Oleh
Zidni Amalia
A24170146
Paralel 29 - Jum’at – RK. HPT 301 A-B
Asisten:
1. Aufa Zinda Fauzan
2. Mohammad Fariz Aldini
Prosedur:
1. Penetapan lokasi pengambilan contoh tanah, kemudian permukaan tanah
dibersihkan dan diratakan seperlunya.
2. Tabung (ring sampler) diletakkan tegak lurus di atas tanah dengan
bagian tajam menghadap bawah kemudian parit dibuat dengan cara
menggali tanah di sekeliling tabung dengan cangkul/sekop sampai
hampir mendekati tabung.
3. Penekan (kayu rata lurus atau penekan khusus) diletakkan rata dan
seimbang diatas tabung, kemudian ditekan dengan pelan-pelan.
Pemukulan tidak boleh dilakukan kecuali yakin bahwa tekanan pukulan
dapat tersebar merata.
4. Ketika tabung sebagian besar telah masuk kedalam tanah dan tersisa
sekitar 1 cm diatas permukaan tanah, tabung kedua berukuran sama
diletakkan diatas tabung pertama.
5. Kedua tabung ditekan bersama-sama kedalam tanah. Kedua tabung
harus selalu selalu dalam posisi lurus. Kedua tabung ditekan ke dalam
tanah hingga tabung kedua masuk sekitar 2-3 cm.
6. Kedua tabung digali dari dalam tanah dengan hati-hati dengan cara
mencungkil dasar parit kearah bawah tabung.
7. Tanah dari sekeliling tabung dibersihkan dan tabung pertama
diposisikan berada di bagian atas. Tabung pertama dan kedua tidak
saling lepas.
8. Bagian tanah di ujung pertama dipootong hingga rata dengan permukaan
tabung dengan menggunakan pisau tajam tipis. Tabung ditutup dengan
penutup tabung segera.
9. Tabung pertama dan kedua dipisah dengan hati-hati. Tanah di pinggir
tabung kedua dikorek sedikit jika perlu hingga mudah dilepaskan.
10. Tanah di tabung pertama dipotong seperti langkah 8 dan tutup dengan
penutup tabung segera.
11. Tabung diberi identitas dengan kertas label.
Prosedur:
1. pembuatan profil tanah dengan cara mencangkul dengan ukuran 1.5 meter x 1
meter dan kedalaman 1.5 x 2 meter sampai ditemukan bahan induk.
Penampang yang akan diamatai dijaga agar tidak terganggu dariinjakan kaki
maupun runtuhan timbunan tanah bekas galian. Sebelum dilakukan deskripsi,
profil tanah diambil fotonya dan dibuat sketsa.
2. Penarikan batas horison dengan cara memperhatikan warna pada penampang
tanah, tempat terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas horison.
3. Pada bagian yang tidak dapat dibedakan warna, tusukan-tusukan dengan
pisau lapang sambil meremas, bekas tusukan tanah. Dengan tusukan tersebut
dapat dibedakan lapisan yang gembur, agak keras, dll. Tarik batas horison
pada tempat terjadinya perubahan sifat tersebut. Cara lain yaitu didasarkan
pada perbedaan struktur, tekstur, konsistensi serta dengan membedakan sifat-
sifat kimia dan fisika yang diperoleh dengan analisis laboratorium.
4. Menentukan warna, tekstur, struktur (bentuk, ukuran, tingkat perkembangan),
konsistensi basah dan lembab, batas horison, kerikil/batu, perakaran, dan pH
dengan cara mengambil sampel tanah per horison lalu dicampur air dengan
perbandingan 1:1 dan diukur dengan kertas pH
5. Menentukan kemiringan lereng.
6. Menulis hasil di lembar pengerjaan
5. Pengenalan Pupuk
Alat: Alat tulis dan lembar pengerjaan
Bahan: 39 jenis pupuk yang beredar di pasaran.
Prosedur: Setiap pupuk diidentifikasi nama, rumus kimia, bentuk, warna, unsur
utama dan ikutan pupuk, dan keterangan lain yang ada dalam label pupuk.
6. Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
Alat: Alat Tulis
Bahan: Tabel data fisika dan kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Prosedur:
1. Mengecek kesesuaian data fisika tanah pada bagian distribusi ukuran pori
dan air tersedia.
2. Memberi komentar mengenai data permeabilitas tanah.
3. Menghitung kadar air maksimum yang dapat disimpan pada setiap contoh
tanah yang terdapat pada tabel data fisika tanah.
4. Melengkapi data sifat kimia tanah dan tekstur tanah yaitu meliputi
kandungan bahan organik, nisbah C/N, P2O5, K2O, kejenuhan basa, dan
kejenuhan Al.
5. Melampirkan perhitungan kandungan bahan organik, nisbah C/N, P2O5,
K2O, kejenuhan basa, dan kejenuhan Al.
7. Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung
Kebutuhan Pupuk dan Kapur
Alat: Alat tulis
Bahan: Tabel data kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Prosedur:
1. Menentukan status-status sifat kimia tanah Latosol dan Podsolik dari data
sifat kimia yang digunakan dalam praktikum pengenalan sifat kimia tanah.
2. Diketahui soal perhitungan kebutuhan pupuk phonska. Menghitung jumlah
pupuk yang dibutuhkan.
3. Diketahui soal perhitungan pupuk majemuk. Menghitung pupuk majemuk
yang diperlukan dan pupuk lain yang harus ditambahkan untuk memenuhi
kebutuhan pupuk.
4. Diketahui kandungan Al-dd pada setiap contoh tanah. Menghitung
kebutuhan kapur pada setiap contoh tanah.
8. Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Tanah
Alat: Alat tulis
Bahan: Peta Geologi lembar Bogor skla 1 : 100.000, Peta Topografi skala 1 :
25.000, dan Peta Tanah skala 1 : 50.000 dan 1 : 250.000
Prosedur:
1. Menyebutkan macam peta, judul peta, dan skalanya yang digunakan dalam
praktikum.
2. Memilih areal dengan ukuran 20 cm x 20 cm dari peta BRI skala 1 :
25.000. diskusi tentang berbagai informasi yang diperoleh tentang:
Wilayah administrasi, koordinat batas areal, penggunaan lahan, sungai-
sunagi yang mengalir di wilayah tersebut, dan kisaran elevasi lahan
(ketinggian tempat).
3. Dari Peta Geologi lembar Bogor dipilih dua formasi geologi yang
dihasilakn volkan Salak berikut umur dan keterangan susunan batuannya,
menyebutkan dua formasi batuan yang berumur tersier berikut susunan
batuannya., menentukan formasi apa saja yang terdapat pada wilayah yang
telah dibatasi pada peta RBI berdasarkan informasi dari peta Geologi, dan
memperkirakan jenis batuan induk berdasarkan bentuk lahan dari
informasi peta Geologi.
4. Menjelaskan Satuan Peta Tanah (SPT), memberi 2 contoh SPT dari Peta
Tanah dan menjelaskan informasi tentang karakteristik lahan dalam SPT.
9. Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta
Kesesuaian Lahan
Alat: Alat tulis
Bahan: Peta satuan lahan skala 1 : 250.000, peta kemampuan lahan skala 1 :
100.000, dan peta kesesuaian lahan skala 1 : 50.000.
Prosedur:
1. Mengamati tiga satuan peta lahan dan legendanya dari peta sistem lahan.
2. Menjelaskan perbedaan antara kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.
3. Menentukan luas lahan yang diperuntukkan usaha pertanian pada Peta
Kemampuan Lahan dan menyebutkan kelas kemampuan lahan dan faktor
pembatasnya.
4. Mengelompokkan SPT ke dalam Kelas Kesesuaian lahan dari hasil
penilaian Kesesuaian Lahan pada setiap SPT. Menghitung luas lahan yang
termasuk kelas S2dan S3 dan menyebutkan masing-masing faktor
pembatasnya.
5. Menyebutkan kelas kesesuaian lahan pada SPT-7, SPT-10, SPT-18, dan
SPT-26 untuk Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan dan faktor
pembatasnya.
10. Konservasi Tanah dan Air
Alat: Bor belgi
Bahan: Kebun percobaan Cikabayan IPB, Sampah organik
Prosedur:
1. Mencatat tipe-tipe metode konservasi yang dijumpai di kebun
percobaan.
2. Mendiskusikan jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai
tanaman pagar dan tanaman penutup lahan.
3. Meremajakan lubang resapan biopori dengan menggali lalu
memasukkan sampah organik ke dalam lubang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
b. Ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah
hujannya
Lokasi Ciri-ciri tanah
Jawa Barat dengan curah 1. Bersifat masam
hujan > 3500 mm/tahun 2. Mengandung hara sedikit
Nusa Tenggara Barat dengan 1. Bersifat basa
curah hujan 1300 mm/tahun 2. Unsur hara lebih banyak
c. Ciri-ciri tanah yang terletak dibawah vegetasi hutan lebat, padang rumput,
dan tanah gundul
Vegetasi di atas tanah Ciri-ciri tanah
Hutan lebat 1. Subur
2. Mengandung banyak unsur hara
3. Warna gelap karena banyak humus
Padang rumput 1. Kesuburan sedang
2. Mengandung unsur hara sedang
3. Warna kecoklatan
Tanah gundul 1. Kesuburan rendah
2. Mengandung sedikit unsur hara
3. Warna terang
d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang terjadi dalam
suatu Sekuen
Gambar 3 Contoh tanah agregat utuh 2 Gambar 4 Contoh tanah agregat utuh 1
Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman
I AI 0-40 cm Batas horison jelas; rata; 5 R 5/3 weak red; tekstur klei
berdebu; kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur
sedang, angular blocky; sangat lekat, plastis; teguh; pH 4,
akar halus banyak, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
II AII 40-81 cm Batas horison berangsur, rata; 5 R 5/4 weak red; tekstur
klei berpasir; kandungan Fe; kemantapan sedang, struktur
halus, angular blocky; lekat, agak plastis; sangat gembur;
pH 5; akar halus banyak, akar sedang banyak, akar kasar
sedang.
III B 81-103 cm 7.5 R 5/4 weak red; tekstur klei; kandungan Fe;
kemantapan sedang, struktur halus, granular; sangat lekat,
agak plastis, gembur; pH 5; akar halus sedang, akar
sedang sedang, akar kasar sedikit.
IV C >96 cm Dark brown (7.5 YR 3/4); klei, mengandung besi,
gumpal bersudut, sedang, lemah, agak lekat, teguh,
plastis, baur; perakaran halus sedikit, perakaran sedang
sedikit, perakaran kasar sedikit.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 103 cm
Perakaran sedang sampai kedalaman 103 cm
Perakaran kasar sampai kedalaman 103 cm
Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman
I A 0-10 cm Batas horison rata; 7.5 R 5/3 weak red; tekstur
lempung berklei; kandungan Mg; kemantapan kuat,
struktur kasar, remah; agak lekat, plastis; sangat teguh;
pH 4, akar halus banyak, akar sedang sedang, akar
kasar sedikit.
II B 10-46 cm Batas horison bergelombang;7.5 R 6/4 pale red; klei;
kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur sedang,
remah; sangat lekat, agak plastis; sangat gembur; pH
4.5; akar halus sedang, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
III CB 46-100 cm 2.5 YR 3/4 light reddish brown; tekstur klei berpasir;
kandungan Fe; kemantapan kuat, struktur sangat halus,
gumpal bersudut; lekat, plastis, sangat gembur; pH 4;
akar halus sedang, akar sedang sedang, akar kasar
sedikit.
Catatan: Perakaran halus sampai kedalaman 100 cm
Perakaran sedang sampai kedalaman 100 cm
Perakaran kasar sampai kedalaman 100 cm
2. Sketsa profil tanah
a. Latosol
b. Podsolik
5. Pengenalan Pupuk
Nama, Rumus Kimia, Bentuk, Warna, Unsur Utama, dan Unsur Ikutan berbagai
Jenis Pupuk yang dijual di Pasaran
No Nama Pupuk Rumus Kimia Bentuk Warna Unsur Unsur Keteran
Utama Ikutan gan Lain
1. Kaptan Kaphoska Granul Merah CV.
Muda Petrada
Jaya
Indonesi
a
2. Paten Kali K2SO4 Tepung Putih K S
3. Sulfur Tepung Kuning S
4 NPK Mutiara Granul Biru N,P,K
5 Garam Inggris MgSO4. 7H2O Kristal Putih Mg S
6 Borax Na2B2O4. 5H2O Tepung Putih B Na
7 Urea (Subsidi) CO(NH2)2 Kristal Merah N C
Muda
8 Urea (Non Subsidi) CO(NH2)2 Kristal Putih N C
9 TSP Plus Ca(H2PO4)2 + Granul Biru P Zn,
ZnSO4 Muda Ca, S
10 Kapur Tohor CaO Tepung Putih Ca
11 Gypsum CaSO4. 2H2O Tepung Putih Ca S
12 PARP Tepung P
13 Rock Phosphate P2O5 Tepung Coklat P Pacitan,
(RP) Lamong
an
14 NPK Phonska Granul Putih N,P,K
15 Diamonium Fosfat (NH4)2HPO4 Kristal Putih P N
16 GrowMore Kristal Biru N Fe,Mn
,Zn,M
o,Ca,
Mg,S,
B,Cu
17 Amonium Sulfat (NH4)2SO4 Kristal Putih S N
18 Dolomit CaMg(CO3)2 Tepung Putih Ca Mg
19 Super Phosphate 18 Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
20 KCl Kanada KCl Kristal Merah K Cl
21 Fero Sulfat FeSO4. 7H2O Granul Hijau- Fe S
kuninga
n
22 Mangan Sulfat MnSO4. 5H2O Tepung Putih Mn S
23 Super Phosphate Ca(H2PO4)2 Tepung Coklat P Ca
24 Super Phosphate 36 Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
25 Seng Sulfat ZnSO4. &H2O Granul Hijau- Zn S
kuninga
n
26 Triple Super Ca(H2PO4)2 Granul Abu-abu P Ca
Phosphate
27 Magnesium oksida MgO Tepung Putih Mg
28 Pupuk Organik Granul Hitam
29 KCl Kujang KCl Kristal Merah K Cl
putih
30 Fosfat Alam Tepung Coklat P Asal
Mesir
31 Kieserit MgSO4. XH2O Granul Putih- Mg S
kuning
32 NPK Permata 12-7- Granul Biru N,P,K Mg,Ca
7 muda
33 PARP 25% Tepung Coklat P
34 Fosfat Alam Tepung Coklat P
Natural
35 Agricare Bio Granul Hitam N,P,K
Organik
36 Rock Phosphate Tepung Coklat P Asal
Gresik
37 Terusi CuSO4 Kristal Biru S Cu
38 Kompos Agro Granul Coklat
Flower
39 Guanomate P2O5 Granul Abu-abu P
PF Sangat
(%) PF 1 PF 2 Cepat Lambat (%) (cm/jam)
2.54 Cepat
Tidak ada
1 R1 T1 1.18 55.30 50.42 38.97 31.08 4.88 11.45 7.89 10.9 4.36 24.22
akar
Tidak ada
2 R1 T2 1.29 51.51 44.56 41.35 33.04 6.65 3.51 8.31 12.35 6.77 18.47
akar
Tidak ada
3 R1 T4 1.24 53.14 42.20 35.34 30.83 10.95 6.86 4.51 9.14 4.77 22.31
akar
4 R3 T1 1.26 52.52 41.29 35.55 32.88 11.23 5.74 2.67 6.22 10.24 19.64 Ada akar
Tidak ada
5 R3 T2 1.31 50.41 42.02 34.43 29.25 8.39 7.59 5.18 7.04 2.26 21.16
akar
6 R3 T3 1.32 47.52 42.14 36.98 31.46 5.38 5.16 5.52 11.37 12.35 16.06 Ada akar
Tidak ada
7 R3 T4 1.38 48.05 40.65 30.41 31.27 7.40 4.24 5.14 9.32 8.24 16.78
akar
Tidak ada
8 R3 T5 1.18 55.31 45.07 37.81 30.95 10.24 7.26 6.86 9.20 1.46 24.36
akar
Tidak ada
9 R4 T3 1.27 51.92 43.48 38.83 28.45 8.45 4.65 10.38 7.98 9.73 23.48
akar
Tidak ada
10 R4 T5 1.30 50.90 45.72 43.35 33.92 5.18 2.37 9.43 8.53 3.95 16.98
akar
Keterangan :
1. PDSC : Pori Drainase Sangat Cepat
2. PDC : Pori Drainase Cepat
3. PDL : Pori Drainase Lambat
4. KA pF1 : Kadar Air pada pF1
5. KA pF2 : Kadar Air pada pF2
6. KA pF2.54 : Kadar Air pada pF2.54
7. KA tersedia : Kadar Air Tersedia
8. KAKL :Kadar Air Kapasitas Lapang
9. KALP : Kadar Air Layu Permanen
10. KA Maks : Kadar Air Maksimum
Walkley Kejenuha
Ph 1:1 Kjeldhal Bray I N NH4OAc Ph 7.0 N KCL
& Black Bahan Nisbah n Al
P2O5 KB
Organik C/N Ca- Mg- Na- Al-
CT C-org N-Total P K-dd K2O KTK H-dd
dd dd dd dd
H2O KCL
-----------(%)----------- ------(ppm)------ -----(me/100g)----- (ppm) ---(me/100g)--- (%) --(me/100g)--
1. 5.00 4.30 2.55 4.39 0.23 11:01 10.20 23.36 8.3 2.00 0.71 276.9 0.72 18.91 62 0.19 0.21 1.00
2. 5.5 4.70 2.87 4.94 0.26 11:01 12.20 27.94 9.47 1.67 0.61 237.9 0.64 18.51 67 tr 0.2 -
3. 6.00 5.30 1.43 2.46 0.15 10:01 7.3 16.71 5.77 2.22 0.53 206.7 0.92 24.43 38.6 tr 0.20 -
4. 4.50 3.80 1.43 2.46 0.15 10:01 91.80 210.25 4.94 1.74 0.89 347.1 0.53 16.88 48.5 1.25 0.36 7.40
5. 4.70 4.00 1.27 2.92 0.13 10:01 30.60 70.08 4.90 2.10 0.70 273 0.61 16.70 49.7 0.62 0.20 3.71
6. 5.20 4.40 1.60 2.76 0.17 4:01 21.50 49.24 5.11 1.28 0.56 218.4 1.11 17.60 45.7 tr 0.20
7. 6.63 - 1.10 1.89 0.25 - 23.45 53.70 2.45 1.28 0.23 89.7 0.02 12.24 32.5 - -
8. 4.57 3.70 0.88 3.24 - - - - 0.69 0.71 0.11 42.9 0.12 11.01 14.8 - -
9. 4.34 3.72 1.14 1.96 - - - - 0.73 0.71 0.14 54.6 0.22 11.59 15.5 - -
10. 4.57 3.83 0.64 1.10 - - - - 0.55 0.85 0.20 78 0.24 8.12 22.6 - -
11. 5.52 - 0.46 0.79 - - - - 3.04 0.42 0.07 27.3 0.03 10.98 32.4 - -
Keterangan :
CT1 : Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih
CT2 : Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih
CT3 : Latosol Cisasah Sukajad
CT4 : Latosol Cisasah Sukajad
CT5 : Latosol Cisasah Sukajad
CT6 : Latosol Cisasah Sukajad
CT7 : Podsolik Trimurjo Lampung Tengah
CT8 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT9 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT10 : Podsolik Air Naningan Tanggamus
CT11 : Podsolik Kalirejo Lampung Tengah
CT Latosol CT Podsolik
Sifat Tanah
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
KTK (me/100g) S S S R R S R R R R R
KB (%) T T S S S S R SR SR R R
P2O5 (ppm) S T S ST ST ST ST - - - -
K2O (ppm) ST ST ST ST ST ST ST T T ST S
C-org (%) S S R R R R R SR R SR SR
Status Kesuburan R S S R R S R R R R R
100
Kebutuhan P = × 229,03 𝑘𝑔 = 1326,9 𝑘𝑔.
15
100
Kebutuhan KCl = × 180,76 𝑘𝑔 = 1205,1 𝑘𝑔.
15
Pupuk tambahan yang tersedia N dan KCl, maka gunakan pupuk P sebagai
acuan (anggap P telah terpenuhi)
Nilai N dan K yang mampu dipenuhi oleh pupuk majemuk:
15
N = 100 × 1326,86 𝑘𝑔 = 229,02 𝑘𝑔.
15
K = 100 × 1326,86 𝑘𝑔 = 229,02 𝑘𝑔.
2. Peta RBI
Informasi dari peta RBI skala 1 : 25.000 (20 x 20cm)
a. Wilayah administrasi
Desa Cibalung, Warung Menteng, Cimande Hilir, Ciderum, Ciherang,
Pondok, Rancamaya, Bojongkerta, Banjarwaru, Teluk Pinang, Bitung Sari,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor
b. Koordinat batas areal
060.39’.68” – 060.42’.30” LS, 1060.48’.30” – 1060.51’.30” BT
c. Penutupan/penggunaan lahan
Ladang, pemukiman, perkebunan
d. Sungai yang mengalir
Cisadane, Cihideung, Cibadak, Ciherang Satim, Cilulumpang, Cigintung,
Cigembrong, Cikeretek, Cileui Bangke, Ciletuh
e. Kisaran elevasi lahan
403 – 526 mdpl
3. Peta Geologi
a. Dua formasi geologi yang dihasiklan volkan salak
Skala 1 : 250.000
1. IIn Normal (sedikit penghambat) 76,9 ha
2. IIItj Berombak – bergelombang 389,5 ha
3. IIIn Normal (sedikit penghambat) 30,5 ha
4. IIId1 Kekeringan musiman 12,2 ha
5. IIIw Muka air tanah 76,9 ha
6. IIIt1c1 Berombak – bergelombang embun 28,6 ha
upas
7. IVn 259,8 ha
Normal (sedikit penghambat)
8. IVt1 7,5 ha
Berombak – bergelombang
9. IVd1 9,1 ha
Kekeringan musiman
10. IVs2 924 ha
Miskin
11. IVs1 318,4 ha
Fisik tanah buruk
12. IVw 20 ha
Muka air tanah
13. IV01 36,6 ha
Genangan musiman
14. IVt2e 383,9 ha
Berbukit – bergunung, erosi
Skala 1 ; 50.000
1. IIn Sedikit/tanpa penghambat, 428 ha
- Kerikil
- batu-batu di dalam tanah
2. IIs2 padas dan batu/kerikil di permukaan 932 ha
tanah
salah satu/kombinasi dari :
3. IIn 253 ha
- padas dan batu-batu di
permukaan
- wilayah melandiai
4. IIIw 517 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- muka air tanah
- padas
5. IIIwd 863 ha
muka air tanah dan geangan musiman
6. IIIs2 1445 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- padas
- batu-batu dipermukaan
- wilayah melandai
7. IVw 2932 ha
muka air tanah
8. IVwd 775 ha
muka air tanah dan genangan
9. IVwt2 musiman 1555 ha
10. IVs1 muka air tanah dan mikrorelief 547 ha
11. IVs1w kesuburan tanah 1103 ha
salah satu atau kombinnasi dari :
- kesuburan tanah
12. IVs1w0 - muka air tanah 942 ha
kesuburan, muka air tanah dan
genangan musiman
13. IVs1t1 1380 ha
kesuburan dan wilayah belereng atau 215 ha
14. IVs2
erosi
wilayah berbatu, muka air tanah dan
15. IVs2t1 genangan musiman 2190 ha
salah satu atau kombinasi dari ;
- wilayah berbatu-batu
16. IVt1 - berlereng/erosi 1213 ha
salah satu atau kombinasi dari :
- muka airt tanah
- wilayah melandai
1. S2
S-25 2,3,6,7,11,29 Kedalaman efektif, tekstur di daerah
perakaran dan kapasitas genangan air
Topografi,erosi
S-2t,e 8,15,16
S-2t 8,12,16,19,25 Topografi
Bahaya banjir
S-25 1
Tingkat kesuburan tanah
S-2n 5,26,27,28
Ketersediaan air irigasi
S-2w 6,7,27,28
Topografi, growing period
S-2t,9 8
Bahaya banjir, genangan kedalaman
S-2f,5 26
efektif
2. S3
S3-d 4,5 Drainase tanah
S3-s 3,6,7,11 Kedalaman efektif
S3-k,w 12 Topografi, ketersediaan air irigasi
S3,t 12,15,18 Topografi
S3-t,e 17,24 Topografi, erosi
S3-t,g 19,25 Topografi , grwowing period
S3-g,t 18 Growing period, topografi
S3-w 29 Ketersediaan air irigasi
S3-fs 26 Bahaya banjir, kedalaman efektif
Kelas
No. Kesesuaian SPT Faktor Penghambat
Lahan
1, S2
2. S3
Klas FP Klas FP
7 S-2 S S3 S
10 N N N N
18 S3 G, T S3 T
26 S2 F,S S3 F,S
Faktor-faktor pembentuk tanah ada lima yaitu bahan induk, iklim, organisme hidup
dan topografi. Setiap tanah mempunyai unsur pembentuk tanah yang berbeda-beda. Dari
unsur-unsur tersebut dapat diketahui sifat dan kesuburan masing-masing tanah sesuai
faktor pembentuk tanah. Tanah Latosol Dramaga bertekstur lempung klei berdebu dengan
warna weak red dan konsistensinya lekat serta sangat plastis. Tanah Podsolik Dramaga
bertekstur klei dengan warna pale red dan konsistensinya tinggi. Tanah Andosol
Sukamantri bertekstur lempung berpasir dengan warna dark reddish grey dan kelekatan
rendah serta plastis. Tanah Regosol Ciomas bertekstur pasir berlempung dengan warna
weak red dan konsistensinya sedang. Pengambilan contoh tanah utuh menggunakan ring
soil sampler, contoh tanah agregat utuh dengan mengambil bongkahan besar menggunakan
cangkul dan cara mengambil tanah komposit dengan mengambil tanah acak menggunakan
bor belgi. Sifat morfologi tanah Latosol dan Podsolik dapat ditentukan dengan mengamati
profil tanah serta menganalisis batas horison dan kedalamannya, pH tanah, tekstur, warna
dan konsistensi. Sifat morfologi tanah Latosol dan Podsolik berbeda. Perbedaannya antara
lain batas horison yang terlihat jelas dan dari segi tekstur, warna dan konsistensi. Pupuk
yang dianalisis dalam praktikum ini terdapat 39 jenis pupuk yang beredar di pasaran.
Setiap pupuk memiliki nama, bentuk, warna, unsur utama dan unsur ikutan yang berbeda-
beda. Untuk mengetahui setiap sifat dan kebutuhan akan pupuk yang akan diaplikasikan
agar tidak salah dalam menggunakan pupuk. Sifat fisika dan kimia tanah dianalisis di
laboratorium dan dihasilkan data. Data sifat fisika dan kimia tanah dapat dianalisis untuk
menentukan kesuburan tanah sesuai dengan nilai setiap sifat fisika dan kimia tanah yang
diperoleh. Status hara sangat diperlukan oleh mahasiswa pertanian untuk mengevaluasi
kesuburan. Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh tekstur, kapasitas tukar kation,
kandungan bahan organik dan pH tanah, sedangkan kesuburan tanah didasarkan pada
kandungan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Selain itu, pupuk dan kapur perlu dihitung untuk
mengetahui kebutuhan unsur hara setiap tanah. Peta geologi, peta topografi dan peta tanah
dipelajari untuk mengetahui informasi yang ada di peta tersebut sehingga memudahkan
mengidentifikasi tanah, begitu juga peta satuan lahan, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan untuk mengetahui fungsi dan menggunakannya secara intensif dan untuk
produksi tanaman secara lestari.
DAFTAR PUSTAKA
Nisbah C/N
C−org
1. N−org = 11.09
C−org
2. = 11.04
N−org
C−org
3. = 9.53
N−org
C−org
4. = 9.53
N−org
C−org
5. = 9.77
N−org
C−org
6. = 9.41
N−org
C−org
7. = 4.40
N−org
Kandungan P dan K
𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃 (2)+ 𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑂(5)
P2O5 = X Bray I P
𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃(2)
(32×2)+(16×5)
1. × 10.20 = 22.95
32×2
(32×2)+(16×5)
2. × 12.20 = 27.45
32×2
(32×2)+(16×5)
3. × 7.30 = 16.43
32×2
(32×2)+(16×5)
4. × 91.80 = 206.55
32×2
(32×2)+(16×5)
5. × 30.60 = 68.85
32×2
(32×2)+(16×5)
6. × 21.50 = 48.38
32×2
(32×2)+(16×5)
7. × 23.45 = 52.76
32×2
39(2)+16 39 1
2. × 0.61 × × 10 = 2.87
39(2) 1
39(2)+16 39 1
3. × 0.53 × × 10 = 2.50
39(2) 1
39(2)+16 39 1
4. × 0.89 × × 10 = 4.18
39(2) 1
39(2)+16 39 1
5. × 0.70 × × 10 = 3.29
39(2) 1
39(2)+16 39 1
6. × 0.56 × × 10 = 2.63
39(2) 1
39(2)+16 39 1
7. × 0.23 × × 10 = 1.08
39(2) 1
39(2)+16 39 1
8. × 0.11 × × 10 = 0.52
39(2) 1
39(2)+16 39 1
9. × 0.14 × × 10 = 0.66
39(2) 1
39(2)+16 39 1
10. × 0.20 × × = 0.94
39(2) 1 10
39(2)+16 39 1
11. × 0.07 × × 10 = 0.33
39(2) 1
Kejenuhan Basa
𝐶𝑎 − 𝑑𝑑 + 𝑀𝑔 − 𝑑𝑑 + 𝐾 − 𝑑𝑑 + 𝑁𝑎 − 𝑑𝑑
𝐾𝐵 = 𝑥100%
𝐾𝑇𝐾
8,30+2,00+0,71+0,72
1. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 62,03
18,91
9,47+1,67+0,61+0,64
2. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 66,94
18,51
5,77+2,22+0,53+0,92
3. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 38,64
24,43
4,94+1,74+0,89+0,53+
4. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 47,99
16,88
4,90+2,10+0,70+0,61
5. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 49,76
16,70
5,11+1,28+0,56+1,11
6. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 45,80
17,60
2,45+1,28+0,23+0,02
7. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,52
12,24
0,69+0,71+0,11+0,12
8. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 14,80
11,01
0,73+0,71+0,14+0,22
9. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 15,53
11,59
0,55+0,85+0,20+0,24
10. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 22,66
8,12
3,04+0,42+0,07+0,03
11. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,42
10,98
Kejenuhan Al
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,19
1. Kejenuhan Al = x 100% =18,91X100%= 1,00 %
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
2. Kejenuhan Al = x 100% =18,51x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
3. Kejenuhan Al = x 100% =24,43x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 1,25
4. Kejenuhan Al = x 100% =16,88x100% =2,13%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,62
5. Kejenuhan Al = x 100% =16,70x100% =1,20%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
6. Kejenuhan Al = x 100% =17,60x100%
𝐾𝑇𝐾
2. Diketahui:
Phonska : 15-15-15 100 Kg P
Urea : 45% N 200 Kg N
KCl :50% K2O 150 Kg K
Kebutuhan unsur hara 100Kg P2O5 = BM P2O5 x 100Kg
BA P2
= 142 X 100 Kg = 229,03 = 229 Kg
62
48Kg dalam SP 36
100 % x 48 Kg = 133 Kg SP36
36%
N dalam Phonska
15 x 1207 Kg = 181 Kg N
100
Pupuk yang kurang = 200 – 181= 19 Kg N
19 Kg N dalam Urea
100% x 19Kg = 42Kg urea
45%
K2O dalam Phonska
15 x 1207 Kg = 181Kg K (berlebih)
100
Pupuk Phonska yang diperlukan1207 Kg, sedangkan untuk memenuhi kekurangan
yang harus ditambahkan sebesar 42 Kg urea dan 133 Kg SP36.
3. Diketahui suatu lahan diperlukan 250 Kg N, 100 Kg P dan 150 Kg K. Tersedia pupuk
majemuk(15-0-15), Urea (45%N ) SP36 ( 36% P2O5)
2. Jumlah CaCO3
=1,5x0,62 me/100g
=0,93 me/100g
=0,93x100/2 mg CaCO3/100g
=46,5 mg CaCO3/100g
=465 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=465 mg CaCO3/kgx2.106kg
=465.106 CaCO3x2.106
=930kg/ha
DN CaCO3 =100/80x930kg/ha = 1162,5kg/ha =1,170 ton CaCO3/ha
3. Jumlah CaCO3
=1,5x0,19 me/100g
=0,285 me/100g
=0,285x100/2 mg CaCO3/100g
=14,25 mg CaCO3/100g
=142,5 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=142,5 mg CaCO3/kgx2.106kg
=142,5.106 CaCO3x2.106
=285kg/ha
DN CaCO3 =100/80x285kg/ha = 356,25kg/ha =0,356 ton CaCO3/ha
4. Jumlah CaCO3
=1,5x4,50 me/100g
=6,75 me/100g
=6,75x100/2 mg CaCO3/100g
=337,5 mg CaCO3/100g
=3375 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=3375 mg CaCO3/kgx2.106kg
=3375.106 CaCO3x2.106
=6750kg/ha
DN CaCO3 =100/80x6750kg/ha = 8437,5kg/ha =8,437 ton CaCO3/ha
5. Jumlah CaCO3
=1,5x6 me/100g
=9 me/100g
=9x100/2 mg CaCO3/100g
=450 mg CaCO3/100g
=4500 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=4500 mg CaCO3/kgx2.106kg
=4500.106 CaCO3x2.106
=9000kg/ha
DN CaCO3 =100/80x9000kg/ha = 11250kg/ha =11,25 ton CaCO3/ha
6. Jumlah CaCO3
=1,5x1,5 me/100g
=2,25 me/100g
=2,25x100/2 mg CaCO3/100g
=112,5 mg CaCO3/100g
=1125 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=1125 mg CaCO3/kgx2.106kg
=1125.106 CaCO3x2.106
=2250kg/ha
DN CaCO3 =100/80x2250kg/ha = 2812,5kg/ha =2,812 ton CaCO3/ha