Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR ILMU TANAH (TSL 202)

Oleh :
Ni Putu Intan Permata Teani
G24170047
Paralel 22 – Jumat – RK 16 FAC 401 C

Asisten :
1. Mohammad Rizki Abadi A14140087
2. Danu Mandra Pratama A14140013

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang terletak di bagian paling atas
permukaan bumi. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan manusia di bumi
karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi
sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Perkembangan tanah dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan, yaitu iklim,
organisme, bahan induk dan waktu yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk
asalnya, baik secara fisik, kimia, biologi, dan morfologinya. Faktor fisik tanah yang sangat
berpengaruh adalah tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, kapasitas
infiltrasi, permeabilitas, dan lainnya. Faktor kimia tanah yang penting adalah kandungan
hara tersedia makro dan mikro, pH tanah, kandungan bahan organik, kapasitas tukar
kation, kadar bahan beracun (Al-dd) dan sebagainya.
Morfologi tanah merupakan sifat yang dapat diamati langsung di lapanagan yang
menunjukkan profil tanah. Hal ini penting diamati karena akar berjangkar di tempat
tersebut. Hal yang perlu diperhatikan saat mengamati morfologi tanah adalah bahan induk,
lereng, keadaan batuan dsb. Morfologi tanah yang dimati adalah tanah Latosol dan
Podsolik. Pengantar ilmu tanah juga mempelajari berbagai aktivitas yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan kesuburan tanah seperti biopori, pengomposan, infiltrasi, pemupukan,
evaluasi hara, evaluasi sifat fisika tanah, evaluasi sifat kimia tanah, dan pengapuran.
Biopori merupakan lubang yang dibuat untuk resapan air yang di dalamnya berisi sampah
organik. Begitu pula aktivitas lain semua berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Pengantar ilmu tanah mempelajari cara pengambilan contoh tanah utuh, agregat
utuh, dan tanah komposit. Selanjutnya juga mempelajari status hara dan kesuburan tanah
dan juga menghitung kebutuhan pupuk dan kapur. Pengenalan unsur hara yang diperlukan
bagi tanaman melalui pengenalan berbagia macam pupuk beserta bentuk, warna dan unsur
kimia yang terkandung. Setelah itu, mengenal peta dan data tanah dengan mengetahui
perbedaan antara berbagia jenis peta seperti peta geologi, peta topografi, dan peta tanah.
Kemudian mengenal Peta Satuan Lahan, Peta Kempampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian
Lahan. Setelah itu, mempelajari konservasi tanah dan air dengan menggunakan metode
vegetatif, mekanis, dan resapan biopori.

1.2 Tujuan
1. Menduga ciri-ciri dan kesuburan tanah berdasarkan faktor pembentuk tanah.
2. Menetapkan tektur tanah di lapang dengan metode perasaan, mengkelaskan tekstur
tanah dengan segitiga tekstur, mengidentifikasi tanah dalam kondisi basah serta
menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi basah.
3. Mengetahui cara mengambil contoh tanah utuh, contoh tanah agregat utuh, dan
contoh tanah terganggu (komposit).
4. Mengetahui cara mengamati sifat-sifat morfologi tanah melalui profil tanah Latosol
dan Podsolik di kebun percobaan IPB Cikabayan.
5. Mengetahui nama, rumus kimia, warna, unsur utama, dan unsur ikutan berbagai
jenis popuk yang dijual di pasaran.

6. Mengetahui data sifat fisika dan sifat kimia tanah.


7. Menentukan status hara di dalam tanah, menghitung kebutuhan pupuk, dan
menghitung kebutuhan kapur.
8. Mengetahui informasi yang disajikan di dalam peta geologi, peta topografi, dan
peta satuan lahan.
9. Mengenal informasi yang disajikan dalam peta satuan lahan, peta kemampuan
lahan, dan peta kesesuaian lahan.
10. Mengetahui metode konservasi tanah menggunakan metode vegetative, metode
mekanik, metode kimia, dan resapan air berbasis biopori.

BAB II
BAHAN DAN METODOLOGI

2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Tanah


2.1.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis dan buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah.

2.1.2 Metode
Amati faktor-faktor pembentuk tanah seperti bahan induk, iklim, organisme,
topografi, dan waktu. Duga tingkat kesuburan tanah berdasarkan bahan induk
pembentuknya. Bedakan ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah
hujannya seperti Jawa Barat dengan curah hujan > 3500 mm/tahun dan Nusa Tenggara
Barat dengan curah hujan 1300 mm/tahun. Bedakan pula ciri-ciri tanah yang ditutupi
vegetasi lebat, vegetasi jarang dan tidak tertutup vegetasi. Perkirakan bentuk lereng,
kedlaman solum, dan tingkat erosi yang terjadi di lereng tersebut,. Kemudian berdasarkan
kelima faktor pembentuk tanah, ceritakan sifat-sifat tanah di Bogor.

2.2 Tekstur, Warna, dan Konsistensi


2.2.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, tanah Latosol Darmaga, tanah Podsolik Darmaga, tanah Andosol
Sukamantri, dan tanah Regosol Ciomas, buku Munsell Soil Color Chart, segitiga tekstur,
piring plastik, ember, dan air secukupnya.

2.2.2 Metode
Untuk mengetahui tekstur tanah, ambil sedikit tanah kemudian basahi dengan
sedikit air. Pilin tanah dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan rasa kasar, lengket dan
licinnya. Tentukan tekstur tanah dengan memperhatikan sifat dominan yang dirasakan.
Kasar menunjukkan komponen pasir, lengket menunjukkan komponen liat dan licin
menunjukkan komponen debu. Tekstur tanah dapat pula ditentukan dengan segitiga
tekstur.dengan cara nilai persen debu yang diketahui dari data komposisi tanah ditarik ke
kiri bawah, nilai persen liat ditarik ke kanan bawah dan persen pasir ditarik ke kiri atas.
Tekstur pertemuan diantara ketiganya menunjukkan tekstur tanah.
Untuk mengetahui warna tanah, ambil sedikit tanah kering lalu cocokkan dengan
salah satu warna pada buku Munsell. Catat warna tanah, dengan menuliskan ketiga
dimensinya yaitu Corak yang terletak pada kanan atas lembar Munsell, Nilai yang terdapat
pada bagian kiri halaman, dan Kroma yang terletak pada bagian bawah halaman. Ambil
sedikit tanah dan basahi dengan air. Cocokkan dengan salah satu warna pada buku Munsell
lalu catat warna tanah. Amati perbedaan warna tanah dalam kondisi basah dan kering.
Konsistensi tanah ditentukan dalam keadaan basah untuk menentukan kelekatan
dan sifat plastis tanah. Basahi tanah lalu tekan tanah diantara ibu jari dan telunjuk dan
renggangkan. Tentukan kelekatan tanah dengan memperhatikan: jika tanah sangat melekat
dan diperlukan tenaga besar untuk merenggangkan jari maka tanah Sangat Lekat, jika
tanah melekat dan terasa ada gaya yang melawan saat jari direnggangkan maka tanah
Lekat, jika hanya sebagian tanah yang melekat pada jari saat jari direnggangkan maka
tanah Agak Lekat. Jika tanah terlepas saat jari direnggangkan maka tanah Tidak Lekat.
Tentukan plastisitas tanah dengan memperhatikan: jika dapat dibentuk dan bentuknya sulit
diubah maka tanah Sangat Plastis, jika dapat dibentuk dan sedikit tekanan dapat mengubah
bentuk tanah maka tanah Plastis, jika tanah dapat dibentuk tapi bentuknya mudah berubah
maka tanah Agak Plastis, jika tanah tidak dapat dibentuk maka tanah Tidak Plastis.

2.3 Pengambilan Contoh Tanah


2.3.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, soil ring sampler berupa tabung stainless steel, sekop dan cangkul,
penekan, pisau, dan kotak tabung, kantung plastik, karet gelang, peti, dan karung.

2.3.2 Metode
Untuk pengambilan contoh tanah utuh, pertama menetapkan lokasi pengambilan
contoh tanah, kemudian bersihkan dan ratakan permukaan tanahnya. Letakkan tabung
sampler tegak lurus diatas tanah dengan bagian tajam mengahadap cangkul sampai hamper
mendekati tabung. Letakkan penekan rata dasn seimbang di atas tabungt kemudian tekan
pelan-pelan. Ketika tabung sebagian besar masuk kedalam tanah dan tersisa sekitar 1 cm di
atas pemukaan tanah, letakkan tabung kedua berukuran sama diatas tabung pertama. Tekan
bersama-sama kedua tabung tersebut kedalam tanah hingga tabung kedua masuk 2-3 cm.
Kedua tabung harus selalu dalam keadaan lurus. Gali kedua tabung dari dlam tanah dengan
mencungkil dasar parit kea rah bawah tabung. Bersihkan tanah dari sekeliling tabung dan
posisikan tabung pertama berada di bagian atas, tabung kedua tidak boleh terlepas dari
tabung pertama. Potong bagian tanah diujung tabung pertama hingga rata dengan
permukaan tabung dengan cutter. Segera tutup dengan penutup tabung. Pisakhan tabung
pertama dan tabung kedua dengan hati-hati. Setelah kedua tabung terpisah, beri label pada
kedua tabung.
Untuk pembilan contoh tanah agregat utuh, pertama-tama bersihkan tanah yang
akan diambil contohnya, kemudian cangkul hingga diperoleh bongkahan tanah dengan
diameter 15-20 cm. Simpan bongkahan dalam kantung plastic dan beri label.
Untuk pengambilan contoh tanah terganggu, pertama bersihkan permukaan tanah
yang akan diambil contohnya. Cangkul hingga diperoleh tanah dengan kedalaman yang
diinginkan. Untuk satu contoh tanah terganggu diambil dari beberapa anak contoh yang
dikompositkan dengan cara campur merata anak contoh tanah dikumpulkan dengan
kantung plastik atau lakukan quartering sampai didapatkan contoh tanah 1 kg. Masukkan
contoh tanah dalam kantung plastik, ikat, dan beri label.

2.4 Morfologi Tanah


2.4.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, pisau, air, dan buku Munsell Soil Color Chart, cangkul, ember, air,
meteran, pisau lapang, pH paper, abney level, dan GPS.

2.4.2 Metode
Deskripsikan profil tanah Podsolik dan Latosol di kebun percobaan Cikabayan.
Tenentukan batas-batas horizon dengan membedakan warna. Apabila warna tanah tidak
bisa dibedakan, penentuan batas horizon dilakukan dengan menusuk-nusuk tanah dengan
pisau, agar ada perbedaannya. Ambil sedikit tanah setiap horizon lalu cocokkan dengan
buku Munsell Soil Color Chart. Tentukan tekstur, struktur, dan konsistensi tanah, dengan
cara mengambil sedikit tanah setiap horizon lalu tanah dipijat-pijat atau ditekan-tekan.
Amati akar yang ada pada profil tanah setiap horizon. Amati pula vegetasi, cuaca,
penggunaan tanah, relief di lingkungan sekitar tanah. Catat semua informasi pada tabel
data profil tanah yang ada di halaman terakhir Modul Praktikum Pengantar Ilmu Tanah.
Bandingkan sifat morfologi dari kedua tempat yang diamati.

2.5 Pengenalan Pupuk


2.5.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, dan berbagai macam pupuk dengan bentuk kristal, serbuk, granula,
dan cair.

2.5.2 Metode
Mengamati satu per satu dari 25 jenis pupuk. Mengklasifikasikan setiap jenis pupuk
tersebut berdasarkan nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur
ikutan. Menggolongkan masing-masing jenis pupuk berdasarkan kandungannya, termasuk
tunggal atau majemuk.

2.6 Pengenalan Sifat Fisika dan Kimia Tanah


2.6.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, kalkulator, diagram segitiga tekstur tanah, tabel sifat kimia tanah,
dan tabel tekstur tanah.

2.6.2 Metode
Amati sifat fisika tanah yang diamati berupa bobot jenis tanah, porositas, kadar air
tanah pada berbagai tingkat tekanan (PF), distribusi ukuran pori, air tersedia, dan
permeabilitas tanah. Pada buku panduan praktikum Pengantar Ilmu Tanah, tersedia tabel
data sifat kimia tanah dengan pH 1:1, Walkley & Black, Kjeldhal, Bray I (P), Ca-dd, Mg-
dd, K-dd, Na-dd, KTK, Al-dd, dan H-dd yang sudah diketahui. Hitung bahan organik
dengan rumus 1,724 x C-org dan masukkan data ke table. Hitung nilai nisbah C/N dengan
cara membagi nilai C-org dengan N-total (telah diketahui). Hitung ppm P2O5 dengan cara
MR P2O5 MR K20
x P . Hitung K2O dengan cara Ar K2 x K-dd. Sebelumnya K-dd dikonversi
Ar P2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎
dahulu ke ppm. Hitung KB dengan rumus 𝑥 100%. Analisis tekstur
𝐾𝑇𝐾
tanah dengan tabel data tekstur tanah dan diagram segitiga tekstur.

2.7 Evaluasi Status Hara dan Keseburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk
dan Kapur
2.7.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, kalkulator, dan data sifat kimia tanah.

2.7.2 Metode
Menentukan hasil sifat kimia tanah untuk mengetahui status kesuburan tanah
Latosol dan Podolik. Masukkan hasil perhitungan yang telah dihitung pada saat praktikum
data sifat kimia tanahke dalam tabel Nilai CT Latosol/Podsolik Untuk mengetahui status
kesuburan tanah CT Latosol/Podsolik gunakan kriteria penilaian kesuburan tanah yang
disusun oleh Pusat Penelitian Tanah (1993). Dalam kriteria tersebut diketahui interval
tingkat kesuburan tanah yang dikategorikan : Sangat Rendah; Rendah; Sedang; Tinggi; dan
Sangat Tinggi. Lihat hasil pada tabel Nilai CT Latosol/Podsolik pada setiap sifat tanah dan
kategorikanlah sesuai dengan hasil pada setiap intervalnya.
Hitunglah kebutuhan unsur pupuk yang belum diketahui pada susunan pupuk untuk
100
memenuhi kebutuhan pupuk dengan cara: 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 ×
𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡. Setelah mengetahui hasil untuk memenuhi kebutuhan pupuk,
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛
hitunglah setiap unsur pupuk lainnya dengan cara ×
100
𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘𝑛𝑦𝑎. Jika terjadi kekurangan pupuk maka harus ditambah dengan cara
100
× 𝑘𝑔 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘𝑛𝑦𝑎.
𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘
Jika diketahui kandungan Al-dd maka untuk mengetahui dosis kapurnya(mg
CaCO₃/kg) yaitu 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑝𝑢𝑟 × 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑙 − 𝑑𝑑. Untuk mengetahui jumlah yang
diperlukan CaCO₃ (ton CaCO₃/ha)dalam tanah yaitu 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑝𝑢𝑟 ×
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 1 ℎ𝑎. Hitung jumlah kapur(ton/ha) yang dibutuhkan dengan cara
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 × 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑎𝐶𝑂₃.

2.8 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
2.8.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, peta RBI, plastik 20 cm x 20 cm, peta geologi lembar Bogor, dan
peta satuan lahan lembar Kabupaten Bogor.

2.8.2 Metode
Catat macam peta, judul peta, dan skalanya yang dipergunakan dalam praktikum.
Pada peta RBI skala 1:25.000 yang telah disediakan, pilih areal dengan ukuran 20 cm x 20
cm. pada areal yang telah dipilih, catat informasi berupa wilayah admistrasi atau desa-desa
dan kecamatan apa saja yang terdapat diareal tersebut, koordinat batas areal, penggunaan
lahan, sungai-sungai yang mengalir di areal tersebut, dan kisaran ketinggian lahannya.
Dari Peta Geologi Lembar Bogor, pilih dua formasi geologi yang dihasilkan volkan
Salak berikut umur dan keterangan susunan batuannya. Cari dua formasi batuan yang
berumur tersier dan bagaimana susunan batuannya. Tentukan formasi geologi dari wilayah
yang telah ditentukan pada Peta RBI berdasarkan informasi dari peta Geologi. Kemudian
menjelaskan maksud dari Satuan Peta Tanah (SPT) dan beri contoh SPT dari peta tanah
yang telah dipelajari dan informasi tetntang karakteristik lahan dalam SPT.

2.9 Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian
Lahan
2.9.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, peta land sistem 1:250.000, peta kemampuan lahan skala
1:100.000, dan peta kesesuaian lahan skala 1:50.000.

2.9.2 Metode
Amati tiga satuan peta lahan dan legendanya. Deskripsikan perbedaan antara peta
kemampuan lahan dan peta keseuaian lahan. Catat luas lahan yang diperuntukkan usaha
pertanian pada peta Kemanpuan Lahan, kemudian catat kelas kemampuan lahan dan faktor
pembatasnya. Perhatikan hasil penilaian kesesuaian lahan pada setiap Satuan Peta Tanah
(SPT). Kelompokkan SPT kedalam kelas kesesuaian lahannya. Hitung luas lahan yang
termasuk kelas S2 dan S3 dan catat apa saja faktor-faktor pembatasnya. Catat kelas
kesesuaian lahan pada SPT-7 dan SPT-10 untuk Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan
dan kemukakan apa saja faktor pembatasnya.

2.10 Konservasi Tanah dan Airsssss


2.10.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis, buku panduan praktikum
Pengantar Ilmu Tanah, ember, air, sampah organik, dan bor biopori.

2.10.2 Metode
Terdapat tiga metode konservasi yang dapat dijumpai di kebun percobaan yaitu
metode vegetative, metode kimia, metode kimia, dan resapan air berbasis biopori. Amati
jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup
lahan. Teknik dalam pembuatan lubang resapan biopori adalah pertama buat lubang
silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan bor biopori dengan diameter
10 cm dan kedalaman 1 m. Isi lubang dengan sampah organic yang dapat berupa daun
kering dan ranting kering. Kompos yang terbentuk dalam lubang diambil 1 tahun
kemudian. Kemudian membuat lubang diselokan secara vertikal kemudian diisi dengan air.
Catat waktu yang dibutuhkan hingga air meresap kedalam tanah.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
a. Tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk
Bahan Induk Tingkat Kesuburan *) Alasan
Batuan sedimen tua Rendah Berumur tersier, mengalami
pelapukan berkali-kali, bersifat
masam, tidak subur.
Endapan sungai Tinggi Berbahan induk aluvial
Abu gunung Galunggung Tinggi Berwarna gelap (hitam), cocok
untuk pertanian, FeMg tinggi,
mineral tinggi, tingkat
kemasaman sedang.
Bahan induk organik Rendah Bersifat masam sehingga
bermasalah jika dimanfaatkan
untuk pertanian.

b. Ciri-ciri tanah yang tebentuk pada dua lokasi yang berbeda curah hujannya

Lokasi Ciri-Ciri Tanah


Jawa Barat dengan curah hujan Bersifat masam, tidak subur karena basa-
>3500mm/th basa tanah banyak tercuci
Nusa Tenggara Baratdengan curah hujan Bersifat basa, subur
1300 mm/th

c. Ciri ciri tanah yang terletak dibawah vegetasi hutan lebat, padang rumput,
dan tanah gundul

Vegetasi Ciri-Ciri Tanah


Hutan lebat Banyak bahan organi, subur, vegetasi dan
organisme, warna gelap, kapasitas tangkap
air timggi.
Padang rumput Unsur hara lebih banyak dibanding hutan
Tanah gundul Kesuburannya rendah, warnanya pucat,
kapasitas daya tangkap air rendah.

d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang terjadi dalam
suatu Sekuen
Tempat di Lereng Bentuk Lereng *) Kedalaman Solum Tingkat Erosi
**) ***)
Atas Cembung Dangkal Sedang
Tengah Datar Sedang Tinggi
Bawah Cekung Dalam Rendah
*)Cembung/cekung/datar **)Dalam/sedang/dangkal ***)Tinggi/sedang/rendah

e. Sifat-sifat tanah di Bogor berdasarkan lima faktor pembentuk tanah


Curah hujan tinggi sehingga tanah bersifat masam. Bahan organik banyak, unsur hara
rendah, subur, kedalaman sedang, peka erosi.

3.1.2. Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah


a. Tekstur berdasarkan hasil analisis laboratorium (Metode kuantitatif)
Klei Debu Pasir
<0,0002 % 0,0002- 0,002- 0,01-0,05% 0,01-0,25% 0,01-0,05%
0,002% 0,01%
5 10 20 25 20 20
6 9 30 30 15 10
10 30 30 10 10 10
4 6 10 20 30 30

Kelas teksturnya dengan menggunakan segi tiga tekstur (USDA)


Contoh Tanah Klei (%) Debu (%) Pasir (%) Tekstur
a. 15 45 40 Lempung
15 60 25 Lempung
b.
berdebu
c. 40 40 20 Liat
d. 10 30 60 Lempungberpasir

b. Tekstur lapang (metode kualitatif) warna, dan konsistensi tanah basah


Tekstur Warna Konsistensi Basah
No Jenis Tanah
Lapang Kering Lembab Kelekatan Plastisitas
1. Latosol Darmaga Klei 10 R 5/3 10 R 4/4 Sangat Sangat
lekat plastis
2. Podsolik Lempung 7,5 YR 10 R 5/3 Lekat Plastis
Darmaga berpasir 5/2
3. Andosol Lempung 5 Y 5/1 10 YR 3/2 Tidak Agak
Sukamatri berdebu lekat plastis
4. Regosol Ciomas Lempung 10 YR 5/4 10 YR 2/2 Tidak Tidak
berpasir lekat plastis

3.1.3. Pengambilan contoh tanah


a. Contoh tanah utuh

b. Contoh tanah agregat utuh


c. Contoh tanah komposit

3.1.4. Morfologi Tanah


1. Deskripsi profil tanah
a. Morfologi Latosol Darmaga
Macam tanah : Latosol
Fisiografi : Kipas aluvial vulkanik
Topografi : Bergelombang
Bahan induk : Tuf vulkan intermedier
Formasi geologi : Qav
Drainase : agak lambat
Vegetasi : akar kelapa sawit
Penggunaan tanah : perkebunan kelapa sawit
Lokasi : Kebun kelapa sawit Cikabayan
Tabel 1. Deskripsi profil Latosol Darmaga
Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
Warna Radish Brown (5 YR
5/4; tekstur klei; Granular
;ukuran struktur tanah sedang;
I A 0-10
basah, lekat. Plastis; tidak ada
kerikil; perakaran sedang,
jarang
Warna Yellowish Brown;
tekstur klei berdebu; sedang
II B1 10-20 antara lemah atau kuat; kasar
dengan remah; lengket ; teguh
plasitis; jelas bergelombang
Warna Redish Brown;
tekturnya klei; struktur gumpal
membulat; konsistensi agak
III B2 20-36
lekat (basah);, teguh (lembab),
keras (kering); perakaran besar
sedikit, perakaran halus sedikit.
Warna Brown (7,5 YR 5/4);
teksturnya klei berdebu; ukuran
struktur tanah halus; struktur
tanah gumpal bersudut;
IV B3 36-78
konsistensi agak lekat plastis
(basah), gembur (lembab),
agak keras (kering); perakaran
sedikit.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 113cm.
Perakaran sedang sampai kedalaman 113cm.
Perakaran kasar sampai kedalaman 113cm.

b. Morfologi Podsolik Darmaga


Macam tanah : Podsolik
Fisiografi : Sedimen liat
Topografi : Bergelombang
Bahan induk : Sedimen
Formasi geologi : Qav
Drainase : Baik
Vegetasi : Pohon / hutan
Penggunaan tanah : Tanaman hutan
Lokasi : Cikabayan
Tabel 2. Deskripsi profil Podsolik Darmaga
Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman (cm)
Strong brown. 7,5 YR 5/8;
Debu; Granular, Halus,
Sedang; Lekat, Gembur.
I A 0-16 Plastis; clear; tidak dijumpai;
perakaran halus-banya,
perakaran sedang-sedang
perakaran kasar-sedikit.
Strong brown. 7,5 YR 4/6;
klei; granular, halus, lemah;
lekat, gembur; lastis; gradual;
II B1 16-22
tidak dijumpai; perakaran
halus-banyak, perakaran
sedang-sedikit.
Strong brown. 7,5 YR 5/6;
klei berpasir; granular, halus,
III B2 22.5-36 lemah; lekat, gembur; platis;
gradual; tidak dijumpai;
perakaran halus-sedang.
-; klei; -; -; gradual; tidak
IV C 36.5-105 dijumpai; tidak dijumpai
perakaran.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 36cm.
Perakaran sedang sampai kedalaman 22cm.
Perakaran kasar sampai kedalaman 13cm.

3.1.5. Pengenalan pupuk


Tabel 3. Nama, Rumus Kimia, Bentuk, Warna, Unsur Utama dan Unsur Ikutan
Berbagai Jenis Pupuk yang Dijual Di Pasaran

No Nama Rumus Bentuk Warna Unsur Unsur Keteranga


Pupuk Kimia Utama Ikutan n
1. Amoniu (NH7)2SO4 Kristal Putih Sulfat 24%
m Sulfat N Sulfat
21% N
2. Parp 25% P2O5 Bubuk Coklat P2O5 18,67%
(Fosfat) -
P2O5
3. Triple Ca Granul Biru P2O5 48% P2O5
Super (𝐻3 𝑃𝑂4)+Z (Fosfat) + 1% Zn
Phospat nS𝑂4 Ca, H
(TSP)
Plus
4. PARP P2O5 Bubuk Coklat P2O5 - -
50% muda (Fosfat)
5. NPK N16(P2O)16: Granul Biru NPK N:P:K
(K2O)16 muda 16% :
-
16% :
16%
6. Terusi CuSO4 Kristal Biru Tembaga - -
7. Sulfur S Serbuk Kuning S - 95% S
8. NPK N.P2O.K2O Granul Biru NPK - N:P:K
Mutiara 16% :
16% :
16%
9. Dolomit CaMg(CO3) Serbuk Putih Ca, Mg CO3 30% CaO
Super 2 18% Mg
10. KCl KCl Kristal Merah - - Palsu
11. Grow N.P2O.K2O Kristal Biru NPK Ca, Cu, -
More Mn, Zn,
Mg, Fe, S,
B
12. Agricare NPK Granul Hitam NPK -
Bio
Organik
(Enrichm
ent
Micoriza
sp +
NPK)
13. Diamoniu (NH4)2 Kristal Putih N, P2O5 - -
m fosfat HPO4
N 21% P2O5
53%
14. SP- 36 Ca(H2PO4)2 Granula Abu- Ca H2PO4 36% P2O5
abu
muda
15. Magnesiu MgO 54% Serbuk Putih Magnesi - -
m oksida um
16. NPK N.P2O.K2O Granul Putih NPK - -
Phonska N 15% P2O5 tulang
15% K2O5
15%
17. Rock P2O5 Serbuk Coklat P2O5 - -
fosfat 18,64% (Fosfat)
(RP)
18. NPK NH2, P2O57, Granul Abu- NPK MgO, MgO 1,7
Permata K2O5-7 abu CaO %
CaO 10%
19. Garam MgSO4. Kristal Putih Magnesi SO4, H2O MgO 16%
inggris 7H2O um
20. Borax Na2B2O4. Kristal putih B2O3 Na, H2O B2O3 31,2
5H2O
%
21. Kapur CaO Tepung Putih Kalsium - CaO 90%
tohor
22. Fero FeSO4. Granul Kuning Besi SO4, H2O 19% Fe
Sulfat 7H2O kehijau
an
23. Rock P2O5 Bubuk Coklat Fosfat - 26% P2O5
phospate muda
(RP) asal
gresik
24. Fosfat P2O5 Bubuk Coklat Fosfat - 30% P2O5
alam asal muda
Mesir
25. Mangan MnSO4.XH2 Bubuk Putih MnSO4 - -
Sulfat O tulang
26. TSP Ca(H2PO4)2 Granul Abu Ca(H2PO ZnSO4 -
)
4 2 48%
P2O5 + Zn
1%
27. Super Ca(H2PO4)2 Granul Hijau P2O5 - 18,67%
Phospate P2O5
28. Urea CO(NH2)2 Kristal Merah CO2, - Subsidi
muda NH2
29. KCl KCl Kristal Merah K - -
Kanada
30. Gipsum CaSO4.2H2 Bubuk Putih Kalsium SO4, H2O 22% Ca
O
31. Kieserit MgSO4.XH2 Granul Putih Magnesi SO4, H2O 20% MgO
O um
32. Pupuk - Granul Hitam - - -
Organik
Granule
Modem
33. Fosfat Serbuk Coklat Fosfat - -
alam
natural
34. KCl KCl Kristal Putih, - - -
kujang krem,
orange
35. Super Ca(H2Od)2 Granul Abu- P2O5 Ca, H2 18% P2O5
phosphat abu
e -18
36. Kaptan - Granul Merah - - -
Kaphoska muda
37. Guanoma - Grabul Coklat P2O5 - 18,67%
te P2O5

3.1.6 Pengenalan Data Sifat Fisika dan Sifat Kimia Tanah


a. Data sifat fisika tanah
Data sifat fisika tanah
Kadar Air (% Volume) pada PF Pori Drainase (% Volume) Air
No Porosit
PF Sangat Lamb Tersedi
. as (%) PF 1 PF 2 PF 4.2 Cepat
2.54 Cepat at a
1 55.30 50.42 38.97 31.08 20.18 4.88 11.45 7.89 10.90
2 51.51 44.86 41.35 33.04 20.51 6.65 3.51 8.31 12.53
3 53.14 42.20 35.34 30.83 21.69 10.94 6.86 4.51 9.14
4 52.52 41.29 35.55 32.88 26.66 11.23 5.74 2.67 6.22
5 50.41 42.02 34.43 29.25 22.21 8.39 7.50 5.18 7.04
6 47.52 42.14 35.98 31.46 20.09 5.38 6.16 5.52 11.37
7 48.05 40.65 35.41 31.27 21.95 7.40 4.24 5.14 9.32
8 55.31 45.07 37.81 30.95 21.75 10.24 7.26 6.86 9.20
9 51.93 43.48 38.83 28.45 20.47 8.45 4.65 10.38 7.98
10 50.90 45.72 43.35 33.92 25.29 5.18 2.37 9.43 8.63

Contoh Perhitungan (terlampir)

b. Data sifat kimia tanah


Tabel 11. Data sifat kimia tanah (terlampir)
Walk
ley Kj Br
pH 1:1 & eld ay N NH4OAc pH 7.0 N KCl
Blac Baha hal I
k n Ni P2
KB
Orga sb O5
nik A
CT N- ah Ca
C- Mg- K2 Na- KT l-
To C/ P - K-dd H-dd
org dd O dd K d
H2 K tal N dd
d
O Cl
(p
(%) (ppm) (me/100g) pm (me/100g) (%) (me/100g)
)
33 0.
5. 4.3 0.2 11. 10. 23. 18. 62.0
1 2.55 4.39 2.00 0.71 3.6 0.72 1 0.21
00 0 3 09 20 36 91 3
7 9
28
5. 4.7 0.2 11. 12. 27. 9.4 19. 66.9
2 2.87 4.99 1.67 0.61 6.6 0.64 tr 0.20
50 0 6 04 20 94 7 51 4
7
6. 5.3 0.1 9.5 7.3 16. 5.7 24 24. 38.6
3 1.43 2.46 2.22 0.53 0.92 tr 0.20
00 0 5 3 0 72 7 9.1 43 4
21 41 1.
4. 3.8 0.1 9.5 91. 4.9 16. 47.9
4 1.43 2.46 0.2 1.74 0.89 8.2 0.53 2 0.36
50 0 5 3 80 4 88 8
5 3 5
0.
4. 4.0 0.1 9.7 30. 70. 4.9 32 16. 49.7
5 1.27 2.18 2.10 0.70 0.61 6 0.20
70 0 3 7 60 08 0 9 70 6
2
5. 4.4 0.1 9.4 21. 49. 5.1 26 17. 45.8
6 1.60 2.75 1.28 0.56 1.11 tr 0.20
20 0 7 1 50 24 1 3.2 60 0
6. 0.2 23. 53. 2.4 10 12. 48.8
7 - 1.1 1.89 4.4 1.28 0.23 0.02 - -
63 5 45 71 5 8.1 24 6
4. 3.7 0.6 51. 11. 14.8
8 0.88 1.51 - - - - 0.71 0.11 0.12 - -
57 0 9 7 01 0
4. 3.7 0.7 65, 11. 24.1
9 1.14 1.96 - - - - 0.71 0.14 0.22 - -
34 2 3 8 59 5
4. 3.8 0.5 8.1 22.6
10 0.64 1.1 - - - - 0.85 0.20 94 0.24 - -
57 3 5 2 6
5. 3.0 10. 32.4
11 - 0.46 0.74 - - - - 0.42 0.07 34 0.03 - -
52 4 98 2

Keterangan :
CT1= Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih CT7 = Podsolik Trimurjo Lampung Tengah
CT2= Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih CT8 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT3= Latosol Cisasah Sukajad CT9 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT4= Latosol Cisasah Sukajad CT10 = Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT5= Latosol Cisasah Sukajad CT11 = Podsolik Kalirejo Lampung Tengah
CT6= Latosol Cisasah Sukajad

Contoh Perhitungan (terlampir)

3.1.7 Pengenalan EvaluasiUnsur Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung


Kebutuhan Pupuk dan Kapur
1. Status Hara Tanah Latosol
Sifat NNilai CT Latosol Status Hara CT Latosol
Tanah 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
pH
5,00 5,50 6,09 4,50 4,30 M M AM M M
(H2O)
C
Organik 2,55 2,87 1,43 1,43 1,27 S S R R R
(%)
N-total
0.23 0,26 0,15 0,15 0,13 S R R R
(%)
C/N 11,09 11,04 9,53 9,53 9,77 S S R R R
KTK
(me/100 18,91 18,51 24,43 16,88 16,70 S S S R R
g)
Ca-dd
(me/100 8,30 9,47 5,77 4,94 4,90 S S R R R
g)
Mg-dd
(me/100 2,00 1,67 2,22 1,74 2,10 S S T S T
g)
K-dd
(me/100 0,71 0,61 0,53 0,39 0,70 T T S T T
g)
Na-dd
(me/100 0,72 0.64 0,92 0,53 0,61 S S T S S
g)
Kejenuh
an basa 62,03 66,94 38,64 47,99 49,76 T T S S S
(%)
Kejenuh
an Al 1,0089 - - 7,4052 3,7126 SR - - SR SR
(%)
Keterangan:
M : masam SR : sangat rendah
AM : sangat masam S : sedang
R : rendah T : tinggi
2. Status hara tanah Podsolik
Sifat Nilai CT Podsolik Status Hara CT Podsolik
Tanah 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
pH (H2O) 6,63 4,57 4,34 4,57 5,52 N M SM M M
C Organik
1,1 0,88 1,14 0,64 0,46 R SR R SR SR
(%)
N-total
0,25 - - - - S - - - -
(%)
C/N 4,4 - - - - SR - - - -
KTK
12,24 11,01 11,59 8,12 10,98 R R R R R
(me/100g)
Ca-dd
2,45 0,69 0,73 0,55 3,04 R SR SR SR R
(me/100g)
Mg-dd
1,28 0,71 0,11 0,85 0,42 S R R R R
(me/100g)
K-dd
0,23 0,11 0,14 0,20 0,07 R R R R SR
(me/100g)
Na-dd
0,02 0,12 0,22 0,24 0,03 SR R R R SR
(me/100g)
Kejenuhan
4,48 14,80 24,15 22,66 32,42 SR SR R R R
basa (%)
Kejenuhan
- - - - - - - - - -
Al (%)
Keterangan:
N : netral SR : sangat rendah
M : masam R : rendah
S : sedang

3. Hasil perhitungan kebutuhan pupuk


Hasil perhitungan (terlampir)

2. Hasil perhitungan kebutuhan kapur


Contoh hasil perhitungan (terlampir)
Kandungan Kebutuhan
No. Contoh Tanah Al-dd Kapur (ton
(me/100g) CaCO/ha)
1. Latosol Cisasah Sukajadi 1,25 2,34
2. Latosol Cisasah Sukajadi 0,62 1,16
3. Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih 0,19 0,35
4. Podsolik Trimurjo Lampung Tengah 4,50 8,37
5. Podsolik Air Naningan Tanggamus 6,00 11,25
6. Podsolik Air Naningan Tanggamus 1,50 2,80

3.1.8 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Tanah


1. Peta yang digunakan dalam praktikum
No. Macam Peta Judul Peta Skala
1. Peta Topografi Bogor 1 : 25.000
2. Peta Geologi Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa 1 : 100.000
3. Peta Satuan Lahan Daerah Parung-Depok-Bogor-Ciawi 1 : 250.000
Peta Satuan Peta Tanah di Kabupaten
Bogor

2. Peta RBI
Informasi dari peta RBI skala 1 : 25.000 (20 cm x 20cm)
- Wilayah Administrasi :
Desa cikodong, Desa ciaruteun hilir, Desa cisusung, Desa cimanggu I

- Koordinat batas areal : 6 39’00’’S-6 41’30” S


106 31’30”T -106 34’12,97”T
- Penutupan/penggunaan lahan :
 Sawah tadah hujan
 Pemukiman
 Semak belukar
 Lading
 Kebun/perkebunan
 Sawah irigasi
- Sungai yang mengalir :
 Sungai cianten
 Sungai cibbungbulang
 Sungai ciaresan
 Sungai cikarang
 Sungai cigobang
- Kisaran elevasi lahan : 141m-363 m

3. Dua formasi geologi yang dihasilkan volkan salak


No. Formasi Geologi Umur Susunan Batuan
Battu apung, pasiran ,
1. Qvsi Kuarter: Holosen
didekat curug, tuf batu apung,
Lahar, breksi tufan dan
2. Qvsb Kuarter: Pleistosen lapilli, bersusun andesit basal,
umumnya lapuk sekali

4. Dua formasi geologi berumur tersier


Formasi
Geologi
No. Susunan Batuan
(berumur
tersier)

1. Da Dasip, terankat dibawah sudut barat laut


2. Gd Diont kuarta, di daerah sudut barat laut

5. Formasi geologi di wilayah yang dibatasi 20 cm x 20 cm pada peta RBI skala


1:25.000
1. QvPo : Endapan lebih tua, lahar dan lava, basal andesit dengan oliguklas,
andesine, labradorit, olivine, piroksen, dan horenblenda
2. Qav : Kipas alluvium: terutama lana Batu pasir, kerikil dan kerakal dari
batuan gunung api kuarter. Diendapkan kembali sebagai kipas aluvium.
3. Qvst : Batu apung pasireng, di dekat gunung, batu apung
4. QvsB : Lahar, breksi, lanili, andesit basal, lapuk sekali

6 Informasi tentang bentuk wilayah yang dibatasi 20 cm x 20 cm pada peta RBI


skala 1:25.000
No Formasi geologi Bentuk lahan Perkiraan jenis batu
induk dari informasi
peta geologi
1 Bojong manik Datar sampai berombak Batu lempung , batu
pasir , batu apung,
gamping
2 Anggota batu gamping Berombak dengan Gamping, mengandung
bojon manik punggung datar moluska
3 Batuan G. Api salak datar Tuf batu apung pasiran
4 Endapan permukaan kipas Bergelombang dengan Lanau, batu pasir,
Aluvium punggung melandai kerikil, kerakal di
endapkan sebagai kipas
alluvium .

7 Peta Tanah (Skala 1:250.000 dan skala 1:25.000)


No Satuan peta tanah Karakteristik lahan
Skala 1 : 250.000
1 Typic Drystrudept Berasal dari batu liat dan berpasir berwarna coklat
gelap,masa KTK rendah ,
2 Typic Eutradepts Dari batuan kapur , gamping, reaksi tanah rendah,
bahan organic sedang , digunkan untuk tanaman
pertanian , PH netral
Skala 1 : 50.000
1 Latosol coklat Halus , drainase sedang, cocok untuk tanaman
kemerahan semusim , tahunan , berupa padi sawah
2 Latosol merah yang Halus , drainase sedang, untuk tanaman semusim (
kompak S-1) dan S-3 untuk padi sawah

Maksud SPT : Satuan peta yang ada dalam Peta tanah yang berisi informasi tentang
karakteristik tanah dam karaktekteristik lingkungan/lahan yang terkait dengan proses
pembentukan dan potensi penggunaannya.

3.1.9 Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuain
Lahan
1. Peta Satuan Lahan
Tiga satuan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor
No. Satuan Lahan Uraian
1. Bukit Masung Sistem Lahan: Susukan
(BMS) Luas: 3442 km2
Deskripsi umum: Dataran vulkanik datar sampai berombak
Kemiringan: <2%
Relief: 2-10 m
Lebar puncak: 501-2000 m
Lebar lembah: >2000 m
Litologi: Alufium muda tefra berbutir halus dan kasar
Kelompok besar tanah: Eutropepts dan Tropaquepts
Persen di satuan peta : 20-60
Tekstur lapisan atas / lapisan bawah: Halus/halus dan agak
halus/halus
Curah hujan rata-rata: 1700-3400 ml per tahun
Selang iklim: basah (2-9); kering (0-7)
Suhu rata-rata terendah/tinggi: 21/32 ˚C
Tipe penggunaan lahan:
 Sesuai untuk pekarangan, sua tani lahan kering, sua
tani lahan basah, peternakan, tanaman keras,
penghutanan kembali, dan perhutantanian.
 Tidak sesuai untuk sua tani daratan, perikanan air
payau, dan perairan pasang surut.
Kesesuaian lahan:
 Sesuai untuk lada, tebu, tembakau, dan kapas.
 Tidak sesuai untuk karet, kelapa, kopi robusta,
coklat, nanas, pisang, rotan, kelapa sawit, teh, kopi
arabica, cengkeh, jambu mede, dan sagu.

2. Jakarta (JKT) Sistem Lahan: Sungai medang


Luas: 2817 km2
Deskripsi umum: Dataran vulkanik basah, berombak, sampai
bergelombang
Kemiringan: 9-15%
Relief:11-50 m
Lebar puncak: 501-2000 m
Lebar lembah: >25 m
Litologi: Andesit, basalt, tefra berbutir halus
Kelompok besar tanah: tropudalfs dan tropudults
Persen disatuan peta : 20-60%
Tekstur lapisan atas / lapisan bawah: agak halus/halus dan
agak halus/ halus
Curah hujan rata-rata: 2000-4400 mm
Selang iklim basah/ kering: -/0-4
Suhu rata-rata terendah/tinggi: 21-33 ˚C
Tipe penggunaan lahan:
 Sesuai untuk pekarangan, sua tani lahan kering, sua
tani lahan basah, peternakan, tanaman keras,
perhutantanian, dan perhutanan kembali.
 Tidak sesuai untuk pengairan pasang surut, perikanan
air payau, dan suatani tinggi daratan.
Kesesuaian lahan:
 Sesuai untuk karet, cengkeh, lada, tebu, temabakau,
nanas, jambu mede, pisang, kapas, dan tebu.
 Tidak sesuai untuk sagu, coklat, kopi arabika, kopi
robusta, teh, kelapa, dan kelapa sawit.

3 Tanggamus (TGM) Sistem Lahan: Mabi


Luas: 151 km2
Deskripsi umum: Dataran berupa tufa vulkanik sedang yang
bergelombang pada daerah daratan tinggi
Kemiringan: 9-15 %
Relief: 11-50 m
Lebar puncak: 201-500 m
Lebar lembah:25-200 m
Litologi: tefra berbutir halus, tefra berbutuir kasar, alluvium
muda berasaldari vulkanik
Kelompok besar tanah: ustropepts, haplustalfs
Persen di satuan peta :20-60 %
Tekstur lapisan atas / lapisan bawah: agak halus/agak halus
dan agak halus/ halus
Curah hujan rata-rata:2000-2100 mm
Selang iklim: basah (4-6); kering (6-7)
Suhu rata-rata terendah/tinggi: 14/25˚C
Tipe penggunaan lahan:
 Sesuai untuk pekarangan, suatani lahan kering,
suatanai lahan basah, swatanui tinnggi dataran,
peternakan, penghutanan kembali
 Tidak sesuai untuk perikanan air payau, pengairan
pasang suruit, tanaman keras, dan perhutan tanian.
Kesesuaian lahan:
 Sesuai: -
 Tidak sesuai untuk karet, kelapa sawit, kelapa, teh,
kopi robusta dan arabica, cokelat, cengkeh, lada,
tebu, tembakau, nanas, jambu mede, pisang, kapas,
sagu, dan rotan.

2. Peta Kemampuan Lahan


(Skala 1 : 250.000 dan Skala 1 : 50.000)
a. Kelas Kemampuan Lahan untuk Pertanian
Kemampuan
Lahan untuk Luas (Ha) Lokasi
No Pertanian Faktor Penghambat
Sub Sub
Klas Klas
Klas Klas
Skala 1:250.000 (Peta Kemampuan Wilayah Propinsi Lampung)
Normal (sedikit Pekalongan,
1 II II n 76,9 76,9
penghambat) jepara baru,
gunung sugi
kecil
Normal (sedikit Bandung baru
III n 30,5
penghambat)
Bentuk wilayah Leoun,
berombak sampai kotadalem,
bergelombang tarahan,
bukudhjadi,
g. Kasih,
bandjar
III t1 389,5 negeri,
kampung
muara dua,
korta agung,
2 III 537,7
kota bumi,
pekanbalak,
timbabalak
III d1 Kekeringan musiman 12,2 belu
Muka air tanah Djabung,
bukit ulu
III w 76,9
bekarang, w.
Pisang,
Bentuk wilayah gedongsurian,
berombak sampai sukaraja,
III t1 c1 28,6
bergelombang; embun bulangmaja,
upas (nightfrost) dusun baru
Normal (sedikit Pematang
penghambat) merbau,
tegineneng,
IV n 59,8
TT.
Balangbesi,
w. Bungul
Bentuk wilayah Gisting
IV t1 berombak sampai 7,5
bergelombang
Kekeringan musiman Njihai,
kalianda, tg.
IV d1 9,1
Selaki,
3 IV 1765,3
lampasing,
Miskin labuhan ratu,
gedong,
propau,
gedong
menang,
IV s2 924,0
surakarta, s.
buajaputuk, s.
beras beras,
w. Umpo, w.
kubukujung
IV s1 Fisik tanah buruk 318,4 Ladang
(konkresi dan kerikil) muara butuh,
Muka air tanah Beranti,
IV w 20,0
waikabar
IV o1 Genangan musiman 36,6 menggalak
Bentuk wilayah tt. kabawas,
berbukit sampai ulubelu, w.
bergunung; erosi Ilahan, pg.
Haraberak, w.
Merbau, tt.
Sasudur, w.
Ilahan,
IV t 2 e 389,9 sanjang
betuah, bt.
Minang,
lubukitik,
badjong,
bukit
kemuning,
piabung
Skala 1:50.000

1 II II n Sedikit atau tanpa Cipanuaan


penghambat
Nunggewei
a. Kerikil 428
b. Batu-batu didalam
tanah

II s2 Padas dan batu / 136, 0 Gelok, Sepat,


kerikil dipermukaan jebor,
tanah ciporay,
932 leuwi
munding,
parakan, raja
gajah

2 III III n Salah satu atau Leuweung


kombinasi dari : peundeuy,
maga, pirang
a. Padas dan batu- raja,
batu dipermukaan 253
pelabuhan,
b. Wilayah melandai 3078 leuweung
peuneu,
sukaraja

III w Salah satu atau Butawangi,


517
kombinasi dari : taneuh
a. Mutu air tanah beureum
b. Padas

III w ∙ Muka air tanah dan Muara,


o genangan musiman kosambikereu
, bojong
roreng,
presantren,
leuwueung
863
malang,
jejetis, bojong
banteng,
sindang
karanganyar,
bojong melati

III s2 Salah satu atau Brujul kulon,


kombinasi dari : babakan kale,
pinang raja,
a. Padas maja,
b. Batu-batu waringin 1,
dipermukaan bumi wangi,
c. Wilayah melandai 1145
cangcarayang
, pas
butawangi,
serang,
taneuh
beureum

3 IV IV w Muka air tanah Palabuhan


tilu, tarikolot,
panyingkiran,
2932 12832 cikerruh,
pasir, loji
entuk, bojong
melati

3. Peta Kesesuaian Lahan


a. Kesesuain lahan tanaman semusim
Nama
No Kelas Kesesuaian Lahan SPT Faktor Penghambat Wilayah

Cikoneng,
S2-t
1 S2 Agak sesuai dengan topografi Tagal
(8)
Langkap,
Pondok
Bujang,
Cibunying.
Gunung
Leutik,
Bojong
S2-t1e
Terang, Pr.
(14)
Cilembun,
Agak sesuai dengan topografi
Pasir
dan bahaya erosi
Gadung
Karang
S2-t1e Tengah, Pr.
(15) Jayanti,
Cibadak
Pr. Angin,
Gunung
Geulis, Pr.
S2-t
Bojong
(16)
Honje,
Pondok
Cipaseban
Agak sesuai dengan topografi
S2-t G. Tutul, G.
(17) Pangangkang
Cilembur
Udik, Leuwi
S2-t
Malang,
(19)
Cibogo,
Cirangrang
G. Menyan,
S2-t1e Agak sesuai dengan topografi G.
(24) dan bahaya erosi Sarengseng,
Cimanggu
Suka Birna,
Gabok,
S2-t
Agak sesuai dengan topografi Bojong,
(25)
Cijeruk,
Palasari
Agak sesuai kealaman efektif, Kademangan
S2-s
tekstur di daerah perakaran Dan
(29)
dan kapasitasmenahan air. Pangasinan

Kurang sesuai, kedalaman Cibarengok,


S3-s efektif, tekstur di daerah leuwi goong,
(2) perakaran dan kapasitas citeureu, g.
menahan air putri
2 S3
Kurang sesuai, kedalaman Padaherang,
S3-s efektif, tekstur di daerah cilubang,
(3) perakaran dan kapasitas cimanggung
menahan air
S3-d Situ ciseeng
Kurang sesuai, drainase tanah
(4)
S3-d Pasir angin
Kurang sesuai, drainase tanah
(5) duku
Kurang sesuai, kedalaman Cibeureum,
S3-s efektif, tekstur di daerah cibitung
(6) perakaran dan kapasitas
menahan air

b. Kesesuaian lahan tanaman tahunan


No Kelas Kesesuaian Lahan SPT Faktor Penghambat
1 U 1 u = sangat tidak sesuai
2 S-3s 2 S-3 = kurang sesuai, S = kedalaman
3 S-3s 3 efektif
4 S-3d 4 S-3 = kurang sesuai, d = drainase
5 S-3d 5 tanah
6 S-3s 6 S-3 = kurang sesuai, S = kedalaman
7 S-3s 7 efektif
8 S-2t 8 S-2 = agak sesuai, t = topografi
9 U 9 u = sangat tidak sesuai

c. Kesesuaian lahan padi sawah


Nama kota Faktor
No Kelas Kesesuaian Lahan SPT
Penghambat
Parung, dedek, Bahaya
1 S-2f 1 jampang banjir,
genangan
Cibarengok, Kedalaman
leuwigoong, efektif,
2 S-2s 2
citeureup, gn. tekstur di
Putri daerah
Cibeuteung, perakaran
muara, cibodas, dan kapsitas
babakan cikeas menahan air
Kedalaman
efektif,
3 S-2s 3
tekstur di
daerah
perakaran
dan kapsitas
menahan air
Cibarengkok Kedalaman
efektif,
tekstur di
4 S-2s 11 daerah
perakaran
dan kapsitas
menahan air
Gn. Tutul, gn. Tingkat
5 S-2n 5 Paok, cicadas, kesuburan
pasir angin tanah
Cisentul,
cibodas, gn.
6 S-2n 26 Panjang, Tingkat
cibintang, kesuburan
citatam tanah
Cibitung, Ketersediaan
cibereum, air irigasi
7 S-2w 6
sindang barang
hilir
Pasir eurih, Ketersediaan
8 S-2w 7
kota batu air irigasi
Cibeuteung,
muara, leuwi Ketersediaan
9 S-2w 27
nanggung, air irigasi
parung dedek
Parung
bingung, Ketersediaan
10 S-2w 28
pitarah, air irigasi
ciherang

d. Kesesuaian Lahan pada SPT-7 dan SPT-10, SPT-12, SPT-14


Tanaman semusim Tanaman tahunan
Spt
Klas Fp Klas Fp
Kedalaman efektif,
S-2s S-3s
Kedalaman efektif, tekstur di daerah tekstur di daerah
7 (agak (kurang
perakaran dan kapasitas menahan air perakaran dan
sesuai) sesuai)
kapasitas menahan air
U U
10 (tidak - (tidak -
sesuai) sesuai)
S-3t S-2t
12 (kurang Topografi (agak Topografi
sesuai) sesuai)
S-3t S-2t,e
Topografi dan bahaya
14 (kurang Topografi (agak
erosi
sesuai) sesuai)

3.1.10 Konservasi Tanah dan Air (Metode Vegetatif, Metode Mekanis, dan Resapan
Biopori)

1. Tipe – tipe metode konservasi yang di jumpai di kebun percobaan.


 Tanaman pagar dan tanaman penutup.
 Biopori
 Parit
 Metode lorongan dengan tanaman pagar

2. Jenis tanaman yang bisa di jadikan sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup.

Tanaman yang cocok digunakan untuk dijadikan tanaman penutup dan


tanaman pagar biasanya berasal dari Famili Leguminoceae seperti
contohnya tanaman Mucuna bracteata. Tanaman Legum memiliki akar yan
biasanya bersimbiosis dengan baktteri rhizobium

3. Komentar teknik pembuatan lubang resapan biopori


Lubang resapan biopori ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan
meningkatkan daya resap air pada tanah dengan menggunakan sampah
organic yang kemudian menjadi kompos dan dapat membantu tumbuhan
disekiarnya. Pembuatan biopori sangat berdampak pada lahan pertanian
sekala kecil dan sangat tidak efektif digunakan untuk pertanian sekala besar
sehingga untuk skala esar dapat digunakan metode lain seperti terasering
dan irigasi.
BAB IV
KESIMPULAN

Tanah memiliki tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda, ada yang tinggi,
sedang, dan rendah. Hal ini disebabkan karena perbedaan bahan induk penyusunnya dan
perbedaan faktor-faktor pembentuknya. Tekstur tanah dapat dirasakan kasar, lengket, dan
licinnya. Rasa kasar menunjukkan pasir, lengket menunjukkan komponen klei, dan licin
menunjukkan adanya komponen debu. Warna tanah dapat ditentukan dengan
menggunakan Munsell Soil Color Chart. Konsistensi dalam kondisi basah dibedakan
menjadi lekat dan plastis. Pengambilan contoh tanah utuh menggunakan soil ring sampler,
pengambilan tanah agregat utuh cukup menggunakan cangkul untuk mendapatkan
bongkahan, dan untuk pengambilan tanah komposit menggunakan bor tanah kemudian
melakukan quartering. Sifat morfologi tanah Latosol adalah bergelombang, warnanya
coklat kemerahan, tekstur klei, plastis. Sifat morfologi tanah Podsolik adalah
bergelombang, teksturnya lempung berklei, agak lekat, agak plastis, warnanya umumnya
strong brown. Terdapat berbagai jenis pupuk yang dijual di pasaran. Setiap pupuk
memiliki nama, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur ikutannya.
Sifat-sifat fisika tanah yang dianalisis adalah bobot isi tanah, porositas, kadar air
tanah, distribusi ukuran pori, air tersedia, dan permeabilitas tanah. Sifat kimia tanah yang
dianalisis adalah pH tanah, kapasitas tukar kation, fosfor tersedia, kalium tersedia, nitrogen
total, bahan organik, dan aluminium dapat dipertukarkan. Evaluasi status kesuburan tanah
adalah kadar P tanah, K tanah, C organik tanah, Kejenuhan Basa (KB. Kebutuhan pupuk
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara sedangkan kebutuhan kapur
berdasarkan kandungan Al-dd. Peta topografi, peta geologi, dan peta tanah memiliki
informasi yang berbeda-beda. Peta topografi memberi informasi kontur, peta geologi
memberi informasi formasi batuan, dan eta tanah memberi informasi penyebaran tanah.
Begitu juga dengan peta satuan lahan, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan.
Peta satuan lahan dapat diamati tanah, bahan induk, bentuk lahan, lereng, dan vegetasi.
Peta kemampuan lahan kaitannya dengan lahan pertanian. Peta kesesuaian lahan
menunjukkan kecocokan penggunaan dan karakteristik lahan. Metode dalam konservasi
tanah dan air adalah metode vegetatif, mekanik, kimia, dan resapan biopori.
DAFTAR PUSTAKA

Adji TN. 2010. Variasi Spasial-Temporal Hidroheokimia dan Sifat Aliran Untuk Karakter
Sistem Karst Dinamis di Sungai Bribin Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
Disertasi. Yogyakarta (ID): Program Pasca Sarjana UGM.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Purwono M, Hartono A. 2007. Tanah dan Kerapatan Tanaman Pada Tanah Andisol dan
Ultisol. Bogor (ID): Penebar Swadaya.
Suhardjo H. 1994. Penanganan lahan marginal di Provinsi Jambi. Makalah Seminar
Penanganan Lahan Kering Melalui Pola Usaha Tani Terpadu Provinsi Jambi. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, Jambi.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta
(ID): Kanisius.
LAMPIRAN
Contoh Perhitungan
Sifat Fisika Tanah
1. Sangat Cepat
Dik : %Porositas – KAPF1
Dit : Sangat Cepat?
Peny : 55.30- 50.42 = 4.88
2. Cepat
Dik : PF1- PF2
Dit : cepat?
Peny : 50.42-38.97 = 11.45
3. Lambat
Dik : PF2-PF3
Dit : lambat?
Peny : 38.97-31.08 = 7.89

Sifat kimia tanah


1. Bahan Organik = % C org X 1.724
= 2.55 X 1.724
= 4.3962 %
C-org
2. Nisbah C/N= N-total
2.55
= 0.23
= 11.0869 %
Bobot Molekul P2O5
3. P2O5 = x Bray I P
Ar P
142
= 62 x10,20
= 23.36 ppm
Bobot Molekul K2O
4. K2O = xK-ddx 390 ppm
Ar K
94
=78 x0.71 x 390
= 333,7 ppm
Ca-dd + Mg-dd + K-dd + Na-dd
5. KB = x100%
KTK
8,30 + 2,00 + 0,71 + 0,72
= x100%
18.91
= 62.03%
Al-dd
6. Kejenuhan Al = KTK x100%
0.19
=18.91 x100%
= 1.005 %

Contoh perhitungan pupuk dan kapur :


a. 200 kg N Tersedia : PM 15-15-15
100 kg P urea 45% N
150 kg K KCl 50% 𝐾2 𝑂

 Kadar 𝑃2 𝑂5= 15%


100 𝑀𝑟𝑃2 𝑂5
𝑥 𝑥 𝑘𝑒𝑏. 𝑃
15 2 𝐴𝑟 𝑃
100 142
𝑥 𝑥 100𝑘𝑔 = 1.534,1 𝑘𝑔𝑃2 𝑂5
15 62

 Kadar 𝐾2 𝑂 = 15%
15 𝑀𝑟𝐾2 𝑂
𝑥 𝑥 1.534,1 𝑘𝑔
100 2 𝐴𝑟 𝐾
15 94
𝑥 𝑥 1.534,1 𝑘𝑔 = 276,13 𝑘𝑔𝐾2 𝑂
100 78

 Kadar N = 15%
15
𝑥 200 𝑘𝑔 = 30 𝑘𝑔
100

 Kekurangan N = 200 kg – 30 kg = 170kg


Urea = 45 % N
100
𝑥 170 𝑘𝑔 = 377,4 𝑘𝑔 𝑁 dalam urea
45

Jadi, diperlukan pupuk phonska sebanyak 1.534,1 kg dan pupuk urea sebanyak 377,4 kg.
tidak diperlukan pupuk KCl karena kebutuhan K sudah terpenuhi pada pupuk majemuk

b. Diketahui : 200 kg N Phonska 15-15-15


100 kg 𝑃2 𝑂5 Urea 45% N
150 kg 𝐾2 𝑂 KCl 50% 𝐾2 𝑂
Ditanya : Pupuk Phonska yang diperlukan ?
Pupuk lain yang harus ditambah ?
Jawab :
100
𝑃2 𝑂5 = 𝑥 100 𝑘𝑔 = 666 𝑘𝑔 Phonska
15
Kebutuhan Phonska berdasarkan kebutuhan 𝑃2 𝑂5 = 666 kg Phonska
Dalam 666 kg Phonska
15
𝑁= 𝑥 666 𝑘𝑔 = 99,9 𝑘𝑔 𝑁~ 100 𝑘𝑔 𝑁
100
Yang dibutuhkan 200kg N  200 – 100 =100kg N
100
𝑈𝑟𝑒𝑎 = 𝑥 100 𝑘𝑔 𝑁 = 222𝑘𝑔 𝑈𝑟𝑒𝑎
45
15
𝐾2 𝑂 = 𝑥 666 𝑘𝑔 = 99,9 𝑘𝑔𝐾2 𝑂 ~ 100 𝑘𝑔 𝐾2 𝑂
100
100
𝐾𝐶𝑙 = 𝑥 50 𝑘𝑔 𝐾2 𝑂 = 100 𝑘𝑔 𝐾𝐶𝑙
50
Jadi, pupuk Phonska = 666 kg, pupuk lain yang harus ditambah
Urea = 222kg Urea
KCl = 100 kg KCl
100
Daya netralisasi = 𝑥 0,285 𝑡𝑜𝑛 = 0,35625 ton/ha
80

3. K dalam PM
100 94
= 𝑥 𝑥 150 = 1205,128 𝑘𝑔
15 78
15
𝑁= 𝑥1205,128 = 180,7692 𝑘𝑔 = 181 𝑘𝑔
100

100
𝑥69 = 153,3 𝑘𝑔 𝑈𝑟𝑒𝑎
15

100 142
𝑥 𝑥 100 = 636,7 𝑘𝑔 𝑆𝑃36
76 62
33

Anda mungkin juga menyukai