Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

“PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI LAPANGAN”

DISUSUN OLEH

PANCA AYU VIRGIRL (21025010105)

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAWA TIMUR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu, baik itu sifat fisik,
kimiawi juga sifat biologis. Dilihat dari sudut pertanian, tanah adalah alat atau
faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian.Peranan tanah
sebagai alat produksi pertanian adalah sebagai berikut:

1. Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman.

2. Tanah sebagai gudang tempat-tempat unsur-unsur hara yang diperlukan


tanaman.

3. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman.

4. Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.

Analisis sifat fisik tanah memerlukan tiga macam contoh tanah, yaitu:

1. Contoh tanah utuh untuk penetapan-penetapan berat jenis isi (bulk density),
berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF, dan permeabilitas
tanah.

2. Contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk penetapan-penetapan kadar


air, tekstur, konsistensi, warna tanah dan analisis kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat,


kemampuan mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai Cole.

Tanah yang berada diatas bumi ini merupakan suatu benda alam yang bersifat
kompleks atau memiliki struktur yang heterogen karena tersusun atas tiga fase,
yaitu fase padat yang terdiri dari bahan-bahan organik, fase gas terdiri dari udara
tanah, fase yang terakhir yaitu fase cair yang merupakan air tanah yang
mengandung bahan-bahan terlarut didalamnya. Bahan organik terdiri dari sisa-sisa
tanaman, hewan dan jasad hidup lainnya yang bersifat makro maupun mikro. Tanah
merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman sebagai gudang unsur hara,
dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan
macamnya bahan penyusun tanah bisa berfariasi dari satu tempat ke tempat lain di
permukaan bumi sehingga dibedakan satu jenis dengan jenis tanah lainnya.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah utuh, contoh tanah biasa, dan
contoh tanah agregat utuh.

2. Mengetahui cara penanganan contoh tanah utuh, contoh tanah biasa, dan
contoh tanahagregat utuh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari air, udara, mineral dan bahan organik. Tanah dapat
diartikan sebagai bagian teratas dari permukaan bumi yang merupakan tempat
tumbuhnya tumbuhan-tumbuhan dan tempat hidupnya segala jenis makhluk hidup.
Tanah dapat juga diartikan sebagai lapisan kulit bumi paling luar yang merupakan
hasil pelapukan dan endapan batuan yang banyak mengandung bahan organik dan
nonorganik.

2.2 Proses Pembentukan Tanah

Tanah terbentuk dari pecahan-pecahan batuan induk yang berlangsung secara


terus-menerus akibat faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan ini, yaitu
iklim, organisme, topografi dan waktu. Pecahan dari batuan induk itu berlangsung
akibat pelapukan dan penghancuran yang terjadi melalui proses-proses biologi,
fisika dan kimia.

1. Organik atau biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup,
misalnya tumbuhan yang hidup diatas batuan dan menghancurkan batuan secara
perlahan dengan akarnya.

2. Khemik atau Kimiawi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh pengaruh bahan
kimia yang larut dalam air. Adanya reaksi kimia pada air hujan menyebabkan
batuan mengalami penghancuran secara perlahan.

3. Fisik atau mekanis, yaitu pelapukan yang dipengaruhi faktor cuaca, yaitu
peristiwa pemanasan pada siang hari dan pendinginan pada malam hari sehingga
batuan akan pecah dan hancur perlahan-lahan.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah tetapi hanya


ada lima faktor yang dianggap paling penting yaitu (1) Iklim, (2) Organisme, (3)
Bahan Induk, (4) Topografi, dan (5) Waktu. Dalam proses pembentukan tanah
pengaruh kelima faktor tersebut bersifat simutan, bukan parsial (Departemen
Pertanian, 2006).

2.3 Fungsi Tanah

Pengertian tanah menurut pakar pertanian adalah medium alam tempat


tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, gas dan
cair. Bahan penyusun tanah dapat dibedakan atas partikel meneral, bahan organik,
jasad hidup, air dan gas. Fungsi tanah untuk kehidupan tanaman, sebagai berikut :

1. Fungsi tanah, sebagai tempat berdiri tegak dan bertumpunya tanaman.

2. Fungsi tanah, sebagai tempat tumbuh yang menyediakan unsur hara dan
pertukaran unsur hara antara tanaman dengan tanah.

3. Fungsi tanah, sebagai penyediaan dan gudangnya air bagi tanaman.

2.4 Jenis Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-


sifat fisik tanah. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat tanah harus dapat
menggambarkan keadaan sesunggunya sifat fisik tanah di lapangan (Suganda et al,
2002). Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat
volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah,
permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk
ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air
tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan
tanah (COLE = Coefficient Of Linier Extensibility) dan ketahanan geser tanah
(Suganda et al, 2002). Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya:

1. Contoh tanah utuh ( Undisturbed soil sample)

Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu
dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hamper menyamai kondisi di
lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54,
dan pF 4,2) dan permeabilitas.
2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (Disturbated soil sample)

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisi sifat-sifat kimia tanah.
Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena
sudah terganggu sejak dalam pengambilan sample. Contoh tanah ini dapat dikemas
menggunakan kantong plastic tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang berisikan
informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan keadaan tanah. Label
ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik

3. Agregat utuh (Undisturbed soil aggregate)

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperutukkan bagi analisi indeks
kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil menggunakan cangkul pada kedalaman
0-20 cm.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Maret 2022 pukul
09.20-11.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di rumah saya yang beralamatkan
jl. Kh. Moh. Toha No. 95, Bangkalan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Cooper ring

2. Palu

3. Ember

4. Cangkul

5. Cetok

6. Sekop/Linggis

7. Pisau

8. Ayakan (Lobang 2 mm dan 0.5 mm)

9. Alat untuk menumbuk

3.2.2 Bahan

1. Tanah

2. Air

3. Kasa

4. Karet

5. Label

6. Plastik
3.3 Langkah Kerja

A. Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian

letakkan tabung tegak lurus pada lapisan tanah tersebut.

2. Gali tanah sekeliling tabung dengan sekop.

3. Kerat tanah dengan pisau sampai hampir mendekati tabung.

4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah.

5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi

sampai bagian bawah dari tabung yang kedua masuk ke dalam tanah kira-

kira 1 cm.

6. Kedua tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop.

7. Pisahkan tabung pertama dan tabung kedua dengan hati-hati. Kemudian

potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah tabung

pertama sampai rata.

8. Tutup bagian atas dan bawah tabung dengan kain kasa.

B. Pengambilan Contoh Tanah Biasa dan Agregat Utuh

1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan. Untuk penetapan stabilitas

agregat cukup dengan mengambil agregat pada kedalaman sesuai dengan

dalamnya perakaran, atau kedalaman yang diinginkan.

2. Ambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan belah-belah alami

(agregat utuh), masukkan ke dalam kotak / kantong plastik.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambar Hasil Pengamatan

Contoh tanah utuh Contoh tanah biasa/terganggu

Contoh tanah agregat utuh

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengertian Tanah Utuh, Tanah Biasa, dan Tanah Agregat

Tanah telah digunakan oleh manusia sejak lama karena setiap orang yang
hidup dipermukaan bumi mengetahui bentuk tanah. Pengertian tanah sendiri
bermacam-macam, namun karena luasnya wilayah yang dimaksud dengan tanah,
maka akan muncul berbagai jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk
menjawabnya. Setiap jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang
yang menjawabnya dengan dasar. Mungkin definisi tanah antara satu orang dengan
orang lain berbeda. Misalnya, seorang ahli kimia akan memberikan jawaban yang
berbeda dengan seorang ahli fisika, demikian pula seorang petani akan memberikan
jawaban lain kepada seorang pembuat genteng atau batu kalibata. Pada mulanya
orang menganggap tanah sebagai media alami tumbuhnya vegetasi yang terdapat di
permukaan bumi atau berupa bentuk-bentuk organik dan anorganik yang
ditumbuhkan tumbuhan, baik yang tetap maupun yang bersifat sementara
(Hanafiah, 2004).

Analisi sifat fisik tanah memerlukan tiga macam contoh tanah, yaitu:

Contoh tanah utuh mempakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu
dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hamper menyamai kondisi di
lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan.

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat- sifat kimia tanah.
Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena
sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Sampel tanah diambil dengan
menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu. Contoh tanah
terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah,
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan Iain-lain.

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah bempa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini digunakan untuk analisis indeks
kestabilitas agregat (IKA).

4.2.2 Fungsi dari contoh tanah utuh, tanah biasa, dan tanah agregat

Pengambilan contoh tanah di lapangan dilakukan untuk mengetahui


bagaimana sifat fisik tanah (tekstur tanah, struktur, porositas tanah, bulk density,
dan permeabilitas tanah) di suatu lokasi/tempat. Dalam penentuan sifat fisik tanah
dibutuhkan ttiga macam contoh tanah, yaitu contoh tanah utuh, tanah biasa, dan
agregat utuh.

Tanah utuh digunakan untuk menganalisis bulk density, permeabilitas


tanah, serta porositas tanah yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sample.
Tanah utuh diambil dar kedalaman 0-20 cm ataupun 20-40 cm (Evarna dkk., 2014).
Tanah biasa atau tanah tidak utuh digunakan untuk analisi struktur,
penetapan kandungan air, teskstur tanah, kandungan bahan organic, pH, dan sifat
kimia yang lain pada tanah. Tanah terganggu diperlukan untuk penetapan kadar
lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas
kritik, indeks patahan, konduktivitas hidrolik tak jenuh, luas permukaan,
erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan untuk penetapan sifat kimia tanah
misalnya kandungan hara (N, P, K, dll), kapasitas tukar kation, kejenuhan biasa,
dll, digunakan pengambilan contoh tanah terganggu (Prayogo dan Saptowati,
2016).

Pengambilan tanah agregat utuh dilakukan untuk penetapan stabilitas


agregat tanah. Menurut Utomo dkk (2015), tanah yang mengandung bahan organic
tinggi akan memiliki kemantapan agregat tinggi.

4.2.3 Syarat-Syarat Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1) Jauh dari daerah pemukiman ataupun Gedung-gedung. Sebisa mungkin


berada pada lahan kosong seperti tanah lapang.

2) Tidak dapat mengambil sampel tanah dari galengan sawah, selokan


tanah, bekas pembakaran sampah/sisa tanaman/jerami, bekas timbunan,
kapur, pinggir jalan, bekas penggembalaan ternak, dibawah tajuk pohon.

3) Jauh dari aliran air.

4) Tanah harus dibersihkan dahulu dari perakaran dan tanaman sebelum


pengambilan sampel.

5) Sampel tanah diambil dalam keadaan lembab.

6) Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tempat yang berbeda (minimal


beda desa) atau beda kecamatan

4.2.4 Cara Penanganan Tanah Utuh, Tanah Biasa, dan Tanah Agregat

Cara Penanganan Tanah Utuh

1. Membersihkan lagi ring sample bagian atas dengan pisau.

2. Tutup bagian atas ring dengan kasa yang baru


3. Membersihkan juga ring sample bagian bawah dengan pisau.

4. Tutup bagian bawah dengan kasa yg baru

5. Memberi label yang berisi keterangan jenis tanah, tanggal pengambilan , tempat
pengambilan tanah.

6. Letakkan kedua ring di dalam nampan yang berisi air sekitar 2cm dari
permukaan bawah nampan (air dimasukkan dari permukaan luar nampan tidak
boleh disiramkan)

7. Air harus masuk melalui bawah ring

9. Tunggu sampai ring sample akan digunakan untuk analisa, apabila kering isi
dengan air lagi (air dipertahankan tetap 2cm)

Penanganan Tanah Terganggu dan Agregat Utuh

1. Letakkan contoh tanah agregat dan contoh tanah terganggu di nampan (tanah
agregat boleh dipatah patahkan sesuai bidang alaminya).

2. Beri label yang berisi keterangan jenis tanah, tanggal pengambilan, dan tempat
pengambilan.

3. Keringanginkan di tempat yang teduh (tidak boleh di bawah sinar matahari)

4. Setelah kering, saat akan melakukan analisa, tumbuk tanah terganggu kemudian
setelah ditumbuk diayak. ayakan yg digubakan ada 2 macam yaitu ayakan yang
lobang 2mm, dan ayakan 0,5 mm.

5. Setelah itu tanah yang lolos pengayakan dimasukkan ke plastik berlabel (ayakan
2 mm le label 2mm, ayakan 0.5mm ke plastik berlabel 0.5 mm).
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi


yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral,
bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk media
tumbuhnya tanaman.

2. Terdapat tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu contoh tanah
utuh (undistrubed soil sample), contoh tanah tidak utuh/terganggu
(distrubed soil sample), contoh tanah dengan agregat utuh (undistrubed
soil agregat).

3. Contoh tanah utuh digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat
isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54,
dan pF 4,2) dan permeabilitas.

4. Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisi sifat-sifat kimia tanah.


Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan sample.

5. Contoh tanah agregat utuh diperutukkan bagi analisi indeks kestabilitas


agregat (IKA).
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian, 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 47/Permentan/


OT.140/10/2006 Tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada
Lahan Pegunungan. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.

Evarna, Z., et. al. 2014. Sifat fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Pani Binangga Kabupaten Maringgi Mautong. Marta
Rimba, 2(2) : 1009-116.

Hanafiah, K. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Grafindo Persada.

Nugroho, Y. 2017. Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Persebaran Perakaran


Tanaman Sergon Laut (Praserianthes falcataria (L) Nielson di Hutan
Rakyat Kabupaten Tanah Laut. Fakultas Kehutanan Universitas
Lambung Mangkurat. Hal 1-7.

Prayogo, K., & Saptowati, H. 2016. Penyelidikan Struktur dan Karakteristik Tanah
Untuk Desain Pondasi Iradiator Gamma Kapasitas 2 MCL. Jurnal
Perangkat Nuklir, 10(1) : 30-49.

Suganda, et.al. 2002. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Balittanah, Litbang,


Departemen Pertanian. Bogor.

Utomo, S. B., et. al. 2015. Kajian Kemantapan Agregat Tanah Pada Pemberian
Beberapa Jenis Bahan Organik di Perkebunan Kopi Robussa. Jurnal
Tanah dan Sumber Daya Tanah, 2(1) : 111-119.
LAMPIRAN

Pengambilan contoh tanah

Penanganan Contoh Tanah

Anda mungkin juga menyukai