Anda di halaman 1dari 5

Porositas dan Permeabilitas Tanah

Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi
drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa, sebaliknya jika
tanh tidal poreus (Hakim, 1996).

Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di
antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau
zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh
udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength)
dan pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume (unit weight),
angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan
tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka
porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar.

Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran
tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah
tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika
porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang
berupa celah besar di tanah.

Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel
tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Pori makro atau pori besar


2. Pori meso atau pori sedang
3. Pori mikro atau pori kecil

Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro,
pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian
pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan
pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas
yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah
(Foth, 1994).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah
persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).

Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an
bahan organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur
pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah
didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas air sehingga infiltrasi
meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar
air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983).

Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-
mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga
perkolasi semakin memba-ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh
aktivitas akar tanam-an secara tidak langsung melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia
oleh hu-mus dapat memantapkan agregat tanah, akibatnya laju infiltrasi menjadi meningkat
(Hairiah, 1996). Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah, kondisi fisik tanah
menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.

Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan kenaikan kandungan bahan


organik tanah yang meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan
tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut menyebabkan
terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk peningkatan kapasitas infiltrasinya.

Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu
sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui
pori- porinnya. Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta
mempengaruhi ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan
permeabilitas tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas

1. Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan antara pasir, liat, dan debu yang menyusun suatu
tanah. Tekstur sangat berppengaruh pada permeabilitas. Apabila teksturnya pasir maka
permeabilitas tinggi, karena pasir mempunyai pori-pori makro. Sehingga pergerakan air dan
zat-zat tertentu bergerak dengan cepat.

2. Struktur tanah

Struktur tanah adalah agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang
dipisahkan oleh bidang belah alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap maka
permeabilitasnya rendah, karena mempunyai pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang
berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga permeabilitanya tinggi.(Semakin kekanan
semakin rendah)

3. Porositas

Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh ukuran


partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin
rendah permeabilitas.

4. Viskositas cairan

Viskositas merupakan kekentalandari suatu cairan. Semakin tinggi viskositas, maka


koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.

5. Gravitas

Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk mengikat air. Semakin kuat
gaya gravitasinya, maka semakin tinggi permeabilitanya.

6. BI dan BJ

Jika BI tinggi, maka kepadatan tanah juga tinggi, sehingga permeabilitasnya lambat
atau rendah.
Faktor-faktor yang di pengaruhi permeabilitas

1. Infiltrasi

Infiltrasi kemampuan tanah menghantar partikel. Jika permeabilitas tinggi maka


infiltrasi tinggi.

2. Erosi

Erosi perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah

3. Drainase

Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari
profil tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan kelas drainase tersebut. Air
dapat menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang
berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer.
Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.

4. Konduktifitas

Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan
nilai), untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas tinggi maka
permeabilitas tinggi.

5. Run off

Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run
off tinggi maka permeabilitas rendah.

6. Perkolasi

Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan
litany tinggi, maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka
permeabilitasnya pun rendah.
Daftar pustaka

Agung B. Supangat1 dan Pamungkas B. Putra2. Kajian Infiltrasi Tanah Pada Berbagai
Tegakan Jati (Tectona Grandis L.) Di Cepu, Jawa Tengah (Soil Infiltration At Various Age
Classes Of Teak (Tectona Grandis L.) Stands In Cepu, Central Java) Vol. VII No.2 : 149-
159, 2010 158

Foth, Henry D., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta.

Hakim N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, H.M. Soul, M.A. Diha, Go
Bang Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasam Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.

Hidayah, N., B. Suharto dan Widianto. 2001. Evaluasi Model Infiltrasi Horton dengan
Teknik Constant Head Melalui Pendugaan Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Berbagai
Pengelolaan Lahan. www.digilib .brawijaya.ac.id/infiltrasi.pdf. Diakses tanggal 5 September
2021.

Pairunan, dkk., 1997. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Bagian Timur; Makassar.

Anda mungkin juga menyukai