Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok (Hidroling Kelas B)

Annisa Chairani/114190093

Eryna Perwita Sari/114190107

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUN OFF DAN INFILTRASI

Run off adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila intensitas hujan yang jatuh di
suatu DAS melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi, air akan mengisi
cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh,
selanjutnya air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan tanah mengalir di permukaan
ke daerah yang lebih rendah, dan kemudian akan berkumpul di danau atau sungai dan
akhirnya mengalir ke laut. Air yang meresap ke dalam tanah (infiltrasi) atau yang
mengalir di permukaan (run off) akan menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer,
karena adanya evaporasi dari tanah, danau dan sungai.

Gambar 1. Siklus Air


(sumber : researchgate.net)

A. Faktor yang mempengaruhi Volume Limpasan Permukaan (Run off)


1. Infiltrasi : Jika hujan berlangsung terus menerus, air hujan yang mencapai
permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) sampai mencapai
suatu taraf dimana intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah. Setelah
itu, celah-celah dan cekungan di permukaan tanah, parit-parit, dan cekungan
lainnya (simpanan permukaan) semua dipenuhi air, dan setelah itu barulah
terjadi run off.
2. Tipe Tanah : Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah,
yang menentukan kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air
untuk mengalir ke lapisan tanah yang lebih dalam. Porositas suatu tanah
berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasi tertinggi dijumpai pada
tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan tanah-tanah liat dan
berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah.
3. Vegetasi : Perakaran tanaman dan bahan organik dalam tanah dapat
meningkatkan porositas tanah sehingga memungkinkan lebih banyak air
meresap ke dalam tanah. Vegetasi juga menghambat aliran air permukaan
terutama pada lereng yang landai, sehingga air mempunyai kesempatan lebih
banyak untuk meresap dalam tanah atau menguap.
4. Elemen Meteorologi : Faktor tipe intensitas, lama presipitasi, suhu,
kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, dan tekanan udara.
5. Faktor DAS berupa bentuk DAS, kemiringan DAS, geologi, tipe tanah,
vegetasi dan jaringan drainase.
B. Faktor yang mempengaruhi Infiltrasi

Gambar 2. Infiltrasi
(sumber : researchgate.net)

1. Tekstur Tanah : Tanah yang memiliki tekstur remah akan memiliki kapasitas
infiltrasi yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang liat. Hal ini
dikarena terdapat lebih banyak pori-pori dan rongga pada tanah bertekstur
remah, sehingga permeabilitasnya pun tinggi.
2. Vegetasi : Vegetasi yang menutupi tanah di hutan melindungi tanah
permukaannya mempunyai peranan besar untuk menghambat dan mencegah
berlangsungnya erosi. Vegetasi atau pohon-pohon tersebut selain akan
melindungi tanah permukaan dari pukulan langsung butir-butir air hujan dapat
pula memperbaiki struktur tanah melalui penyebaran akar-akar. Sistem
perakaran yang terjadi karena tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya
menyebabkan retakan di dalam tanah. Hal ini sangat menguntungkan saat
terjadi laju infiltrasi besar. Ketersediaan lapisan sampah hutan dapat
memperbesar laju infiltrasi.
3. Bahan Organik : Bahan organik tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot
total tanah, meskipun hanya sedikit namun mempunyai peran penting dalam
menentukan kesuburan tanah baik secara fisik, kimiawi maupun secara
biologis tanah. Komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka
bahan organik juga berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan mikroba tanah. Bahan organik yang terbentuk di
atas permukaan tanah yang akan menyerap air. Air yang terserap bahan
organik selanjutnya dengan kecepatan yang relatif lambat akan meresap terus
ke lapisan bagian dalam tanah sampai pada akhirnya akan terbentuk
konsentrasi air di dalam tanah. Dari sini air akan dialirkan pula ke tempat yang
lebih rendah dari daratan hutan dalam bentuk mata air dengan demikian
manusia dan mahkluk hidup lainnya tidak akan kekurangan air.
4. Kadar air : Curah hujan dan kandungan air tanah mempengaruhi infiltrasi
dengan berbagai cara. Pukulan tetesan cenderung merusak struktur permukaan
tanah dan bahan-bahan yang lebih halus dari permukaan dapat tercuci kedalam
rongga tanah, menyumbat pori-pori selama periode curah hujan yang tinggi
tingkattingkat air tanah adalah lebih tinggi, ruang pori tanah terisi oleh air dan
infiltrasi tidak dapat melebihi laju aliran bawah permukaan pada lapisan yang
kurang permiabel. Pada tingkat-tingkat kandungan air tanah yang sangat
tinggi infiltrasi juga dapat dihambat karena sulit bagi udara untuk keluar untuk
menciptakan ruang bagi air tambahan, bila tanah yang sangat kering tanah
tersebut dapat menjadi hidrofob (menolak air) yang akan mengurangi
kapasitas infiltrasi.
5. Permeabilitas Tanah : Tanah yang memiliki permukaan keras dan rapat
seperti salt pan atau lapisan tanah yang sangat kering dapat menurunkan
permeabilitasnya. Penurunan permeabilitas ini menyebabkan air yang mampu
masuk kedalam tanah menjadi lebih sedikit.
Adanya permeabilitas tanah dengan infiltrasi berbanding lurus, karena Tanah
dengan permeabilitas yang rendah akan mengalami infiltrasi yang lambat
begitu pula sebaliknya.

Gambar 3. Permeabilitas Tanah


(sumber : researchgate.net)
6. Tutupan Lahan
Faktor ini akan menentukan sifat fisik tanah seperti tekstur tanah, yang
berpengaruh kuat terhadap perilaku peresapan air ke dalam tanah. Faktor
curah hujan berpengaruh, dimana kapasitas infiltrsi akan tercapai jika hujan
melebihi kapasitas infiltrasi, sedangkan pada hujan yang lebih kecil dari
kapasitas infiltrasi, maka rerata infiltrasi sama dengan curah hujan.
7. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan misalnya sawah yang secara umum termasuk dalam
klasifikasi infiltrasi lambat, hal ini lebih disebabkan karena pada penggunaan
lahan sawah terdapat faktor-faktor penghambat infiltrasi. Hal tersebut
dikarenakan tekstur tanah yang dominan lempung, vegetasi yang berupa
tanaman kecil (padi, palawija, rumput), aktivitas biologi yang relatif sedikit
hanya berupa aktivitas akar tanaman yang berbentuk serabut lembut dan
organisme tanah hanya berupa semut dan cacing tanah, kedalaman air tanah
yang dangkal kurang dari 50 cm, kelembaban yang tinggi, dan permeabilitas
yang lambat berkisar antara 0-2 cm/jam.

Anda mungkin juga menyukai