Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Tanah


Dosen Pengampu : Muplihin, S.P., M.P.

Disusun Oleh :

 Annisa Ariestia 2130311060


 Aulia Cahyani Putri 2130311049
 Luthfi Nur Alifah 2130311011
 Rakassiwi Nenti 2130311053
 Yusuf Ramdan Lubis 2130311057
 Muhammad Rusdiansyah 2130311016
 Erza Janwar 2130311023
 M. Ripki Pebrialdi. R 2130311010
 Abdan Sakuro 2130311050
 Syamsul Muarif 2130311056

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2022
BAB I
PENGENALAN MORFOLOGI DAN TEKNIK PENGAMBILAN
CONTOH TANAH

I. KAJIAN PUSTAKA

Uji tanah adalah suatu kegiatan analisis kimia di laboratorium yang


sederhana, cepat, murah, tepat, dan dapat diulang (reproduceable) untuk menduga
ketersediaan hara dalam tanah. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang
diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan
dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien,
rasional dan menguntungkan. Dalam pengambilan contoh tanah harus mewakili
lahan yang akan di analisis dan cara pengambilannya harus benar.

Adapun kandungan-kandungan yang akan di analisis dari sifat kimia, sifat


fisik dan biologi. Sifat kimia tanah antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara.
Kandungan hara terdiri dari kandungan nitrogen, fospor, kalium dan bahan organik.
Sifat sifat fisik tanah adalah sebagai berikut yaitu bahan induk tanah, tekstur tanah,
kepadatan tanah, porositas tanah, temperatur tanah,warna tanah, dan konsistensi
tanah. Sifat biologi tanah antara lain mikroorganisme pengurai bahan organik di
dalam tanah.

Teknik pengambilan contoh tanah untuk dianalisis yaitu sistematis (sistem


diagonal dan sistem zig-zag) dan cara acak.

Diagonal Zig-zag Acak

II. TUJUAN
1. Memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari
pengamatan lapangan.
2. Sebagai bahan penelitian untuk mengetahui karakteristik tanah.
3. Mengetahui isi kandungan tanah setelah uji lab
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
 Sekop/Cangkul
 Tabung kuningan/besi dengan nisbah<0,1%
 Parang/Pisau
 Meteran
 Tali rapia
 Timbangan
 Wadah plastik
 Alat tulis
 Ajir

b. Bahan
 Lahan/bidang tanah
 Label
 Air

IV. LANGKAH KERJA


1. Menentukan sistem pengambilan contoh tanah.
2. Membersihkan tanah dari rumput, batu, kerikil dan sisa-sisa tanaman atau
bahan organik/serasah.
3. Menekan tabung kuningan pada titik yang sudah ditentukan dengan
kedalaman 20-30 cm.
4. Menggali tabung dengan sekop atau cangkul.
5. Memotong tanah dengan pisau pada ujung tabung.
6. Tekan tanah yang berada dalam tabung dan simpan dalam wadah yang telah
disiapkan.
7. Lakukan hal yang pada titik yang telah ditentukan.
8. Setelah selesai campur dengan cara diaduk seluruh contoh tanah tersebut dan
beri keterangan. Pada label: tanggal, nomor, nama pengambil, lokasi, simpan
dalam kantong plastik.
9. Cuci dan rapikan alat yang telah digunakan.

V. HASIL
1. Ada dua lokasi pengambilan tanah yaitu di HSI (Hasil Sayur Indonesia) dan
di daerah Cikembang.
2. Teknik pengambilan sampel tanah menggunakan metode acak di HIS dan zig-
zag di Cikembang.
3. Pada pengambilan tanah dilakukan 5 titik pengambilan dengan kedalaman 20-
30 cm, kira-kira 2 kepal dalam satu titik. Diberi label, dicampur dan
dikeringkan.
4. Dalam pengambilan tanah dilakukan dalam kedalaman 30cm karena lapisan
atas merupakan lapisan yang terletak hingga kedalaman 30 cm yang disebut
dengan istilah Top Soil. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling subur,
karena banyak mengandung bahan organik. Oleh karena itu lapisan ini
merupakan bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan.
5. Tanah hasil pengambilan ini sebagai sampel penelitian untuk mengetahui
perbedaan karakteristik tanah dan kandungan tanah tersebut.

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah pengambilan sampel tanah ini
sebagai bahan penelitian untuk mengetahui karakteristik tanah dan kandungan tanah
tersebut, supaya dapat menyimpulkan manakah kandungan tanah yang lebih subur,
tanaman yang cocok untuk ditanam ditanah tersebut, perlakuan apa saja yang harus
dilakukan untuk memperoleh tanah yang baik.

VII. LAMPIRAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Persada, Adiguna Karya. 12 April 2019. “Teknik pengambilan sampel tanah”.


https://adigunakaryapersada.co.id/2019/teknik-pengambilan-sampel-
tanah/#:~:text=Pengambilan%20sampel%20tanah%20merupakan%20tahapan,secara
%20efisien%2C%20rasional%20dan%20menguntungkan

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Tanah%20dan%20Kehidup
an_IK/Lapisan-
Tanah.html#:~:text=Lapisan%20atas%20merupakan%20lapisan%20yang,optimum%
20untuk%20kehidupan%20tumbuh%2Dtumbuhan
BAB II
ANALISIS FISIK TANAH, WARNA, STRUKTUR DAN TEKSTUR
TANAH

I. TINJAUAN PUSTAKA

Warna adalah salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah, karena tidak memiliki efek langsung terhadap
tanaman, tetapi secara tidak langsung berpengaruh terhadap temperatur dan
kelembaban tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning,
dan hitam, kadang juga kebiruan dan kehijauan.

Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukkan warna tanah yang


bervariasi, menggambarkan petunjuk tentang sifat-sifat tanah. Sifat tanah berkaitan
dengan warna tanah kandungan organik, kondisi drainase dan aerasi. Warna tanah
digunakan dalam menentukan klarifikasi tanah dan mencirikan perbedaan horizon-
horizon tanah, atas dasar warnanya yang muncul sebagai akibat gaya-gaya aktif
dalam pembentukan tanah. Warna tanah juga sangat dipengaruhi oleh kadar lengas
di dalamnya. Tanah yang kering biasanya berwarna lebih muda dibandingkan
dengan tanah yang basah, hal ini terjadi karena koloid yang kehilangan air.

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut; (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat
hidratasi. Tekstur tanah dilapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu
dengan cara memijit tanah basah diantara jari jempol dan jari telunjuk, sambil
dirasakan halus kasarnya, meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat.

II. TUJUAN
1. Untuk memberikan pemahan dasar tentang mekanisme perilaku tanah secara
fisika
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tanah
3. Mampu membandingkan warna tanah

III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
 Buku munsell soil color chart
 Koran
 Wadah plastik
 Ember
 Penggaris
 Alat tulis
 Kantong plastik

b. Bahan :
 Tanah
 Air

IV. LANGKAH KERJA

A. Warna tanah
1. Mengambil sedikit tanah gumpal, lalu dilembabkan dengan air
secukupnya ( permukaannya tidak mengkilap).
2. Meletakkan dibawah lubang kecil pada buku munsell soil color chart .
3. Mencatat notasi warna (hue, value, chroma) dan nama warna. Pengamatan
warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

B. Tekstur tanah
1. Menimbang sampel tanah 500 gram.
2. Menambahkan 1 liter air kemudian aduk sampai hancur merata .
3. Memasukkan ke dalam kantong plastik panjang, kemudian ikat ujungnya,
dan kocok sampai merata.
4. Menggantungkan ditempat aman kemudian dibiarkan selama 24 jam atau
sampai terpisah antara pasir, liat dan debunya.
5. Mengukur ketingggian masing-masing partikel penyusun tanah tersebut.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan Warna Tekstur Struktur tanah (partikel penyusun


tanah)
Tanah HSI Value 3,4 Lempung 10 cm pasir, lempung 2 cm, dan 2
cm tanah liat
Tanah Value 4,4 Liat berpasir 4 cm pasir, 9 cm lempung, dan 6,5
Cikembang cm tanah liat

Sifat fisik tanah adalah sifat-sifat tanah yang ditentukan oleh bahan
penyusunnya. Sifat fisika tanah mencakup tekstur, struktur, porositas dan warna
tanah. Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran partikel yang menyusun
tanah.
Pada analisis fisik tanah yang dilakukan dengan menganalisis warna, tekstur,
dan struktur tanah. Hasil dari analisis fisik tanah tersebut kita menganalisis 2 jenis
tanah, tanah di HSI dan tanah di Cikembang. Hasil warna tanah di HSI ketika di
lihat dan dibandingkan dengan yang ada di buku munsell soil color chart tanah dari
HSI warnanya berjenis value 3,4, sedangkan tanah dari cikembang berwarna value
4,4. faktor yang mempengaruhi perubahan warna tanah yaitu dari jenis mineral dan
jumlahnya, kandungan bahan organik pada tanah, dan kadar air tanah dan tingkat
hidratasi.
Hasil analisis tekstur tanah dari HSI termasuk dalam tanah lempung, sedangkan
tanah dari cikembang termasuk tanah liat berpasir. Ketika dianalisis struktur
tanahnya, dapat memperoleh partikel penyusun tanah yang berbeda dari kedua
tanah. Hasil dari tanah HSI terdapat 10 cm pasir, 2 cm lempung, dan 2 cm tanah liat,
sedangkan hasil tanah dari Cikembang terdapat 4 cm pasir, 9 cm lempung, dan 6,5
cm tanah liat. Jika di presentase kan hasil tanah HSI pasir 33,3%, lempung 6,6%,
dan tanah liat 6,6% , sedangkan presentase hasil dari tanah Cikembang terdapat
pasir 13,3%, lempung 30%, dan liat 21,6%.

VI. KESIMPULAN

1. Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang ditentukan oleh bahan penyusun
nya
2. Sifat fisik tanah mencakup warna, tekstur, dan struktur tanah
3. Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukkan warna tanah yang
bervariasi sehingga ada berbagai macam warna tanah diantaranya, putih,
merah, coklat, kelabu, kuning, dan hitam, kadang juga kebiruan dan kehijauan.
4. Pengamatan tekstur tanah dilakukan upaya mengetahui jenis tanah dengan
cara dirasakan keberadaan debu, pasir, dan liatnya
5. Jenis tanah meliputi tanah pasir, pasir berlempung, lempung berpasir,
lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir,
lempung debu berpasir, liat berpasir, liat berdebu, dan liat.
6. Pada pengamatan struktur tanah dapat mengetahui partikel-partikel penyusun
pada tanah.

VII. DAFTAR PUSTAKA

 Muplihin. 2022. Panduan praktikum dasat ilmu tanah.

VIII. LAMPIRAN
BAB III
UJI AERASI, UJI KEMAMPUAN MENGIKAT AIR DAN UJI DAYA
KAPILER

I. TINJAUAN PUSTAKA

Aerasi tanah adalah kelancaran pergerakan atau pertukaran udara didalam


tanah. Didalam tanah yang baik terdapat ruang-ruang (pori) yang seharusnya terisi
oleh udara yang disebut sebagai pori makro. Aerasi tanah berkaitan secara langsung
dengan porositas tanah, perkembangan akar dan kesuburan tanah. (Noviana, 2019).

Agar media tumbuh tanaman tidak memadat dan memiliki kondisi iklim
mikro yang kondusif di dalam tanah yang memungkinkan berlangsungnya proses
metabolisme, baik untuk organisme tanah maupun pertumbuhan tanaman, maka
diperlukan pengaturan tata air dan tata udara yang memungkinkan tersedianya
ruangan yang cukup bagi bahan atau mineral dan air serta gas-gas untuk keluar
masuk, di samping pengaturan struktur atau campuran dari media tanam itu sendiri.
(Dhalimi, 2005).

Terbatasnya udara dalam tanah akan mengakibatkan terhambatnya


pertumbuhan dan perkembangan akar karena terhambatnya pernafasan akar,
Pengaruh Iklim Mikro Media Tanam dan Aerasi 37 penyerapan air dan unsur hara.
Di samping tertekannya aktivitas jasad hidup dalam tanah yang berakibat proses
biologi dalam tanah terganggu. (Nurhayati , l986)

II. TUJUAN

1. Menambah ilmu dan wawasan tentang sifat sifat dari beberapa jenis tanah
2. Mengetahui perbedaan aerasi, kemampuan mengikat air dan daya kapiler tanah
antara tanah di kampung melon dan tanah di kampung cikembang

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Botol air mineral
 Balon
 Wadah plastiK/baskom
 Gelas ukur
 Timmer
 Timbangan
b. Bahan
 Sampel tanah sawah, kebun dan tegal
 Air
 Udara

IV. LANGKAH KERJA

A. Uji Aerasi Tanah


1. Memasukan sampel tanah kering yang telah disiapkan kedalam botol
yang telah diberi lubang-lubang kecil pada bagian bawahnya.
2. Memasukan botol yang sudah terisi tanah kedalam baskom yang sudah
terisi air.
3. Meniup balon dengan ukuran yang sama.
4. Menghubungkan balon yang berisi udara kedalam baskom yang berisi
tanah.
5. Menghitung dengan timmer kecepatan tersebut sampai kempis.

B. Uji Kemampuan Mengikat Air


1. Memasukan sampel tanah kering yang telah disiapkan kedalam botol
yang telah diberi lubang-lubang kecil pada bagian bawahnya
2. Menyiapkan botol tersebut diatas wadah plastic atau baskom.
3. Menyiapkan air mineral 500 ml, kemudian menuangkan air tersebut
secara perlahan kedalam botol.
4. Mengangkat botol secara perlahan dari wadah plastik/baskom dan hitung
air yang menetes dari botol
5. Mengukur air yang ada didalam wadah plastik/baskom dan hitung air
yang tersimpan dalam botol.

C. Uji Daya kapiler


1. Memasukan sampel tanah kering yang telah disiapkan kedalam botol
yang telah diberi lubang-lubang pada bagian bawahnya
2. Memasukan air 1 liter kedalam wadah plastik/baskom, kemudian
memasukan botol yang sudah berisi tanah kedalam wadah
plastik/baskom.
3. Menunggu 15-20 menit, kemudian mengangkat botol secara perlahan
sampai tidak ada air yang menetes
4. Mengitung sisa air yang ada didalam wadah plastik/baskom dan air yang
terserap oleh tanah dalam botol.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah di Kampung Cikembang


Uji Tanah di Kampung Melon
04,47 Menit
Aerasi 05,12 Menit
Kemampuan
Air 4,7 cm Air 4,5 cm
Mengikat
5 Menit 4,2 cm 5 Menit 4,3 cm
air
Daya
Air 4,4cm Air 4,2 cm
kapiler
VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah :


1. Aerasi adalah proses dimana air dalam tanah digantikan oleh udara dari
atmosfer.
2. Kemampuan tanah dalam menyerap atau menahan air di dalam pori-pori
tanah atau melepaskannya dari dalam pori-pori tanah. Kondisi ini sangat
tergantung pada tekstur dan struktur tanah, pori- pori tanah meso dan mikro,
serta iklim khususnya suhu dan hujan.
3. Kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi Air ini bergerak ke
samping atau ke atas karena gaya kapiler.

VII. DAFTAR PUSTAKA

 Noviana, Isna. 2019. Aerasi Tanah

 Dhalimi, A. 2005. Pengaruh Iklim Mikro Media Tanam dan Aerasi terhadap
Pertumbuhan Setek Cabang Buah Lada. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian.

 Nurhayati, M. l986. Dasar - dasar Ilmu Tanah. Koordinator Badan Kerja


Sama Ilmu Tanah BKS-PTN USAID University of Kentucy
VIII. LAMPIRAN

.
BAB IV
MENGUKUR UNSUR KIMIA TANAH

I. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen
organik maupun anorganik. Keanekaragaman tanah memiliki sifat dan kandungan
yang berbeda dalam komponennya. Antara lain sifat kimia yang merupakan
komponen inti dalam tanah.

Tanah sendiri memiliki jenis dan sifat yang berbeda, adapun jenis tanah itu
antara lain : Regosol, Andesol, Vertisol, Latosol dan masih banyak lagi. Disetiap
tanah itu terkandung unsur kimia tertentu dan fase-fase reaksi kimia tertentu. Hal
ini berpengaruh untuk kesuburan tanah.

pH tanah atau pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah


mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P) dan unsur
lain yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang,
dan bertahan dari penyakit. Untuk mengetahui kandungan unsur hara di dalam
tanah hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menganalisis dan menguji
tanah dengan menggunakan PUTK.

II. TUJUAN

Mrngukur Unsur kimia tanah diperlukan untuk klasifikasi tanah dan evaluasi
lahan. Mengukur unsur kimia tanah juga digunakan dalam penelitian kesuburan
agar dapat memeberikan rekomendasi pemupukan untuk perbaikan kesuburan
tanah dan peningkatan hasil pertanian.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Sendok Spatulla
 Tabung Reaksi
 Pengaduk kaca
 Rak tabung reaksi
 Kain lap
 Sikat pembersih tabung reaksi

b. Bahan
 Tanah
 Air
 Preaksi N-1
 Preaksi N-2
 Preaksi N-3
 Preaksi N-4
 Preaksi P-1
 Preaksi P-2
 Preaksi K-1
 Preaksi K-2
 Preaksi K-3
 Preaksi pH-1
 Preaksi pH-2

IV. LANGKAH KERJA

A. Analisis Unsur Nitrogen (N)


1. Siapkan bahan yaitu tanah dan air.
2. Memasukan sedikit tanah pada tabung reaksi sekitar ½ sendok spatulla
dan tambahkan sedikit air.
3. Menambahkan Preaksi N-1 sebanyak 2 ml pada tabung reaksi, kemudian
diaduk rata hingga larut dan tercampur.
4. Menambahkan Preaksi N-2 sebanyak 2 ml pada tabung reaksi, kemudian
diaduk sampai rata.
5. Menambahkan Preaksi N-3 hanya 3 tetes pada tabung reaksi, kemudian
diaduk sampai rata.
6. Menambahkan 5-10 butir preaksi N-4, kemudian diaduk sampai rata.
7. Diamkan selama 10 menit, setelah itu membandingkan warna yang
muncul pada larutan jernih pada tanah dengan bagan warna N tanah dan
baca status hara tanah.

B. Analisis Unsur Phospor (P)


1. Memasukan sedikit tanah pada tabung reaksi sekitar ½ sendok spatulla
dan tambahkan sedikit air.
2. Menambahkan Preaksi P-1 sebanyak 3 ml, kemudian diaduk sampai rata.
3. Menambahkan 5-10 butir preaksi P-2, kemudian diaduk selama 1 menit.
4. Diamkan selama 10 menit, kemudian membandingkan warna yang
muncul pada larutan jernih pada tanah dengan bagan warna P tanah.

C. Analisis Unsur Kalium (K)


1. Memasukan sedikit tanah pada tabung reaksi sekitar ½ sendok spatulla
dan tambahkan sedikit air.
2. Menambahkan Preaksi K-1 sebanyak 2 ml, kemudian diaduk sampai rata.
3. Menambahkan Preaksi K-2 sebanyak 1 tetes, kemudian diaduk selama 1
menit.
4. Menambahkan Prekasi K-3 sebanyak 1 tetes, kemudian diaduk sampai
rata.
5. Diamkan selama 10 menit, kemudian membandingkan warna yang
muncul pada larutan jernih pada tanah dengan bagan warna K tanah.

D. Analisis pH Tanah
1. Memasukan sedikit tanah pada tabung reaksi sekitar ½ sendok spatulla dan
tambahkan sedikit air.
2. Menambahkan Preaksi pH-1 sebanyak 4 ml, kemudian diaduk sampai rata.
3. Menambahkan Preaksi pH-2 sebanyak 1-4 tetes, lalu diamkan selama 10
menit, hingga suspensi mengendap dan terbentuk warna pada cairan jernih
pada bagian atas.
4. Kemudian membandingkan warna yang muncul pada larutan jernih pada
tanah dengan bagan warna pH tanah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Unsur Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman. Fungsi


nitrogen yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, meningkatkan jumlah
anakan dan meningkatkan jumlah rumpun serta menambah ukuran gabah padi.
Dari hasil penelitian bahwa status hara atau N total tanah yang diteliti sangat
tinggi berkisar 200, sehingga kebutuhan pupuk atau rekomendasi urea untuk
mempertahankan produksi sebanyak 200 kg/ha.

B. Analisis Unsur Phospor (P)

Unsur P merupakan salah satu unsur hara makro primer sehingga diperlukan
tanaman dalam jumlah banyak untuk tumbuh dan berproduksi.
Unsur P berfungsi sebagai penyimpan dan transfer energi untuk seluruh aktivitas
metabolisme tanaman.

Dari hasil penelitian bahwa status hara P tanah yang telah diteliti sangat
rendah karena tak sesuai dengan bagan warna di atas, maka kebutuhan pupuk atau
rekomendasi pupuk SP-36 lebih banyak sekitar 100-125 kg SP-36/ha.

C. Analisis Unsur Kalium (K)


Kandungan total K lebih tinggi namun hanya sebagian kecil saja yang tersedia
untuk tanaman. Fungsi K dalam tanaman yaitu membantu pembentukan protein
dan karbohidrat.

Dari hasil penelitian bahwa status hara K tanah yang telah diteliti yaitu tinggi,
maka kebutuhan pupuk atau rekomendai pupuk KCL sebanyak 50 kg/ha dan KCL
+ jerami yaitu 5 t jerami/ha.

D. Analisis pH Tanah

pH atau potensial of hydrogen tanah merupakan standar pengukuran tingkat


keasaman atau kebebasan suatu lahan dengan skala 0-14. Suatu tanah dikatakan
asam bila pH tanah kurang dari 7, dan dikatakan basa bila lebih dari 7. Kondisi
tanah yang paling ideal untuk pertumbuhan tanaman adalah apabila pH tanah
dalam skala netral (pH 6,5-7,8).
Dengan mengetahui pH tanah, petani dapat menentukan tanaman apa yang
cocok untuk ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.

Dari hasil penelitian bahwa unsur pH tanah yang telah diteliti yaitu netral (pH
6-7), dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut ideal. Maka kebutuhan pupuk atau
rekomendasi pupuknya adalah Pupuk N dalam bentuk urea dan dengan
menggunakan sistem drainase konvensial.

VI. KESIMPULAN

Untuk menciptakan lahan yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah dengan
menjaga nutrisi tanaman yang seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
pemberian pupuk anorganik. Unsur hara yang palling dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak adalah unsur Nitrogen (N), Fospor (P) dan Kalium (K)
(Sarief,1989:3).
VII. DAFTAR PUSTAKA

 Patti, P.S., Kaya, E. and Silahooy, C., 2018.” Analisis status nitrogen tanah
dalam kaitannya dengan serapan N oleh tanaman padi sawah di Desa
Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian
Barat.” Agrologia, 2(1).
 http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/
 http://dewicandayana.blogspot.com/
 https://belajartani.com/
 https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/

VIII. LAMPIRAN
BAB V
UJI SEDERHANA KESUBUURAN TANAH

I. TINJAUAN PUSTAKA

Uji kesuburan tanah merupakan proses pendiagnosaan masalah-masalah


keharaan dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan (Dikti,1991:294). Salah
satu cara yang sering digunakan dalam menganalisis kesuburan tanah adalah melaui
uji sederhana kesuburan tanah.
Analisis tanah memberikan data sifat kimia, status unsur hara, serta sifat
fisika tanah. Selain untuk uji tanah, analisis tanah juga diperlukan untuk klasifikasi
tanah dan evaluasi lahan. Uji tanah digunakan dalam penelitian kesuburan agar dapat
memberikan rekomendasi pemupukan untuk perbaikan kesuburan tanah dan
peningkatan hasil pertanian.

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui rekomendasi pemupukan guna keesuburan tanah.
2. Untuk mengetahui sifat kimia tanah

III. ALAT DA BAHAN


a. Alat :
 Kabel
 Bohlam
 Mangkok
 Sambungan listrik
 Aluminium
 Bambu Penyangga
 Gunting

b. Bahan :
 Tanah
 Pupuk Oisca
 Air
 Sekam Bakar

IV. LANGKAH KERJA


1. Memisahkan bagian-bagian pada kabel, kemudian beri bambu untuk
menyangga.
2. Memasangkan lampu bohlam pada kabel.
3. Memberi jarak 1 jengkal sebesar 20 cm dari mangkok lampu.
4. Membuat dua larutan lumpur tanah. Lumpur pertama diberi sekam bakar dan
lumpur kedua diberi pupuk oisca.
5. Mencelupkan kawat kabel pada setiap larutan, kemudian bandingkan mana yang
lebih terang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAAN

Alat uji sederhana ini dapat membantu petani memahami kondisi tanah
diladang mereka, dengan alat ini petani dapat mengerti tentang kesuburan tanah,
sehingga dapat menigkatkan tarap pengetahuan mereka terhadap kebutuhan tanaman
yang mereka kembangkan.
Dari hasil penelitian tersebut tanah yang miskin unsur hara ditandai dengan
lampu menyala redup. Laruan tanah yang dicampuran dengan pupuk oisca hasilnya
lebih terang, sedangkan larutan tanah yang dicampurka dengan sekam bakar
menghasilkan sedikit cahaya atau redup. Hal ini diakibatkan kandungan organic
dalam pupuk oisca lebih tinggi daripada kandungan organic pada sekam bakar.
Seperti yang kita ketahui, tanaman membutuhkan unsur hara esensial untuk
menopang tanaman. Unsur-unsur itu diantaranya ; Nitrogen (N), Phospor (P),
Kalium (K), Karbon (C), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan unsur-unsur lainnya.
Ternyata zat zat yang diperlukan oleh tanaman tersebut sebagian besar merupakan
larutan Elektrolit (larutan penghantar listrik).

VI. KESIMPULAN

Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang


ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat-sifat kimia, fisika, dan biologi bagian tubuh
tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Tanah yang diusahakan untuk
bidang pertanian memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda.

Kesuburan tanah dalam arti sempit adalah ketersediaan hara tanaman pada
waktu tersebut. Makin tinggi ketersediaan hara, maka tanah tersebut makin subur
dan sebaliknya. Status hara dalam tanah selalu berubah - rubah tergantung pada
musim,pengelolaan tanah, dan jenis tanaman.

VII. DAFTAR PUSTAKA


 https://pramudyaarief.web.ugm.ac.id/uji-kesuburan-tanah/
W. Dyah, Susila. K, dan Kusmawati. T. 2015. “Evaluasi Status Kesuburan Tanah
untuk Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Timur.” Agrotekoteknologi
Tropika. 4(4)

VIII. LAMPIRAN
BAB VI
BIOLOGI TANAH

I. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian.


Sifat, ciri dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh
sifat kimia,fisika dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari
mahluk-mahluk hidup didalam tanah. Karena ada bagian-bagian hidup di dalam
tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living System” contohnya akar tanaman dan
organisme lainnya di dalam tanah. Tanah yang mempunyai nilai produktivitas yang
tinggi,tidak hanya terdiri dari bagian padat, cair dan udara saja, tetapi harus ada
jasad hidup yang merupakan organisme hidup.

Pengertian biologi adalah ilmu pengetahuan tentang benda hidup. Benda


hidup merupakan salah satu fenomena alam. Bisa dikatakan biologi merupakan ilmu
yang mencakup dari botani, hewan, manusia dan alam sekitar. Secara ekologis tanah
tersusun oleh tiga kelompok material, yaitu material hidup (faktor biotik) berupa
biota (jasad-jasad hayati), faktor abiotik berupa bahan organik, faktor abiotik berupa
pasir (sand), debu, (silt), dan liat (clay). Umumnya sekitar 5% penyusun tanah
berupa biomass (bioti dan abioti), berperan sangat penting karena mempengaruhi
sifat kimia, fisika dan biologi tanah.

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup


mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan
tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme
tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan
pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat
fisik dan kimia tanah (Anas 1989).Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa
jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks
kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah
yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini
menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi
dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain
yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut. Jumlah
mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam
hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil
tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan
pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989).

II. TUJUAN
1. Mengetahui biota tanah yang hidup
2. .membasmi serangga pada lahan pertanian

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan:
kaca pembesar - Air / akuades
wadah/gelas - Detergen
pinset
saringan

IV. LANGKAH KERJA


1. Membuat lubang untuk menanam gelas plastik aqua (perangkapjebak)
2. Mengisi gelas dengan larutan deterjen
3. Menanam gelas plastik aqua hingga sejajar dengan permukaan tanah,lalu
pada bagian atasnya ditutup dengan sungkup
4. Biarkan satu hari, lalu pada hari berikutnya mengambil gelas tersebut yang
berisi makrofauna untuk melakukan identifikasi dilaboratorium
5. Mengidentifikasi makrofauna yang ditemukan
6. kemudian sebutkan jenis biota tanah yng terkadung dalam hasil penelitian
tersebut

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk
hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari
fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Pada umumnya, organisme tanah berada
pada lapisan tanah bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah.
Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100% dilakukan oleh jamur dan bakteri.

Keberadaan organisme tanah berpengaruh terhadap produktivitas dan daya


dukung tanah. Aktvitas biologis yang dilakukan oleh organisme tanah dapat
mempengaruhi kesuburan dan kegemburan tanah. Namun demikian, ada juga
aktivitas organisme yang merugikan bagi makhluk hidup lainnya misalnya
organisme penyebab penyakit pada tanaman atau hewan peliharaan

Populasi makrofauna didalam tanah pada dasarnya dipengaruhi olehberbagai


faktor yaitu jenis tanah, kelembaban, vegetasi yang dominan,serta kerapatan
vegetasi di dalamnya. Berdasarkan hasil pengamatanterlihat bahwa semakin dalam,
jumlah dan keragaman makrofaunasemakin kecil. Hal tersebut terjadi karena, seperti
halnya dengan maklukhidup yang lainya, makrofauna tanah membutuhkan oksigen
dan bahan makanan. Adapun keberadaannya di dalam tanah, semakin
dalamkedalaman suatu tanah maka jumlah oksigen semakin berkurang, jugatentang
bahan makanan karena bahan makanan makrofauna ialah bahanorganik, dimana
bahan organik ini terakumulasi didaerah permukaan tanahyang berasal dari seresah-
seresah tanaman. Pengaruh vegetasi, bahwasemakin beragamnya vegetasi yang ada
pada tanah maka semakin banyak, makrofauna yang tinggal di dalamnya karena
merupakan sumber bahan makanan.

Makrofauna dalam tanah sangat berperan penting, antara lain dalamhal


peningkatan porositas tanah dan agregasi tanah serta dapatmeningkatkan kesuburan
suatu tanah. Karena aktivitas makrofauna tanahdapat mengubah struktur tanah yang
semula tidak beragregat menjadiberagregat dengan dikeluarkannya enzim yang
dihasilkan oleh aktivitasmakrofauna tanah. Selain itu pergerakan makrofauna tanah
juga dapatmeningkatkan porositas tanah. Aktivitas lainnya yang juga
dapatmemperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mendekomposisi seresahsebagai
penyumbang utama bahan organik tanah.

Sabun dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman tanpa merusak


lingkungan. Sabun merupakan insektisida kontak yang tidak meninggalkan residu.
Dampak keracunan yang ditimbulkan sabun adalah iritasi pada mata dan kulit tetapi
dampak ini relatif lebih aman daripada insektisida kimia. Sabun mampu merusak
membran sel serangga dan mengganggu proses metabolisme. Sabun juga mampu
meluruhkan lapisan lilin yang melindungi tubuh serangga dan menyebabkan
kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh.

Kekurangan sabun sebagai insektisida adalah potensinya untuk merusak


tajuk tanaman (fitotoksisitas) karena sabun dapat mencuci lapisan lilin yang
melindungi tanaman. Beberapa tanaman seperti tomat sangat peka terhadap sabun.
Konsentrasi sabun melebihi 2% dapat merusak tanaman.
Pengendalian hama tanaman dengan sabun efektif untuk mengendalikan
antropoda bertubuh lunak dan berukuran kecil seperti kutu daun/aphids, kutu
putih/mealy bug, kutu kebul muda, wereng muda, thrips, kutu perisai, tungau, ulat
perusak daun, telur dan kepompong serangga. Serangga berkulit keras seperti
kumbang dewasa dan belalang tidak efektif dikendalikan dengan sabun. Mobilitas
dan kekerasan kulit mampu melindungi serangga dari bahaya penyemprotan sabun.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat begitu banyak serangga
pada cairan deterjen sehingga cairan tersebut menguning dan salah satu sebab nya
itu karena dari serangga yang memiliki cairan dari tubuhnya tersebut. Serangga yang
terdapat atau terjebak pada cairan deterjen yaitu jangkrik dan serangga yang
lainnya.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapatdisimpulkan bahwa


Populasi makrofauna didalam tanah pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu jenis tanah, kelembaban, vegetasi yang dominan,serta kerapatan vegetasi di
dalamnya. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa semakin dalam, jumlah dan
keragaman makrofauna semakin kecil. Berdasarkan hasil pengamatan, pada setiap
kedalaman tanah peroleh jenis makrofauna yang berbeda-beda. Hal ini karena
adanya perbedaan sifat makrofauna.

VII. DAFTAR PUSTAKA

 https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/Insektisida+Ramah+Lingkungan+den
gan+Menggunakan+Sabun/161020/f55a0397dbfda395f441ddaaa18d42fa
bd9a430b3f646ca7a4564c9c6227bf25198

 https://adoc.pub/download/laporan-praktikum-biologi-dan-kesehatan-
tanah.html
VIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai