Anda di halaman 1dari 20

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya tanah di pandang sebagai lapisan permukaan bumi (Natural Body)
yang berasal dari bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian
pelapukkan oleh gaya-gaya alam (natural force) sehingga membentuk regolith
(lapisan berpartikel halus).

Tanah terbentuk dari bahan asalnya yang disebut sebagai bahan induk. Bahan
induk tanah berasal dari batuan melalui proses pelapukan berubah membentuk lapisan
atau horizon-horizon tanah dan akhirnya membentuk suatu tubuh tanah yang utuh.

Batuan induk adalah semua bahan yang keras, maupun lunak seperti abu
vulkanik, batu liat, batu kapur, endapan sungai dan laut, gambut serta bahan-bahan
lainnya yang merupakan asal pembentukan tanah. Karena tanah berasal dari suatu
bahan induk yang telah mengalami pelapukan, maka sifat-sifat tanah baik fisik,
kimia, dan minerologi tanahnya tidak berbeda jauh dari sifat bahan induknya,
terkecuali telah mengalami pelapukan lanjut.

Tanah merupakan bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon yang


terdiri atas bahan mineral dan organik, kemudian manusia sangat tergantung pada
tanah dan sampai batas-batas tertentu tanah yang baik tergantung pada manusia dan
pengelolahnya. Tanah merupakan tumbuhan alam tumbuhan dapat hidup, dan
manusia menikmati dan menggunakan tumbuhan karena keindahannya dan karena
manfaatnya dimakan oleh mahluk lainnya. Juga tingkat hidup kerap kali ditentukan
oleh kualitas tanah dan oleh jenis kualitas tumbuh-tumbuhan dan juga hewan-hewan
yang hidup di atasnya.

Bulk density atau biasa disingkat dengan (BD) merupakan petunjuk kepadatan
tanah, makin padat suatu tanah makin tinggi tingkat bulk density, maka penting untuk
mengetahui tingkat kepadatan suatu tanah karena makin padat suatu tanah, maka
makin sulit air untuk meneruskan atau menembus akar tanaman. BD juga berbeda

1
dengan partikel density (PD) (kerapatan jenis zarah), tanah kering persatuan volume
partikel-partikel (padat) tanah jadi tidak termasuk pori-pori tanah, tanah mineral
mempunyai partikel density = 2,65 gr/cm3 dengan mengetahui besarnya bulk density
dan partikel density maka dapat dihitung banyaknya persen (%) pori-pori total tanah.

Pori-pori tanah bagian dari tanah yang tidak terisi oleh bahan padat (terisi udara
dan air). Pori terdiri atas kasar berisi udara atau air gravitasi dan halus berisi udara
atau air kapiler tetapi tidak dapat menyimpan atau menahan air. Peredaran air ini
disebut aerase sehingga pori makro dinamakan juga pori aerase. Pori-pori berukuran
kecil (pori mikro), memiliki gaya kapiler yang dapat menahan air dan menaikkan air
dari permukaan air tanah ke zona perakaran tanaman. Sehingga berdasarkan
fungsinya pori-pori ini dinamakan pori kapiler, porositas adalah jumlah pori aersi dan
pori kapiler.

Dari uraian diatas maka dipandang perlu untuk melakukan percobaan penetapan
Bulk Density (BD), Partikel Density (PD), Persen (%) Pori dan % Filed Capasity
(FC).

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:


1)Untuk Mengetahui cara penetapan Bulk density (BD) dan Particel density (PD)
2)Untuk Mengetahui perbedaan nilai Bulk density (PD) dan Particel density (PD) pada
setiap lapisan
3)Untuk Mengetahui persen (%) porositas
4)Untuk Mengetahui % field capacity (FC)
C. Manfaat Praktikum

Praktikum ini sebagai study referensi bagi seluruh pembaca dan khususnya
mahasiswa Ilmu Tanah tentang cara Penempatan BD dan PD tanah, Mengetahui
perbedaan nilai BD dan PD pada horizon,mengetahui persen pori tanah dan
mengetahui persen.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density Dan Partikel Density


Tanah

Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume


tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar
tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga
mempengaruhi kerapatan limbah. Bahan organik ini berperan dalam pengembangan
struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin berkembang struktur
tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil (Hartati, 2001).

Menurut Hanafiah (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD


tanah sebagai berikut:

a.   Tekstur

Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan
komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu.
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah.

b.   Bahan Organik

Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik
komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya
sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri
atas bahan organik kasar dan bahan organik halus.

c. Struktur

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat


melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped
(terbentuk karena proses alami). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah tetapi

3
terbentuknya bukan karena proses alami (misanya karena pencangkulan, tusukan
pisau, dan sebagainya).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori

Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan udara,
keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh
ukuran pori dan ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori yang seperti di
paparkan oleh (Arsyad S, 2000) antara lain.

a. kandungan bahan organik

b.   Struktur tanah

c.   Tekstur tanah

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanah dengan struktur
granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah
dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-
pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 1987).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Field Capacity

Kapasitas lapang (field capacity) menunjukkan keadaan tanah yang cukup lembab
yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya
gravitasi. Kapasitas lapang ini sangat dipengaruhi tingkat kelembaban tanah yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman (Hanafiah, 2005).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persen pori

1. Kandungan bahan organik

2. Struktur tanah

3. Tekstur tanah

4
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanah dengan struktur
granuler atau rempah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan struktur massive (pejal) tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-
pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 1987).

5
III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian


Unversitas Khairun Ternate, pada Tanggal 1-2 April 2022, Jam 08-00 sampai selesai.

B. Bahan dan Metode

Adapun Alat dan Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu: Ring, sampel,
oven mermert, timbangan digital matrix, baskom, mistar, alat tulis menulis,
kamera/HP, serta tanah, air dan buku panduan.

C. Metode Praktikum

Metode yang dipakai dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Metode Pengamatan Praktikum


No Jenis Pengamatan Metode
1 Bulk Density Ring Sampel

2 Particle Density Ring Sampel

3 Persen Pori Hitung

4 Field Capacity Ring Sampel

D. Cara kerja

Dalam pelaksanaan praktikum, ini meliputi beberapa tahap yaitu:

1. Penyiapan alat dan bahan.

2. Ring sampel yang berisi tanah utuh profil 1 lapisan I, lapisan II dan profil 2
lapisan I dan lapisan II di timbang untuk mengetahui berat tanah utuh.

6
3. Ring sampel yang berisi tanah utuh profil 1 lapisan I, lapisan II dan profil 2
lapisan I, lapisan II dijenuhkan kedalam air sampai udara yang terdapat pada pori
tanah terdesak keluar,kemudian di timbang untuk mengetahui berat tanah di
jenuhkan.

4.  Setelah ditimbang tanah yang berada di ring sampel, kemudian ring sampel yang
beris tanah profil 1 lapisan I, lapisan II dan profil 2 lapisan I, lapisan II di masukkan
ke dalam oven mehmert dengan suhu 1050 C selama 24 jam.

5. Setelah pengeringan selesai selanjutnya ring sampel yang berisi tanah dikeluarkan
dari oven kemudian ring sampel yang berisi tanah ditimbang berat kering ovennya.

6. Kemudian tanah yang terdapat di ring sampel dilepaskan keluar untuk di timbang
berat tanah tanpa ring sampel

7. Setelah proses pelepasan selesai di timbang berat ring, tinggi ring dan diameter ring.

8. Setelah itu proses penghitungan nilai dari BD, PD, % pori dan Field Capacity.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam praktikum ini menggunakan beberapa persamaan sebagai
berikut:

Tabel 2: Persamaan Dalam Tehnik Analisa Data


NO Jenis pengamatan Persamaan
B I −B IV
1 Partikel density (PD) PD ¿
Volume tanah

B III
2 Persamaan bulk density BD ¿
Volume tanah

BD
3 Porositas %pori = {1 - }×100 %
PD

4 Field capacity B II−B IV −B III


%FC ¿ × 100 %
B III

7
Sumber: Rachman, 2022 Penuntun Praktikum Dasar Dasar Ilmu Tanah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hasil dari praktikum penetapan BD, PD, % FC dan % pori baru di nyatakan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3: Hasil Penetapan BD, PD, % FC dan % Pori di Desa Subaim


NO Sampel BD (gr/cm3) PD (gr/cm3 ) FC (%) Porositas %
1 Profil 1/ lapisan I 1,12 1,77 54,66 36,72

2 Profil 1/lapisan II 1.08 1,56 50 99,30

3 Profil 2/ lapisan I 1,37 1,73 32,96 20,80

4 Profil 2/lapisan II 1,67 2,04 25,22 18,13

Sumber: Data Di Olah Tahun 2022

Gambar 1: Hubungan BD tanah dengan profil 1 lapisan I dan II, profil 2 lapisan I dan
II

1.68
1.48
1.28
1.08
0.88
0.68
0.48
0.28
0.0799999999999999
-0.12 P1/LI P1/LII P2/LI P2/LII

Sumber: Data Primer Yang Di Olah Tahun 2022

8
Gambar 2: Hubungan PD Tanah Dengan Profil 1 Lapisan I Dan II, Profil 2 Lapisan I
Dan II

2.05
1.55
1.05
0.55
0.0499999999999998
P1/LI P1/LII P2/LI P2/LII
-0.45

Sumber: Data Primer Yang Di Olah Tahun 2022

Gambar 3: Hubungan %FC tanah dengan profil 1 lapisan I dan II, profil 2 lapisan dan II

54.66
44.66
34.66
24.66
14.66
4.66
-5.34 P1/LI P1/LII P2/LI P2/LII

Sumber: Data Primer Yang Di Olah Tahun 2022

Gambar 4: Hubungan %Pori Tanah Dengan Profil 1 Lapisan I Dan II, Profil 2 Lapisan I
Dan II

99.33
89.33
79.33
69.33
59.33
49.33
39.33
29.33
19.33
9.33
-0.670000000000002
1 2 3 4

9
Sumber: Data Primer Yang Di Olah Tahun 2022
B. PEMBAHASAN

a. Bulk Density (BD)

Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi Bulk Densitynya, yang berarti makin sulit di lalui air dan di tempuh akar
tanaman. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar (Anonim, 2011).

Dari data di atas menunjukan bahwa nilai BD ada perbedaan. Pada profil 2 lapisan
II dengan nilai BD 1,67gr/cm3 lebih tinggi dari pada profil 1 lapisan II dengan nilai
BD 1,08gr/cm3 sedangkan pada profil 1 lapisan I memiliki nilai BD 1,12gr/cm 3 lebih
rendah dari profil 2 lapisan I yaitu 1,37gram/cm3.

BD tanah lapisan II lebih rendah dari pada lapisan I di Desa Subaim di sebabkan
adanya bahan organik pada lapisan II sehingga BD tanahnya semakin ringan.
Sedangkan BD tanah di Desa Cemarah Jaya lapisan II lebih tinggi dari pada lapisan I
hal ini di sebabkan adanya pengaruh pengolahan tanah yang berulang-ulang pada
lapisan II sehingga terjadi suspensi liat pada ruang pori yang akibatnya meningkatkan
kepadatan tanah dan BD tanah (Rachman, 2022).

b. Partikel Density (PD)

Berdasarkan tabel hasil perhitungan Partikel Density Desa Subaim profil I lapisan I
memiliki nilai 1,77 gr/cm3 lapisan II dengan nilai 1,56 gr/cm 3, sedangkan di desa
Cemara Jaya profil II lapisan I memiliki nilai 1,73 gr/cm 3 lapisan II dengan nilai 2,04
gr/cm3. Hal ini di sebabkan pada tanah ultisol mempunyai kandungan bahan organik
yang rendah, tanahnya berwarna merah kekuningan reaksi tanah yang masam,
kejenuhan basa yang rendah, dengan kadar air yang tinggi. Tanah ultisol memiliki
tekstur tanah liat berpasir dengan bulk density yang tinggi (Prassetyo dan
Suriadikarta, 2006).

10
Tanah ini memiliki tekstur yang agak kasar, hal ini sesuai dengan pendapat (Foth,
1994) yang menyatakan bahwa Partikel Density di pengaruhi oleh tekstur tanah.
Semakin halus tekstur suatu tanah maka semakin tinggi pula nilai Partikel Densitynya
dan sebaliknya, semakin kasar tekstur suatu tanah maka Partikel Densitynya semakin
rendah.

c. Nilai % Field Capacity (FC)

Nilai %FC dari data di atas kapasitas pada profil 1 lapisan I dengan nilai
54,66% dan profil 1 lapisan II dengan nilai 50% lebih tinggi di bandingkan profil 2
lapisan I dengan nilai 32,96% dan profil 2 lapisan II dengan nilai 25,22%. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan tekstur dan kadar bahan organik pada lapisan-
lapisan tanah tersebut, dimana tekstur profil 1 lapisan I lebih halus dari lapisan II,
profil 2 lapisan I dan lapisan II pula, adannya kadar bahan organik lebih tinggi di
bandingkan dengan profil 1 lapisan I, profil 2 lapisan I dan lapisan II. Semakin
halus tekstur semakin banyak kadar bahan organik maka kapasitas lapangnya
semakin besar.

Nilai %FC yang di peroleh dari lapisan I di Desa Subaim lebih besar di
bandingkan lapisan I di Desa Cemara Jaya, dan nilai % FC pada lapisan II di Desa
Subaim lebih besar di bandingkan lapisan II di Desa Cemara Jaya. Hal ini
disebabkan karena jumlah air dalam tanah sangat tinggi dari pada kapasitas lapang.
Maka ini akan menyebabkan tanah akan tetap lembab dan membuat kapiler selalu
kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembapan tanah turun sampai
dibawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile (Hanafiah, 2005).

d. Persen (%) Pori Tanah

Pada umumnya dalam tanah ada dua macam pori makro dan pori mikro meskipun
ada garis batas yang jelas. Jumlah persen (%) pori yang terdapat pada tanah yang
ada di desa Subaim dan Cemara Jaya merupakan pori mikro untuk profil 1lapisan II
dengan nilai 99,30% dan profil 2 lapisan I dengan nilai 20,80% karena pada hasil

11
percobaan yang di lakukan di laboratorium ternyata di dapat hasil profil 1lapisan II,
lapisan I lebih besar porositasnya di bandingkan dengan porositas yang dimiliki
profil 2 lapisan I atau pori makro lebih dominan pada profil 1 lapisan II hal ini di
sebabkan kerapatan tanah sehingga porositasnya menjadi kecil.

Porositas lapisan I di Desa Subaim memiliki nilai porositasnya lebih tinggi di


bandingkan lapisan I di Desa Cemara Jaya dan nilai porositas lapisan II di Desa
Subaim lebih tinggi di bandingkan lapisan II di Desa Cemara Jaya, karena bahan
organik yang ada pada lapisan I dan II di Desa Cemara Jaya lebih rendah. Ini
berarti masih rendahnya Bulk Density (BD) dan Particel Density (PD) suatu tanah,
maka semakin tinggi nilai porositasnya Menurut (Sutanto, 2005) pada umumnya
dalam tanah ada dua macam pori yaitu, pori makro dan pori mikro.

Hubungan antara BD, Persen (%) pori, dan persen (%) FC pada profil 1 lapisan I
dan profil 2 lapisan II ialah kerapatan tanah yang dimiliki lebih rendah sehingga
ruang yang tidak di tempati bahan padat lebih kecil atau pori mikro lebih dominan,
hal itu pula yang menyebabkan kemampuan tanah untuk menyimpan air lebih besar.
Dan sebaliknya yang terjadi pada profil 1 lapisan II yang berlawanan dengan yang
terjadi pada profil 1 lapisan I dan profil 2 dan lapisan I.

Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentasi pori total lebih tinggi dari
pada bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur halus kebanyakan
sangat kecil dan porositas sama sekali tidak menunjukan distribusi ukuran pori
dalam tanah yang merupakan suatu sifat yang penting (Sarief, 1986).

12
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut

1. BD tanah profil II lapisan I Desa Cemara jaya lebih tinggi dari pada BD tanah
profilI I lapisan I Desa Subaim, sedangkan BD tanah profil II lapisan II Desa
Cemara jaya lebih rendah dari pada BD tanah profil I lapisan II Desa Subaim.

2. PD tanah profil I lapisan I Desa Subaim lebih tinggi dari pada PD tanah profil II
lapisan I Desa Cemara jaya, sedangkan PD tanah profil I lapisan I Desa Subaim
lebih rendah dari pada PD tanah profil II lapisan II Desa Cemara jaya.

3. % FC profil I lapisan I Desa Subaim lebih tinggi dari pada % FC profil II lapisan I
Desa Cemara jaya, sedangkan % FC profil I lapisan II Desa Subaim lebih rendah
dari pada % FC profil II lapisan II Desa Cemara jaya.

4. Porositas profil I lapisan I Desa Subaim lebih tinggi dari pada porositas profil II
lapisan I Desa Cemara jaya, sedangkan porositas profil II lapisan II Desa Cemara
Jaya lebih rendah dari pada porositas profil I lapisan II desa Subaim.

B. Saran

Adapun saran dari praktium ini agar bisa mengambil sampel tanah bukan cuma
satu lokasi tetapi mengambil di lokasi-lokasi lain sehingga dapat dibuat suatu
perbedaan yang nyata terhadap lokasi-lokasi tanah tersebut, dengan BD, PD, % FC
dan % pori yang berbeda-beda pula.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011 Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah

Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah Dan Air. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor

Foth, 1994. yang menyatakan bahwa Partikel Density di pengaruhi oleh tekstur tanah.

Hardjowigeno. 1987, Ilmu Tanah, PT Mediatama Sarana Jakarta

Hanafiah, 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah.Penerbit Universitas Lampung

Hartati, TT. 2001. perbaikan sifat psamment melalui perbaikan bahan andisol dan
limbah olahan sagu program pasca sarjana Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta. (tesis)

Prassetyo dan Suriadikarta, 2006. Tanah ultisol memiliki tekstur tanah liat berpasir
dengan bulk density yang tinggi

Rachman, 2017. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Khairun


2022, Bahan kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Sutanto, R. 2005 Dasar-Dasar Ilmu Tanah Kanisiu, Yogyakarta

Sarief, s 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Armico. Bandung

14
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. HASIL PENGAMATAN DI LABORATORIUM

Tabel 4: Hasil Pengamatan Bulk Density, Partikel Density, % Field Density, %Pori
Berat(gram)
N Sampel Volume
O tanah (cm) I II III IV V

Profil 1 / lapisan
1 132,77 300 296 150 64
I

Profil 1 / lapisan
2 132,77 272 280 144 64
II

Profil 2 / lapisan
3 132,77 294 306 182 64
I

Profil 2 / lapisan
4 132,77 336 342 222 64
II

2. Data Perhitungan Ring Sampel Profil 1 Lapisan I, Lapisan II dan Profil 2


Lapisan I, Lapisan II

Profil 1 Lapisan I

V = π.r2 × t

1
r= d
2
Ring
d = 6,2 cm t = 4,4cm
d = 6,2 cm
t = 4,4 cm

Penyelesaian:

1 1
v = n. d.t = (6,2) = 3,1
2 2

15
= 3,14 × (3,1)2 × 4,4

= 132,77 cm3

berat tanah kering oven B III 150 gr


BD tanah = = =
v olume tanah Volume tanah 132,77 cm3

= 1,12 gr/cm3

berat tanah utuh−berat ring B I−B IV 300−64


PD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77

= 1,77 gr/cm3

B II−B IV −B III 296−64−150


% FC = × 100 %= ×100 %
B III 150

= 54,66 %

BD 1,12
% Pori = 1- × 100% = 1 - ×100 %
PD 1,77

1,77−1,12
= × 100%
1,77

= 36,72 %

Profil 1 Lapisan II

V = π.r2 × t

1
r= d
2
Ring
d = 6,2 cm t = 4,4cm
d = 6,2 cm
t = 4,4 cm

Penyelesaian:

1 1
v = n. d.t = (6,2) = 3,1
2 2

= 3,14 × (3,1)2 × 4,4

= 132,77 cm3

16
berat tanah kering oven B III 144 gr
BD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77 cm3

= 1,08 gr/cm3

berat tanah utuh−berat ring B I −B IV 272−64


PD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77

¿ 1,56 gr /cm3

B II−B IV −B III 280−64−144


%FC = × 100 %= ×100 %
B III 144

= 50 %

BD 1,08
% Pori = 1- × 100% = 1 - ×100 %
PD 1,56

1,56−108
= × 100%
1,56

= 99,30 %

Profil 2 Lapisan I

V = π.r2 × t

1
r= d
2
Ring
d = 6,2 cm t = 4,4 cm
d = 6,2 cm
t = 4,4 cm

Penyelesaian:

1 1
v = n. d.t = (6,2) = 3,1
2 2

= 3,14 × (3,1)2 × 4,4

= 132,77 cm3

berat tanah kering oven B III 182 gr


BD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77 cm3

= 1,37 gr/cm3

17
berat tanah utuh−berat ring B I−B IV 299−64
PD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77

= 1,73 gr/cm3

B II−B IV −B III 306−64−182


%FC = × 100 %= × 100 %
B III 182

= 32,96 %

BD 1,37
% Pori = 1- × 100% = 1 - ×100 %
PD 1,73

1,73−137
= × 100% = 20,80 %
1,73

Profil 2 Lapisan II

V = π.r2 × t

1
r= d
2
Ring
d = 6,2 cm t = 4,4 cm
d = 6,2 cm
t = 4,4 cm

Penyelesaian:

1 1
v = n. d.t = (6,2) = 3,1
2 2

= 3,14 × (3,1)2 × 4,4

= 132,77 cm3

berat tanah kering oven B III 222 gr


BD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77 cm3

= 1,67 gr/cm3

berat tanah utuh−berat ring B I −B IV 336−64


PD tanah = = =
volume tanah Volume tanah 132,77

= 2,04 gr/cm3

18
B II−B IV −B III 342−64−222
%FC = × 100 %= × 100 %
B III 222

= 25,22 %

BD 1,67
% Pori = 1- × 100% = 1 - × 100 %
PD 2,04

2, 04−167
= × 100%
2,04

= 18,13 %

Dokumentasi

19
20

Anda mungkin juga menyukai