digunakan
untuk menanam palawija.

F. Terdapat dimana

Tanah ini banyak terdapat di daerah alluvial, endapan sungai, atau endapaan rawa-rawa
pantai. Tanah Entisol ini penyebarannya terutama di daerah-daerah aliran lahan vulkan
(dari letusan gunung api) yang berbentuk kipas menyebar, yaitu hampir diseluruh
kepulauan Indonesia, terutama Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara. Luas keseluruhan
lebih dari tiga juta hektar. Tanah ini terdapat diwilayah yang berombak, bergelombang
hingga bergunung dengan berbagai ketinggian, yaitu dari 0 sampai beberapa ribu meter
diatas permukaan laut. Tanah ini juga terdapat dengan tipe iklim bervariasi, sehingga
curah hujannya juga bervariasi.
5. Gelisols

A. Gambar

B. Definisi

Gelisol adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan yang
sangat dingin). Tanah jenis ini dinamakan gelisol karena terbentuk dari material gelic.
Gelic adalah campuran dari bahan mineral dan organik tanah yang tersegresi es pada
lapisan yang aktif.

C. Proses
D. Karakteristik
E. Kegunaan
F. Cara penggunaan
G. Terdapat dimana

Gelisol ditemukan terutama di Siberia, Alaska, dan Kanada. Daerah yang lebih kecil
ditemukan di Andes (terutama di dekat persimpangan antara Chili, Bolivia, dan
Argentina), Tibet, Skandinavia utara, dan bagian Greenland dan Antartika yang bebas
es. Gelisol fosil dikenal sejak zaman es pra-Kambria 900 juta tahun yang lalu.
6. Histosol

A. Gambar

B. Definisi

histosol adalah tanah yang terutama terdiri dari bahan organik. Tanah Histosol
didefinisikan memiliki 40 cm (16 in) atau lebih dari bahan tanah organik di atas 80
sentimeter (31 in). Bahan tanah organik memiliki kandungan karbon organik (berat)
12 hingga 18% atau lebih, tergantung pada kandungan tanah liat tanah. Bahan-bahan
ini termasuk kotoran (bahan tanah saprik), gambut kotor (bahan tanah hemik), atau
gambut (bahan tanah fibrik). Diperlukan kondisi perairan atau drainase buatan.

C. Proses

Histosol terbentuk dari bahan organik terbentuk pada tingkat yang lebih cepat
daripada dihancurkan. Ini terjadi karena drainase terbatas yang menghalangi
dekomposisi aerobik, dan sisa-sisa tanaman dan hewan tetap berada di dalam tanah.
Jadi, Histosol sangat penting secara ekologis karena mereka, dan Gelisol, menyimpan
karbon organik dalam jumlah besar. Jika akumulasi berlanjut untuk periode yang
cukup lama, batubara terbentuk.

D. Karakteristik

Tidak mempunyai horizon.Berwarna kroma mantap atau meningkat dengan


bertambahnya kedalaman dan mempunyai warna kurang dari 3. ketebalan BO
mencapai puluhan meter bisa sampai ratusan meter. Mempunyai epipedon histik.
Tekstur beragam. Tidak berstruktur atau berblok pada lapisan atas. Bahan organik
fibrik, hemik atau saprik.Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau
lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik
tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol.
E. Kegunaan

Padi sawah, tanaman semusim dan tanaman tahunan dapat dibudidayakan pada lahan
gambut tetapi yang paling berhasil atau menunjukkan harapan adalah tanaman
sayuran seperti: buncis, bayam, kacang panjang. Tanaman buah-buahan (seperti
nanas, pepaya dan rambutan), tanaman perkebunan (terutama kelapa, kelapa sawit,
kopi dan karet).

F. Cara penggunaan

Pengapuran, Pemupukan unsure makro dan mikro, Pembuatan saluran drainase,


Dijadikan kawasan konservasi Tidak menebang dan membabat vegetasi didaerah
tersebut.

G. Berada dimana

Histosols tersebar hampir diseluruh dunia meskipun hanya meliputi 2% dari luas
dunia.Sebagaian besar tersebar di Asia Selatan pada daerah tropika basah dan
konsentrasi di sekitar flat sunda(Malaysia dan Kalimantan)lebih dari 20 juta ha .17
juta ha berada di Indonesia meliputi sumatera 9,7 juta ha dan Kalimantan 6,3 juta ha.

SS

Anda mungkin juga menyukai