Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN
TEKSTUR TANAH

Oleh kelompok IV :
Sinta Wulandari (150210103078)
Zulfi Ridhotul R (150210103086)
Reta Kusuma Wardani (150210103091)
Rafi Dian Pratama (150210103098)
M. Khoirul Anam (150210103099)
Fara Dias Safrina (150210103106)
Kelas C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
COVER ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II.METODE PENELITIAN .............................................................................. 3
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ............................................................................. 3
3.2 Alat dan Bahan Percobaan .................................................................................. 3
3.3 Desain Percobaan ................................................................................................. 3
3.4 Prosedur Percobaan ............................................................................................. 4
3.5 Skema Alur Percobaan ........................................................................................ 4
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
BAB IV. HASIL PENGAMATAN ............................................................................ 9
4.1 Tabel Tekstur Tanah ............................................................................................ 9
BAB V. PEMBAHASAN .......................................................................................... 10
BAB VI. PENUTUP .................................................................................................. 15
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
6.2 Saran .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17
LAMPIRAN GAMBAR............................................................................................ 18
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL DAN COVER BUKU ................................... 19

ii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan,


sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,
menggunakannya dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan
sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita
menggunakannya.

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan


bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat
penting karena tanah menyediakan unsure hara, seperti mineral, bahan
organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu
tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan
partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah lalu
dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur tanah
tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat
kesuburannya.

Dengan mengetahui tekstur tanah, maka kita akan menyadari


bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi
kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Tanah terdiri dari butiran-
butiran yang berbeda baik dalam ukuran maupun bentuk. Besarnya
partikel tanah relative sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan
tekstur. Tekstur menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran
tanah. Lebih khusus lagi, tekstur ditentukan oleh perbandingan antara
kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tekstur dari berbagai macam jenis tanah?
2. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia tanah ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tekstur dari berbagai macam jenis tanah
2. Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia tanah
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah

2
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat
Penelitian dilakukan pada Hari Senin, 09 Oktober 2017 di Laboratorium
Pendidikan Biologi, FKIP Gd. 3 Universitas Jember
3.1.2 Waktu
Penelitian dilakukan pada Hari Senin, tanggal 09 oktober 2017 pukul
07.00 WIB-selesai
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1 Sekop
2 Plastik
3.2.2 Bahan
1. Sampel Tanah Sungai
2. Sampel Tanah Lapangan
3. Sampel Tanah Kebun
4. Sampel Tanah Halaman
5. Sampel Tanah Sawah
3.3 Desain Percobaan

Tanah Sungai Tanah Lapangan Tanah Kebun

Tanah Halaman Tanah Sawah

3
3.4 Prosedur Percobaan
1 Mengambil sejumlah sampel tanah yang telah ditentukan
2 Memijit sejumlah sampel tanah tersebut tersebut antara jari telunjuk dan
ibu jari, kemudian dirasakan (berdasarkan kategori Clarke), mengalisa dan
menentukan kategori tekstur tanahnya.
3.5 Skema Percobaan

Mengambil sejumlah sampel tanah yang telah ditentukan (tanah sungai, lapangan,
kebun, halaman, dan tanah sawah)

Memijit sejumlah sampel tanah dengan jari telunjuk dan ibu jari, kemudian dengan
dirasakan (berdasarkan kategori Clark)

Menganalisa dan menentukankategori tekstur tanah tersebut (tanah sungai,


lapangan, kebun, halaman, dan tanah sawah)

Menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka


daratan bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang
bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan
morfologi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan
hidup bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan system ruang-waktu, bermatra
empat. Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara yang
satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses
pedogenesis (Sutanto,2005 : 18)
Berdasarkan sistem klasifikasi tanah, keseluruhan tanah dapat ditetapkan
menjadi 15 kategori. Pengelompokan ini dapat dihubungkan dengan tekstur tanah

dan survei pengelompokan lain mengenai tanah, yaitu:

(Olson, 1991: 22).

Pada awalnya dalam kategori macam, tanah dibedakan atas warana tanah
seperti latosol merah dan latosol cokelat, tetapi cara ini diperbaiki karena ternyata
5
warna tanah tidak selalu menunjukkan perbedaan sifat tanah yang nyata. Nama-
nama tanah dalam kategori seri diberi nama menurut tempat seri tersebut pertama
kali ditemukan (Sutanto, 2005: 162).

Klasifikasi tanah pertama kali muncul secara internasional dengan


Atterberg dan dengan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Pada akhir
tahun 1920-an, sistem internasional dan USDA diterima secara formal dan
dipimpin oleh sistem klasifikasi luas yang digunakan di seluruh dunia saat ini.
Klasifikasi paling umum (misalnya USDA / Organisasi Pangan dan Pertanian,
Ilmu Pengetahuan Tanah Internasional Masyarakat / Persatuan Ilmu Tanah
Internasional, Kanada, Jerman) mengandalkan fraksi relatif dari partikel liar
dengan ukuran yang berbeda untuk menentukan batas kelas tekstur tanah.
Klasifikasi tradisional sangat mudah karena distribusi ukuran butir dapat diukur
dengan mudah dan dapat diperkirakan dengan cepat dan akurat di lapangan. Saat
ini, klasifikasi tekstur tanah biasanya digunakan dalam bidang pertanian,
geoteknik, hidrologi, dan disiplin terkait lainnya. klasifikasi tanah untuk hidrologi
dipusatkan pada klasifikasi manual tanah pada skala tangkapan dengan
menggunakan model permukaan bawah konseptual. Khususnya, karya Boorman,
et.al.] ditunjukkan untuk memperbaiki klasifikasi tekstur standar(Rice,2015).

Bahan organik memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi


gembur sehingga mempermudah pengolahan tanah. Tanah berpasir menjadi lebih
kompak dan tanah lempung menjadi lebih gembur. Penyebab kompak dan lebih
gemburnya tanah ini adalah senyawa senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh
mikroorganisme pengurai serta miselium atau hifa yang berfungsi sebagai perekat
partikel tanah. Dengan struktur yang lebih baik ini berarti difusi O2 atau aerasi
akan lebih banyak sehingga proses fisiologis di akar akan lancer (Husni,2015).
lepas-lepas butiran tanahnya, sehingga sangat mudah meloloskan air atau dengan
kata lain tidak dapat menyimpan air(Mildaryani,2012).

Clay merupakan tanah yang membetuk massa lengket ketika dicampur


dengan air. Dalam keadaan basah massa tersebut dapat dibentuk, namun dalam
keadaan kering massa tersebut menjadi keras, rapuh dan mempertahankan
6
bentuknya. Lebih lanjut, jika dipanaskan, clay akan mengeras dan tidak dapat
berinteraksi lagi dengan air(Khairurrijal,2014). Tanah lempung atau tanah liat
disusun oleh partikel lempung seperti lembaran yang memiliki permukaan khusus
sehingga lempung memiliki sifat yang dipengaruhi oleh gaya gaya permukaan,
partikelnya berukuran koloid 0,002 mm(Hardiyatmo,2007:20).

Tanah daerah mangrove dicirikan oleh tiga hal, yaitu: salinitas tanah yang
tinggi, tingkat kematangan tanah yang rendah, serta mengandung tanah klei
masam (cat clay). Klei masam (cal clay) adalah klei dalam tanah yang
mengandung sejumlah sulfida atau sui fat. Hal ini terjadi karena pengaruh pasang
air laut atau air payau pada saat pembentukan tanah ini dan proses pasang surut
selanjutnya. Tekstur tanah lempung di anggap sebagai tanah yang mempunyai
bahan organik tinggi dan optimal bagi pertumbuhan pohon mangrove.
Dibandingkan dengan tekstur tanah berpasir, kapasitasnya untuk menahan air dan
unsur hara lebih baik, sedangkan aerasi dan drainasenya lebih baik dibandingkan
tekstur tanah liat. Tekstur tanah yang berlumpur sangat baik untuk pertumbuhan
R. apiculata. R. apiculala adalah jenis mangrove yang dapat tumbuh dengan baik
pada endapan lumpur yang terakumulasi. Jenis Rhizophora spp. dan Avicennia
spp. bisa tumbuh baik pada tanah lunak (belurn begitu matang) dan berlumpur.
Jenis Broguiera spp., Sonneratia spp. dan Ceriops spp. bisa ditanam di tanah yang
lebih kerasllebih matang (biasanya lebih dekat ke arah darat) (Widiatmaka,2015).

Tanah terbentuk dari percampuran komponen penyusun tanah yang


bersifat heterogen dan beraneka. Ada 4 komponen utama penyusun tanah mineral
yang tidak dapat dipisahkan dengan pengamatan mata telanjang. Komponen tanah
tersebut dipilahkan menjadi tiga fase penyusun tanah, yakni fase padat ; bahan
mineral dan bahan organik, yang kedua fase cair ; lengas tanah dan air tanah,
terakhir fase gas ; udara tanah. Komposisi tanah berdasarkan volume tanah,
masing-masing komponen hanya perkiraan (% volume). Komponen mineral
adalah semuajenis bahan padat hasil pelapukan batuan induk, termasuk mineral
primer, mineral sekunder, dan bahan amorf yang mempunyai bermacam-macam
ukuran dan komposisi. Komponen organic terdiri atas fauna dan flora tanah,

7
perakaran tanaman, serta hasil decomposisi/peruraian sisa vegetasi atau hewan
sebagai hasil kegiatan mikroorganisme sehingga selalu terjadi alihrupa komponen
tanah (Sutanto,2005 ; 22)

Jenis tekstur tanah yang terbaik dalam mempengaruhi perubahan biomassa


P.corehtrurus pada penelitian tahap 1 dan 2 adalah jenis lempung berpasir (60%
pasir; 24% debu; 16% liat) yang berbeda nyata terhadap perlakuan liat dan
lempung berliat. Jenis tekstur tanah lempung berpasir mampu mendukung
pertumbuhan cacing P.corethrurus dalam hal peningkatan biomassa dibandingkan
dengan jenis tekstur liat dan lempung berliat diduga karena tekstur tersebut
dominan mengandung fraksi pasir yaitu sebesar 60% yang mana dapat
meningkatkan aktivitas dari cacing P.corethrurus terutama aktifitas makan,
sehingga biomassa P.corethrurus bertambah lebih tinggi (Andi, 2017).

Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain : Iklim, Jika kondisi
iklim hujan maka tanah selalu dalam keadaan basah, hal ini dapat mempengaruhi
keadaan tekstur tanah dan akan terjadi proses pencucian (leaching).
Organisme, keberadaan organisme dapat menjadikan tekstur tanah menjadi
semakin subur karena organisme dapat menjadi kompos dan pengurai. Bahan
induk, Jika bahan induk tanah berasal dari batuan maka tekstur tanah akan
cenderung memiliki pori-pori yang besar. Topografi, Berubahnya muka bumi
akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada tekstur tanah, misalnya
dalam hal kepadatan dan bentuk strukturnya. Waktu Semakin lama suatu tanah di
permukaan bumi maka teksturnya akan semakin padat karena adanya pengaruh
dari kekuatan luar misalnya organisme

8
BAB IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Tekstur Tanah


No. Tanah dari Lokasi Kategoti Tanah Keterangan

1 Kebun Pasir berdebu Lemah dibentuk

Warna lemah

Ada bagian dasar

2 Lapangan Debu berpasir Dapat dibentuk

Dapat dipilin

Memberi warna

3 Swah Debu berpasir Dapat dipilin

Dapat dibentuk

Memberi warna pada


tangan

4 Halaman Pasir Berdebu Lemah dibentuk

Memberi warna pada


tangan

Ada bagian kasar

5 Sungai Tanah pasir Butiran terasa kasar

Tidak dapat dibentuk

9
BAB IV. PEMBAHASAN

Praktikum pada bab tekstur tanah menggunakan berbagai tanah yang


berbeda lokasi seperti tanah sawah, lapangan, kebun, sungai dan halaman rumah.
Tujuan dalam praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam tekstur
tanah dan menganalisis struktur tanah yang telah di gunakan dalam praktikum.
Untuk itu yang perlu dikerjakan yang pertama yaitu mengambil sejumlah contoh
tanah yang telah ditentukan. Selanjutnya memijit sejumlah contoh tanah tersebut
dengan menggunakan antara telujuk dan ibu jari, kemudian dengan dirasakan
(berdasarkan kategori Clarke). Terakhir menganalisa dan menentukan kategori
tekstur dari tanah tersebut dan mencatat serta memasukkan dalam tabel hasil
pengamatan.

Pengamatan tekstur tanah mengambil sampel tanah dari berbagai tempat


yang sudah ditetapkan. Lokasi tanah yang diambil dan dijadikan sampel seperti
pada halam rumah, halam kos kosan, sawah, kebuh, lapangan dan Sungai. Tanah
kebun setelah dilakukan pengamatan dengan metode memilin dan menekan tanah
didapatkan hasil Lemah dibentuk, warna lemah dan ada bagian kasars sehingga
jenis tanaman bias dikelompokan kedalam tanah pasir berdebu. Tanah pasir
berdebu sendiri memiliki ciri yang umum adalah memiliki kerapatan partikel yang
lemah atau partikel renggang sehingga jenis tanah ini dirasa tidak sesuai
digunakan untuk menanam tanaman karna sifatnya sendiri yang sulit menyimpan
air karna gaya Tarik menarik antar partikel tanah kurang sehingga nantinya gaya
Tarik menarik dengan molekul yang digabungkan dengan tekanan juga lemah.
Vegetasi pada tanah pasir bias diambil contoh seperti suku rumput rumputan,
yang mampu hidup pada keadaan minim unsur hara dan ketersediaan air.

Tanah Lapangan setelah dilakukan pengamatan dan perlakuan didapatkan


tekstur tanah sebagai berikut, dapat dibentu, dapat dipilin dan memberikan warna.
Karakter tersebut bias dikaitkan dengan bagaimana gaya permukaan antar partikel
tanah lapangan yaitu gaya permukaannya kuat sehingga tanah lapangan mudah
untuk dibentuk bahkan dipilin, sehingga bias dipastikan bahwasanya tanah

10
lapangan mampu menyimpan air untuk kebutuhan tanaman. Vegetasi yang
tumbuh pada tanah lapangan pada dasarnya adalah vegetasi rumput karna
kepentingan sebagai fungsi lapangan atau tanah terbuka, tetapi jika ditumbuhkan
tanaman jenis pohon tetap bisa tumbuh karna syarat utama tanaman tumbuh
adalah ketersediaan air yang cukup pada tanah tersebut.

Lokasi berikutnya yaitu sawah, didapatkan tekstur tanah debu berpasir


sama seperti tanah lapangan. Secara tekstur dan komposisi pun juga sama
sehingga bisa diartikan bahwa vegetasi yang mampu tumbuh pada kedua tanah
tersebut bisa disamakan, tetapi pada tanah sawah lebih digunakan sebagai tanah
untuk menumbuhkan tanaman pemenuh kebutuhan pokok seperti padi dan jagung.
Bukan berarti vegetasi seperti pohon tidak bisa tumbuh pada tanah sawah, karna
fungsi tanah sawah sehingga tidak digunakan untuk menumbuhkan semua jenis
tanaman pada kelompok pohon.

Jenis tanah pada lokasi berikutnya (Halaman) yaitu tanah pasir berdebu
sama dengan tanah pada kebun. Setelah dilakukan pengamatan dan perlakuan
didapatkan tekstur yang lemah dibentuk, ada bagian yang kasar tidak
meninggalkan warna, sehingga bisa dipastikan bahwasanya partikel tanah
memiliki gaya permukaan antar pasrikel tanah yang lemah. Jika gaya permukaan
ini lemah maka dalam penyimpanan airnya juga kurang bagus sehingga vegetasi
yang mampu tumbuh biasanya adalah suku rumput rumputan tetapi jika kondisi
tanah halaman ini berubah dengan diberi perlakuan pupuk vegetasi lebih tinggi
seperti pohon juga mampu untuk tumbuh.

Tanah yang di ambil dari sungai, setelah diamati dan diberi perlakuan
berupa ditekan dapat dianalisis bahwasanya tanah sungai termasuk kedalam
golongan tanag pasir dimana kerapatan antara partikel tanahnya sangat renggang
sehingga sangat buruk untuk menyimpan air. Air yang disiramkan pada tanah
pasir akan melewati tanah dengan mudah dalam hal ini tidak ada gaya yang
mempengaruhi airuntuk tetap bertahan di tanah pasir karna seklai lagi dilihat dari
pertikel tanah. Vegetasi yang mampu hidup pada tanah pasir biasanya merupakan
vegetasi yang sudah terstruktur dan sudah beradaptasi dengan tanah pasir ataupun
11
lingkunagn seperti tanaman mangruv yang menggunakan akarnya sebagai
alatbantu utama dalam menghadapi cekaman lingkunagn berupa tanah pasir dan
air asin.

Sub dari pembahasan kali ini yaitu tentang tanah, sebab bentuk dari patikel
tanah menentukan sekali sifat dari tanah tersebut, baik sifat fisik maupun sifat
kimiawinya. Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di
muka daratan bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan
yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan
morfologi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan
hidup bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan system ruang-waktu, bermatra
empat. Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara yang
satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses
pedogenesis. Istilah tekstur digunakan untuk menggambarkan ukuran pertikel-
partikel tanah, yaitu suatu istilah yangmenunjukan kehalusan dan kekerasan tanah.
lebih spesifik lagi, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat.

Pada praktikum ini yang digunakan sebagai pedoman dalam


mengkategorikan tanah adalah dengan menggunakan metode Clarke. Karena
penggunaan metode ini cukup mudah dilakukan tidak perlu menggunakan alat-alat
tambahan, selain itu pembagian tiap-tiap kategori cukup mudah. Pada metode
Clark ada lima kategori tanah, yaitu: Tanah pasir, pasir berdebu, debu berpasir,
tanah debu, dan tanah liat.

Dalam mengelompokkan/mengkategorikan tanah menurut Sutanto (2005),


dalam kategori macam, tanah dibedakan atas warana tanah seperti latosol merah
dan latosol cokelat, tetapi cara ini diperbaiki karena ternyata warna tanah tidak
selalu menunjukkan perbedaan sifat tanah yang nyata. Dan untuk klasifikasi tanah
terdapat 15 kategori. Pengelompokan ini dapat dihubungkan dengan tekstur tanah
dan survei pengelompokan lain mengenai tanah.

12
Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir
sangat halus. Oleh karena itu, makin tinggi kandungan debu dalam tanah maka
tanah makin peka terhadap erosi dan ini akan mempengaruhi kepekaan erosi
tanah. Pada tanah pasir kandungan lempung, debu, dan zat hara sangat minim.
Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan air, sekitar 150 sentimeter per jam.
Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan air sangat rendah, 1,6-3 persen
dari total air yang tersedia.

Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan kecil, sehingga


sulit menyerap atau menahan air dan unsur hara, sehingga pada musim kemarau
mudah kekurangan air. Bila jumlah pasir tidak terlalu banyak, pengaruhnya
terhadap tanah akan baik, karena cukup longgar, air akan mudah meresap, dan
jumlahnya cukup dikandung tanah, udara tanah mudah masuk dan tanah mudah
diolah.

Faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah sifat fisik tanah. Sifat fisik
tanah yang diamati pada penelitian ini adalah yang berpengaruh terhadap laju
infiltrasi yaitu tekstur tanah, struktur tanah, dan total ruang pori tanah. Pada tanah
mempunyai tekstur lempung berdebu, lempung berdebu memiliki pori-pori yang
besar sehingga air dapat bergerak cepat yang dapat menyebabkan laju infiltrasi
sangat cepat, sedangkan tanah bertekstur liat memiliki pori-pori kecil sehingga air
dapat bergerak lambat yang dapat menyebabkan laju infiltrasi agak lambat.
Semakin tinggi kepadatan tanah, maka infiltrasi akan semakin kecil.
Kepadatan tanah ini dapat disebabkan oleh adanya pengaruh benturan-benturan
hujan pada permukaan tanah. Tanah yang ditutupi oleh tanaman biasanya
mempunyai laju infiltrasi lebih besar dari pada permukaan tanah yang terbuka.

Tanah pasir memiliki sifat fisik, terasa ada butiran kasar dan lepas satu
sama lain berarti terdapat pori antar partikel tanah sehingga tanah pasir memiliki
kemampuan yang rendah untuk mengikat air, dan laju milting tinggi. Pasir
berdebu memiliki sifat fisik lemah dibentuk dan dirasa masih ada sebagian yang
kasar, sehingga laju infiltrasinya lebih tinggi daripada proses milting.

13
Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain : Iklim, Jika kondisi
iklim hujan maka tanah selalu dalam keadaan basah, hal ini dapat mempengaruhi
keadaan tekstur tanah dan akan terjadi proses pencucian (leaching).
Organisme, keberadaan organisme dapat menjadikan tekstur tanah menjadi
semakin subur karena organisme dapat menjadi kompos dan pengurai. Bahan
induk, Jika bahan induk tanah berasal dari batuan maka tekstur tanah akan
cenderung memiliki pori-pori yang besar. Topografi, Berubahnya muka bumi
akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada tekstur tanah, misalnya
dalam hal kepadatan dan bentuk strukturnya. Waktu Semakin lama suatu tanah di
permukaan bumi maka teksturnya akan semakin padat karena adanya pengaruh
dari kekuatan luar misalnya organisme.

Adapun faktor yang dipengaruhi oleh tekstur tanah antara lain:


Konsistensi, Semakin liat suatu tekstur maka konsistensi akan semakin besar,
sebaliknya jika tekstur memiliki pori-pori yang renggang dan permukaan luas
maka kosistensi akan semakin kecil. Kadar air, semakin liat tekstur tanah maka air
yang tersedia akan semakin banyak didalamnya karena pada tekstur liat dapat
mengikat air lebih kuat dengn pori-porinya yang halus dan padat. Organisme, jika
suatu tanah memiliki tekstur liat maka organisme yang ada didalamnya akan
sedikit karena tekstur liat sangat padat dan sangat sulit ditembus, sebaliknya pada
tekstur lempung terdapat banyak organisme karena ketersediaan unsur haranya
banyak dan mudah ditembus. Perakaran, semakin liat tekstur tanah maka akan
semakin sulit untuk ditembus oleh perakaran tumbuhan. Pengolahan, semakin liat
tekstur tanah maka akan semakin sulit untuk diolah karena tekturnya padat.

14
BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pengamatan tekstur tanah mengambil sampel tanah dari berbagai
tempat yang sudah ditetapkan. Lokasi tanah yang diambil dan
dijadikan sampel seperti pada halam rumah, halam kos kosan,
sawah, kebuh, lapangan dan Sungai. Tanah kebun termasuk
kategori tanah pasir berdebu, tanah lapangan termasuk kategori
tanah berpasir, tanah sawah termasuk kategori tanah debu berpasir,
sedangkan tanah halaman termasuk kategori tanah pasir berdebu
dan untuk tanah sungai termasuk kategori tanah pasir.
2. Faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah sifat fisik tanah. Sifat
fisik tanah yang diamati pada penelitian ini adalah yang
berpengaruh terhadap laju infiltrasi yaitu tekstur tanah, struktur
tanah, dan total ruang pori tanah. Pada tanah mempunyai tekstur
lempung berdebu, lempung berdebu memiliki pori-pori yang besar
sehingga air dapat bergerak cepat yang dapat menyebabkan laju
infiltrasi sangat cepat, sedangkan tanah bertekstur liat memiliki
pori-pori kecil sehingga air dapat bergerak lambat yang dapat
menyebabkan laju infiltrasi agak lambat. Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain! sinar
matahari, suhu, udara, air dan unsur-unsur hara dalam tanah $9,P,6
dan lain-lain%. Tanah merupakan perantara penyediaan faktor-
faktor tersebut kecuali sinar matahari. sifat kimia tanah penting
untuk dipelajari, karena dapat membantu kita untuk memperbaiki
ketersediaan nutrisi bagi tanaman, menghilangkan unsur-unsur
beracun, memanfaatkan mikroorganisme tanah untuk kepentingan
tanaman, serta memperbaiki sifat fisik tanah
3. Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain : Iklim, Jika
kondisi iklim hujan maka tanah selalu dalam keadaan basah, hal ini
dapat mempengaruhi keadaan tekstur tanah dan akan terjadi proses
pencucian (leaching). Tanah terbentuk dari percampuran
komponen penyusun tanah yang bersifat heterogen dan beraneka.
Ada 4 komponen utama penyusun tanah mineral yang tidak dapat
dipisahkan dengan pengamatan mata telanjang. Komponen tanah
tersebut dipilahkan menjadi tiga fase penyusun tanah, yakni fase
padat ; bahan mineral dan bahan organik, yang kedua fase cair ;
lengas tanah dan air tanah, terakhir fase gas ; udara tanah.

15
6.2 Saran
Dalam melakukan praktikum ini, seharusnya para praktikan lebih
teliti dalam mengamati jenis dan tekstur dari setiap contoh tanah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amy K.Rice , Derek , G.Groenendyk,TyP.A.Ferr &Kelly R.Thorp. 2015.


Hydrologic-Process-Based Soil Texture Classifications for
Improved Visualization of Landscape Function.Plos One.10(1).
Andi, Sabrina T & Mariani Sembiring. 2017. Perkembangan Cacing
Pontoscolex corethrurus Pada Media Kultur Dengan Berbagai
Jenis Tekstur Tanah dan Bahan Organik. Jurnal Agroekoteknologi.
Vol 5 (2)
Hanafiah K A. 2005. Biologi tanah ekologi dan makrobiologi tanah. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardiyatmo Hary Kristandy.2007.Mekanika Tanah I.Yogyakarta:Gajah
Mada Press
Husni Hernusye, Suhairin & Sumbangan Baja.2015. TINDAKAN
KONSERVASI LAHAN BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN DI
DAERAH ALIRAN SUNGAI MAROS SULAWESI SELATAN
INDONESIA. J. Sains & Teknologi.15(2).
Mildaryani Warmanti.2012. BOBOT BIOMASSA DAN NILAI PANAS
RUMPUT GAJAH (Pannisetum purpureum.cv.king grass) PADA
BERBAGAI DOSIS PUPUK N,P,K DI LAHAN PASIR PANTAI.
Jurnal AgriSains.3(4).
Olson, W. Gerald. 1991. Soil and The environment: A Guide to Soil
Surveysand their Application. New York: Chapman and Hall
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konse dan
Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius
Widiatmaka, Nurlailita & Cecep Kusman.2015. KERAGAAN BIOFISIK
EKOSISTEM MANGROVE DI KECAMATAN BlREM
BAYEUN DAN KECAMATAN RANTAU SELAMAT, ACEH
TIMUR. Jumal Silvikultur Tropika.6(2).

17
LAMPIRAN GAMBAR

Tanah halaman Tanah sungai Tanah sawah Tanah


lapangan

Tanah kebun

18
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL DAN COVER BUKU

19
20
21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai