Anda di halaman 1dari 9

1.

Bangunan pertanian

Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu

dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan 

pertanian untuk pertumbuhanproduksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian.

Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah semua

bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses 

produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi

tanaman pertanian (rumah kaca,hidroponik , dan sebagainya), produksi ternak (kandang 

dan sebagainya), bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang 

dan sebagainya), bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan,

serta bangunan pertanian lainnya. Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan

aspek-aspek lingkungan mikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk 

memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya.

Aspek lingkungan tersebut meliputi temperatur , kelembaban, cahaya, kualitas dan

aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi

kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian.

Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup.

2.Jenis - jenis bangunan pertanian

Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau

proses produksi pertanian baikpra maupunpasca panen. Berdasarkan fungsinya, maka

bangunan pertanian dapat dikelompokkan dalam berbagai macam atau jenis bangunan

sebagai berikut:

a.Bangunan untuk produksi tanaman

Rumah tanaman, salah satu jenis bangunan untuk budidaya pertanian yang paling

umum

Bangunan untuk produksi tanaman umum disebut greenhouse atau rumah kaca atau

rumah tanaman; istilah terakhir muncul sejak pembangunan greenhouse tidak lagi

menggunakan kaca, tetapi juga plastik dan fiberglass dengan alasan teknis maupun

ekonomi. Rumah kaca umumnya dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan

empat musim. Bangunan ini dperlukan agar kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan
ketika temperatur cuaca mematikan bagi tanaman pertanian. Dengan rumah kaca,

tanaman yang di dalamnya terlindungi dari temperatur lingkungan serta mendapatkan

temperatur yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan cahaya matahari

masih dapat menembus atap dan dinding rumah kaca, sedangkan panas yang dihasilkan

dari elemen-elemen di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di dalam

sehingga temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan mengimbangi temperatur

dingin di luar sehingga memungkinkan bagi tanaman untuk hidup.

Tetapi, efek rumah kaca tidak dapat diterapkan di wilayah tropis karena temperatur

yang meningkat akan mematikan tanaman yang didalamnya, mengingat bahwa

temperatur lingkungan di wilayah tropis sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman.

Greenhouse yang dibangun di wilayah tropis umumnya tidak melindungi tanaman dari

temperatur udara luar. Hal ini karena konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan

atap yang berventilasi, memungkinkan udara panas naik dan keluar dari greenhouse.

Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman dari hujan dan serangan hama.

b.Bangunan untuk produksi ternak

Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak besar, ternak kecil, dan

unggas. Di Indonesia, pada umumnya sudah digunakan dalam skala luas kadang ayam

yang dibangun dalam skala besar untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan peralatan-

peralatan mekanis. Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha

peternakan ayam, karena umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik 

secara individu maupun berkelompok. Sistem perkandangannya pun masih sederhana

dan hanya mampu menampung dua hingga lima ekor sapi. Peternakan besar sudah ada,

namun jumlahnya terbatas sehingga masih berpotensi untuk dikembangkan di

Indonesia.

Usaha di bidang peternakan memerlukan fasilitas perkandangan yang baik agar 

produksinya baik. Untuk itu, diperlukan perancangan dan desain yang baik pula, dan

disesuaikan dengan jenis ternak dan skala usaha yang ada. Yang paling utama adalah

kandang tersebut berfungsi dengan baik, menyediakan perlindungan dan lingkungan

yang sesuai bagi pertumbuhan dan kenyamanan hewan ternak.

c.Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian

Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia sejak 8000 tahun

sebelum masehi pada saat manusia mulai menanam, sedangkan penyimpanan bahan

pangan sudah dimulai sejak manusia melakukan budaya berburu dan mengumpulkan
makanan untuk mencegah kelaparan ketika musim yang tidak diinginkan datang.

Produk hasil pertanian secara luas, baik berupa hasil pertanian, perikanan, peternakan,

maupun kehutanan memerlukan fasilitas penyimpanan sebelum diproses atau sebelum

dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk mempertahankan mutu dan

mencegah kerusakan produk. Penyimpanan diperlukan karena berkaitan dengan tujuan

pemasaran, yaitu menunggu hingga harga pasar baik untuk menjual hasil pertanian.

-Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:

• Rumah pengepakan

•Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang)

•Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)

• Bangunan penyimpanan kayu

• Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta hasil

peternakan

Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki bagian-bagian konstruksi

yang terdiri dari atap (penutup), dinding, dan lantai, membentuk suatu ruangan

perlindungan yang cukup luas untuk menempatkan atau menyimpan berbagai macam

barang atau komoditas. Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain

seperti lumbung, peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara

konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan memerlukan

pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan posisi dan kedudukan bangunan

tersebut.

Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau

karung. Bangunan penyimpanbiji-bijian curah umumnya berbentuk lumbung atau silo

berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat ini digunakan adalah lumbung yang

berbentuk rumah panggung persegi. Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-

bijian dimasukan ke dalam karung dan disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk.

Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak, dan hasil pertanian

lainnya yang cepat membusuk akibat serangan mikroba dan jamur , umumnya disimpan

di ruangan berpendingin.

Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya

pertanian

Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan komersial. Kondisi

yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk

menyimpan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti

benih, bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar  serta alat dan 

mesin pertanian seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi bangunan juga

sebaiknya tahan api dan tidak mudah runtuh dalam kondisi apapun. Kebutuhan fasilitas

lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan penyimpanan traktor dan implemennya,

diperlukan pintu yang besar.

Bangunan pertanian lainnya

Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan pertanian karena

banyaknya kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju ladang atau kandang, pagar ,

bendungan, dan sebagainya.

-Pengendalian lingkungan pada bangunan pertanian

Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan di luar

bangunan. Pengendalian lingkungan di dalam bangunan pertanian meliputi cahaya,

temperatur,kelembaban, komposisi gas, dan sebagainya.

Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu bangunan pertanian,

harus ada keseimbangan antara input dan output sumber panas di dalam bangunan

tersebut. Panas dapat masuk ke dalam bangunan pertanian dari berbagai sumber,

misalnya aliran udara masuk, peralatan mekanis, lampu pencahayaan, aktivitas

manusia, dan panas yang dihasilkan dari tanaman maupun hewan di dalamnya.

Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan pertanian melalui udara keluar, konduksi

bangunan pertanian, penyerapan panas oleh elemen-elemen dalam bangunan, dan

sebagainya. Besarnya kehilangan panas konduksi dari suatu bangunan bergantung pada

resistansi aliran panas pada bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan

temperatur antara struktur bangunan dan atmosfer.

Nilai konduktivitas panas bahan

Bahan Nilai konduktivitas (W/m.K)

Udara 0,024

Hidrogen 0,17

Air 0,61

Busa poliuretan 0,026

Polistirena 0,034

Papan gabus 0,043


Kayu 0,115

Salju 0,17-0,52

Gelas 0,34-1,21

Tanah 1,04-1,73

Beton 1,73

Baja 45,00

Aluminium 212,80

Tembaga 385,80

Beberapa Prinsip Kandang Kelinci

Kelinci memiliki habibat hewan liar yang gemar bergerak di alam lepas.

Sekalipun kelinci domestik sejak lahir tidak memiliki ikatan dengan padang luas, tetapi

dari sisi habitat tetap memiliki naluri untuk bebas. Oleh karena itu kandang yang lebar

akan lebih baik dibanding kandang sempit.

Ukuran kandang mula-mula ditetapkan dengan melihat besar-kecilnya kelinci.

Kelinci kerdil sedikit berbeda dengan kelinci mini (dwarf), kelinci mini agak berbeda

dengan kelinci sedang, dan kelinci sedang pasti jauh berbeda dengan kelinci besar.

Ukuran kandang baterai minimal 4 x lipat dari badan kelinci, dan akan lebih baik jika

lebih luas.

Kandang untuk betina tentu harus lebih besar dengan kandang kelinci jantan

karena pada masa kehamilan kelinci betina butuh olahraga, Pada masa menyusui

tempatnya dikurangi untuk kotak sarang, dan pada masa pembesaran kelinci sampai 2

bulan anak-anak butuh tempat yang lebih besar. Ukuran 1 x 1,5 meter untuk kelinci

sedang dengan anak 6-8 ekor cukup baik. Ukuran 1,5 x 1,5 akan lebih baik.

Jarak lantai kandang (tempat kotoran) dengan alas kandang minimal 0,5 meter

(setengah meter) sebab kotoran(feses dan kencing) kelinci sangat menyenggat dan

hidung kelinci sangat tajam. Kelinci tidak suka dengan bau kotoran. Ini bisa kita lihat

dari alam lepas di mana ia akan selalu meninggalkan kotoran,-kecuali kotoran lunak

(caesotroph). Selain itu kandang yang sumpek dengan kotoran menumpuk akan mudah

mengembangkan penyakit. Pada peralihan musim kelembabapan yang bergerak

ekstrem sering menimbulkan masalah; seperti pasteurella multocida (dengan gejala

sesak nafas, radang paru, rinitis, dll).

Alas kandang untuk kaki kelinci mesti kokoh dan kerenggangan ideal. Jangan

sampai membuat kaki kelinci terjepit dan juga sampai sampai banyak mengakibatkan

kotoran lunak (caesotroph) jatuh. Kalau caesotroph jatuh, sangat rugi karena gizi
kelinci banyak didapat darinya. Akan lebih baik jika memakai alas rapat, dengan

menambah alas jerami atau rumput lapangan yang kering. Kelinci akan lebih nyaman

beralaskan tanaman kering, tetapi setiap hari atau beberapa hari sekali mesti

dibersihkan dan diganti.

Sebaiknya tidak membuat kandang bersusun karena menyulitkan kebersihan.

Kalaupun harus tetap bersusun cukup dua susun dengan jarak renggang lantai 0,5

meter. Pada kandang bersusun tingkat kebersihan mesti lebih serius dibanding dengan

kandang yang tidak bertingkat.

Pastikan sirkulasi udara, termasuk sinar matahari pagi masuk dan kebersihan

terjaga. Menyampu alas kandang atau lantai kandang adalah kewajiban setiap hari,

bahkan setiapkali melihat kotoran mesti cepat-cepat dibersihkan, terutama pada alas

kandang tempat berak kelinci. Antiseptik cukup dari sabun cuci. Itu sudah efektif

membasmi kuman/bakteri.

-RUMAH KACA

Keadaan suhu di bumi sekarang ini semakin hari semakin panas kita rasakan.

Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini

terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan

secara liar merupakan salah satu penyebab makin panasnya suhu bumi – karena tidak

seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh

mesin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di

Eropa terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian

lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga

gencar dilaksanakan.

Pengenalan Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,

merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus,

dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki

efek rumah kaca.

efek rumah kaca.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah

kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakangan ini

diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada

beberapa perbedaan pendapat.

Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10

energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%

dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23%

menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk per-fotosintesis.

Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak

diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman

dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari

permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di

atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.

Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca.

Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari

benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan

tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat

walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca

atau ”green house effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut

gas rumah kaca atau ”green house gases”.

Pengaruh Rumah Kaca

Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya

meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam

panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada

kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di atmosfer

bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas

metana dari pembusukan – mengabsorpsikan sebagian besar inframerah yang dapat

dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai

permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.

Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar

yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah

dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar dengan panjang

gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan

membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat. Karbon dioksida


berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang

lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida

mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut

pengaruh rumah kaca.

Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk

gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat

menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah – sehingga temperatur udara

menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di seluruh

permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit

naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-

puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik.hangatan ini dikenal sebagai

efek rumah kaca.

Sedangkan proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari

menembus kaca sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi dan

tanaman yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas tersebut di

radiasikan kembali namun dengan panjang gelombang yang panjang(panjang

geklombang berbanding dengan energi) sehingga sinar radiasi tersebut tidak dapat

menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan

dengan suhu yang di luar rumah kaca

-TAMBAK

Istilah budidaya perairan (akuakultur) berasal dari bahasa lnggris “Aquaculture

” yang berarti pengusahaan budidaya organisme akuatik termasuk ikan, moluska,

krustase dan tumbuhan akuatik. Kegiatan budidaya menyiratkan semacam intervensi

dalam proses pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang

teratur, pemberian pakan, perlindungan terhadap pemangsa (predator) pencegahan

terhadap serangan penyakit dan sebagainya (Pusat Riset Perikanan Budidaya, 2001).

Kegiatan budidaya dapat dilaksanakan di lingkungan air payau, air tawar dan air laut.

Pemilihan jenis (spesies) tertentu akan berkaitan langsung dengan lingkungan perairan

sebagai habitat dari sposies yang dipelihara

Tambakdalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang

diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).Hewan yang

dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan

“tambak” ini biasanya dihubungkan dengaair payau atau air laut. Kolam yang berisiair

tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.


Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat

untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara umum

tambak biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang windu, walaupun

sebenamya masih banyak spesies yand dapat dibudidayakan di tambak misalnya ikan

bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya. Tetapi tambak lebih

dominan digunakan untuk kegiatan budidaya udang windu. Udang windu (Penaeus

monodon) merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi

berorientasi eksport. Tingginya harga udang windu cukup menarik perhatian para

pengusaha untuk terjun dalam usaha budidaya tambak udang. Para pengusaha di bidang

lain yang sebelumnya tidak pernah terjun dalam usaha budidaya tambak udang windu

secara beramai-ramai membuka lahan baru tanpa memperhitungkan aturan-aturan yang

berkenaan dengan kelestadan lingkungan sehingga meninbulkan masalah. Masalah

yang menonjol adalah terjadinya degradasi lingkungan pesisir akibat dari pengelolaan

yang tidak benar, Penurunan mutu lingkungan pesisir akibatnya membawa dampak

yang sangat serius terhadap produktivitas lahan bahkan sudah sampai pada ancaman

terhadap kelangsungan hidup kegiatan budidaya tambak udang. Permasalahan yang

dihadapi oleh para petambak udang saat ini sangat kompleks, antara lain penurunan

produksi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, adanya berbagai pungutan liar di

jalan sampai pada harga udang yang tidak stabil. Semuanya ini merupakan dilematis

bagi para petambak, pada hal potensi sumberdaya alam pesisir yarig dapat digarap

untuk dimanfaatkan sebagai tambak udang masih cukup besar. Timbulnya

permasalahan tersebut disebabkan oleh pengelolaan kawasan pesisir yang tidak benar

Anda mungkin juga menyukai