DISUSUN OLEH
GOLONGAN B3
FAKULTAS PERTANIAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu, baik itu sifat fisik,
kimiawi juga sifat biologis. Dilihat dari sudut pertanian, tanah adalah alat atau
faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian.Peranan tanah
sebagai alat produksi pertanian adalah sebagai berikut:
4. Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.
Analisis sifat fisik tanah memerlukan tiga macam contoh tanah, yaitu:
1. Contoh tanah utuh untuk penetapan-penetapan berat jenis isi (bulk density),
berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF, dan permeabilitas
tanah.
Tanah yang berada diatas bumi ini merupakan suatu benda alam yang bersifat
kompleks atau memiliki struktur yang heterogen karena tersusun atas tiga fase,
yaitu fase padat yang terdiri dari bahan-bahan organik, fase gas terdiri dari udara
tanah, fase yang terakhir yaitu fase cair yang merupakan air tanah yang
mengandung bahan-bahan terlarut didalamnya. Bahan organik terdiri dari sisa-sisa
tanaman, hewan dan jasad hidup lainnya yang bersifat makro maupun mikro. Tanah
merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman sebagai gudang unsur hara,
dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan
macamnya bahan penyusun tanah bisa berfariasi dari satu tempat ke tempat lain di
permukaan bumi sehingga dibedakan satu jenis dengan jenis tanah lainnya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah utuh, contoh tanah biasa, dan
contoh tanah agregat utuh.
2. Mengetahui cara penanganan contoh tanah utuh, contoh tanah biasa, dan
contoh tanahagregat utuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari air, udara, mineral dan bahan organik. Tanah dapat
diartikan sebagai bagian teratas dari permukaan bumi yang merupakan tempat
tumbuhnya tumbuhan-tumbuhan dan tempat hidupnya segala jenis makhluk hidup.
Tanah dapat juga diartikan sebagai lapisan kulit bumi paling luar yang merupakan
hasil pelapukan dan endapan batuan yang banyak mengandung bahan organik dan
nonorganik.
1. Organik atau biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup,
misalnya tumbuhan yang hidup diatas batuan dan menghancurkan batuan secara
perlahan dengan akarnya.
2. Khemik atau Kimiawi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh pengaruh bahan
kimia yang larut dalam air. Adanya reaksi kimia pada air hujan menyebabkan
batuan mengalami penghancuran secara perlahan.
3. Fisik atau mekanis, yaitu pelapukan yang dipengaruhi faktor cuaca, yaitu
peristiwa pemanasan pada siang hari dan pendinginan pada malam hari sehingga
batuan akan pecah dan hancur perlahan-lahan.
2. Fungsi tanah, sebagai tempat tumbuh yang menyediakan unsur hara dan
pertukaran unsur hara antara tanaman dengan tanah.
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu
dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hamper menyamai kondisi di
lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54,
dan pF 4,2) dan permeabilitas.
2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (Disturbated soil sample)
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisi sifat-sifat kimia tanah.
Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena
sudah terganggu sejak dalam pengambilan sample. Contoh tanah ini dapat dikemas
menggunakan kantong plastic tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang berisikan
informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan keadaan tanah. Label
ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperutukkan bagi analisi indeks
kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil menggunakan cangkul pada kedalaman
0-20 cm.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Maret 2022 pukul
09.20-11.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di rumah saya yang beralamatkan
jl. Kh. Moh. Toha No. 95, Bangkalan.
3.2.1 Alat
1. Cooper ring
2. Palu
3. Ember
4. Cangkul
5. Cetok
6. Sekop/Linggis
7. Pisau
3.2.2 Bahan
1. Tanah
2. Air
3. Kasa
4. Karet
5. Label
6. Plastik
3.3 Langkah Kerja
5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah dari tabung yang kedua masuk ke dalam tanah kira-
kira 1 cm.
potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah tabung
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Tanah telah digunakan oleh manusia sejak lama karena setiap orang yang
hidup dipermukaan bumi mengetahui bentuk tanah. Pengertian tanah sendiri
bermacam-macam, namun karena luasnya wilayah yang dimaksud dengan tanah,
maka akan muncul berbagai jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk
menjawabnya. Setiap jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang
yang menjawabnya dengan dasar. Mungkin definisi tanah antara satu orang dengan
orang lain berbeda. Misalnya, seorang ahli kimia akan memberikan jawaban yang
berbeda dengan seorang ahli fisika, demikian pula seorang petani akan memberikan
jawaban lain kepada seorang pembuat genteng atau batu kalibata. Pada mulanya
orang menganggap tanah sebagai media alami tumbuhnya vegetasi yang terdapat di
permukaan bumi atau berupa bentuk-bentuk organik dan anorganik yang
ditumbuhkan tumbuhan, baik yang tetap maupun yang bersifat sementara
(Hanafiah, 2004).
Analisi sifat fisik tanah memerlukan tiga macam contoh tanah, yaitu:
Contoh tanah utuh mempakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu
dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hamper menyamai kondisi di
lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan.
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat- sifat kimia tanah.
Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena
sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Sampel tanah diambil dengan
menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu. Contoh tanah
terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah,
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan Iain-lain.
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah bempa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini digunakan untuk analisis indeks
kestabilitas agregat (IKA).
4.2.2 Fungsi dari contoh tanah utuh, tanah biasa, dan tanah agregat
4.2.4 Cara Penanganan Tanah Utuh, Tanah Biasa, dan Tanah Agregat
5. Memberi label yang berisi keterangan jenis tanah, tanggal pengambilan , tempat
pengambilan tanah.
6. Letakkan kedua ring di dalam nampan yang berisi air sekitar 2cm dari
permukaan bawah nampan (air dimasukkan dari permukaan luar nampan tidak
boleh disiramkan)
9. Tunggu sampai ring sample akan digunakan untuk analisa, apabila kering isi
dengan air lagi (air dipertahankan tetap 2cm)
1. Letakkan contoh tanah agregat dan contoh tanah terganggu di nampan (tanah
agregat boleh dipatah patahkan sesuai bidang alaminya).
2. Beri label yang berisi keterangan jenis tanah, tanggal pengambilan, dan tempat
pengambilan.
4. Setelah kering, saat akan melakukan analisa, tumbuk tanah terganggu kemudian
setelah ditumbuk diayak. ayakan yg digubakan ada 2 macam yaitu ayakan yang
lobang 2mm, dan ayakan 0,5 mm.
5. Setelah itu tanah yang lolos pengayakan dimasukkan ke plastik berlabel (ayakan
2 mm le label 2mm, ayakan 0.5mm ke plastik berlabel 0.5 mm).
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
2. Terdapat tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu contoh tanah
utuh (undistrubed soil sample), contoh tanah tidak utuh/terganggu
(distrubed soil sample), contoh tanah dengan agregat utuh (undistrubed
soil agregat).
3. Contoh tanah utuh digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat
isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54,
dan pF 4,2) dan permeabilitas.
Evarna, Z., et. al. 2014. Sifat fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Pani Binangga Kabupaten Maringgi Mautong. Marta
Rimba, 2(2) : 1009-116.
Prayogo, K., & Saptowati, H. 2016. Penyelidikan Struktur dan Karakteristik Tanah
Untuk Desain Pondasi Iradiator Gamma Kapasitas 2 MCL. Jurnal
Perangkat Nuklir, 10(1) : 30-49.
Utomo, S. B., et. al. 2015. Kajian Kemantapan Agregat Tanah Pada Pemberian
Beberapa Jenis Bahan Organik di Perkebunan Kopi Robussa. Jurnal
Tanah dan Sumber Daya Tanah, 2(1) : 111-119.
LAMPIRAN