Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A, Latar belakang

Permeabilitas didefinisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-cairan

atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah.

Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan yang

lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu

cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.

Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-

ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif

terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan

atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah

diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.

Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan

tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah.

Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan

laju air larian.

Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poros.

Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti

telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Permeabilitas

intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan

ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi

1
ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi

karena sifat-sifat ini jarang seragam.

Permeabilitas menunjukkan kemampuan tanah untuk meloloskan air struktur, sturktur dan

tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan

menurukan laju air. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan

permeabilitas. Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Permeabilitas berbeda

dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, permeabilitas dapat

mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara dan partikel – partikel lainnya

yang terbawa bersama air yang akan diserap masuk kedalam tanah (Rohmat, 2009).

Permeabilitas tanah jenuh sangat bervariasi. Di dalam studi irigasi dan drainase, permeabilitas

adalah variabel yang dominan, beberapa tanah memiliki permeabilitas yang berbeda.

Pengetahuan permeabilitas tanah sangat penting untuk kemajuan dalam studi   ketersediaan air

dan efisiensi aplikasi air, dan dalam desain sistem drainase untuk reklamasi tanah salin dan

alkali. Untuk aplikasi irigasi biasa, tidak praktis untuk mengukur semua faktor yang

mempengaruhi permeabilitas, tetapi praktis dan sangat penting untuk mengukur permeabilitas

tanah di laboratorium dan di lapangan. Permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata

pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara

garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah

koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-

butiran halus memiliki harga K yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas

merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar

lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang

bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured) (Seta, 1994).

2
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan

yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya

suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran

kemudahan aliran melalui suatu media poros. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan

dengan koefisien permeabilitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas di antaranya

tekstur tanah, bahan organik tanah, kerapatan massa tanah (bulk density),  kerapatan partikel

tanah (particle density),  porositas tanah, dan kedalaman efektif tanah (Hanafiah, 2005).

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui mengenai kemampuan tanah

meloloskan air (Permeabilitas), pada lapisan dan kedalaman tanah di Desa Subaim dan Desa

Cemarajaya Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini yaitu dapat memahami laju permeabilitas tanah pada setiap lapisan

dan kedalaman tanah serta kriteria tanah di Desa Subaim dan Desa Cemarajaya Kecamatan

Wasile Kabupaten Halmahera Timur.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas Tanah

Permeabilitas menunjukan kemampuan tanah untuk meloloskan air, struktur dan tekstur

serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan menurukan

laju air. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan permeabilitas

(Rohmat, 2009).

Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah.Permeabilitas berbeda dengan drainase

yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, permeabilitas dapat mencakup bagaimana

air, bahan organik, bahan mineral, udara dan partikel – partakel lainya yang terbawa bersama air

yang akan diserap masuk kedalam tanah (Rohmat, 2009).

Faktor – faktor yang mempengaruhi permeabilitas menurut (Hanafiah, 2007) antara lain

sebagai berikut:

a. Tekstur

Tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu

adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air

dalam tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang

pori dan luas permukaan adsorptive, yang semakin halus teksturnya akan makin banyak,

sehingga makin besar kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan

ketersediaan air tanah.

4
b. Struktur

Struktur juga mempengaruhi permeabilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka

semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng

akan sulit di tembus oleh air dari pada berstruktur remah.

c. Porositas

Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori

sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut,

maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.

d. Viskositas

Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit

juga air untuk menembus tanah tersebut.

e. Gravitasi

Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena

permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi.

B. Faktor – Faktor Yang Dipengaruhi Permeabilitas

Adapun beberapa faktor – faktor yang dipengaruhi permeabilitas tanah menurut (Soepardi,

1983) antara lain sebagai berikut:

a. Infiltrasi

Infiltrasi yaitu kecepatan air masuk melalui tanah. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki

ruang pori besar, akan memiliki daya infiltrasi yang cepat dan permeabilitasnya sangat tinggi.

Namun pada tekstur liat akan berbeda, tekstur  liat memiliki kemampuan yang baik menyimpan

5
air, maka akan mengakibatkan daya infiltrasi menjadi lambat, yang menyebabkan permeabilitas

akan juga lambat.

b. Aliran Drainase

Drainase merupakan aliran air, drainase pada masing – masing tekstur tanah tidak sama.

Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori yang besar maka drainasenya akan tinggi

sehingga permeabilitasnya pun akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran

drainase yang kurang baik, yang menyebabkan permeabilitasnya melambat.

c. Evaporasi

Evaporasi merupakan proses penguapan. Pada tanah jenuh, akan memiliki kadar air yang

tinggi atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga permeabilitasnya pun akan tinggi.

Namun tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air yang rendah sehingga evaporasi pun

akan rendah dan permebilitasnya rendah pula.

d. Erosi

Erosi adalah proses pengikisan lapisan tanah di permukaan sebagai akibat dari tumbukan

butiran hujan dan aliran air di permukaan. Pada umumnya dikenal 3 tipe erosi pada tanah yaitu

erosi permukaan, erosi alir dan erosi parit. Erosi akan berpengaru pada permeabilitas tanah,

apabila erosi besar maka permeabilitas tanah akan rendah begitu juga sebaliknya apabila erosi

rendah maka permeabilitasnya akan tinggi.

6
Apabila dikaitkan dengan porositas dan drainase maka permeabilitas pada kelas:

 Lambat / tidak permeabel merupakan dominasi fraksi liat menyebabkan terbentuknya

banyak pori-pori mikro, sehingga luas permukaan sentuhnya menjadi sangat luas. Dengan

demikian daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk

ke pori-pori segera terperangkap dan udara sulit masuk.  Pada kondisi ini, sebagian besar

ruang pori terisi air, sehingga pori-pori mikro ini disebut juga pori kapiler karena proses

kehilangan airnya berlangsung lambat ( drainase lambat ).

 Sedang / cukup permeabel merupakan dominasi  fraksi debu menyebabkan terbentuknya

pori-pori mesodalam jumlah sedang, sehingga luas situs sentuhan menjadi cukup luas,

menyebabkan daya pegang terhadap air cukup kuat. Hal ini menyebabkan air dan udara

cukup mudah masuk-keluar tanah, sebagian air akan tertahan. Dalam kondisi ini, sebagian

besar ruang pori terisi udara dan air dalam jumlah yang seimbang, sehingga pori-pori meso

termasuk juga pori drainase karena proses kehilangan air cukup cepat.

 Cepat / permeabel merupakan dominasi fraksi pasir  akan menyebabkan sedikit pori-pori

makro, sehingga luas permukaan yang disentuh bahan menjadi sangat sempit, sehingga

daya pegang terhadap air sangat lemah. Kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah

masuk keluar tanah, hanya sedikit air yang tertahan. Sebagian besar ruang pori terisi oleh 

udara sehingga pori-pori makro disebut juga pori drainase tinggi karena proses kehilangan

airnya sangat cepat. (Hanafiah,2007)

7
BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Tempat Dan Waktu

Praktikum permeabilitas tanah dilaksanakan di laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Khairun Ternate, pada tanggal 1 april 2022, pada pukul 08.40-Selesai.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dipakai dalam penentuan laju permeabilitas yaitu , gelas ukur

500 ml, Permeabilimeter, mistar, stopwatch, kamera hp, alat tulis menulis, kain lap, ember, air

dan sampel tanah.

C. Metode Praktikum

Adapun metode yang di pakai dalam praktikum uji laju permeabilitas ini yaitu

menggunakan metode permeabilimeter.

D. Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain sebagai berikut :

1. Siapkan sampel tanah dari profil 1 lapisan I sampai profil 2 lapisan II yang sudah di

haluskan

2. Tuang air ke dalam gelas ukur 500 ml sebanyak 150 ml

3. Masukan sampel tanah pada permeabelmeter

4. Siapkan stopwatch

5. Masukan air yang sudah di ukur ke dalam permeabelmeter yang sudah terisi sampel tanah

dan hitung tinggi air

8
6. Diamkan selama 3 menit untuk mengetahui laju permeabilitas pada masing-masing

sampel tanah

7. Kemudian catat jumlah air yang lolos pada gelas ukur 500 ml dan setelah itu ukur laju

permeabilitas dengan menggunakan alat pengukur (penggaris)

8. Hitung tinggi sampel atau ring sampel

9. Lalu ambil data dengan menggunakan tabel

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penetapan permeabilitas yaitu dengan menggunakan teknik

analisa data deskriptif, kuantitatif dan visual.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil praktikum di laboratorium untuk laju permeabilitas tanah maka didapatkan hasil
sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Laju Permeabilitas Tanah di Desa Subaim, kecamatan wasile, kabupaten
Halmahera Timur.
Profil/lapisan Laju permeabilitas Kriteria
( cm/jam )
P1/L I 2,20 Sedang

P1/L II 0,82 Agak lambat

P1/L III 2,34 Sedang

P1/L IV 3,17 Sedang

Sumber : data primer yang di olah tahun 2022, kutipan kriteria dalam Rachman (2012).

Tabel 2. Hasil laju permeabilitas tanah di desa Cemara jaya, kecamatan wasile, kabupaten
Halmahera Timur.
Profil/lapisan Laju permeabilitas ( cm/jam) Kriteria
P2/ L I 1,93 Agak lambat

P2/ L II 2,48 Sedang

Sumber : data primer yang di olah tahun 2022, kutipan kriteria dalam Rachman (2012).

10
B. Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa laju permeabilitas pada desa subaim daerah

pelabuhan lapisan IV lebih tinggi dari pada lapisan I,II dan III, dimana dapat di ketahui bahwa

pada profil 1 lapisan I memiliki nilai laju permeabilitas 2,20 cm/jam, Profil 1 lapisan III

memiliki nilai laju permeabilitas 2,34 cm/jam dan profil 1 lapisan IV memiliki nilai laju

permeabilitas 3,17 cm/jam dengan kriteria sedang, sedangkan pada profil 1 lapisan II memiliki

nilai laju permeabilitas 0,82 cm/jam dengan kriteria agak lambat. Pada setiap lapisan I,III dan IV

memiliki tingkat kelajuan yang berbeda tetapi memiliki kriteria yang sama yaitu sedang,

sedangkan pada lapisan II memiliki tingkat kelajuan dan kriteria yang berbeda yaitu agak lambat.

Hal ini di karenakan tekstur pada setiap lapisan juga berbeda. Dimana tekstur pada lapisan I,III

dan IV memiliki kelas tekstur yang relatif sama sehingga laju permeabilitas juga sama. Pada

lapisan IV lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan I,II dan III, hal ini karena pada lapisan IV

memiliki tekstur tanah yang dominan cenderung berpasir, sehingga porositas yang terbuka

menyebabkan tanah lebih muda meloloskan air. Pada lapisan II lebih kecil dibandingkan dengan

lapisan I,III dan IV. Hal ini disebabkan tekstur pada lapisan II lebih halus dibandingkan lapisan

I,III dan IV.

Kemudian pada data laju permeabilitas di desa cemarajaya lapisan I lebih rendah di

bandingkan dengan lapisan II, dimana lapisan II memiliki laju permeabilitas 2,48 cm/jam dengan

kriteria sedang, penyebabnya karena pada tiap-tiap lapisan mengandung tekstur tanah liat

berpasir dan memiliki pori-pori mikro sehingga menyebabkan air yg lolos berkriteria sedang

(tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) dan lapisan I memiliki laju permeabilitas 1,93

cm/jam dengan kriteria agak lambat, penyebabnya karena tekstur pada lapisan I lebih halus di

bandingkan lapisan II.

11
Sedang / cukup permeabel merupakan dominasi  fraksi debu menyebabkan terbentuknya

pori-pori mesodalam jumlah sedang, sehingga luas situs sentuhan menjadi cukup luas,

menyebabkan daya pegang terhadap air cukup kuat. Hal ini menyebabkan air dan udara cukup

mudah masuk-keluar tanah, sebagian air akan tertahan. Dalam kondisi ini, sebagian besar ruang

pori terisi udara dan air dalam jumlah yang seimbang, sehingga pori-pori meso termasuk juga

pori drainase karena proses kehilangan air cukup cepat.

Lebih diperjelas kembali oleh Hanafiah (2007), tekstur sangat mempengaruhi

permeabilitas tanah.Hal ini dikarenakan permeabilitas tersebut adalah melewati tekstur tanah.

Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah. Hal ini terkait

dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloid, ruang pori dan luas permukaan

adsorptive yang semakin halus teksturnya akan makin banyak sehingga makin besar kapasitas

simpan airnya. hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.

Menurut Hanafiah (2007), Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah,

semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.

Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori

sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut,

maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut, Hanafiah (2007).

Tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu

melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam

tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal. (Hanafiah,

2007).

12
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat

sampai agak cepat dengan nilai 0,20 – 9,46 cm/jam, sedangkan di lapisan bawah tergolong agak

lambat sampai sedang denga n nilai 1,10 -3,62 cm/jam. (Suharta dan Prasetyo, 2008).

Permeabilitas adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu sendiri yang

menunjukkan kemampuan tanah di dalam menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya.

Permeabilitas tanah I alah sifat tanah yang menyatakan cepat lambatanya jenuh, yang

dapat diukur dengan peresapan air melalui masa tanah per waktu tertentu. Laju permeabilitas di

kelompokkan mejadi beberapa kriteria yaitu untuk kategori lambat dengan nilai kurang dari 0.5

cm/jam, agak lambat dengan laju 0.5 – 2.0 cm/jam, sedang dengan laju 2.0 – 6.25 cm/jam, agak

cepat dengan laju 6.25 – 12.5 cm/jam, dengan nilai lebih dari 12.5 cm/jam. (Suripin, 2001).

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Laju permeabilitas di desa Subaim pada profil 1 lapisan I, III dan IV memiliki kriteria yang

sama yaitu Sedang, Sedangkan lapisan II memiliki kriteria agak lambat.

2. Laju permeabilitas di desa Cemarajaya pada profil 2 lapisan I memiliki kriteria agak lambat

dan lapisan II memiliki kriteria Sedang.

B.Saran

Berdasarkan praktikum yang telah di lalui dengan disarankan bahwa percobaan


permeabilitas selanjutnya sebaikan di lakukan pada masing-masing kelompok untuk tidakdi bagi,
agar masing-masing kelompok bias mengamati semua laju permeabilitas pada setiap lapisan
tanah dari profil 1 lapisan I, II, III, dan IV. Profil 2 Lapisan I dan II.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A,2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada


2007. Dasar – Dasar ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Prasetyo dan Suharta, 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rachman, I.A.2013. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan Fakultas Pertanian Universitas


Khairun Ternate

Rohmat, 2009. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta

Seta, A. K., 1994. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air, Penerbit Kalam
Mulia, Bandung

Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Departemen ilmu tanah fakultas pertanian IPB.

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. ANDI. Yogyakarta

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lampiran

Lampiran Tabel 1. Data pengamatan laju permeabilitas tanah di Desa Subaim Kecamatan
Wasile Kabupaten Halmahera Timur.
Profil/ Volume air Volume air Waktu Tinggi ring Tinggi air

lapisan yang diberi yang lolos

(ml) (ml)

P1/ L I 150 80 5 4,6 5,9

P1/ L II 150 30 5 4,6 5,9

P1/ L III 150 85 5 4,6 5,9

P1/ L IV 150 115 5 4,6 5,9

Sumber : data primer di olah 2022

Lampiran Tabel 2. Data pengamatan laju permeabilitas tanah di desa cemayajaya, kecamatan
wasile, kabupaten Halmahera Timur.
Profil/ Volume air Volume air Waktu Tinggi ring Tinggi air
lapisan yang diberi yang lolos
(ml) (ml)
P2/ L I 150 70 5 4,6 5,9
P2/ L II 150 90 5 4,6 5,9
Sumber : data primer di olah 2022

Rumus Hukum Darcy;


A = πr2 = 3,14 × (3)2
= 3,14 × 9
= 28, 26 cm2

 Profil I lapisan I

80 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

368
= 166,7

16
= 2,20 cm/jam
 Profil 1 lapisan II

30 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

138
= 166,7

= 0,82 cm/jam

 Profil 1 lapisan III

85 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

391
=
166,7

= 2,34 cm/jam

 Profil 1 lapisan IV

115 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

529
=
166,7

= 3,17 cm/jam

 Profil 2 lapisan I

70 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

322
=
166,7

= 1,93 cm/jam

 Profil 2 lapisan II

17
90 × 4,6
K=
28,26 ×5,9

414
=
166,7

= 2,48 cm/jam

18
B. Dokumentasi

19

Anda mungkin juga menyukai