Oleh:
Iin Nurbaetun
A24120098
Kelompok C
Asisten:
Suci Leowati
A14090010
Swaesti Praba Hardanti A14090049
Robi Rusliana
A14090093
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua
mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman
yang menyediakan hara dan air di bumi. Selain itu, tanah juga merupakan tempat hidup
berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga
bisa tererosi.
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia dan biologi tanah sangat berpengaruh pada
kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang berpengaruh pada kegiatan pertanian antara lain
tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, infiltrasi, permeabilitas, kapasitas
infiltrasi, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia tanah yang penting adalah
kandungan unsur hara (makro dan mikro), pH tanah, kandungan bahan organik, kapasitas
tukar kation, kadar bahan beracun (misal Al-dd), dsb. Sedangkan faktor biologi yang
penting adalah jumlah dan aktivitas organisme di dalam tanah. Tindakan-tindakan di dalam
tanah umumnya ditunjukan untuk menambah dan menjamin keseimbangan hara bagi
taman, mencegah keracunan, kehilangan dan kerusakanserta memanipulasi kondisi
lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan.
Dalam kehidupan sehari-hari tanah erat kaitannya dengan dunia pertanian.
Pertanian modern memerlukan sarjana yang mengerti cara-cara menganalisis tanah baik di
laboratorium maupun dilapangan. Untuk membekali lulusan dengan pengetahuan tentang
tanah maka perlu mahasiswa belajar mengamati berbagai proses yang terjadi di dalam
tanah dan proses-proses identifikasi sifat-sifat tanah mulai dari proses pengambilan contoh
tannah, pengenalan morfologi tanah, teknik konservasi tanah, analisis tanah di lapang,
teknik pengelolaan tanah,dan pengenalan berbagai jenis pupuk sebagai bahan yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah guna meningkatkan produktivitas yang
lestari.
Tujuan
Tujuan praktikum ini ialah agar :
1. Mahasiswa dapat membedakan tekstur, warna dan konsistensi tanah yang ada di
lapang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenali berbagai macam jenis pupuk
anorganik yang beredar dipasaran.
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan laju infiltrasi konstan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi pada beberapa penggunaan lahan
4. Mahasiswa memiliki kemampuan dasar dalam memahami, membaca serta mampu
membedakan secara detail perbedaan Peta RBI dan Peta Tematik
5. Mahasiswa dapat menentukan secara langsung profil tanah dan sifat fisik tanah
yang ada di lapang serta mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum tentang
potensi tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
2.1.1 Alat dan Bahan
- Ember
- Air
- Tanah yang akan di amati (Latosol Darmaga, Pedsolik Jasinga, Andosol
Sukamantri dan Regosol Ciomas)
- Buku Munsell Soil Color Chart
2.1.2 Metode
a. Tekstur Tanah
- Penetapan tekstur tanah diawali dengan membasahi tanah kering atau
lembab dengan air
- Lalu pirit tanah dengan ibu jari dan telunjuk sehinnga menjadi pasta
tanah yang sempurna
- Selanjutnya di pirit-pirit sambil diperhatikan rasa kasar, lengket dan licin.
Rasa kasar menunjukan adanya komponen pasir, lengket menunjukan
adanya komponen liat, sedangkan licin seperti rasa tepung bila di pirit
menunjukan adanya komponen debu.
- Selanjutnya dibuat gulungan-gulungan sambil dilihat daya tahan terhadap
tekanan dan kelekatan masa tanah pas ibu jari dan telunjuk
b. Warna Tanah
- Ambil segumpal tanah asli yang akan di tetapkan warnanya.
- Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang
terdapat dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart
- Setelah diperoleh hue yang tepat, cocokan warna tanah tersebut dengan
lembaran warna menurut laju croma dan value. Geserkan kekanan atau
kekiri sampai diperoleh croma dan value yang paling cocok.
- Catat satuan/kode yang terdapat dalam lembaran kerja ini yaitu kilapan
(hue) contoh 5 YR, nilai (value) contoh 5 dan kroma (chrome) contoh 6.
- Sebagai contoh kode warna yang lengkap adalah 5/6 YR yang berarti
yellowish red (merah kekuning-kuningan)
- Lakukan pengamatan warna tanah pada dua keadaan yaitu pada keadaan
lembab (wet) dan kering (dry). Keadaan warna tanah yang lembab
diperoleh dengan cara membahasi contoh tanah sedikit dengan air.
- Lakukan pengamatan warna tanah yang sama pada beberapa contoh
tanah lain.
c. Konsistensi Tanah
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering :
- Ambil segumpal tanah lalu diremas.
2.3 Infiltrasi
2.3.1 Alat dan Bahan :
1. Double ring infiltrometer berdiameter 30 cm dan 22,5 cm
2. Penggaris berskala
3. Ember
4. Gayung
5. Stop Watch
6. Plastik kecil dan karet gelang
7. Gunting untuk memotong rumput
8. Papan kayu untuk memasukan ring infiltrometer ke dalam tanah
9. Alat-alat tulis
10.
Air secukupnya hingga laju infiltrasi mencapai titik konstan
2.3.2 Metode :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
5. Cangkul
6. Tanah yang diamati
2.5.2 Metode :
Pada pengamatan morfologi tanah ini dilakukan pada dua loksi yaitu Kebun Percobaan
Cikabayan (Sabtu,23 November 2013) dan di Kebun Percobaan Sukamantri (Sabtu, 30
November 2013) .
1. Memilih tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran di
tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter.
2. Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran 2
meter, lebar 1,5 meter dan kedalaman 1,5 meter. Di depan bidang pengamatan
profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan praktikan turun ke profil.
3. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas
sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapat ditentukan dengan
melihat perbedaan warna atau perbedaan kekerasan. Perbedaan kekerasan
ditentukan dengan cara menusukkan pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap.
4. Selanjutnya dilakukan penetapan batas horison dan pencatatan kedalamannya pada
daftar isian profil.
5. Dalam pengamatan tabel horison, yang perlu diamati:
Kejelasannya, yang dibedakan atas:
a = abrupt (nyata), jika tebalnya < 2,5 cm
c = clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25-12,5 cm
d = diffuse (baur), batas peralihannya > 12,5 cm
Topografi batas horison, yang dibedakan atas:
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
I = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambungkan
6. Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing horison
diamati:
a. Warna tanah (matriks)
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaan tidak
mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart. Di
catat warna dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung.
b. Tekstur tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab kira-kira sebesar kelereng,
basahi dengan air hingga tanah dapat di tekan.
c. Struktur tanah
Sebongkah tanah di ambil dari horizon tanah, kemudian di pecah dengan
cara menekan dengan jari atau di jatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga
bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro
(ped) yang merupakan kelas struktur tanah.
d. Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air di amati dengan cara di pijit
dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab, dan
basah dengan cara menambahkan aquades pada contoh tanah.
Konsistensi tanah dalam keadaan kering
Dalam keadaan kering konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal
tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi
lunak. Tanah berkonsistensi kering dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), tanah tidak melekat satu sama lain ( tanah pasir)
s = lunak (soft), gumpalan tanah mudah hancur bila di remas
sh = agak keras (slightly hard), tanah hancur dengan tekanan sedang antara ibu
jari dan telunjuk
h = keras (hard), hancur antar tekanan sedang sampai kuat
vh = sangat keras (very hard), tahan terhadap tekanan, masa tanah sukar di
hancurkan dengan jari tangan
eh = sangat keras sekali ( extremely hard), sangat tahan terhadap
tekanan,
masa tidak dapt dipecahkan dengan tangan
Konsistensi tanah dalam keadaan lembab
Dalam keadaan lembab konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal
tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi
gembur. Tanah berkonsistensi lembab dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lain
Vf = sangat gembur ( very friable), sedikit tekanan sudah hancur
f = gembur (friable), tekanan agak kuat baru hancur
t = teguh (firm), masa tanah hancur dengan tekanan sedang
vt = sangat teguh (very firm), dengan tekanan sangat kuat baru hancur
et = sangat teguh sekali (extremely firm), sangat tahan terhadap tekanan tangan,
baru hancur jika diinjak dengan kaki
Konsistensi tanah dalam keadaan basah
Dalam keadaan basah konsistensi di tentukan mudah tidaknya melekat pada
jari (melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan
kemampuan mempertahankan bentuk tersebut ( plastis atau tidak plastis)
- Kelekatan (stickiness)
so = tidak lekat(non sticky), tidak ada yang melekat pada jari
ss = agak lekat (slightly sticky), sedikit melekat pada satu jari yang mudah lepas
s = lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik masa tanah tersebut elastic
antara jari dan masa tanah
vs = sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua jari dan sukar
dilepaskan
- Keliatan (Plasticity)
po = tidak plastis (nnon plastic), tidak dapat dibuat pita tanah
ps = agak plastis ( slightly plastic), dapat membentuk gulungan kecil yang mudah
diubah bentuknya
p = plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil dan elastis, berubah
bentuknya jika ditekan
vp = sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan kecil, hanya dapat
diubah bentuknya dengan pijitan kuat
7. Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu pula dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu:
ketinggian tempat, kemiringan, serta vegetasi yang dominan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
3.1.1 a. Tabel Tekstur lapang, warna, dan konsistensi tanah
Nama Tanah
Tekstur Tanah
Liat
Warna Tanah
Kering
Lembab
7.5 YR
7,5 YR
Konsistensi Tanah
Kelekatan
Plastisitas
Lekat
Plastis
Latosol
Darmaga
Pedsolik
Jasinga
Liat Berdebu
Strong
Brown
10 YR
Lekat
Andosol
Sukamantri
Lempung
Berdebu
Regosol
Ciomas
Pasir
Berlempung
Dark
Brown
10 YR
Plastis
Yellowish Dark
Yellowish
Brown
Brown
Tidak lekat
10 YR
2,5 YR
Reddish
Gray
7,5 YR
Brown
Very
Dark
Brown
5 YR
Lekat
Tidak Plastis
Plastis
Dark
Reddish
brown
Debu (%)
20
30
20
50
20
50
Liat (%)
50
40
30
35
52
36
Kelas Tekstur
Liat
Liat
Lempung liat berpasir
Lempung liat berdebu
Liat
Lempung liat berdebu
Kieseriet
Controlled
Realease
Rumus Kimia
Bentuk
Warna
MgSO4.XH2O
-
Granul
Granul
Putih
Kuning
Unsur
Utama
29% MgO
NPK
Unsur
ikutan
S,H
-
3
4
5
6
7
Urea
CO(NH2)2
Triple super Ca(H2PO4)2.ZnSO4
Phosphate Plus
Kalsium
KCl
Chlorida
Magnesium
MgO
Oxide
Kapur
CaMg(CO2)2
pertanian
(Dolomit)
Seng Sulfat
ZnSO4.7H2O
9 Cupri Sulfat
10
Gipsum
11 Dolomit Super
12
13
14
15
16
Kapur Tohor
Kaptan
Kaphoska
Dolomit
Capsaba
KCL / MOP
merk AKP
Dolomit
17 Kapur Tohor
18 Super Phosphat
36
19 ZA merk AKP
20 Pupuk Organik
Granul
21
Controlled
realease
fertilized 3
22
GM Nutra
Zorb
23 Garam Inggris
24 Triple super
Phosphate
(TSP)
25
Rock
Phosphate asal
pacitan
26 Ferti Power
Kristal
Granul
Granul
Putih
46% N
Biru, Putih 48% P2O5,
1% Zn
Merah Tua
K
CO,H
Ca, S, H
Cl
Serbuk
Putih
90% MgO
Serbuk
Putih
CaMg
Kristal
Kuning
23% Zn
kehijauan
Biru
25% Cu
Putih
Ca (22%)
Putih
30% CaO,
18% Mg
Putih
90% CaO
Orange
-
S,O,H
CuSO4.5H2O
CaSO4.2H2O
CaMg(CO2)2
Kristal
Serbuk
Serbuk
CaO
-
Tepung
Granul
Serbuk
Serbuk
CaMg(CO3)2
Serbuk
CaO
Ca(H2PO4)2
Serbuk
Granul
Kristal
Granul
Putih
Hitam
granul
Kuning
NPK
Serbuk
Putih
MgSO4.7H2O
Ca(H2PO4)2
Kristal
Granul
Putih
Abu-abu
16% MgO
48% P2O5
S,H
Ca, H
P2O5
serbuk
Coklat
P2O5
(18,64%)
SO4
Asam Amino
tepung
Beige
(krim)
N (20%)
Ca, Mg
(2%), Zn, Fe,
Mn,B,Cu
(6%)
Coklat
muda
Merah
S,O,H
SO4
C
-
Ca, C
Ca, H
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Super
Phosphate
SP 36
Controlled
realease
Fertilizer 6 bln
Kalsium
karbonat
Diamonium
Fosfat
NPK Phonska
Plus
Mangan sulfat
Sulfur
Rock
phosphate
(RP)-Gresik
PARP 50%
Ca(H2PO4)2
Granul
Abu-abu
Ca(H2PO4)2
NPK
Granul
Granul
CaCo3
Serbuk
Putih
36% Ca,
Co3
(NH4)2.HPO4
kristal
Putih
granul
Orange
MnSO4.XH2O
S
Serbuk
Serbuk
Putih
Hijau
kekuningan
21% N, 53
% P2O5
N, P2O5,
K2O
Mn
95% S
SO4
-
serbuk
P2O5(26%)
Serbuk
Serbuk
40
41
PARP 25%,
18.67% P2O5
ZEOLIT
Controlled
realease
fertilizer 6 bln
Paten kali
Kalium klorida
K2SO4
KCl
42
NPK Grow
38
39
43
Boraks
44 TSP ex China
merk AKP
45
Super
phosphate-18
46 Ferro sulfate
Cokelat
muda
Krem
Ca,H
-
18.67%
P2O5
Granul
Abu-abu
Granul
Merah
N 14%,
P2O5 14 %,
K2O 14 %
Serbuk
Putih
50% K2O
kristal
Merah
60% KCl
muda
granul Orange/abu N, P2O5,
-abu
K2O
kristal
putih
B2O3 (31,2)
granul
hitam
P2O5
Na
-
P2O5
granul
Abu-abu
18% P2O5
Ca
FeSO4.7H2O
Kristal
Hijau
lumut
Merah
muda
19% Fe
S,O,H
N 15%,
P2O5 15 %,
K2O 15%
-
Mg
NPK
NaB4O7.10H2O
-
47
NPK BASF
NPK
granul
48
Fosfat alam
natural
MgO
Serbuk
MgO
Serbuk
49
Coklat
keabuan
36% P2O5
Cokelat
muda
putih
S
Cl
-
3.1.3 Infiltrasi
3.1.3.a Tabel hasil pengamatan Infiltrasi
t(menit)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
11
12
13
14
15
16
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
42
45
t (s)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
h (cm)
9
8,8
8,7
8,6
8,4
8,2
8,1
7,9
7,8
7,6
7,5
7,4
7,2
7,1
6,9
6,8
6,6
6,5
6,4
6,2
6
5,9
5,7
5,5
5,3
5,1
4,9
4,8
4,4
4,1
3,7
3,4
2,9
2,5
2,2
1,9
1,6
1,3
1
8,5
8
h (cm)
0
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,1
0,4
0,3
0,4
0,3
0,5
0,4
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0
0,5
f (cm/menit)
0,00
0,40
0,20
0,20
0,40
0,40
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,20
0,40
0,40
0,10
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,10
0,20
0,15
0,20
0,15
0,25
0,20
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,00
0,17
48
51
54
57
3
3
3
3
7,5
7
6,5
6
0,5
0,5
0,5
0,5
0,17
0,17
0,17
0,17
3.1.4 Peta
No. Jenis Peta
1
Peta RBI
2.
Peta Tematik
2.1 Peta Geologi
Fungsi Peta
Untuk mengetahui wilayah
suatu tempat agar dapat di
analisis
unsur-unsur
alamnya.
Untuk
mengetahui Stratifikasi geologi (urutan
penyebaran batuan pada formasi geologi berdasarkan
suatu daerah
pada umur), jenis batuan,
penampang
melintang
beberapa lokasi, kenampakan
proses geologi, kenampakan
informasi dasar (sungai,
gunung, kontur, jalan, dsb)
Untuk
mengetahui Jenis tanah, karakteristik
penyebaran jenis-jenis tanah tanah, kenampakan informasi
pada suatu daerah
dasar (sungai, jalan, gunung,
dsb)
: Andosol
: Lipatan
: Berlereng
: Abu Vulkanik
:: cepat
: Pohon Karet, Kopi, Kelapa, Buah Naga, dan Palm
: Kebun Karet
: University Farm Sukamantri, Desa Sukamntri, Kec. Taman Sari,
Kab. Bogor.
II
III
Horison
Simbol
Kedalaman
(cm)
O
0-18
Uraian
Warna 10R
18-37
37-72
: Latosol
: Lipatan
: Berlereng (6%)
: Abu Vulkanik
: Qva
: Agak sangat cepat
: Sawit, albasia, rumput
: Kebun Sawit
: Kebun Sawit Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Darmaga, Kab.
Bogor
II
III
Horison
Simbol Kedalaman
(cm)
O
0-5
Uraian
Warna 5 YR
5 - 40
40- 127
: Pedsolik
: Lipatan
: Berlereng agak curam
: Batu Lipatan
:: Agak sangat baik
: Pohon alpukat, salak, randu, rumput
: Kebun Buah
: Kebun Percobaan Cikabayan. Kec. Darmaga
II
III
IV
Horison
Simbol Kedalaman
(cm)
O
0-10
Uraian
Warna 5 YR
10-52
52-73
73-105
105-170
II
III
IV
8-42
42-95
95-110
DAFTAR PUSTAKA
[di
Sugianto,
Edi
.2012.
Pupuk
Tunggal
dan
Pupuk
Majemuk.
http://guanophosphat.blogspot.com/2012/08/pupuk-tunggal-dan-pupukmajemuk.html. [ di akses 11 Desember 2013]
Pesan :
Pesan saya mungkin untuk peralatan penunjang praktikumnya perlu di tambah lagi agar
praktikum berjalan sebagaimana dengan yang diharapkan mahasiswa. Jujur, terkadang
saya merasa tidak ada pekerjaan karena keterbatasan alat itu karena dalam satu kelompok
itu terdiri lebih dari 20 orang tetapi peralatan yang digunakan sangat terbatas sehingga
membuat sebagian mahasiswa tidak melakukan apa-apa.
Jadi saran saya agar pada praktikum-praktikum selanjutnya peralatan penunjangnya di
tambah dan pembagian kelompoknya itu sebaiknya satu kelompok terdiri dari 5-7 orang
saja. Hal ini dilakukan agar semua mahasiswa dapat melaksanakan praktikum sebagaimana
mestinya seperti yang diharapkan.
Untuk para kakak asisten, terimakasih sudah mau membimbing. Kalian Luar Biasa
LAMPIRAN
1. Pengenalan Peta dan Data Tanah
Gambar Peta Geologi Kabupaten Bogor
Keterangan :
No. Lands
Formasi
1.
QVep
2.
Qvst1
Lava gunung
EndutPrabak1
Aliran lava
3.
Qvst
(4)
4.
Qv1
5.
Qvsb
6.
Qvb1
7.
Qvsb
8.
Qvst
9.
Qv1
10.
Qav3
11.
Qa
12.
Tmj1
13.
Qvpo
14.
Qvl1
15.
Tmbl
Penyusun
Extrusive :
Intermediate :
Lava
Extrusive :
Intermediate :
Lava
Tufa batu
Extrusive :
apung pasiran Intermediate :
Pyrocla
Batuan
Extrusive :
gunung api
Intermediate :
muda
polymic
Lahar
Extrusive :
mafic :
polymict
Bahan
Sediment :
Gunung api
clastic :
coarce : brecc
Lahar
Extrusive :
mafic :
polymict
Tufa batu
Extrusive :
apung pasiran Intermediate :
Pyrocla
Batuan
Extrusive :
gunung api
Intermediate :
muda
Polymic
Kipas Aluvial Extrusive :
Intermediate :
Pyrocla
Aluvial
Sediment :
clastic :
alluvium
Jati Luhur
Sediment:
Clastic : fine
: claysto
Endapan
Extrusive :
batuan
Intermediate :
gunung api
polymict
tua
Lava gunung Extrusive :
api
Intermediate :
Lava
Anggota batu Sediment :
gamping
clastic :
limestone
Endapan
Volcanism :
SubarealVolcanism
Volcanism :
SubarealVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubarealVolcanism
Sedimentation
: RiverSedimentat
Sedimentation
: LittoralSedimen
Volcanism :
SubarealVulcanism
Volcanism :
SubarealVulcanism
Sediment :
LittoralSediment
Mulai
umur
Holosen
Akhir
umur
Holosen
Holosen
Holosen
Holosen
Holosen
Pleistosen Pleistosen
Pleistosen Pleistosen
Pleistosen Pleistosen
Pleistosen Pleistosen
Holosen
Holosen
Pleistosen Pleistosen
Holosen
Holosen
Holosen
Holosen
Miosen
Miosen
Holosen
Holosen
Pleistosen Pleistosen
Miosen
Miosen
16.
Tmb1
Formasi
Bojongmanik
Sediment :
clastic :
medium :
sands
Aediment
:transisionalsed
Miosen
Miosen
2. Morfologi Tanah