Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR ILMU TANAH

Oleh
Zidni Amalia
A24170146
Paralel 29 - Jum’at – RK. HPT 301 A-B

Asisten:
1. Aufa Zinda Fauzan
2. Mohammad Fariz Aldini

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak
bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah merupakan suatu sistem
dinamis yang secara fisik terdiri dari tiga macam bahan yaitu padatan, cairan dan gas.
Komposisi ketiga bahan penyusun tanah tergantung dari jenis tanah dan kondisi lingkugan,
sehingga ketiga bahan penysuun tanah ini saling tergantung satu dengan yang lain.
Hubungan ketiga bahan tersebut menunjukkan sifat-sifat tanah (Hillel 1980). Tanah
merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka bumi (Sutanto 2005).
Komponen penting dari tanah adalah mineral, yaitu kombinasi unsur-unsur anorganik
berupa kristal dan amorf, merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat tanah
(Sirappa dan Sastiono 2002). Tanah merupakan bahan alami yang sangat penting dalam
suatu ekosistem. Peranan tanah dalam kehidupan manusia amat menentukan. Petani yang
mengandalkan tanah untuk berproduksi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat
mengetahui perilaku tanahnya (Rayes 2017).
Agar dapat mengetahui potensi tanah untuk penggunaan tertentu baik untuk
pertanian (sebagai habitat tumbuhnya tanaman), bidang rekayasa (sebagai fondasi rumah,
pabrik, jalan raya maupun rel kereta api, dan penimbunan pipa-pipa industri), lingkungan
(sebagai penyerap sampah-sampah domestik di daerah pedesaan dan tempat penyimpanan
bahan-bahan buangan lainnya), pengembangan wilayah, maka perlu diketahui sifat-sifat
tanah yang tercermin dari nama (taksa) tanah dalam klasifikasi tanah (Rayes 2017).
Potensi-potensi tersebut perlu diketahui untuk mengoptimalkan penggunaan lahan tertentu
agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Penggunaan tanah untuk pertanian antara lain dimanfaatkan kesuburannya.
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan hara, air, dan oksigen
dalam keadaan yang seimbang bagi tanaman. Kemampuan ini dipengaruhi oleh sifat fisika,
kimia dan biologi tanah (Setijono 1986 dalam Supriyadi 2007). Kesuburan tanah adalah
potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang
tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang maksimum. Namun
demikian tidak dapat dianggap bahwa tanah yang subur adalah juga produktif karena status
kesuburan tanah tidak memberikan indikator kecukupan faktor pertumbuhan lainnya (Anna
et al, 1985 dalam Yamani 2010). Dari status kesuburan ini,dapat diidentifikasi kebutuhan
nutrisi/pupuk pada setiap lahan yang berbeda-beda.
Dengan berbagai masalah pengelolaan lahan yang semakin maraknya terjadi, oleh
karena itu sebagai mahasiswa Agronomi dan Hortikultura yang selalu berurusan dengan
tanah dalam menghasilkan produk tanaman harus mengetahui ilmu tanah. Dengan mata
kuliah Pengantar Ilmu Tanah, diharapkan mahasiswa pertanian memiliki pengetahuan
tentang tanah karena tanah tidak bisa lepas dari pertanian. Mahasiswa juga harus
mengetahui penggunaan lahan sesuai dengan peta geologi, peta topografi, peta tanah, peta
satuan lahan, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan. Selain itu, mahasiswa
dapat mengetahui cara merehabilitasi tanah yang sudah berkurang kandungan unsur hara
dan air dengan melakukan konservasi tanah dan air.
1.2 Tujuan Materi
1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
Tujuan Praktikum adalah mengenalkan cara menduga ciri-ciri dan kesuburan tanah
berdasarkan faktor pembentuk tanah.
2. Tekstur,Warna, dan Konsistensi Tanah
Tujuan praktikum adalah:
 Menetapkan tekstur tanah di lapang dengan metode perasaan
 Mengkelaskan tekstur tanah dengan segitiga tekstur
 Mengidentifikasi warna tanah dengan segtiga tekstur
 Menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi basah
3. Pengambilan Contoh Tanah
Tujuan praktikum adalah mengenalkan cara mengambil contoh tanah utuh, contoh
tanah agregat utuh, dan contoh tanah terganggu (komposit).
4. Pengamatan Sifat-Sifat Morfologi Tanah
Tujuan praktikum adalah mengenalkan cara mengamati sifat-sifat morfologi tana
melalui profil tanah Latosol dan Podsolik di kebun percobaan IPB Cikabayan.
5. Pengenalan Pupuk
Tujuan praktikum adalah mengenalkan berbagai jenis pupuk yang beredar di
pasaran, sifat dan kandungannya.
6. Pengenalan Data Fisika dan Kimia Tanah
Tujuan praktikum adalah mengenalkan cara interpretasi data sifat fisika tanah hasil
analisis laboratorium dan dta sifat kimia tanah yang berkaitan dengan ketersediaan
unsur hara.
7. Evaluasi Status Unsur Hara Tanah, kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
Tujuan praktikum adalah melatih mahasiswa menentukan status unsur hara di
dalam tanah, menghitung kebutuhan pupuk, dan menghitung kebutuhan kapur.
8. Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi, dan Peta Tanah
Tujuan praktikum adalah mengenalkan imformasi yang disajikan di dalam peta
geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan.
9. Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian
Lahan
Tujuan praktikum adalah mengenalkan informasi yang disajikan di dalam peta
satuan lahan, peta kemampuan lahan, dan pet kesesuaian lahan.
10. Konservasi Tanah dan Air
Tujuan praktikum adalah mengenalkan metode konservasi tanah yaitu metode
vegetatif, metode mekanik, metode kimia, dan resapan air berbasis biopori.
BAB II
BAHAN DAN METODE

1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah


Alat: Alat tulis dan lembar pengerjaan.
Bahan: Data sifat-sifat tanah, data ciri-ciri tanah, dan data tingkat kesuburan
tanah.
Prosedur:
1. Menduga tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk
sedimen tua, endapan sungai, abu gunung galunggug, dan bahan induk
organik.
2. Menyebutkan ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda
curah hujannya.
3. Menyebutkan ciri-ciri tanah yang ditentukan berdasarkan curah hujan dan
vegetasi disekitarnya.
4. Mengklasifikasikan tanah kedalam kelas kemiringan lereng.
5. Menyebutkan sifat-sifat tanah di Bogor.
6. Menulis hasil di lembar pengerjaan.
2. Tekstur, Warna, dan Konsistensi
Alat: tanah Latosol Dramaga, tanah Podsolik Jasinga, tanah Andosol Sukamantri,
tanah Regosol Ciomas, dan air.
Bahan: Piring plastik, ember, dan gayung untuk menetapkan tekstur tanah dengan
metode perasaan dan konsistensi tanah. Segitiga tekstur untu mengkelaskan tekstur.
Munsell soil color chart untuk mengidentifikasi warna tanah dalam kondisi kering
dan lembab.
Prosedur:
1) Disajikan data hasil analisi laboratorium. Lalu mengelompokkan kelas
ukuran butir berdasarkan USDA dan menentukan kelas teksturnya dengan
menggunakan segitiga tekstur yang telah disediakan di buku penuntun dan
praktikum.
2) Masing-masing tanah yang telah disediakan dibasahi dengan air, lalu masa
tanah ditekan dan dipilin sehingga menjadi pasta tanah yang sempurna.
Pasta tanah ditekan dan dipilin sambil diperhatikan rasa kasar, lengket dan
licinnya. Selanjutnya pasta tanah dibuat gulungan-gulungan sambil
diperhatikan daya tahannya terhadap tekanan dan kelekatannya pada ibu jari
dan telunjuk. Hasil pengamatan terhadap pasta tanah ini kemudian
dibandingkan dengan ciri-ciri penentu yang ada di Tabel Ciri Penentu Kelas
Tekstur dengan Metode Perasaan.
3) Warna tanah ditentukan dengan menggunakan standar warna berdasarkan
sistem warna Munsell Soil Color Chart yang sudah disediakan oleh asisten
praktikum. Dengan mencocokkan tanah kering dan lembab pada buku
Munsell Soil Color Chart.
4) Konsistensi kelekatan tanah basah didapatkan dengan menekan pasta tanah
basah diantara ibu jari dan telunjuk kemudian ibu jari dan telunjuk tersebut
direnggangkan, sedangkan untuk sifat plastis dengan cara pasta tanah
dibentuk pita dan diperkirakan sifat mudah patah dan tidaknya.
5) Menulis hasil pada lembar pengerjaan.
3. Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit
a. Pengambilan Contoh Tanah Utuh
Alat:
1. Soil ring sampler, berupa tabung stainless steel, besi atau kuniangan
dengan dimensi tertentu dan memenuhi syarat ketebalan: nisbah luas ≤
0.01. Tabung dilengkapi dengan tutup.
2. Sekop
3. Penekan
4. Pisau tajam tipis
5. Alat tulis dan kertas label

Bahan: tanah di kebun percobaan Cikabayan

Prosedur:
1. Penetapan lokasi pengambilan contoh tanah, kemudian permukaan tanah
dibersihkan dan diratakan seperlunya.
2. Tabung (ring sampler) diletakkan tegak lurus di atas tanah dengan
bagian tajam menghadap bawah kemudian parit dibuat dengan cara
menggali tanah di sekeliling tabung dengan cangkul/sekop sampai
hampir mendekati tabung.
3. Penekan (kayu rata lurus atau penekan khusus) diletakkan rata dan
seimbang diatas tabung, kemudian ditekan dengan pelan-pelan.
Pemukulan tidak boleh dilakukan kecuali yakin bahwa tekanan pukulan
dapat tersebar merata.
4. Ketika tabung sebagian besar telah masuk kedalam tanah dan tersisa
sekitar 1 cm diatas permukaan tanah, tabung kedua berukuran sama
diletakkan diatas tabung pertama.
5. Kedua tabung ditekan bersama-sama kedalam tanah. Kedua tabung
harus selalu selalu dalam posisi lurus. Kedua tabung ditekan ke dalam
tanah hingga tabung kedua masuk sekitar 2-3 cm.
6. Kedua tabung digali dari dalam tanah dengan hati-hati dengan cara
mencungkil dasar parit kearah bawah tabung.
7. Tanah dari sekeliling tabung dibersihkan dan tabung pertama
diposisikan berada di bagian atas. Tabung pertama dan kedua tidak
saling lepas.
8. Bagian tanah di ujung pertama dipootong hingga rata dengan permukaan
tabung dengan menggunakan pisau tajam tipis. Tabung ditutup dengan
penutup tabung segera.
9. Tabung pertama dan kedua dipisah dengan hati-hati. Tanah di pinggir
tabung kedua dikorek sedikit jika perlu hingga mudah dilepaskan.
10. Tanah di tabung pertama dipotong seperti langkah 8 dan tutup dengan
penutup tabung segera.
11. Tabung diberi identitas dengan kertas label.

b. Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh


Alat:
1. Cangkul atau sekop atau garpu tanah
2. Kantung plastik
3. Karet gelang
4. Alat tulis dan kertas label/ kartu identitas
Bahan: tanah di kebun percobaan Cikabayan
Prosedur:
1. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya dibersihkan.
2. Tanah diambil dengan garpu tanah hingga diperoleh bongkahan tanah
dengan diameter 15-20 cm.
3. Bongkahan tanah disimpan dalam plastik dan diberi identitas.

c. Pengambilan Contoh Tanah Terganggu


Alat:
1. Cangkul, bor tanah (bor belgi).
2. Karung plastik
3. Kantung plastik dan karet gelang
4. Alat tulis dan kertas label
Bahan: tanah di kebun percobaan Cikabayan.
Prosedur:
1. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya dibersihkan.
2. Contoh tanah diambil dengan menggunakan bor tanah sampai
kedalaman yang diinginkan.
3. Untuk satu contoh tanah terganggu diambil dari beberapa buah anak
contoh (sub sample) yang kemudian dikompositkan dengan cara:
a. Anak contoh tanah dicampur secara merata dan dikumpulkan diatas
karung plastik.
b. Quartering dilakukan sampai didapatkan contoh tanah yang
representatif kurang lebih 1 kg.
c. Contoh tanah hasil komposit dimasukkan ke dalam kantong plastik,
diikat dengan karet gelang dan diberi identitas.
4. Pengambilan tanah dilakukan dengan susunan acak sederhana.
4. Morfologi Tanah
Alat: bor belgi, cangkul dan sekop, ember dan air, meteran, pisau lapang, Munsell
Soil Color Chart, pH paper, abney level, global position system (GPS).

Bahan: tanah Latosol dan Podsolik d kebun percobaan IPB Cikabayan.

Prosedur:
1. pembuatan profil tanah dengan cara mencangkul dengan ukuran 1.5 meter x 1
meter dan kedalaman 1.5 x 2 meter sampai ditemukan bahan induk.
Penampang yang akan diamatai dijaga agar tidak terganggu dariinjakan kaki
maupun runtuhan timbunan tanah bekas galian. Sebelum dilakukan deskripsi,
profil tanah diambil fotonya dan dibuat sketsa.
2. Penarikan batas horison dengan cara memperhatikan warna pada penampang
tanah, tempat terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas horison.
3. Pada bagian yang tidak dapat dibedakan warna, tusukan-tusukan dengan
pisau lapang sambil meremas, bekas tusukan tanah. Dengan tusukan tersebut
dapat dibedakan lapisan yang gembur, agak keras, dll. Tarik batas horison
pada tempat terjadinya perubahan sifat tersebut. Cara lain yaitu didasarkan
pada perbedaan struktur, tekstur, konsistensi serta dengan membedakan sifat-
sifat kimia dan fisika yang diperoleh dengan analisis laboratorium.
4. Menentukan warna, tekstur, struktur (bentuk, ukuran, tingkat perkembangan),
konsistensi basah dan lembab, batas horison, kerikil/batu, perakaran, dan pH
dengan cara mengambil sampel tanah per horison lalu dicampur air dengan
perbandingan 1:1 dan diukur dengan kertas pH
5. Menentukan kemiringan lereng.
6. Menulis hasil di lembar pengerjaan
5. Pengenalan Pupuk
Alat: Alat tulis dan lembar pengerjaan
Bahan: 39 jenis pupuk yang beredar di pasaran.
Prosedur: Setiap pupuk diidentifikasi nama, rumus kimia, bentuk, warna, unsur
utama dan ikutan pupuk, dan keterangan lain yang ada dalam label pupuk.
6. Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
Alat: Alat Tulis
Bahan: Tabel data fisika dan kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Prosedur:
1. Mengecek kesesuaian data fisika tanah pada bagian distribusi ukuran pori
dan air tersedia.
2. Memberi komentar mengenai data permeabilitas tanah.
3. Menghitung kadar air maksimum yang dapat disimpan pada setiap contoh
tanah yang terdapat pada tabel data fisika tanah.
4. Melengkapi data sifat kimia tanah dan tekstur tanah yaitu meliputi
kandungan bahan organik, nisbah C/N, P2O5, K2O, kejenuhan basa, dan
kejenuhan Al.
5. Melampirkan perhitungan kandungan bahan organik, nisbah C/N, P2O5,
K2O, kejenuhan basa, dan kejenuhan Al.
7. Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung
Kebutuhan Pupuk dan Kapur
Alat: Alat tulis
Bahan: Tabel data kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Prosedur:
1. Menentukan status-status sifat kimia tanah Latosol dan Podsolik dari data
sifat kimia yang digunakan dalam praktikum pengenalan sifat kimia tanah.
2. Diketahui soal perhitungan kebutuhan pupuk phonska. Menghitung jumlah
pupuk yang dibutuhkan.
3. Diketahui soal perhitungan pupuk majemuk. Menghitung pupuk majemuk
yang diperlukan dan pupuk lain yang harus ditambahkan untuk memenuhi
kebutuhan pupuk.
4. Diketahui kandungan Al-dd pada setiap contoh tanah. Menghitung
kebutuhan kapur pada setiap contoh tanah.
8. Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Tanah
Alat: Alat tulis
Bahan: Peta Geologi lembar Bogor skla 1 : 100.000, Peta Topografi skala 1 :
25.000, dan Peta Tanah skala 1 : 50.000 dan 1 : 250.000
Prosedur:
1. Menyebutkan macam peta, judul peta, dan skalanya yang digunakan dalam
praktikum.
2. Memilih areal dengan ukuran 20 cm x 20 cm dari peta BRI skala 1 :
25.000. diskusi tentang berbagai informasi yang diperoleh tentang:
Wilayah administrasi, koordinat batas areal, penggunaan lahan, sungai-
sunagi yang mengalir di wilayah tersebut, dan kisaran elevasi lahan
(ketinggian tempat).
3. Dari Peta Geologi lembar Bogor dipilih dua formasi geologi yang
dihasilakn volkan Salak berikut umur dan keterangan susunan batuannya,
menyebutkan dua formasi batuan yang berumur tersier berikut susunan
batuannya., menentukan formasi apa saja yang terdapat pada wilayah yang
telah dibatasi pada peta RBI berdasarkan informasi dari peta Geologi, dan
memperkirakan jenis batuan induk berdasarkan bentuk lahan dari
informasi peta Geologi.
4. Menjelaskan Satuan Peta Tanah (SPT), memberi 2 contoh SPT dari Peta
Tanah dan menjelaskan informasi tentang karakteristik lahan dalam SPT.
9. Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta
Kesesuaian Lahan
Alat: Alat tulis
Bahan: Peta satuan lahan skala 1 : 250.000, peta kemampuan lahan skala 1 :
100.000, dan peta kesesuaian lahan skala 1 : 50.000.
Prosedur:
1. Mengamati tiga satuan peta lahan dan legendanya dari peta sistem lahan.
2. Menjelaskan perbedaan antara kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.
3. Menentukan luas lahan yang diperuntukkan usaha pertanian pada Peta
Kemampuan Lahan dan menyebutkan kelas kemampuan lahan dan faktor
pembatasnya.
4. Mengelompokkan SPT ke dalam Kelas Kesesuaian lahan dari hasil
penilaian Kesesuaian Lahan pada setiap SPT. Menghitung luas lahan yang
termasuk kelas S2dan S3 dan menyebutkan masing-masing faktor
pembatasnya.
5. Menyebutkan kelas kesesuaian lahan pada SPT-7, SPT-10, SPT-18, dan
SPT-26 untuk Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan dan faktor
pembatasnya.
10. Konservasi Tanah dan Air
Alat: Bor belgi
Bahan: Kebun percobaan Cikabayan IPB, Sampah organik
Prosedur:
1. Mencatat tipe-tipe metode konservasi yang dijumpai di kebun
percobaan.
2. Mendiskusikan jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai
tanaman pagar dan tanaman penutup lahan.
3. Meremajakan lubang resapan biopori dengan menggali lalu
memasukkan sampah organik ke dalam lubang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah

a. Tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk


Tabel 1. Tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk

Bahan induk Tingkat Kesuburan Alasan


Batuan sedimen tua Rendah Karena merupakan batuan masam yang
sudah kehilangan unsur hara
Endapan sungai Tinggi Karena berasal dari bahan induk alluvial
Abu gunung Tinggi Berasal dari partikel atau material perut
Galunggung bumi yang mengandung volkan berumur
kuartener
Bahan induk organik Rendah Karena bersifat masam dan memerlukan
waktu untuk mengolah bahan induk
organik

b. Ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah
hujannya
Lokasi Ciri-ciri tanah
Jawa Barat dengan curah 1. Bersifat masam
hujan > 3500 mm/tahun 2. Mengandung hara sedikit
Nusa Tenggara Barat dengan 1. Bersifat basa
curah hujan 1300 mm/tahun 2. Unsur hara lebih banyak

c. Ciri-ciri tanah yang terletak dibawah vegetasi hutan lebat, padang rumput,
dan tanah gundul
Vegetasi di atas tanah Ciri-ciri tanah
Hutan lebat 1. Subur
2. Mengandung banyak unsur hara
3. Warna gelap karena banyak humus
Padang rumput 1. Kesuburan sedang
2. Mengandung unsur hara sedang
3. Warna kecoklatan
Tanah gundul 1. Kesuburan rendah
2. Mengandung sedikit unsur hara
3. Warna terang
d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang terjadi dalam
suatu Sekuen

Tempat di lereng Bentuk lereng Kedalaman solum Erosi


Atas Cembung Dangkal Tinggi
Tengah Datar Sedang Sedang
Bawah Cekung Dalam Rendah

e. Sifat-sifat tanah di Bogor berdasarkan lima faktor pembentuk tanah


 Bahan induk: tanah Latosol, karena banyak terpengaruh oleh abu
vulkanik Gunung Salak dan Gunung Pangrango.
 Iklim: lebih bersifat masam karena banyak hujan dan warnanya terang.
 Organisme: banyak terdapat hutan, sehingga tanahnya subur,
mengandung banyak unsur hara dan bagus untuk pertanian.
 Topografi: dataran tinggi, terjadi erosi dengan intensitas tinggi.
 Waktu: tanah dewasa.

2. Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah

a. Tekstur berdasarkan hasil analisis laboratorium (Metode Kuantitatif)


<0.0002 0.0002- 0.002- 0.01- 0.05- 0.25-
(%) 0.002 (%) 0.01 (%) 0.05 (%) 0.25 (%) 2.0 (%)
a) 5 10 20 25 20 20
b) 6 9 30 30 15 10
c) 10 30 30 10 10 10
d) 4 6 10 20 30 30

Kelas teksturnya dengan menggunakan segi tiga tekstur (USDA)

No. Liat (%) Debu (%) Pasir (%) Tekstur


a. 15 45 40 Lempung
lempung
b. 15 60 25 berdebu
c. 40 40 20 lempung berliat
lempung
d. 10 30 60 berpasir

b. Tekstur lapang (Metode Kualitatif), warna, dan konsistensi tanah basah

Tekstur Warna Konsistensi Basah


No. Jenis Tanah
Lapang Kering Lembab Kelekatan Plastisitas
Latosol Lempung klei
1 weak red weak red tinggi tinggi
Dramaga berdebu
Podsolik
2 Klei pale red pale red tinggi tinggi
Dramaga
Andosol Lempung dark reddish
3 weak red rendah sedang
Sukamantri berpasir gray
Regosol Pasir
4 weak red weak red sedang sedang
Ciomas berlempung

3. Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit

a. Contoh tanah utuh

Gambar 1 Contoh tanah utuh 1 Gambar 2 Contoh tanah utuh 2

b. Contoh tanah agregat utuh

Gambar 3 Contoh tanah agregat utuh 2 Gambar 4 Contoh tanah agregat utuh 1

c. Contoh tanah komposit

Gambar 5 Contoh tanah komposit 2 Gambar 6 Contoh tanah komposit 1


4. Morfologi Tanah
1. Deskripsi profil tanah
a. Morfologi Latosol Dramaga
Macam Tanah : Latosol
Fisiografi : Kipas alluvium vulkanik
Topografi : Bergelombang
Bahan Induk : Tuf volkan intermedier
Formasi Geologi : Qav
Drainase : Baik
Vegetasi : Rumput, kelapa sawit
Penggunaan Tanah : Perkebunan kelapa sawit
Lokasi : Kebun Kelapa Sawit Cikabayan

Tabel Deskripsi profil Latosol Dramaga

Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman
I AI 0-40 cm Batas horison jelas; rata; 5 R 5/3 weak red; tekstur klei
berdebu; kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur
sedang, angular blocky; sangat lekat, plastis; teguh; pH 4,
akar halus banyak, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
II AII 40-81 cm Batas horison berangsur, rata; 5 R 5/4 weak red; tekstur
klei berpasir; kandungan Fe; kemantapan sedang, struktur
halus, angular blocky; lekat, agak plastis; sangat gembur;
pH 5; akar halus banyak, akar sedang banyak, akar kasar
sedang.
III B 81-103 cm 7.5 R 5/4 weak red; tekstur klei; kandungan Fe;
kemantapan sedang, struktur halus, granular; sangat lekat,
agak plastis, gembur; pH 5; akar halus sedang, akar
sedang sedang, akar kasar sedikit.
IV C >96 cm Dark brown (7.5 YR 3/4); klei, mengandung besi,
gumpal bersudut, sedang, lemah, agak lekat, teguh,
plastis, baur; perakaran halus sedikit, perakaran sedang
sedikit, perakaran kasar sedikit.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 103 cm
Perakaran sedang sampai kedalaman 103 cm
Perakaran kasar sampai kedalaman 103 cm

b. Morfologi Podsolik Dramaga


Macam Tanah : Podsolik
Fisiografi : Struktural
Topografi : Bergelombang
Bahan Induk : Batuan klei, tidak tertutup bahan volkanik
Formasi Geologi : Qvst
Drainase : Baik
Vegetasi : Melakonema, paku-pakuan, salak
Penggunaan Tanah : -
Lokasi : Kebun Biofarmaka Cikabayan
Tabel Deskripsi profil Podsolik Dramaga

Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman
I A 0-10 cm Batas horison rata; 7.5 R 5/3 weak red; tekstur
lempung berklei; kandungan Mg; kemantapan kuat,
struktur kasar, remah; agak lekat, plastis; sangat teguh;
pH 4, akar halus banyak, akar sedang sedang, akar
kasar sedikit.
II B 10-46 cm Batas horison bergelombang;7.5 R 6/4 pale red; klei;
kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur sedang,
remah; sangat lekat, agak plastis; sangat gembur; pH
4.5; akar halus sedang, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
III CB 46-100 cm 2.5 YR 3/4 light reddish brown; tekstur klei berpasir;
kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur sangat halus,
gumpal bersudut; lekat, plastis, sangat gembur; pH 4;
akar halus sedang, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 100 cm
Perakaran sedang sampai kedalaman 100 cm
Perakaran kasar sampai kedalaman 100 cm
2. Sketsa profil tanah
a. Latosol

b. Podsolik
5. Pengenalan Pupuk
Nama, Rumus Kimia, Bentuk, Warna, Unsur Utama, dan Unsur Ikutan berbagai
Jenis Pupuk yang dijual di Pasaran
No Nama Pupuk Rumus Kimia Bentuk Warna Unsur Unsur Keteran
Utama Ikutan gan Lain
1. Kaptan Kaphoska Granul Merah CV.
Muda Petrada
Jaya
Indonesi
a
2. Paten Kali K2SO4 Tepung Putih K S
3. Sulfur Tepung Kuning S
4 NPK Mutiara Granul Biru N,P,K
5 Garam Inggris MgSO4. 7H2O Kristal Putih Mg S
6 Borax Na2B2O4. 5H2O Tepung Putih B Na
7 Urea (Subsidi) CO(NH2)2 Kristal Merah N C
Muda
8 Urea (Non Subsidi) CO(NH2)2 Kristal Putih N C
9 TSP Plus Ca(H2PO4)2 + Granul Biru P Zn,
ZnSO4 Muda Ca, S
10 Kapur Tohor CaO Tepung Putih Ca
11 Gypsum CaSO4. 2H2O Tepung Putih Ca S
12 PARP Tepung P
13 Rock Phosphate P2O5 Tepung Coklat P Pacitan,
(RP) Lamong
an
14 NPK Phonska Granul Putih N,P,K
15 Diamonium Fosfat (NH4)2HPO4 Kristal Putih P N
16 GrowMore Kristal Biru N Fe,Mn
,Zn,M
o,Ca,
Mg,S,
B,Cu
17 Amonium Sulfat (NH4)2SO4 Kristal Putih S N
18 Dolomit CaMg(CO3)2 Tepung Putih Ca Mg
19 Super Phosphate 18 Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
20 KCl Kanada KCl Kristal Merah K Cl
21 Fero Sulfat FeSO4. 7H2O Granul Hijau- Fe S
kuninga
n
22 Mangan Sulfat MnSO4. 5H2O Tepung Putih Mn S
23 Super Phosphate Ca(H2PO4)2 Tepung Coklat P Ca
24 Super Phosphate 36 Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
25 Seng Sulfat ZnSO4. &H2O Granul Hijau- Zn S
kuninga
n
26 Triple Super Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
Phosphate
27 Magnesium oksida MgO Tepung Putih Mg
28 Pupuk Organik Granul Hitam
29 KCl Kujang KCl Kristal Merah K Cl
putih
30 Fosfat Alam Tepung Coklat P Asal
Mesir
31 Kieserit MgSO4. XH2O Granul Putih- Mg S
kuning
32 NPK Permata 12-7- Granul Biru N,P,K Mg,Ca
7 muda
33 PARP 25% Tepung Coklat P
34 Fosfat Alam Tepung Coklat P
Natural
35 Agricare Bio Granul Hitam N,P,K
Organik
36 Rock Phosphate Tepung Coklat P Asal
Gresik
37 Terusi CuSO4 Kristal Biru S Cu
38 Kompos Agro Granul Coklat
Flower
39 Guanomate P2O5 Granul Abu-abu P

6. Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah


a. Pengenalan Data Fisika Tanah
Tabel 6.a Contoh Tampilan Data Fisika Tanah

Kadar Air (% volume) pada Air


Porositas Pori Drainase (% Volume) Permeabilitas
Bulk PF Tersedia
Kadar Air
No. Lokasi Density Keterangan
Maksimum
(g/cm3)

PF Sangat
(%) PF 1 PF 2 Cepat Lambat (%) (cm/jam)
2.54 Cepat

Tidak ada
1 R1 T1 1.18 55.30 50.42 38.97 31.08 4.88 11.45 7.89 10.9 4.36 24.22
akar

Tidak ada
2 R1 T2 1.29 51.51 44.56 41.35 33.04 6.65 3.51 8.31 12.35 6.77 18.47
akar

Tidak ada
3 R1 T4 1.24 53.14 42.20 35.34 30.83 10.95 6.86 4.51 9.14 4.77 22.31
akar

4 R3 T1 1.26 52.52 41.29 35.55 32.88 11.23 5.74 2.67 6.22 10.24 19.64 Ada akar

Tidak ada
5 R3 T2 1.31 50.41 42.02 34.43 29.25 8.39 7.59 5.18 7.04 2.26 21.16
akar

6 R3 T3 1.32 47.52 42.14 36.98 31.46 5.38 5.16 5.52 11.37 12.35 16.06 Ada akar

Tidak ada
7 R3 T4 1.38 48.05 40.65 30.41 31.27 7.40 4.24 5.14 9.32 8.24 16.78
akar

Tidak ada
8 R3 T5 1.18 55.31 45.07 37.81 30.95 10.24 7.26 6.86 9.20 1.46 24.36
akar

Tidak ada
9 R4 T3 1.27 51.92 43.48 38.83 28.45 8.45 4.65 10.38 7.98 9.73 23.48
akar

Tidak ada
10 R4 T5 1.30 50.90 45.72 43.35 33.92 5.18 2.37 9.43 8.53 3.95 16.98
akar

Keterangan :
1. PDSC : Pori Drainase Sangat Cepat
2. PDC : Pori Drainase Cepat
3. PDL : Pori Drainase Lambat
4. KA pF1 : Kadar Air pada pF1
5. KA pF2 : Kadar Air pada pF2
6. KA pF2.54 : Kadar Air pada pF2.54
7. KA tersedia : Kadar Air Tersedia
8. KAKL :Kadar Air Kapasitas Lapang
9. KALP : Kadar Air Layu Permanen
10. KA Maks : Kadar Air Maksimum

b. Pengenalan Data Sifat Kimia Tanah


Tabel 6b. Contoh Tampilan Data Sifat Kimia Tanah

Walkley Kejenuha
Ph 1:1 Kjeldhal Bray I N NH4OAc Ph 7.0 N KCL
& Black Bahan Nisbah n Al
P2O5 KB
Organik C/N Ca- Mg- Na- Al-
CT C-org N-Total P K-dd K2O KTK H-dd
dd dd dd dd
H2O KCL
-----------(%)----------- ------(ppm)------ -----(me/100g)----- (ppm) ---(me/100g)--- (%) --(me/100g)--

1. 5.00 4.30 2.55 4.39 0.23 11:01 10.20 23.36 8.3 2.00 0.71 276.9 0.72 18.91 62 0.19 0.21 1.00

2. 5.5 4.70 2.87 4.94 0.26 11:01 12.20 27.94 9.47 1.67 0.61 237.9 0.64 18.51 67 tr 0.2 -

3. 6.00 5.30 1.43 2.46 0.15 10:01 7.3 16.71 5.77 2.22 0.53 206.7 0.92 24.43 38.6 tr 0.20 -

4. 4.50 3.80 1.43 2.46 0.15 10:01 91.80 210.25 4.94 1.74 0.89 347.1 0.53 16.88 48.5 1.25 0.36 7.40

5. 4.70 4.00 1.27 2.92 0.13 10:01 30.60 70.08 4.90 2.10 0.70 273 0.61 16.70 49.7 0.62 0.20 3.71

6. 5.20 4.40 1.60 2.76 0.17 4:01 21.50 49.24 5.11 1.28 0.56 218.4 1.11 17.60 45.7 tr 0.20

7. 6.63 - 1.10 1.89 0.25 - 23.45 53.70 2.45 1.28 0.23 89.7 0.02 12.24 32.5 - -

8. 4.57 3.70 0.88 3.24 - - - - 0.69 0.71 0.11 42.9 0.12 11.01 14.8 - -

9. 4.34 3.72 1.14 1.96 - - - - 0.73 0.71 0.14 54.6 0.22 11.59 15.5 - -

10. 4.57 3.83 0.64 1.10 - - - - 0.55 0.85 0.20 78 0.24 8.12 22.6 - -

11. 5.52 - 0.46 0.79 - - - - 3.04 0.42 0.07 27.3 0.03 10.98 32.4 - -

Keterangan :
CT1 : Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih
CT2 : Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih
CT3 : Latosol Cisasah Sukajad
CT4 : Latosol Cisasah Sukajad
CT5 : Latosol Cisasah Sukajad
CT6 : Latosol Cisasah Sukajad
CT7 : Podsolik Trimurjo Lampung Tengah
CT8 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT9 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT10 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT11 : Podsolik Kalirejo Lampung Tengah

7. Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung


Kebutuhan Pupuk dan Kapur

1. Status hara tanah Latosol

Nilai CT Latosol Status Hara CT Latosol


Sifat Tanah
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
C-organik (%) 2.55 2.87 1.43 1.43 1.27 1.6 S S R R R R
N-total (%) 0.23 0.26 0.15 0.15 0.13 0.17 S S R R R R
C/N 11:1 11:1 10:1 10:1 10:1 10:1 S S R R R R
KTK (me/100g) 18.91 18.51 24.43 16.88 16.7 17.6 S S S R R S
Ca-dd (me/100g) 8.3 9.47 5.77 4.94 4.9 5.11 S S S R R R
Mg-dd (me/100g) 2 1.67 2.22 1.74 2.1 1.28 S S T S T S
K-dd (me/100g) 0.71 0.61 0.56 0.89 0.7 0.56 T T S T T S
Na-dd (me/100g) 0.72 0.64 0.92 0.53 0.61 1.11 T S T S T ST
Kejenuhan Basa
62 67 38.6 48.5 49.7 45.7 T T S S S S
(%)
Kejenuhan Al (%) 1 - - 7.4 3.7 - SR - - SR SR -

2. Status hara tanah Podsolik

Nilai CT Podsolik Status Hara CT Podsolik


Sifat Tanah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
C-organik (%) R SR R SR SR
1.10 0.88 1.14 0.64 0.46
N-total (%) 0.25 - - - - S - - - -
C/N 4:1 - - - - SR - - - -
KTK (me/100g) 12.24 11.01 11.59 8.12 10.98 R R R R R
Ca-dd (me/100g) 2.45 0.69 0.73 0.55 3.04 R SR SR SR R
Mg-dd (me/100g) 1.28 0.71 0.71 0.85 0.42 S R R R R
K-dd (me/100g) 0.56 0.11 0.14 0.20 0.07 R R R R SR
Na-dd (me/100g) 1.11 0.12 0.22 0.24 0.03 SR R R R SR
Kejenuhan Basa
32.50 14.80 15.50 22.60 32.40 R SR SR R R
(%)
Kejenuhan Al (%)

3. Status kesuburan tanah Latosol dan Podsolik

CT Latosol CT Podsolik
Sifat Tanah
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
KTK (me/100g) S S S R R S R R R R R
KB (%) T T S S S S R SR SR R R
P2O5 (ppm) S T S ST ST ST ST - - - -
K2O (ppm) ST ST ST ST ST ST ST T T ST S
C-org (%) S S R R R R R SR R SR SR
Status Kesuburan R S S R R S R R R R R

4. Hasil perhitungan kebutuhan pupuk


a. Suatu lahan yang ditanami jagung emmerlukan pemupukan sbb: 200 kg
N, 100 kg P, dan 150 kg K. Untuk pemupukan tersedia pupuk phonska
(15-15-15), urea (45%N), KCl (50% K2O). Berapa pupuk phonska yang
diperlukan dan berapa pupuk lain yang harus ditambahkan untuk
memenuhi kebutuhan di atas?
100
Kebutuhan 150 kg K = × 150 𝑘𝑔 = 1000 𝑘𝑔 pupuk majemuk
15
15
Dalam 1000 kg pupuk majemuk terdapat N = × 1000 𝑘𝑔 = 150 𝑘𝑔
100
sehingga kekurangan 100 kg N. Kekurangan N dapat dipenuhi dengan
100
menambahkan urea sebanyak × 100 𝑘𝑔 = 222,2 𝑘𝑔. Kebutuhan
45
100
100 𝑘𝑔 𝑃 = × 100 𝑘𝑔 = 277,78 𝑘𝑔 SP-36.
36

b. Suatu lahan perlu pemupukan 250 kg N, 100 kg P, dan 150 kg K. Untuk


pemupukan tersedia pupuk majemuk (15-0-15), urea (45% N), Sp-36
(36% P2O5). Berapa pupuk majemuk yang diperlukan dan berapa pupuk
lain yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan di atas?
142
Kebutuhan unsur hara 100 kg P = × 100 𝑘𝑔 = 229, 03 𝑘𝑔 P2O3.
62
94
Kebutuhan unsur hara 150 kg K = 78 × 150 𝑘𝑔 = 180,76 𝑘𝑔 K2O.

Perhitungan pupuk majemuk:


100
Kebutuhan urea = × 200 𝑘𝑔 = 1333,3 𝑘𝑔.
15

100
Kebutuhan P = × 229,03 𝑘𝑔 = 1326,9 𝑘𝑔.
15

100
Kebutuhan KCl = × 180,76 𝑘𝑔 = 1205,1 𝑘𝑔.
15

Pupuk tambahan yang tersedia N dan KCl, maka gunakan pupuk P sebagai
acuan (anggap P telah terpenuhi)
Nilai N dan K yang mampu dipenuhi oleh pupuk majemuk:
15
N = 100 × 1326,86 𝑘𝑔 = 229,02 𝑘𝑔.
15
K = 100 × 1326,86 𝑘𝑔 = 229,02 𝑘𝑔.

Karena kebutuhan pupuk P, N, dan K sudah mampu dipenuhi oleh pupuk


majemuk, maka tidak diperlukan pupuk tambahan.

5. Hasil perhitungan kebutuhan kapur


Tanah akan dikapur dengankalsit yang mempunyai daya netralisasi 80%.
Dosis kapur yang diberikan setara dengan 1,5 x Al-dd. Berapa kapur yang
diperlukan? (BI tanah 1 g/cm3; kedalaman tanah 20 cm; particle density
2,6 g/cm3)

Kandungan Al-dd Kebutuhan Kapur


No Contoh Tanah
(me/100g) (ton CaCO3/ha)
1 Latosol Cisasah Sukajadi 1,25 2,34
Latosol Dukuh Menteng
2 0,19 0,356
Pasir Eurih
Podsolik Air Naningan
3 6,00 11,25
Tanggamus
Podsolik Trimurjo 4,50 8,44
4
Lampung Tengah
Podsolik Air Naningan 6,00 11,25
5
Tanggamus
Podsolik Air Naningan 1,50 2,81
6
Tanggamus

8. Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Tanah


1. Peta yang digunakan dalam praktikum

No. Macam Peta Judul Peta Skala


1. Peta Tanah Peta Tanah Semi Detail Daerah 1 : 50.000
Parung-Depok-Bogor-Ciawi 1979
2. Peta Geologi Peta Geologi Bersistem Indonesia 1 : 100.000
lembar Bogor 1998
3. Peta Topografi Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000
lembar 1209-141-Ciawi 1999
4. Satuan Peta Tanah Peta Satuan Peta Tanah di Kabupaten 1 : 250.000
Bogor

2. Peta RBI
Informasi dari peta RBI skala 1 : 25.000 (20 x 20cm)
a. Wilayah administrasi
 Desa Cibalung, Warung Menteng, Cimande Hilir, Ciderum, Ciherang,
Pondok, Rancamaya, Bojongkerta, Banjarwaru, Teluk Pinang, Bitung Sari,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor
b. Koordinat batas areal
 060.39’.68” – 060.42’.30” LS, 1060.48’.30” – 1060.51’.30” BT
c. Penutupan/penggunaan lahan
 Ladang, pemukiman, perkebunan
d. Sungai yang mengalir
 Cisadane, Cihideung, Cibadak, Ciherang Satim, Cilulumpang, Cigintung,
Cigembrong, Cikeretek, Cileui Bangke, Ciletuh
e. Kisaran elevasi lahan
 403 – 526 mdpl

3. Peta Geologi
a. Dua formasi geologi yang dihasiklan volkan salak

No. Formasi Geologi Umur Susunan Batuan


1. Qvsl Quarter Andesit Basal dengan piroksea
(Augit)
2. Qvsb Quarter Breksi tufan dan lapili, bersusunan
andesit basa

b. Dua formasi geologi yang berumur tersier

No. Formasi Susunan Batuan


Geologi
(berumur
tersier)
1. Tmb Batu pasir, Tuf batu apung, napal dan molusca, batu
gamping, batu lempung dengan lempung bitumen dan
sisipan lignit dan sisa damar
2. Tmj Napal dan serpih lempungan, sisipan batu pasir kuarsa,
bertambah pasiran ke arah timur.

c. Formasi geologi di wilayah yang dibatasi 20 cm x 20 cm pada peta


RBI skala 1 : 25.000
1. Qvsb
2. Qvpo

d. Informasi tentang bentuk wilayah formasi geologi yang dibatasi 20


cm x 20 cm pada peta RBI skala 1 : 25.000
No. Formasi Bentuk Perkiraan Jenis Batuan Induk dari Informasi
Geologi Lahan Peta Geologi
1. Qvsb Datar Lahar, breksitufan, lapili, bersusunan andesit
basal, umumnya lapuk sekali
2. Qvpo Berombak Endapan lebih tua, lahar dan lava, basal
andesit dangan oligoklas-andesin, labradant,
olivin, piroksen dan hornblenda

e. Peta Tanah (Skala 1 : 250.000 & Skala 1 : 50.000)


No Satuan Peta Tanah (SPT) Karakteristik Lahan
Skala 1 : 250.000
1 125.(Dramaga) Typic dystrudepts, typic chapludands, typic
epiaquepts (sawah), typic epiaquerts.
2 121.(Ciawi) Andic dystrudepts, typic hapludands, typic
udorthents.
Skala 1 : 50.000
1 23.(Dukuh Manis  Macam tanah : Latosol cokelat kemerahan
Nambo)  Tekstur : Halus
 Drainase : Sedang
𝐿𝑟𝑏 − 𝐶 − 𝐼𝐼  Bentuk wilayah : Bergelombang dengan
𝑅(𝑠𝑙. 𝑟) punggung-punggung melandai
 Bahan induk : Tuf Andesit
 Kelas keseuaian wilayah : S-1 (sangat
sesuai) untuk tanaman semusim, tanaman
tahunan, dan padi sawah.
2 11.(Cibarengkok)  Macam tanah : Grumusol kelabu
 Tekstur : Halus
𝐺𝑔 − 𝐶 − 𝐼𝑉  Drainase : Terhambat
𝐿  Bentuk wilayah : Datar
 Bahan induk : Aluvium / Koluvium
 Kelas kesesuaian wilayah:
a. Tanaman semusim : S-2S = agak sesuai,
kedalaman efektif, tekstur di daerah
perakaran dan kapasitas menahan air.
b. Tanaman tahunan : S-3S = kurang
sesuai.
c. Padi sawah : S-2S = agak sesuai.

f. Satuan peta tanah terdiri atas semua informasi tentang karakteristik


tanah dan lahan (lingkungan) yang terkait dengan proses pembentukan
dan potensi penggunannya.
9. Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian
Lahan
1. Peta Satuan Lahan
Tiga satuan lahan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor

No. Satuan Lahan Uraian

1. BBG, Bukit Balang - Area : 9013 Km2


- General description : Irregular mountain, ridges on
intermediate/basic vocanics (MSG)
- Parameters :
1. Slope : (41 – 60) %
2. Relief : > 300m
3. crest width : < 50m
4. valley width ; none
- Lithology : andesit, basat, breccia
- Soil association :
Soil great groups % of map unit texture of top
soil/sub soil
1. Dystropepts 20 – 60 mod fine/fine
2. Humitropepts 20 – 60 fine/fine
3. Tropohumults 20 – 60 fine/fine
- Mean annual rainfall raange : 1000 – 4100 mm/year

2. BMS, Bulat masung - Area : 7036 km2


- General description : very skep ridges on basal tic
volcanics (V52)
- Parameter :
1. Slope : (4 – 60) %
2. Relief : (51 – 300) m
3. Crest width : 50 – 200 m
4. Valley width : < 25m
- Lithology : andesit, basalt, breccia
- Soil association :
Soil great group % of map unit texture of top
soil/sub soil
1. Dystropepts 20 – 60 mod fine/fine
2. Tropudults 20 – 60 mud fine / mud fine
3. Troporthents 20 – 60 medium/rock
- Mean annual rainfall range : 1800 – 4800 mm/year

3. TGM, Tanggamus - Area : 9280 km2


- General description : young intermediate / basaltic
stratovolcanues (V32)
- Parameter :
1. Slope : (41 – 60) %
2. Relief : > 300m
3. Crest width : < 50 m
4. Valley width : none
- Lithology : andesit, basalt, fine-grained tephra,
coarse – grained tephara alluvium-recent volcanic.
- Soil association :
Soil great group % of map unit texture of top
soil/sub soil
1. Dystropepts 20 – 60 medium/mudfine
2. Humidtropepts 20 – 60 fine /fine
3. Hydrantclepts 20 – 60 medium/mudfine
Mean annual rainfall range : 1600 – 5000 mm/year

2. Peta Kemampuan Lahan


(Skala 1 : 250.000 & Skala 1 : 50.000)
a. Kelas Kemampuan Lahan untuk Pertanian

No Kelas kemampuan Faktor penghambat Luas


lahan untuk
pertanian

Skala 1 : 250.000
1. IIn Normal (sedikit penghambat) 76,9 ha
2. IIItj Berombak – bergelombang 389,5 ha
3. IIIn Normal (sedikit penghambat) 30,5 ha
4. IIId1 Kekeringan musiman 12,2 ha
5. IIIw Muka air tanah 76,9 ha
6. IIIt1c1 Berombak – bergelombang embun 28,6 ha
upas
7. IVn 259,8 ha
Normal (sedikit penghambat)
8. IVt1 7,5 ha
Berombak – bergelombang
9. IVd1 9,1 ha
Kekeringan musiman
10. IVs2 924 ha
Miskin
11. IVs1 318,4 ha
Fisik tanah buruk
12. IVw 20 ha
Muka air tanah
13. IV01 36,6 ha
Genangan musiman
14. IVt2e 383,9 ha
Berbukit – bergunung, erosi

Skala 1 ; 50.000
1. IIn Sedikit/tanpa penghambat, 428 ha
- Kerikil
- batu-batu di dalam tanah
2. IIs2 padas dan batu/kerikil di permukaan 932 ha
tanah
salah satu/kombinasi dari :
3. IIn 253 ha
- padas dan batu-batu di
permukaan
- wilayah melandiai
4. IIIw 517 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- muka air tanah
- padas
5. IIIwd 863 ha
muka air tanah dan geangan musiman
6. IIIs2 1445 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- padas
- batu-batu dipermukaan
- wilayah melandai
7. IVw 2932 ha
muka air tanah
8. IVwd 775 ha
muka air tanah dan genangan
9. IVwt2 musiman 1555 ha
10. IVs1 muka air tanah dan mikrorelief 547 ha
11. IVs1w kesuburan tanah 1103 ha
salah satu atau kombinnasi dari :
- kesuburan tanah
12. IVs1w0 - muka air tanah 942 ha
kesuburan, muka air tanah dan
genangan musiman
13. IVs1t1 1380 ha
kesuburan dan wilayah belereng atau 215 ha
14. IVs2
erosi
wilayah berbatu, muka air tanah dan
15. IVs2t1 genangan musiman 2190 ha
salah satu atau kombinasi dari ;
- wilayah berbatu-batu
16. IVt1 - berlereng/erosi 1213 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- muka airt tanah
- wilayah melandai

3. Peta Kesesuaian Lahan


a. Kesesuaian lahan tanaman semusim

No. Kelas kesesuaian SPT Faktor penghambat


lahan

1. S2
S-25 2,3,6,7,11,29 Kedalaman efektif, tekstur di daerah
perakaran dan kapasitas genangan air
Topografi,erosi
S-2t,e 8,15,16
S-2t 8,12,16,19,25 Topografi
Bahaya banjir
S-25 1
Tingkat kesuburan tanah
S-2n 5,26,27,28
Ketersediaan air irigasi
S-2w 6,7,27,28
Topografi, growing period
S-2t,9 8
Bahaya banjir, genangan kedalaman
S-2f,5 26
efektif

b. Kesesuaian lahan tanaman tahunan

No. Kelas kesesuaian SPT Faktor penghambat


lahan

2. S3
S3-d 4,5 Drainase tanah
S3-s 3,6,7,11 Kedalaman efektif
S3-k,w 12 Topografi, ketersediaan air irigasi
S3,t 12,15,18 Topografi
S3-t,e 17,24 Topografi, erosi
S3-t,g 19,25 Topografi , grwowing period
S3-g,t 18 Growing period, topografi
S3-w 29 Ketersediaan air irigasi
S3-fs 26 Bahaya banjir, kedalaman efektif

c. Kesesuaian lahan padi sawah

Kelas
No. Kesesuaian SPT Faktor Penghambat
Lahan

1, S2

Sawah 26 Tingkat kesulitan tanah

2. S3

Sawah 19 Periode untuk pertumbuhan


topografi

d. Kelas kesesuaian lahan pada SPT-7, SPT-10, SPT-18, SPT-26,


untuk tanaman semusim dan tanaman tahunan

SPT Tanaman semusim Tanaman tahunan

Klas FP Klas FP

7 S-2 S S3 S
10 N N N N
18 S3 G, T S3 T
26 S2 F,S S3 F,S

4. Perbedaan antara kemampuan lahan dan kesesuaian lahan


Kemampuan lahan adalah peta yang menyajikan hasil evaluasi kemampuan
lahan pada suatu wilayah. Kesesuaian lahan ( land suitability) adalah tingkat
kecocokan dari sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.

10. Konservasi Tanah dan Air


1. Tipe-tipe metode konservasi yang dijumpai di kebun percobaan
a. Metode mekanik
Pembuatan bangunan yang ditujukan untuk menahan dan memanen air
dimana terdapat biopori dan petak erosi.
b. Metode vegetasi
Memanfaatkan tanaman dan sisa tanaman untuk mengurangi erosi. Terdapat
teras kredit pada lahan.

2. Jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman pagar dan


tanaman penutup lahan
a. Tanaman pagar : akar wangi
b. Tanaman penutup lahan : leguminosa (flemengia)

3. Komentar tentang pembuatan lubang resapan biopori


Bahan organik menjadi berpengaruh terhadap jumlah organisme. Karena
sekalinya tidak ada bahan organik, sehingga ditemukan hanya sedikit
organisme (cacing). Bagian permukaan biopori tidak disekat dengan permanen
sehingga tanah masuk dan menimbun bagian dalam lubang lagi.
BAB IV
KESIMPULAN

Faktor-faktor pembentuk tanah ada lima yaitu bahan induk, iklim, organisme hidup
dan topografi. Setiap tanah mempunyai unsur pembentuk tanah yang berbeda-beda. Dari
unsur-unsur tersebut dapat diketahui sifat dan kesuburan masing-masing tanah sesuai
faktor pembentuk tanah. Tanah Latosol Dramaga bertekstur lempung klei berdebu dengan
warna weak red dan konsistensinya lekat serta sangat plastis. Tanah Podsolik Dramaga
bertekstur klei dengan warna pale red dan konsistensinya tinggi. Tanah Andosol
Sukamantri bertekstur lempung berpasir dengan warna dark reddish grey dan kelekatan
rendah serta plastis. Tanah Regosol Ciomas bertekstur pasir berlempung dengan warna
weak red dan konsistensinya sedang. Pengambilan contoh tanah utuh menggunakan ring
soil sampler, contoh tanah agregat utuh dengan mengambil bongkahan besar menggunakan
cangkul dan cara mengambil tanah komposit dengan mengambil tanah acak menggunakan
bor belgi. Sifat morfologi tanah Latosol dan Podsolik dapat ditentukan dengan mengamati
profil tanah serta menganalisis batas horison dan kedalamannya, pH tanah, tekstur, warna
dan konsistensi. Sifat morfologi tanah Latosol dan Podsolik berbeda. Perbedaannya antara
lain batas horison yang terlihat jelas dan dari segi tekstur, warna dan konsistensi. Pupuk
yang dianalisis dalam praktikum ini terdapat 39 jenis pupuk yang beredar di pasaran.
Setiap pupuk memiliki nama, bentuk, warna, unsur utama dan unsur ikutan yang berbeda-
beda. Untuk mengetahui setiap sifat dan kebutuhan akan pupuk yang akan diaplikasikan
agar tidak salah dalam menggunakan pupuk. Sifat fisika dan kimia tanah dianalisis di
laboratorium dan dihasilkan data. Data sifat fisika dan kimia tanah dapat dianalisis untuk
menentukan kesuburan tanah sesuai dengan nilai setiap sifat fisika dan kimia tanah yang
diperoleh. Status hara sangat diperlukan oleh mahasiswa pertanian untuk mengevaluasi
kesuburan. Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh tekstur, kapasitas tukar kation,
kandungan bahan organik dan pH tanah, sedangkan kesuburan tanah didasarkan pada
kandungan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Selain itu, pupuk dan kapur perlu dihitung untuk
mengetahui kebutuhan unsur hara setiap tanah. Peta geologi, peta topografi dan peta tanah
dipelajari untuk mengetahui informasi yang ada di peta tersebut sehingga memudahkan
mengidentifikasi tanah, begitu juga peta satuan lahan, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan untuk mengetahui fungsi dan menggunakannya secara intensif dan untuk
produksi tanaman secara lestari.
DAFTAR PUSTAKA

Arif I. 2016. Geoteknik Tambang: Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan


dengan Menjaga Kestabilan Lereng. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Darmawijaya MI. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta (ID) : Gajah mada University Press
Dwisedjoputro D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): PT Gramedia.
FAO. 1988. Soil and Plant Analysis. FAO Soil Bulletin 38/1. Roma: 241.
Gillman GP. 1983. Nutrient availability in acid soil of the tropics following clearing and
cultivation. Proceedings of the International Workshop on Soils. Queensland (AUS):
12-16.
Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta (ID): Agromedia.
Hakim et. al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Universitas Lampung.
Hardjowigeno S, Subagyo H, Rayes ML. 2004. Morfologi dan karakteristik tanah sawah.
Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimat. 21(3): 1-28.
Hillel D. 1980. Aplication of Soil Physic. New York (US): Academic Press.
Komaruddin N. 2008. Penilaian tingkat bahaya erosi di sub daerah aliran sungai Cileungsi,
Bogor. Jurnal Agrikultura. 19(3): 173-178.
Mulyani A dan Sarwani M. 2013. Karakteristik dan potensi lahan sub optimal untuk
pengenbangan pertanian di Indonesia. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan.
Bogor (ID): 47-55.
Nursyamsi D. 2006. Kebutuhan hara kalium tanaman kedelai di tanah ultisol. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan. 6(2): 71-81.
Prihastanti E. 2011. Pertumbuhan semai jarak pagar (Jatropha curcas L.) asal biji dan stek
yang ditanam pada jenis tanah yang berbeda. Jurnal Bioma. 13(1): 21-25.
Radjagukguk B. 2000. Perubahan sifat-sifat fisik dan kimia tanah gambut akibat reklamasi
lahan gambut untuk pertanian. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 2(1): 1-15.
Rayes ML. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Malang (ID): UB Press.
Ristiyani D. 2012. Evaluasi kesesuaian lahan untuk budidaya perikanan tambak di pesisir
Kendal. Jurnal Geografi. 1(1): 12-18.
Rostianingsih S, Gunadi K, Handoyo I. 2004. Permodelan peta topografi ke objek tiga
dimensi. Jurnal Informatika. 5(1): 14-21.
Sapei A, Sembiring EN, Gatot P. 2000. Kajian hubungan antara kekuatan tanah dengan
densitas pada tanah latosol dan podsolik merah kuning. Buletin Keteknikan
Pertanian. 14(1). Bogor (ID): IPB Press.
Senoaji G. 2009. Daya dukung lingkungan dan kesesuaian lahan dalam pengembangan
Pulau Enggano Bengkulu. Jurnal Bumi Lestari. 9(2): 159-166.
Setyowati DL. 2007. Sifat fisik tanah dan kemampuan tanah meresapkan air pada lahan
hutan, sawah, dan pemukiman. Jurnal Geografi. 4(2): 114-128.
Sirappa MP dan Sastiono A. 2002. Analisis mineral lempung tanah regosol Lombok
dengan menggunakan sinar X dalam kaitannya dengan penentuan sifat dan cara
pengelolaan tanah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 3(2): 1-6.
Subagyo H, Suharta N, Siswanto AB. 2000. Tanah-tanah Pertanian di Indonesia. Hal. 21-
66 dalam Sumber Daya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Supriyadi S. 2007. Kesuburan tanah di lahan kering Madura. Jurnal Embryo. 4(2): 124-
131.
Sutanto R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta (ID):
Penerbit Kanisius.
Tufaila M dan Alam S. 2014. Karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk pengembangan
tanaman padi sawah di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Agriplus.
24(2): 184-194.
White RE. 1987. Introduction to the Principle and Practice of Soil Scienc. Blackwell
Scientific Publication.
Wirosoedarmo R, Widiatmo JBR, Widyoseno Y. 2014. Rencana tata ruang wilayah
(RTRW) berdasarkan daya dukung lingkunagn berbasis kemampuan lahan. Jurnal
Agritech. 34(4): 463-472.
Yamani A. 2010. Kajian tingkat kesuburan tanah pada hutan lindung Gunung Sebatung di
Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis. 11(29): 32-37.
LAMPIRAN

a. Perhitungan Distribusi Ukuran Pori dan Air Tersedia


Pori Drainase Sangat Cepat
1. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 55,30 -50,42
= 4,88
2. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 51,51-44,86
= 6,65
3. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 53,14-42,20
= 13,94 ( Tidak sesuai dengan perhitungan )
4. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 52,52-41,29
=11,23
5. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 50,41-42,02
= 8,39
6. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 47,52-42,14
= 5,38
7. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 48,05-40,05
= 7,40
8. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 55,31-45,07
=10,23 (Tidak sesuai)
9. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 51,93-43,48
=8,44 (Tidak sesuai)
10. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 50,90 – 45,72
= 4,19 (Tidak sesuai )
Pori Drainase Cepat
1. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 50,42-38,97
= 11,45
2. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 44,86-41,35
= 3,51
3. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,20-35,34
= 6,86
4. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 41,29-35,55
= 5,75(tidak sesuai)
5. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,02-34,43
=7,59
6. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,14-36,98
=6,16(tidak sesuai)
7. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 40,65-36,41
= 4,24
8. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 45,07-37,81
=7,27(tidak sesuai)
9. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 43,48-38,83
=7,66
10. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 45,72-43,35
= 2,37
Pori Drainase Lambat
1. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 38,97-31,08
= 7,89
2. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 41,35-33,04
=8,31
3. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 35,34-30,83
= 4,51
4. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 35,55-32,68
= 2,67(Tidak sesuai)
5. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
=34,43- 29,25
= 5,18
6. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 36,98-31,46
=5,51(tidak sesuai)
7. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 36,41- 31,27
= 5,14
8. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 37,81-30,95
= 6,86
9. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 38,83-28,45
= 10,38
10. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 43,35-33,92
= 9,43
Air Tersedia
1. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,08 – 20,18 = 10,89(tidak sesuai)
2. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 33,04- 20,51 = 12,53
3. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 30,83- 21,69 = 9,14
4. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 32,68- 26,66 = 6,22(tidak sesuai)
5. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 29,25- 22,21 = 7,03 (tidak sesuai)
6. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,46- 20,09 = 10,37(tidak sesuai)
7. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,27- 21,95 = 9,32
8. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 30,95- 21,75 = 9,20
9. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
=28,45- 20,47 = 9,98 (tidak sesuai)
10. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 33,92- 25,29 = 8,63

b. Perhitungan Kandungan Bahan Organik Tanah, Nisbah C/N Tanah, Kandungan


P dan K Tersedia di dalam Tanah (P2O5 dan K2O), Kejenuhan Basa, dan
Kejenuhan Al
 Kandungan Bahan Organik Tanah
1. %C x 1,724 = 2,55 x 1,724 = 4.3962
2. %C x 1,724 = 2,87 x 1,724 = 4,9479
3. %C x 1,724 = 1,43 x 1,724 = 2,46532
4. %C x 1,724 = 1,43 x 1,724 = 2,46532
5. %C x 1,724 = 1,27 x 1,724 = 2,18948
6. %C x 1,724 = 1,60 x 1,724 = 2,7584
7. %C x 1,724 = 1,10 x 1,724 = 1,8964
8. %C x 1,724 = 0,88 x 1,724 = 1,51712
9. %C x 1,724 = 1,14 x 1,724 = 1,96536
10. %C x 1,724 = 0,64 x 1,724 = 1,10336
11. %C x 1,724 = 0,46 x 1,724 = 0,79304

 Nisbah C/N
C−org
1. N−org = 11.09
C−org
2. = 11.04
N−org
C−org
3. = 9.53
N−org
C−org
4. = 9.53
N−org
C−org
5. = 9.77
N−org
C−org
6. = 9.41
N−org
C−org
7. = 4.40
N−org
 Kandungan P dan K
𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃 (2)+ 𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑂(5)
P2O5 = X Bray I P
𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃(2)

(32×2)+(16×5)
1. × 10.20 = 22.95
32×2

(32×2)+(16×5)
2. × 12.20 = 27.45
32×2

(32×2)+(16×5)
3. × 7.30 = 16.43
32×2

(32×2)+(16×5)
4. × 91.80 = 206.55
32×2

(32×2)+(16×5)
5. × 30.60 = 68.85
32×2

(32×2)+(16×5)
6. × 21.50 = 48.38
32×2

(32×2)+(16×5)
7. × 23.45 = 52.76
32×2

𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐾(2)+𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑂 𝐴𝑟 1


K2O = × 𝐾 − 𝑑𝑑 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 × 10
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐾(2)
39(2)+16 39 1
1. × 0.71 × × 10 = 3.34
39(2) 1

39(2)+16 39 1
2. × 0.61 × × 10 = 2.87
39(2) 1

39(2)+16 39 1
3. × 0.53 × × 10 = 2.50
39(2) 1

39(2)+16 39 1
4. × 0.89 × × 10 = 4.18
39(2) 1

39(2)+16 39 1
5. × 0.70 × × 10 = 3.29
39(2) 1

39(2)+16 39 1
6. × 0.56 × × 10 = 2.63
39(2) 1

39(2)+16 39 1
7. × 0.23 × × 10 = 1.08
39(2) 1

39(2)+16 39 1
8. × 0.11 × × 10 = 0.52
39(2) 1

39(2)+16 39 1
9. × 0.14 × × 10 = 0.66
39(2) 1
39(2)+16 39 1
10. × 0.20 × × = 0.94
39(2) 1 10

39(2)+16 39 1
11. × 0.07 × × 10 = 0.33
39(2) 1

 Kejenuhan Basa

𝐶𝑎 − 𝑑𝑑 + 𝑀𝑔 − 𝑑𝑑 + 𝐾 − 𝑑𝑑 + 𝑁𝑎 − 𝑑𝑑
𝐾𝐵 = 𝑥100%
𝐾𝑇𝐾
8,30+2,00+0,71+0,72
1. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 62,03
18,91
9,47+1,67+0,61+0,64
2. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 66,94
18,51
5,77+2,22+0,53+0,92
3. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 38,64
24,43
4,94+1,74+0,89+0,53+
4. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 47,99
16,88
4,90+2,10+0,70+0,61
5. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 49,76
16,70
5,11+1,28+0,56+1,11
6. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 45,80
17,60
2,45+1,28+0,23+0,02
7. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,52
12,24
0,69+0,71+0,11+0,12
8. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 14,80
11,01
0,73+0,71+0,14+0,22
9. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 15,53
11,59
0,55+0,85+0,20+0,24
10. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 22,66
8,12
3,04+0,42+0,07+0,03
11. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,42
10,98

 Kejenuhan Al
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,19
1. Kejenuhan Al = x 100% =18,91X100%= 1,00 %
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
2. Kejenuhan Al = x 100% =18,51x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
3. Kejenuhan Al = x 100% =24,43x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 1,25
4. Kejenuhan Al = x 100% =16,88x100% =2,13%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,62
5. Kejenuhan Al = x 100% =16,70x100% =1,20%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
6. Kejenuhan Al = x 100% =17,60x100%
𝐾𝑇𝐾

c. Perhitungan Kebutuhan Pupuk dan Kapur


- Kebutuhan pupuk

2. Diketahui:
Phonska : 15-15-15 100 Kg P
Urea : 45% N 200 Kg N
KCl :50% K2O 150 Kg K
Kebutuhan unsur hara 100Kg P2O5 = BM P2O5 x 100Kg
BA P2
= 142 X 100 Kg = 229,03 = 229 Kg
62

 Kebutuhan unsur hara 150Kg K


K2O = BM K2O x 150Kg K
BA K2
= 94 x 150 Kg = 180,76 = 181 Kg
78
Pupuk Phonska = 100 x 181 Kg
15
= 1206,67 = 1207 Kg

 Pupuk P2O5 dalam pupuk phonska

150 x1207 Kg = 181 Kg P


100
Pupuk Yang kurang =229 – 181 Kg
= 48 Kg P (yang dibutuhkan pupuk tunggal)

 48Kg dalam SP 36
100 % x 48 Kg = 133 Kg SP36
36%

 N dalam Phonska
15 x 1207 Kg = 181 Kg N
100
Pupuk yang kurang = 200 – 181= 19 Kg N

 19 Kg N dalam Urea
100% x 19Kg = 42Kg urea
45%
 K2O dalam Phonska
15 x 1207 Kg = 181Kg K (berlebih)
100
 Pupuk Phonska yang diperlukan1207 Kg, sedangkan untuk memenuhi kekurangan
yang harus ditambahkan sebesar 42 Kg urea dan 133 Kg SP36.
3. Diketahui suatu lahan diperlukan 250 Kg N, 100 Kg P dan 150 Kg K. Tersedia pupuk
majemuk(15-0-15), Urea (45%N ) SP36 ( 36% P2O5)

 K2O5 yang dibutuhkan


K2O = BM K2O x 150Kg K
BA K2
= 94 x 150 Kg = 180,77 Kg K2O
78
 Pupuk majemuk yang dibutuhkan
= 100 x180,77 Kg K2O
15 Kg K2O
= 100 Kg PM x 180,77
15
= 1205, 13 Kg PM
 Kandungan N dalam PM
= 15 Kg N x 1205.13 Kg PM
100 Kg PM
= 180,77 Kg N
 Kebutuhan tumbuhan N dari pupuk lain
= 250 Kg N – 180, 77 Kg N
= 69.23 Kg N

 Urea yang diperlukan


= 100 Kg Urea x 69,23Kg N
45 Kg N
= 153, 84 Kg Urea
 P2O5 yang dibutuhkan
P2O5 = BM P2O5 x 100Kg P
BM P2
= 142 x 100 Kg = 229,03 = 229 Kg P2O5
62

 SP36 yang dibutuhkan


= 100 Kg SP36 x 229,03 Kg P2O5
36 Kg P205
= 636,19 Kg SP36

- Kebutuhan kapur (CaCO3)


1. Jumlah CaCO3 yang diperlukan per 100g tanah.
1,5 x 1,25 = 1,875
1,875 x 100/2 mg CaCO3 / 100g = 93,75mg/ 1000g = 93,75 mg/kg
Bobot tanah 1 ha = 108 cm2
V = 108 cm2 x 20cm = 2x109 cm3
B = V x BI
= 2 X 109 cm3 x 1g/ cm3
= 2x109 g
= 2x106kg
CaCO3 = 2x106 kg x 93,75 mg/kg
= 1875 kg CaCO3 / ha
= 1,875 ton CaCO3/ha
Daya netralisasi = 100% / 80% x 1,875 ton
= 2,343 ton

2. Jumlah CaCO3
=1,5x0,62 me/100g
=0,93 me/100g
=0,93x100/2 mg CaCO3/100g
=46,5 mg CaCO3/100g
=465 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=465 mg CaCO3/kgx2.106kg
=465.106 CaCO3x2.106
=930kg/ha
DN CaCO3 =100/80x930kg/ha = 1162,5kg/ha =1,170 ton CaCO3/ha

3. Jumlah CaCO3
=1,5x0,19 me/100g
=0,285 me/100g
=0,285x100/2 mg CaCO3/100g
=14,25 mg CaCO3/100g
=142,5 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=142,5 mg CaCO3/kgx2.106kg
=142,5.106 CaCO3x2.106
=285kg/ha
DN CaCO3 =100/80x285kg/ha = 356,25kg/ha =0,356 ton CaCO3/ha

4. Jumlah CaCO3
=1,5x4,50 me/100g
=6,75 me/100g
=6,75x100/2 mg CaCO3/100g
=337,5 mg CaCO3/100g
=3375 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=3375 mg CaCO3/kgx2.106kg
=3375.106 CaCO3x2.106
=6750kg/ha
DN CaCO3 =100/80x6750kg/ha = 8437,5kg/ha =8,437 ton CaCO3/ha

5. Jumlah CaCO3
=1,5x6 me/100g
=9 me/100g
=9x100/2 mg CaCO3/100g
=450 mg CaCO3/100g
=4500 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=4500 mg CaCO3/kgx2.106kg
=4500.106 CaCO3x2.106
=9000kg/ha
DN CaCO3 =100/80x9000kg/ha = 11250kg/ha =11,25 ton CaCO3/ha

6. Jumlah CaCO3
=1,5x1,5 me/100g
=2,25 me/100g
=2,25x100/2 mg CaCO3/100g
=112,5 mg CaCO3/100g
=1125 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=1125 mg CaCO3/kgx2.106kg
=1125.106 CaCO3x2.106
=2250kg/ha
DN CaCO3 =100/80x2250kg/ha = 2812,5kg/ha =2,812 ton CaCO3/ha

Anda mungkin juga menyukai