Oleh :
Ni Putu Intan Permata Teani
G24170047
Paralel 22 – Jumat – RK 16 FAC 401 C
Asisten :
1. Mohammad Rizki Abadi A14140087
2. Danu Mandra Pratama A14140013
1.2 Tujuan
1. Menduga ciri-ciri dan kesuburan tanah berdasarkan faktor pembentuk tanah.
2. Menetapkan tektur tanah di lapang dengan metode perasaan, mengkelaskan tekstur
tanah dengan segitiga tekstur, mengidentifikasi tanah dalam kondisi basah serta
menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi basah.
3. Mengetahui cara mengambil contoh tanah utuh, contoh tanah agregat utuh, dan
contoh tanah terganggu (komposit).
4. Mengetahui cara mengamati sifat-sifat morfologi tanah melalui profil tanah Latosol
dan Podsolik di kebun percobaan IPB Cikabayan.
5. Mengetahui nama, rumus kimia, warna, unsur utama, dan unsur ikutan berbagai
jenis popuk yang dijual di pasaran.
BAB II
BAHAN DAN METODOLOGI
2.1.2 Metode
Amati faktor-faktor pembentuk tanah seperti bahan induk, iklim, organisme,
topografi, dan waktu. Duga tingkat kesuburan tanah berdasarkan bahan induk
pembentuknya. Bedakan ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah
hujannya seperti Jawa Barat dengan curah hujan > 3500 mm/tahun dan Nusa Tenggara
Barat dengan curah hujan 1300 mm/tahun. Bedakan pula ciri-ciri tanah yang ditutupi
vegetasi lebat, vegetasi jarang dan tidak tertutup vegetasi. Perkirakan bentuk lereng,
kedlaman solum, dan tingkat erosi yang terjadi di lereng tersebut,. Kemudian berdasarkan
kelima faktor pembentuk tanah, ceritakan sifat-sifat tanah di Bogor.
2.2.2 Metode
Untuk mengetahui tekstur tanah, ambil sedikit tanah kemudian basahi dengan
sedikit air. Pilin tanah dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan rasa kasar, lengket dan
licinnya. Tentukan tekstur tanah dengan memperhatikan sifat dominan yang dirasakan.
Kasar menunjukkan komponen pasir, lengket menunjukkan komponen liat dan licin
menunjukkan komponen debu. Tekstur tanah dapat pula ditentukan dengan segitiga
tekstur.dengan cara nilai persen debu yang diketahui dari data komposisi tanah ditarik ke
kiri bawah, nilai persen liat ditarik ke kanan bawah dan persen pasir ditarik ke kiri atas.
Tekstur pertemuan diantara ketiganya menunjukkan tekstur tanah.
Untuk mengetahui warna tanah, ambil sedikit tanah kering lalu cocokkan dengan
salah satu warna pada buku Munsell. Catat warna tanah, dengan menuliskan ketiga
dimensinya yaitu Corak yang terletak pada kanan atas lembar Munsell, Nilai yang terdapat
pada bagian kiri halaman, dan Kroma yang terletak pada bagian bawah halaman. Ambil
sedikit tanah dan basahi dengan air. Cocokkan dengan salah satu warna pada buku Munsell
lalu catat warna tanah. Amati perbedaan warna tanah dalam kondisi basah dan kering.
Konsistensi tanah ditentukan dalam keadaan basah untuk menentukan kelekatan
dan sifat plastis tanah. Basahi tanah lalu tekan tanah diantara ibu jari dan telunjuk dan
renggangkan. Tentukan kelekatan tanah dengan memperhatikan: jika tanah sangat melekat
dan diperlukan tenaga besar untuk merenggangkan jari maka tanah Sangat Lekat, jika
tanah melekat dan terasa ada gaya yang melawan saat jari direnggangkan maka tanah
Lekat, jika hanya sebagian tanah yang melekat pada jari saat jari direnggangkan maka
tanah Agak Lekat. Jika tanah terlepas saat jari direnggangkan maka tanah Tidak Lekat.
Tentukan plastisitas tanah dengan memperhatikan: jika dapat dibentuk dan bentuknya sulit
diubah maka tanah Sangat Plastis, jika dapat dibentuk dan sedikit tekanan dapat mengubah
bentuk tanah maka tanah Plastis, jika tanah dapat dibentuk tapi bentuknya mudah berubah
maka tanah Agak Plastis, jika tanah tidak dapat dibentuk maka tanah Tidak Plastis.
2.3.2 Metode
Untuk pengambilan contoh tanah utuh, pertama menetapkan lokasi pengambilan
contoh tanah, kemudian bersihkan dan ratakan permukaan tanahnya. Letakkan tabung
sampler tegak lurus diatas tanah dengan bagian tajam mengahadap cangkul sampai hamper
mendekati tabung. Letakkan penekan rata dasn seimbang di atas tabungt kemudian tekan
pelan-pelan. Ketika tabung sebagian besar masuk kedalam tanah dan tersisa sekitar 1 cm di
atas pemukaan tanah, letakkan tabung kedua berukuran sama diatas tabung pertama. Tekan
bersama-sama kedua tabung tersebut kedalam tanah hingga tabung kedua masuk 2-3 cm.
Kedua tabung harus selalu dalam keadaan lurus. Gali kedua tabung dari dlam tanah dengan
mencungkil dasar parit kea rah bawah tabung. Bersihkan tanah dari sekeliling tabung dan
posisikan tabung pertama berada di bagian atas, tabung kedua tidak boleh terlepas dari
tabung pertama. Potong bagian tanah diujung tabung pertama hingga rata dengan
permukaan tabung dengan cutter. Segera tutup dengan penutup tabung. Pisakhan tabung
pertama dan tabung kedua dengan hati-hati. Setelah kedua tabung terpisah, beri label pada
kedua tabung.
Untuk pembilan contoh tanah agregat utuh, pertama-tama bersihkan tanah yang
akan diambil contohnya, kemudian cangkul hingga diperoleh bongkahan tanah dengan
diameter 15-20 cm. Simpan bongkahan dalam kantung plastic dan beri label.
Untuk pengambilan contoh tanah terganggu, pertama bersihkan permukaan tanah
yang akan diambil contohnya. Cangkul hingga diperoleh tanah dengan kedalaman yang
diinginkan. Untuk satu contoh tanah terganggu diambil dari beberapa anak contoh yang
dikompositkan dengan cara campur merata anak contoh tanah dikumpulkan dengan
kantung plastik atau lakukan quartering sampai didapatkan contoh tanah 1 kg. Masukkan
contoh tanah dalam kantung plastik, ikat, dan beri label.
2.4.2 Metode
Deskripsikan profil tanah Podsolik dan Latosol di kebun percobaan Cikabayan.
Tenentukan batas-batas horizon dengan membedakan warna. Apabila warna tanah tidak
bisa dibedakan, penentuan batas horizon dilakukan dengan menusuk-nusuk tanah dengan
pisau, agar ada perbedaannya. Ambil sedikit tanah setiap horizon lalu cocokkan dengan
buku Munsell Soil Color Chart. Tentukan tekstur, struktur, dan konsistensi tanah, dengan
cara mengambil sedikit tanah setiap horizon lalu tanah dipijat-pijat atau ditekan-tekan.
Amati akar yang ada pada profil tanah setiap horizon. Amati pula vegetasi, cuaca,
penggunaan tanah, relief di lingkungan sekitar tanah. Catat semua informasi pada tabel
data profil tanah yang ada di halaman terakhir Modul Praktikum Pengantar Ilmu Tanah.
Bandingkan sifat morfologi dari kedua tempat yang diamati.
2.5.2 Metode
Mengamati satu per satu dari 25 jenis pupuk. Mengklasifikasikan setiap jenis pupuk
tersebut berdasarkan nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur
ikutan. Menggolongkan masing-masing jenis pupuk berdasarkan kandungannya, termasuk
tunggal atau majemuk.
2.6.2 Metode
Amati sifat fisika tanah yang diamati berupa bobot jenis tanah, porositas, kadar air
tanah pada berbagai tingkat tekanan (PF), distribusi ukuran pori, air tersedia, dan
permeabilitas tanah. Pada buku panduan praktikum Pengantar Ilmu Tanah, tersedia tabel
data sifat kimia tanah dengan pH 1:1, Walkley & Black, Kjeldhal, Bray I (P), Ca-dd, Mg-
dd, K-dd, Na-dd, KTK, Al-dd, dan H-dd yang sudah diketahui. Hitung bahan organik
dengan rumus 1,724 x C-org dan masukkan data ke table. Hitung nilai nisbah C/N dengan
cara membagi nilai C-org dengan N-total (telah diketahui). Hitung ppm P2O5 dengan cara
MR P2O5 MR K20
x P . Hitung K2O dengan cara Ar K2 x K-dd. Sebelumnya K-dd dikonversi
Ar P2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎
dahulu ke ppm. Hitung KB dengan rumus 𝑥 100%. Analisis tekstur
𝐾𝑇𝐾
tanah dengan tabel data tekstur tanah dan diagram segitiga tekstur.
2.7 Evaluasi Status Hara dan Keseburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk
dan Kapur
2.7.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, kalkulator, dan data sifat kimia tanah.
2.7.2 Metode
Menentukan hasil sifat kimia tanah untuk mengetahui status kesuburan tanah
Latosol dan Podolik. Masukkan hasil perhitungan yang telah dihitung pada saat praktikum
data sifat kimia tanahke dalam tabel Nilai CT Latosol/Podsolik Untuk mengetahui status
kesuburan tanah CT Latosol/Podsolik gunakan kriteria penilaian kesuburan tanah yang
disusun oleh Pusat Penelitian Tanah (1993). Dalam kriteria tersebut diketahui interval
tingkat kesuburan tanah yang dikategorikan : Sangat Rendah; Rendah; Sedang; Tinggi; dan
Sangat Tinggi. Lihat hasil pada tabel Nilai CT Latosol/Podsolik pada setiap sifat tanah dan
kategorikanlah sesuai dengan hasil pada setiap intervalnya.
Hitunglah kebutuhan unsur pupuk yang belum diketahui pada susunan pupuk untuk
100
memenuhi kebutuhan pupuk dengan cara: 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 ×
𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡. Setelah mengetahui hasil untuk memenuhi kebutuhan pupuk,
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛
hitunglah setiap unsur pupuk lainnya dengan cara ×
100
𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘𝑛𝑦𝑎. Jika terjadi kekurangan pupuk maka harus ditambah dengan cara
100
× 𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘𝑛𝑦𝑎.
𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘
Jika diketahui kandungan Al-dd maka untuk mengetahui dosis kapurnya(mg
CaCO₃/kg) yaitu 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑝𝑢𝑟 × 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑙 − 𝑑𝑑. Untuk mengetahui jumlah yang
diperlukan CaCO₃ (ton CaCO₃/ha)dalam tanah yaitu 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑝𝑢𝑟 ×
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 1 ℎ𝑎. Hitung jumlah kapur(ton/ha) yang dibutuhkan dengan cara
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 × 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑎𝐶𝑂₃.
2.8 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
2.8.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, peta RBI, plastik 20 cm x 20 cm, peta geologi lembar Bogor, dan
peta satuan lahan lembar Kabupaten Bogor.
2.8.2 Metode
Catat macam peta, judul peta, dan skalanya yang dipergunakan dalam praktikum.
Pada peta RBI skala 1:25.000 yang telah disediakan, pilih areal dengan ukuran 20 cm x 20
cm. pada areal yang telah dipilih, catat informasi berupa wilayah admistrasi atau desa-desa
dan kecamatan apa saja yang terdapat diareal tersebut, koordinat batas areal, penggunaan
lahan, sungai-sungai yang mengalir di areal tersebut, dan kisaran ketinggian lahannya.
Dari Peta Geologi Lembar Bogor, pilih dua formasi geologi yang dihasilkan volkan
Salak berikut umur dan keterangan susunan batuannya. Cari dua formasi batuan yang
berumur tersier dan bagaimana susunan batuannya. Tentukan formasi geologi dari wilayah
yang telah ditentukan pada Peta RBI berdasarkan informasi dari peta Geologi. Kemudian
menjelaskan maksud dari Satuan Peta Tanah (SPT) dan beri contoh SPT dari peta tanah
yang telah dipelajari dan informasi tetntang karakteristik lahan dalam SPT.
2.9 Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian
Lahan
2.9.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, peta land sistem 1:250.000, peta kemampuan lahan skala
1:100.000, dan peta kesesuaian lahan skala 1:50.000.
2.9.2 Metode
Amati tiga satuan peta lahan dan legendanya. Deskripsikan perbedaan antara peta
kemampuan lahan dan peta keseuaian lahan. Catat luas lahan yang diperuntukkan usaha
pertanian pada peta Kemanpuan Lahan, kemudian catat kelas kemampuan lahan dan faktor
pembatasnya. Perhatikan hasil penilaian kesesuaian lahan pada setiap Satuan Peta Tanah
(SPT). Kelompokkan SPT kedalam kelas kesesuaian lahannya. Hitung luas lahan yang
termasuk kelas S2 dan S3 dan catat apa saja faktor-faktor pembatasnya. Catat kelas
kesesuaian lahan pada SPT-7 dan SPT-10 untuk Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan
dan kemukakan apa saja faktor pembatasnya.
2.10.2 Metode
Terdapat tiga metode konservasi yang dapat dijumpai di kebun percobaan yaitu
metode vegetative, metode kimia, metode kimia, dan resapan air berbasis biopori. Amati
jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup
lahan. Teknik dalam pembuatan lubang resapan biopori adalah pertama buat lubang
silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan bor biopori dengan diameter
10 cm dan kedalaman 1 m. Isi lubang dengan sampah organic yang dapat berupa daun
kering dan ranting kering. Kompos yang terbentuk dalam lubang diambil 1 tahun
kemudian. Kemudian membuat lubang diselokan secara vertikal kemudian diisi dengan air.
Catat waktu yang dibutuhkan hingga air meresap kedalam tanah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
a. Tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk
Bahan Induk Tingkat Kesuburan *) Alasan
Batuan sedimen tua Rendah Berumur tersier, mengalami
pelapukan berkali-kali, bersifat
masam, tidak subur.
Endapan sungai Tinggi Berbahan induk aluvial
Abu gunung Galunggung Tinggi Berwarna gelap (hitam), cocok
untuk pertanian, FeMg tinggi,
mineral tinggi, tingkat
kemasaman sedang.
Bahan induk organik Rendah Bersifat masam sehingga
bermasalah jika dimanfaatkan
untuk pertanian.
b. Ciri-ciri tanah yang tebentuk pada dua lokasi yang berbeda curah hujannya
c. Ciri ciri tanah yang terletak dibawah vegetasi hutan lebat, padang rumput,
dan tanah gundul
d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang terjadi dalam
suatu Sekuen
Tempat di Lereng Bentuk Lereng *) Kedalaman Solum Tingkat Erosi
**) ***)
Atas Cembung Dangkal Sedang
Tengah Datar Sedang Tinggi
Bawah Cekung Dalam Rendah
*)Cembung/cekung/datar **)Dalam/sedang/dangkal ***)Tinggi/sedang/rendah
Keterangan :
CT1= Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih CT7 = Podsolik Trimurjo Lampung Tengah
CT2= Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih CT8 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT3= Latosol Cisasah Sukajad CT9 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT4= Latosol Cisasah Sukajad CT10 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT5= Latosol Cisasah Sukajad CT11 = Podsolik Kalirejo Lampung Tengah
CT6= Latosol Cisasah Sukajad
2. Peta RBI
Informasi dari peta RBI skala 1 : 25.000 (20 cm x 20cm)
- Wilayah Administrasi :
Desa cikodong, Desa ciaruteun hilir, Desa cisusung, Desa cimanggu I
Maksud SPT : Satuan peta yang ada dalam Peta tanah yang berisi informasi tentang
karakteristik tanah dam karaktekteristik lingkungan/lahan yang terkait dengan proses
pembentukan dan potensi penggunaannya.
3.1.9 Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuain
Lahan
1. Peta Satuan Lahan
Tiga satuan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor
No. Satuan Lahan Uraian
1. Bukit Masung Sistem Lahan: Susukan
(BMS) Luas: 3442 km2
Deskripsi umum: Dataran vulkanik datar sampai berombak
Kemiringan: <2%
Relief: 2-10 m
Lebar puncak: 501-2000 m
Lebar lembah: >2000 m
Litologi: Alufium muda tefra berbutir halus dan kasar
Kelompok besar tanah: Eutropepts dan Tropaquepts
Persen di satuan peta : 20-60
Tekstur lapisan atas / lapisan bawah: Halus/halus dan agak
halus/halus
Curah hujan rata-rata: 1700-3400 ml per tahun
Selang iklim: basah (2-9); kering (0-7)
Suhu rata-rata terendah/tinggi: 21/32 ˚C
Tipe penggunaan lahan:
Sesuai untuk pekarangan, sua tani lahan kering, sua
tani lahan basah, peternakan, tanaman keras,
penghutanan kembali, dan perhutantanian.
Tidak sesuai untuk sua tani daratan, perikanan air
payau, dan perairan pasang surut.
Kesesuaian lahan:
Sesuai untuk lada, tebu, tembakau, dan kapas.
Tidak sesuai untuk karet, kelapa, kopi robusta,
coklat, nanas, pisang, rotan, kelapa sawit, teh, kopi
arabica, cengkeh, jambu mede, dan sagu.
Cikoneng,
S2-t
1 S2 Agak sesuai dengan topografi Tagal
(8)
Langkap,
Pondok
Bujang,
Cibunying.
Gunung
Leutik,
Bojong
S2-t1e
Terang, Pr.
(14)
Cilembun,
Agak sesuai dengan topografi
Pasir
dan bahaya erosi
Gadung
Karang
S2-t1e Tengah, Pr.
(15) Jayanti,
Cibadak
Pr. Angin,
Gunung
Geulis, Pr.
S2-t
Bojong
(16)
Honje,
Pondok
Cipaseban
Agak sesuai dengan topografi
S2-t G. Tutul, G.
(17) Pangangkang
Cilembur
Udik, Leuwi
S2-t
Malang,
(19)
Cibogo,
Cirangrang
G. Menyan,
S2-t1e Agak sesuai dengan topografi G.
(24) dan bahaya erosi Sarengseng,
Cimanggu
Suka Birna,
Gabok,
S2-t
Agak sesuai dengan topografi Bojong,
(25)
Cijeruk,
Palasari
Agak sesuai kealaman efektif, Kademangan
S2-s
tekstur di daerah perakaran Dan
(29)
dan kapasitasmenahan air. Pangasinan
3.1.10 Konservasi Tanah dan Air (Metode Vegetatif, Metode Mekanis, dan Resapan
Biopori)
2. Jenis tanaman yang bisa di jadikan sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup.
Tanah memiliki tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda, ada yang tinggi,
sedang, dan rendah. Hal ini disebabkan karena perbedaan bahan induk penyusunnya dan
perbedaan faktor-faktor pembentuknya. Tekstur tanah dapat dirasakan kasar, lengket, dan
licinnya. Rasa kasar menunjukkan pasir, lengket menunjukkan komponen klei, dan licin
menunjukkan adanya komponen debu. Warna tanah dapat ditentukan dengan
menggunakan Munsell Soil Color Chart. Konsistensi dalam kondisi basah dibedakan
menjadi lekat dan plastis. Pengambilan contoh tanah utuh menggunakan soil ring sampler,
pengambilan tanah agregat utuh cukup menggunakan cangkul untuk mendapatkan
bongkahan, dan untuk pengambilan tanah komposit menggunakan bor tanah kemudian
melakukan quartering. Sifat morfologi tanah Latosol adalah bergelombang, warnanya
coklat kemerahan, tekstur klei, plastis. Sifat morfologi tanah Podsolik adalah
bergelombang, teksturnya lempung berklei, agak lekat, agak plastis, warnanya umumnya
strong brown. Terdapat berbagai jenis pupuk yang dijual di pasaran. Setiap pupuk
memiliki nama, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur ikutannya.
Sifat-sifat fisika tanah yang dianalisis adalah bobot isi tanah, porositas, kadar air
tanah, distribusi ukuran pori, air tersedia, dan permeabilitas tanah. Sifat kimia tanah yang
dianalisis adalah pH tanah, kapasitas tukar kation, fosfor tersedia, kalium tersedia, nitrogen
total, bahan organik, dan aluminium dapat dipertukarkan. Evaluasi status kesuburan tanah
adalah kadar P tanah, K tanah, C organik tanah, Kejenuhan Basa (KB. Kebutuhan pupuk
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara sedangkan kebutuhan kapur
berdasarkan kandungan Al-dd. Peta topografi, peta geologi, dan peta tanah memiliki
informasi yang berbeda-beda. Peta topografi memberi informasi kontur, peta geologi
memberi informasi formasi batuan, dan eta tanah memberi informasi penyebaran tanah.
Begitu juga dengan peta satuan lahan, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan.
Peta satuan lahan dapat diamati tanah, bahan induk, bentuk lahan, lereng, dan vegetasi.
Peta kemampuan lahan kaitannya dengan lahan pertanian. Peta kesesuaian lahan
menunjukkan kecocokan penggunaan dan karakteristik lahan. Metode dalam konservasi
tanah dan air adalah metode vegetatif, mekanik, kimia, dan resapan biopori.
DAFTAR PUSTAKA
Adji TN. 2010. Variasi Spasial-Temporal Hidroheokimia dan Sifat Aliran Untuk Karakter
Sistem Karst Dinamis di Sungai Bribin Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
Disertasi. Yogyakarta (ID): Program Pasca Sarjana UGM.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Purwono M, Hartono A. 2007. Tanah dan Kerapatan Tanaman Pada Tanah Andisol dan
Ultisol. Bogor (ID): Penebar Swadaya.
Suhardjo H. 1994. Penanganan lahan marginal di Provinsi Jambi. Makalah Seminar
Penanganan Lahan Kering Melalui Pola Usaha Tani Terpadu Provinsi Jambi. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, Jambi.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta
(ID): Kanisius.
LAMPIRAN
Contoh Perhitungan
Sifat Fisika Tanah
1. Sangat Cepat
Dik : %Porositas – KAPF1
Dit : Sangat Cepat?
Peny : 55.30- 50.42 = 4.88
2. Cepat
Dik : PF1- PF2
Dit : cepat?
Peny : 50.42-38.97 = 11.45
3. Lambat
Dik : PF2-PF3
Dit : lambat?
Peny : 38.97-31.08 = 7.89
Kadar 𝐾2 𝑂 = 15%
15 𝑀𝑟𝐾2 𝑂
𝑥 𝑥 1.534,1 𝑘𝑔
100 2 𝐴𝑟 𝐾
15 94
𝑥 𝑥 1.534,1 𝑘𝑔 = 276,13 𝑘𝑔𝐾2 𝑂
100 78
Kadar N = 15%
15
𝑥 200 𝑘𝑔 = 30 𝑘𝑔
100
Jadi, diperlukan pupuk phonska sebanyak 1.534,1 kg dan pupuk urea sebanyak 377,4 kg.
tidak diperlukan pupuk KCl karena kebutuhan K sudah terpenuhi pada pupuk majemuk
3. K dalam PM
100 94
= 𝑥 𝑥 150 = 1205,128 𝑘𝑔
15 78
15
𝑁= 𝑥1205,128 = 180,7692 𝑘𝑔 = 181 𝑘𝑔
100
100
𝑥69 = 153,3 𝑘𝑔 𝑈𝑟𝑒𝑎
15
100 142
𝑥 𝑥 100 = 636,7 𝑘𝑔 𝑆𝑃36
76 62
33