Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGANTAR ILMU TANAH

Oleh:
Iin Nurbaetun
A24120098
Kelompok C

Asisten:
Suci Leowati
A14090010
Swaesti Praba Hardanti A14090049
Robi Rusliana
A14090093

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua
mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman
yang menyediakan hara dan air di bumi. Selain itu, tanah juga merupakan tempat hidup
berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga
bisa tererosi.
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia dan biologi tanah sangat berpengaruh pada
kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang berpengaruh pada kegiatan pertanian antara lain
tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, infiltrasi, permeabilitas, kapasitas
infiltrasi, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia tanah yang penting adalah
kandungan unsur hara (makro dan mikro), pH tanah, kandungan bahan organik, kapasitas
tukar kation, kadar bahan beracun (misal Al-dd), dsb. Sedangkan faktor biologi yang
penting adalah jumlah dan aktivitas organisme di dalam tanah. Tindakan-tindakan di dalam
tanah umumnya ditunjukan untuk menambah dan menjamin keseimbangan hara bagi
taman, mencegah keracunan, kehilangan dan kerusakanserta memanipulasi kondisi
lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan.
Dalam kehidupan sehari-hari tanah erat kaitannya dengan dunia pertanian.
Pertanian modern memerlukan sarjana yang mengerti cara-cara menganalisis tanah baik di
laboratorium maupun dilapangan. Untuk membekali lulusan dengan pengetahuan tentang
tanah maka perlu mahasiswa belajar mengamati berbagai proses yang terjadi di dalam
tanah dan proses-proses identifikasi sifat-sifat tanah mulai dari proses pengambilan contoh
tannah, pengenalan morfologi tanah, teknik konservasi tanah, analisis tanah di lapang,
teknik pengelolaan tanah,dan pengenalan berbagai jenis pupuk sebagai bahan yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah guna meningkatkan produktivitas yang
lestari.

Tujuan
Tujuan praktikum ini ialah agar :
1. Mahasiswa dapat membedakan tekstur, warna dan konsistensi tanah yang ada di
lapang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenali berbagai macam jenis pupuk
anorganik yang beredar dipasaran.
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan laju infiltrasi konstan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi pada beberapa penggunaan lahan
4. Mahasiswa memiliki kemampuan dasar dalam memahami, membaca serta mampu
membedakan secara detail perbedaan Peta RBI dan Peta Tematik
5. Mahasiswa dapat menentukan secara langsung profil tanah dan sifat fisik tanah
yang ada di lapang serta mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum tentang
potensi tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman

BAB II
METODOLOGI
2.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
2.1.1 Alat dan Bahan
- Ember
- Air
- Tanah yang akan di amati (Latosol Darmaga, Pedsolik Jasinga, Andosol
Sukamantri dan Regosol Ciomas)
- Buku Munsell Soil Color Chart
2.1.2 Metode
a. Tekstur Tanah
- Penetapan tekstur tanah diawali dengan membasahi tanah kering atau
lembab dengan air
- Lalu pirit tanah dengan ibu jari dan telunjuk sehinnga menjadi pasta
tanah yang sempurna
- Selanjutnya di pirit-pirit sambil diperhatikan rasa kasar, lengket dan licin.
Rasa kasar menunjukan adanya komponen pasir, lengket menunjukan
adanya komponen liat, sedangkan licin seperti rasa tepung bila di pirit
menunjukan adanya komponen debu.
- Selanjutnya dibuat gulungan-gulungan sambil dilihat daya tahan terhadap
tekanan dan kelekatan masa tanah pas ibu jari dan telunjuk
b. Warna Tanah
- Ambil segumpal tanah asli yang akan di tetapkan warnanya.
- Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang
terdapat dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart
- Setelah diperoleh hue yang tepat, cocokan warna tanah tersebut dengan
lembaran warna menurut laju croma dan value. Geserkan kekanan atau
kekiri sampai diperoleh croma dan value yang paling cocok.
- Catat satuan/kode yang terdapat dalam lembaran kerja ini yaitu kilapan
(hue) contoh 5 YR, nilai (value) contoh 5 dan kroma (chrome) contoh 6.
- Sebagai contoh kode warna yang lengkap adalah 5/6 YR yang berarti
yellowish red (merah kekuning-kuningan)
- Lakukan pengamatan warna tanah pada dua keadaan yaitu pada keadaan
lembab (wet) dan kering (dry). Keadaan warna tanah yang lembab
diperoleh dengan cara membahasi contoh tanah sedikit dengan air.
- Lakukan pengamatan warna tanah yang sama pada beberapa contoh
tanah lain.
c. Konsistensi Tanah
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering :
- Ambil segumpal tanah lalu diremas.

- Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan


berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi
kering. Apabila gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan
tersebut maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh untuk kondisi
lembab
atau
keras
untuk
kondisi
kering.
Dalam keadaan basah :
- Ambil segumpal tanah lalu di basahi dengan air
- Berikan tekanan antara jari-jari dan telapak tangan, jika tanah menempel
pada jari mal tanah di kategorikan lekat, namun jika tidak melekat tanah
dikategorikan kurang lekat atau tidak lekat.
- Selain itu bentuk pula beberapa bulatan dari tanah tersebut. Jika tanah
mudah membentuk bulatan maka tanah dikategorikan bersifat plastis,
namun jika tidak mudah membentuk bulatan tanah di kategorikan tidak
plastis
2.2 Pengenalan Pupuk
2.2.1 Alat dan Bahan :
- Alat tulis
- Berbagai macam jenis pupuk yang akan di amati
2.2.2 Metode :
1. Siapkan alat tulis.
2. Perhatikan dan amati setiap jenis pupuk.
3. Catat nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur
ikatan

2.3 Infiltrasi
2.3.1 Alat dan Bahan :
1. Double ring infiltrometer berdiameter 30 cm dan 22,5 cm
2. Penggaris berskala
3. Ember
4. Gayung
5. Stop Watch
6. Plastik kecil dan karet gelang
7. Gunting untuk memotong rumput
8. Papan kayu untuk memasukan ring infiltrometer ke dalam tanah
9. Alat-alat tulis
10.
Air secukupnya hingga laju infiltrasi mencapai titik konstan
2.3.2 Metode :
1.
2.
3.

Tentukan lokasi pengukuran infiltrasi yang dapat mewakili kondisi


lapang
Tempatkan lokasi pengukuran pada daerah yang relatif datar
Bersihkan tempat pengukuran dari benda Tzu serasi yang terdapat di
permukaan tanah sehingga tidak mengganggu proses pengukuran.
Bersihkan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan

4.
5.

6.
7.
8.

9.
10.
11.

12.
13.

permukaan tanah. Potong rumput atau semak yang mengganggu,


hindarkan pembersihan dengan cara mencabut.
Ambil contoh tanah disekitar lokasi pengukuran untuk pengukuran
kadar air dan simpan dalam plastik untuk di tetapkan di laboratorium.
Tancapkan silinder ke dalam tanah yang telah dibasahi terlebih dahulu
sampai kedalaman kurang lebih 5 cm, dimulai dari ring berdiameter
kecil. Gunakan lembaran kayu untuk menancapkan ring secara tegak
dan merata. Selanjutnya pasang secara konsentrasi ring yang
berdiameter besar dengan cara yang sama.
Pasang penggaris berskala dalam ring berdiameter kecil
Siapkan stop Watch
Isi kedua silinder secara bersamaan dengan air sampai ketinggian 10 cm
sampai 20 cm, usahakan permukaan air sama. Pemasukan air harus
dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan tanah
Pengukuran dilakukan melalui pengamatan penurunan permukaan air
pada setiap interval tertentu.
Tambahkan air ke dalam ring bila diperlukan dengan hati-hati.
Usahakan permukaan air dalam kedua ring sama
Pengamatan dilakukan terus sampai penurunan permukaan air tanah
relatif konstan . paling tidak ada tiga kali pengukuran dengan prediksi
perubahan yang sama.
Data dicatat dalam tabel yang berisi waktu (t), interval waktu (t),
kedalaman air dalam ring (h), intake (h) dan laju infiltrasi parsial (f).
Ulanagan pengukuran diperlukan pengukuran untuk mendapatkan data
yang representatif. Jumlah ulangan disesuaikan dengan luasan dan
kondisi lahan.

2.4 Pengenalan Peta dan Data Tanah


2.4.1 Alat dan Bahan :
- Peta Rupa Bumi
- Peta Tematik : Peta Geologi dan Peta Tanah
2.4.2 Metode
- Mengambar peta kontur di atas mika
- Analisis pada informasi yang disajikan pada Peta Rupa Bumi, Peta Tematik,
Peta Geologi dan Peta Tanah.
- Kemudian Analisis kimia andosol sukamantri yang terdapat pada data tanah
yang sudah disajikan dalam buku panduan praktikum

2.5 Morfologi Tanah


2.5.1 Alat dan Bahan :
1. Pisau
2. Munsell Soil Color Chart, untuk mengidentifikasi warna tanah
3. Meteran yang berguna untuk mengukur kedalaman tanah, kedalaman top
soil serta kedalaman efektif tanah
4. Air

5. Cangkul
6. Tanah yang diamati
2.5.2 Metode :
Pada pengamatan morfologi tanah ini dilakukan pada dua loksi yaitu Kebun Percobaan
Cikabayan (Sabtu,23 November 2013) dan di Kebun Percobaan Sukamantri (Sabtu, 30
November 2013) .
1. Memilih tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran di
tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter.
2. Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran 2
meter, lebar 1,5 meter dan kedalaman 1,5 meter. Di depan bidang pengamatan
profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan praktikan turun ke profil.
3. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas
sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapat ditentukan dengan
melihat perbedaan warna atau perbedaan kekerasan. Perbedaan kekerasan
ditentukan dengan cara menusukkan pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap.
4. Selanjutnya dilakukan penetapan batas horison dan pencatatan kedalamannya pada
daftar isian profil.
5. Dalam pengamatan tabel horison, yang perlu diamati:
Kejelasannya, yang dibedakan atas:
a = abrupt (nyata), jika tebalnya < 2,5 cm
c = clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25-12,5 cm
d = diffuse (baur), batas peralihannya > 12,5 cm
Topografi batas horison, yang dibedakan atas:
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
I = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambungkan
6. Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing horison
diamati:
a. Warna tanah (matriks)
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaan tidak
mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart. Di
catat warna dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung.
b. Tekstur tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab kira-kira sebesar kelereng,
basahi dengan air hingga tanah dapat di tekan.
c. Struktur tanah
Sebongkah tanah di ambil dari horizon tanah, kemudian di pecah dengan
cara menekan dengan jari atau di jatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga

bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro
(ped) yang merupakan kelas struktur tanah.
d. Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air di amati dengan cara di pijit
dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab, dan
basah dengan cara menambahkan aquades pada contoh tanah.
Konsistensi tanah dalam keadaan kering
Dalam keadaan kering konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal
tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi
lunak. Tanah berkonsistensi kering dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), tanah tidak melekat satu sama lain ( tanah pasir)
s = lunak (soft), gumpalan tanah mudah hancur bila di remas
sh = agak keras (slightly hard), tanah hancur dengan tekanan sedang antara ibu
jari dan telunjuk
h = keras (hard), hancur antar tekanan sedang sampai kuat
vh = sangat keras (very hard), tahan terhadap tekanan, masa tanah sukar di
hancurkan dengan jari tangan
eh = sangat keras sekali ( extremely hard), sangat tahan terhadap
tekanan,
masa tidak dapt dipecahkan dengan tangan
Konsistensi tanah dalam keadaan lembab
Dalam keadaan lembab konsistensi ditentukan dengan meremas segumpal
tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah di katakan berkonsistensi
gembur. Tanah berkonsistensi lembab dibedakan menjadi :
I = lepas (loose), butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lain
Vf = sangat gembur ( very friable), sedikit tekanan sudah hancur
f = gembur (friable), tekanan agak kuat baru hancur
t = teguh (firm), masa tanah hancur dengan tekanan sedang
vt = sangat teguh (very firm), dengan tekanan sangat kuat baru hancur
et = sangat teguh sekali (extremely firm), sangat tahan terhadap tekanan tangan,
baru hancur jika diinjak dengan kaki
Konsistensi tanah dalam keadaan basah
Dalam keadaan basah konsistensi di tentukan mudah tidaknya melekat pada
jari (melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan
kemampuan mempertahankan bentuk tersebut ( plastis atau tidak plastis)
- Kelekatan (stickiness)
so = tidak lekat(non sticky), tidak ada yang melekat pada jari
ss = agak lekat (slightly sticky), sedikit melekat pada satu jari yang mudah lepas

s = lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik masa tanah tersebut elastic
antara jari dan masa tanah
vs = sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua jari dan sukar
dilepaskan
- Keliatan (Plasticity)
po = tidak plastis (nnon plastic), tidak dapat dibuat pita tanah
ps = agak plastis ( slightly plastic), dapat membentuk gulungan kecil yang mudah
diubah bentuknya
p = plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil dan elastis, berubah
bentuknya jika ditekan
vp = sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan kecil, hanya dapat
diubah bentuknya dengan pijitan kuat
7. Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu pula dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu:
ketinggian tempat, kemiringan, serta vegetasi yang dominan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah
3.1.1 a. Tabel Tekstur lapang, warna, dan konsistensi tanah
Nama Tanah

Tekstur Tanah
Liat

Warna Tanah
Kering
Lembab
7.5 YR
7,5 YR

Konsistensi Tanah
Kelekatan
Plastisitas
Lekat
Plastis

Latosol
Darmaga
Pedsolik
Jasinga

Liat Berdebu

Strong
Brown
10 YR

Lekat

Andosol
Sukamantri

Lempung
Berdebu

Regosol
Ciomas

Pasir
Berlempung

Dark
Brown
10 YR

Plastis

Yellowish Dark
Yellowish
Brown
Brown
Tidak lekat
10 YR
2,5 YR
Reddish
Gray
7,5 YR
Brown

Very
Dark
Brown
5 YR

Lekat

Tidak Plastis

Plastis

Dark
Reddish
brown

3.1.1.b Tabel Kelas Tekstur Berdasarkan Hasil Analisis Laboratorium


Pasir (%)
30
30
50
15
28
15

Debu (%)
20
30
20
50
20
50

Liat (%)
50
40
30
35
52
36

Kelas Tekstur
Liat
Liat
Lempung liat berpasir
Lempung liat berdebu
Liat
Lempung liat berdebu

3.1.2 Pengenalan Pupuk


Tabel Hasil Pengamatan Nama, Rumus Kimia,Bentuk, Warna, Unsur Utama, Unsur
Ikatan Berbagai Jenis Pupuk yang dijual di Pasaran
No. Nama Pupuk
1
2

Kieseriet
Controlled
Realease

Rumus Kimia

Bentuk

Warna

MgSO4.XH2O
-

Granul
Granul

Putih
Kuning

Unsur
Utama
29% MgO
NPK

Unsur
ikutan
S,H
-

3
4
5
6
7

Urea
CO(NH2)2
Triple super Ca(H2PO4)2.ZnSO4
Phosphate Plus
Kalsium
KCl
Chlorida
Magnesium
MgO
Oxide
Kapur
CaMg(CO2)2
pertanian
(Dolomit)
Seng Sulfat
ZnSO4.7H2O

9 Cupri Sulfat
10
Gipsum
11 Dolomit Super
12
13
14
15
16

Kapur Tohor
Kaptan
Kaphoska
Dolomit
Capsaba
KCL / MOP
merk AKP
Dolomit

17 Kapur Tohor
18 Super Phosphat
36
19 ZA merk AKP
20 Pupuk Organik
Granul
21
Controlled
realease
fertilized 3
22
GM Nutra
Zorb
23 Garam Inggris
24 Triple super
Phosphate
(TSP)
25
Rock
Phosphate asal
pacitan
26 Ferti Power

Kristal
Granul
Granul

Putih
46% N
Biru, Putih 48% P2O5,
1% Zn
Merah Tua
K

CO,H
Ca, S, H
Cl

Serbuk

Putih

90% MgO

Serbuk

Putih

CaMg

Kristal

Kuning
23% Zn
kehijauan
Biru
25% Cu
Putih
Ca (22%)
Putih
30% CaO,
18% Mg
Putih
90% CaO
Orange
-

S,O,H

CuSO4.5H2O
CaSO4.2H2O
CaMg(CO2)2

Kristal
Serbuk
Serbuk

CaO
-

Tepung
Granul

Serbuk

Serbuk

CaMg(CO3)2

Serbuk

CaO
Ca(H2PO4)2

Serbuk
Granul

Kristal
Granul

Putih
Hitam

granul

Kuning

NPK

Serbuk

Putih

MgSO4.7H2O
Ca(H2PO4)2

Kristal
Granul

Putih
Abu-abu

16% MgO
48% P2O5

S,H
Ca, H

P2O5

serbuk

Coklat

P2O5
(18,64%)

SO4

Asam Amino

tepung

Beige
(krim)

N (20%)

Ca, Mg
(2%), Zn, Fe,
Mn,B,Cu
(6%)

Coklat
muda
Merah

S,O,H
SO4
C
-

Coklat MgO <18%


Muda
Putih
90% CaO
Abu-abu 36% P2O5

Ca, C
Ca, H

27
28
29

30
31
32
33
34

35
36
37

Super
Phosphate
SP 36
Controlled
realease
Fertilizer 6 bln
Kalsium
karbonat
Diamonium
Fosfat
NPK Phonska
Plus
Mangan sulfat
Sulfur
Rock
phosphate
(RP)-Gresik
PARP 50%

Ca(H2PO4)2

Granul

Abu-abu

Ca(H2PO4)2
NPK

Granul
Granul

Abu-abu P2O5 (36%)


Biru
NPK 37:0:0

CaCo3

Serbuk

Putih

36% Ca,

Co3

(NH4)2.HPO4

kristal

Putih

granul

Orange

MnSO4.XH2O
S

Serbuk
Serbuk

Putih
Hijau
kekuningan

21% N, 53
% P2O5
N, P2O5,
K2O
Mn
95% S

SO4
-

serbuk

P2O5(26%)

Serbuk

Serbuk

40
41

PARP 25%,
18.67% P2O5
ZEOLIT
Controlled
realease
fertilizer 6 bln
Paten kali
Kalium klorida

K2SO4
KCl

42

NPK Grow

38
39

43
Boraks
44 TSP ex China
merk AKP
45
Super
phosphate-18
46 Ferro sulfate

Cokelat
muda
Krem

Ca,H
-

18.67%
P2O5
Granul
Abu-abu
Granul
Merah
N 14%,
P2O5 14 %,
K2O 14 %
Serbuk
Putih
50% K2O
kristal
Merah
60% KCl
muda
granul Orange/abu N, P2O5,
-abu
K2O
kristal
putih
B2O3 (31,2)
granul
hitam
P2O5

Na
-

P2O5

granul

Abu-abu

18% P2O5

Ca

FeSO4.7H2O

Kristal

Hijau
lumut
Merah
muda

19% Fe

S,O,H

N 15%,
P2O5 15 %,
K2O 15%
-

Mg

NPK

NaB4O7.10H2O
-

47

NPK BASF

NPK

granul

48

Fosfat alam
natural
MgO

Serbuk

MgO

Serbuk

49

Coklat
keabuan

36% P2O5

Cokelat
muda
putih

S
Cl
-

3.1.3 Infiltrasi
3.1.3.a Tabel hasil pengamatan Infiltrasi
t(menit)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
11
12
13
14
15
16
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
42
45

t (s)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3

h (cm)
9
8,8
8,7
8,6
8,4
8,2
8,1
7,9
7,8
7,6
7,5
7,4
7,2
7,1
6,9
6,8
6,6
6,5
6,4
6,2
6
5,9
5,7
5,5
5,3
5,1
4,9
4,8
4,4
4,1
3,7
3,4
2,9
2,5
2,2
1,9
1,6
1,3
1
8,5
8

h (cm)
0
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,1
0,4
0,3
0,4
0,3
0,5
0,4
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0
0,5

f (cm/menit)
0,00
0,40
0,20
0,20
0,40
0,40
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,40
0,20
0,20
0,40
0,40
0,10
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,10
0,20
0,15
0,20
0,15
0,25
0,20
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,00
0,17

48
51
54
57

3
3
3
3

7,5
7
6,5
6

0,5
0,5
0,5
0,5

0,17
0,17
0,17
0,17

3.1.3.b Grafik hubungan antara waktu dengan infiltrasi kumulatif

3.1.4 Pengenalan Peta dan Data Tanah

3.1.4 Peta
No. Jenis Peta
1
Peta RBI

2.

Peta Tematik
2.1 Peta Geologi

Fungsi Peta
Untuk mengetahui wilayah
suatu tempat agar dapat di
analisis
unsur-unsur
alamnya.

Informasi yang disajikan


Legenda (toponomi, garis
pantai, batas administrasi,
kontur,
titik
ketinggian,
penggunaan
lahan,sungai,
jalan, rel kereta api), skala,
judul dan tahun pembuatan
peta, arah mata angin, isi atau
informasi peta, penerbit dan
pembuat peta.

Untuk
mengetahui Stratifikasi geologi (urutan
penyebaran batuan pada formasi geologi berdasarkan
suatu daerah
pada umur), jenis batuan,

penampang
melintang
beberapa lokasi, kenampakan
proses geologi, kenampakan
informasi dasar (sungai,
gunung, kontur, jalan, dsb)
Untuk
mengetahui Jenis tanah, karakteristik
penyebaran jenis-jenis tanah tanah, kenampakan informasi
pada suatu daerah
dasar (sungai, jalan, gunung,
dsb)

2.2 Peta Tanah

3.1.5 Morfologi Tanah


3.1.5.a Morfologi Andosol Sukamantri
Macam Tanah
Fisiografi
Topografi
Bahan Induk
Formasi Geologi
Draianse
Vegetasi
Penggunaan Tanah
Lokasi

: Andosol
: Lipatan
: Berlereng
: Abu Vulkanik
:: cepat
: Pohon Karet, Kopi, Kelapa, Buah Naga, dan Palm
: Kebun Karet
: University Farm Sukamantri, Desa Sukamntri, Kec. Taman Sari,
Kab. Bogor.

Tabel 3.1.5.a. Deskripsi profil Andosol Sukamantri


Nomor
I

II

III

Horison
Simbol
Kedalaman
(cm)
O
0-18

Uraian

Warna 10R

(Reddish Black); tekstur tanah

18-37

berlempung; struktur : bentuk granul dengan ukuran


sangat halus dan kecil serta tingkat perkembangan
lemah (butir struktur tanah mudah hancur);
konsistensi : lekat, plastis (basah) dan teguh
(lembab); batas horizon baur rata
Warna 10R
(Reddish Black); tekstur tanah

37-72

lempung berdebu; struktur : bentuk gumpal


membulat dengan ukuran sedang serta memiliki
tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah
agak sukar hancur); konsistensi : lekat, plastis
(basah) dan gembur (lembab); batas horizon nyata
tidak teratur
Warna 7.5 YR
(Dark Brown) ; tekstur tanah
berdebu; struktur : bentuk gumpal membulat

dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat


perkembangan sedang (butir struktur tanah agak
sukar hancur); konsistensi : lekat, plastis (basah)
dan sangat gembur (lembab); batas horizon baur
rata
Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 72 cm
- Perakaran sedang sampai kedalaman 72 cm
- Perakaran kasar sampai kedalaman 37 cm

3.1.5.b Morfologi Latosol Darmaga


Macam Tanah
Fisiografi
Topografi
Bahan Induk
Formasi Geologi
Draianse
Vegetasi
Penggunaan Tanah
Lokasi

: Latosol
: Lipatan
: Berlereng (6%)
: Abu Vulkanik
: Qva
: Agak sangat cepat
: Sawit, albasia, rumput
: Kebun Sawit
: Kebun Sawit Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Darmaga, Kab.
Bogor

Tabel 3.1.5.b. Deskripsi profil latosol Darmaga


Nomor
I

II

III

Horison
Simbol Kedalaman
(cm)
O
0-5

Uraian

Warna 5 YR

(Dark Reddish Brown) ; tekstur tanah

5 - 40

lempung berdebu; struktur : bentuk gumpal


membulat dengan ukuran kasar (besar) serta
memiliki tingkat perkembangan sedang (butir
struktur tanah agak sukar hancur); konsistensi : teguh
(lembab); batas horizon jelas
Warna 7.5 YR
(Dark Brown) ; tekstur tanah

40- 127

lempung berliat; struktur : bentuk gumpal membulat


dengan ukuran sangat halus serta memiliki tingkat
perkembangan lemah (butir struktur mudah hancur);
konsistensi : teguh (lembab); batas horizon baur
Warna 2.5 YR (Dark Red) ; tekstur tanah lempung
berliat; struktur : bentuk gumpal membulat dengan
ukuran sedang serta memiliki tingkat perkembangan
sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur);
konsistensi : gembur (lembab); batas horizon jelas

Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 127 cm


- Perakaran sedang sampai kedalaman 127 cm
- Perakaran kasar sampai kedalaman Tidak teridentifikasi
3.1.5.c Morfologi Pedsolik Dramaga
Macam Tanah
Fisiografi
Topografi
Bahan Induk
Formasi Geologi
Draianse
Vegetasi
Penggunaan Tanah
Lokasi

: Pedsolik
: Lipatan
: Berlereng agak curam
: Batu Lipatan
:: Agak sangat baik
: Pohon alpukat, salak, randu, rumput
: Kebun Buah
: Kebun Percobaan Cikabayan. Kec. Darmaga

Tabel 3.1.5.c. Deskripsi profil Pedsolik Darmaga (1)


Nomor
I

II

III

IV

Horison
Simbol Kedalaman
(cm)
O
0-10

Uraian

Warna 5 YR

(Reddish Brown) ; tekstur tanah liat

10-52

berpasir; struktur : bentuk remah dengan ukuran


sangat halus serta memiliki tingkat perkembangan
lemah (butir struktur tanah mudah hancur);
konsistensi : sangat gembur (lembab); batas horizon
baur bergelombang
Warna 7.5 YR (Dark Brown); tekstur tanah liat

52-73

berdebu; struktur : bentuk remah dengan ukuran


halus (kecil) serta memiliki tingkat perkembangan
lemah (butir struktur tanah mudah hancur);
konsistensi : sangat gembur (lembab); batas horizon
baur bergelombang
Warna 7.5 YR (Strong Brown) ; tekstur tanah liat ;

73-105

struktur : bentuk remah dengan ukuran halus serta


memiliki tingkat perkembangan lemah (butir struktur
tanah mudah hancur); konsistensi :
gembur
(lembab); batas horizon baur bergelombang
Warna 7.5 YR (Strong Brown); tekstur tanah liat

105-170

berdebu ; struktur : bentuk granular dengan ukuran


sedang serta memiliki tingkat perkembangan sedang
(butir-butir struktur tanah agak sukar hancur);
konsistensi : teguh (lembab); batas horizon jelas
bergelombang
Warna 7.5 YR (Strong Brown); tekstur tanah masih
berbentuk batuan; konsistensi : sangat teguh sekali
(lembab); batas horizon jelas rata

Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 170 cm


- Perakaran sedang sampai kedalaman Tidak teridentifikasi
- Perakaran kasar sampai kedalaman Tidak teridentifikasi
Tabel 3.1.5.c. Deskripsi profil Pedsolik Darmaga (2)
Horison
Uraian
Nomor Simbol Kedalaman
(cm)
I
O
0-8
Warna 7.5 YR (Dark Brown) ; tekstur tanah liat

II

III

IV

8-42

berpasir; struktur : bentuk gumpal membulat dengan


ukuran halus (kecil) serta memiliki tingkat
perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah
hancur); konsistensi : sangat gembur (lembab); batas
horizon jelas
Warna 7.5 YR (Brown); tekstur tanah liat berdebu;

42-95

struktur : bentuk gumpal bersudut dengan ukuran


sedang serta memiliki tingkat perkembangan lemah
(butir struktur tanah mudah hancur); konsistensi :
gembur (lembab); batas horizon jelas
Warna 7.5 YR (Brown); tekstur tanah liat ; struktur :

95-110

bentuk gumpal bersudut dengan ukuran kasar (besar)


serta memiliki tingkat perkembangan kuat (butir
struktur tanah sukar hancur); konsistensi : gembur
(lembab); batas horizon jelas
Warna 10 YR (Dark Yellowish Brown) ; tekstur tanah
liat berdebu; struktur masih berbentuk batuan;
konsistensi : teguh (lembab); batas horizon jelas

Catatan: - Perakaran halus sampai kedalaman 95 cm


- Perakaran sedang sampai kedalaman Tidak teridentifikasi
- Perakaran kasar sampai kedalaman 95 cm

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Nirmala A. 2011. Pengukuran Infiltrasi Menggunakan Ring Infiltrometer.


http://nirmalaaaryanti.blogspot.com/2011/04/pengukuran-infiltrasimenggunakan-ring_12.html [diakses 8 Desember 2013]
Badan Informasi Geospassial.2011.Peta Rupa Bumi. http://www.bakosurtanal.go.id/petarupabumi/ [diakses 8 Desember 2013]
Badan InformasI Geospassial. Peta Rupa Bumi. http://www.bakosurtanal.go.id/petatematik/ [diakses 8 Desember 2013]
Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.
Genzo, W.2010.Agroteknologi.http://ituilmu.blogspot.com/. [di akses 8 Desember 2013]
Buckman, Harry dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Harjadi, Sri Setyati , 1979. Pengantar Agronomi.Jakarta : PT Gramedia
Lingga dan Marsono, 2000. Pupuk dan pemupukan.Bandung : Pustaka buana.
Madjid, Abdul.2009.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Bahan Kuliah Online Fakultas Pertanian,
Univ. Sriwijaya. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisikatanah-bagian-5-konsistensi.html. [ di akses 8 Desember 2013]
Nugroho B, Hidayat Y, Munibah K. 2013. Penuntun Praktikum Pengantar Ilmu Tanah.
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purnomo, Joko. 2012 .Pengetian Peta Menurut para ahli.
http://geogeoan.blogspot.com/2012/10/pengertian-peta-menurutahli.html [ 8 Desember 2013]
Santosa, Duwi.2013. Pengertian dan Faktor Infiltrasi.
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-dan-faktor-infiltrasi.html.
akses 12 Desember 2013]

[di

Sugianto,
Edi
.2012.
Pupuk
Tunggal
dan
Pupuk
Majemuk.
http://guanophosphat.blogspot.com/2012/08/pupuk-tunggal-dan-pupukmajemuk.html. [ di akses 11 Desember 2013]

KESAN DAN PESAN


Kesan :
Kesan saya selama praktikum PIT ini sangat berkesan karena dapat menambah
pengetahuan saya yang mulanya menggagap tanah itu hanya sebagai media tanam saja
tanpa perlu adanya pengolahan lebih lanjut terutama pada struktur dan teksturnya. Namun
setelah belajar teori di perkuliahan dan dipraktikan secara langsung di lapang saya menjadi
tahu bahwa tanah itu tak hanya sekedar di bajak lalu di atasnya di taburkan benih begitu
saja tetapi tanah juga perlu perhatian dari kita. Tanah juga butuh asupan nutrisi seperti kita,
namun nutrisi yang dibutuhkan tanah sangatlah berbeda dari kita, tanah tak meminta nutrisi
dengan harga mahal, yang perlu kita berikan hanyalah bahan organik. Bahan organik ini
selain mudah di dapat juga berfungsi untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah selain
itu juga menjadi media penyedia hara bagi tanaman. Bahan organik ini banyak macamnya
mulai dari daun-daun yang berasal dari pohon, sisa tanaman hasil panen, ranting, dsb.
Untuk mendapatkan bahan organik dengan kualitas unsur hara yang tinggi di perlukan
adanya organisme tanah yang mampu mempercepat penguraian bahan organik tersebut
salah satu contoh organisme tersebut adalah cacing. Selain belajar morfologi tanah, saya
juga belajar cara pembuatan biopori yang salah satu fungsinya adalah untuk membantu
meningkatkan organisme di dalam tanah. Selain itu pengomposan dan pengenalan pupuk
juga saya pelajari dalam praktikum ini. Meskipun belajar Pengantar Ilmu Tanah ini hanya
6 bulan, saya berharap semoga ilmu yang saya pelajar selama waktu tersebut dapat di
terapkan di kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan manfaat pula agar tercipta
pertanian yang lestari.

Pesan :
Pesan saya mungkin untuk peralatan penunjang praktikumnya perlu di tambah lagi agar
praktikum berjalan sebagaimana dengan yang diharapkan mahasiswa. Jujur, terkadang
saya merasa tidak ada pekerjaan karena keterbatasan alat itu karena dalam satu kelompok
itu terdiri lebih dari 20 orang tetapi peralatan yang digunakan sangat terbatas sehingga
membuat sebagian mahasiswa tidak melakukan apa-apa.
Jadi saran saya agar pada praktikum-praktikum selanjutnya peralatan penunjangnya di
tambah dan pembagian kelompoknya itu sebaiknya satu kelompok terdiri dari 5-7 orang
saja. Hal ini dilakukan agar semua mahasiswa dapat melaksanakan praktikum sebagaimana
mestinya seperti yang diharapkan.
Untuk para kakak asisten, terimakasih sudah mau membimbing. Kalian Luar Biasa

LAMPIRAN
1. Pengenalan Peta dan Data Tanah
Gambar Peta Geologi Kabupaten Bogor

Keterangan :
No. Lands

Formasi

1.

QVep

2.

Qvst1

Lava gunung
EndutPrabak1
Aliran lava

3.

Qvst
(4)

4.

Qv1

5.

Qvsb

6.

Qvb1

7.

Qvsb

8.

Qvst

9.

Qv1

10.

Qav3

11.

Qa

12.

Tmj1

13.

Qvpo

14.

Qvl1

15.

Tmbl

Penyusun

Extrusive :
Intermediate :
Lava
Extrusive :
Intermediate :
Lava
Tufa batu
Extrusive :
apung pasiran Intermediate :
Pyrocla
Batuan
Extrusive :
gunung api
Intermediate :
muda
polymic
Lahar
Extrusive :
mafic :
polymict
Bahan
Sediment :
Gunung api
clastic :
coarce : brecc
Lahar
Extrusive :
mafic :
polymict
Tufa batu
Extrusive :
apung pasiran Intermediate :
Pyrocla
Batuan
Extrusive :
gunung api
Intermediate :
muda
Polymic
Kipas Aluvial Extrusive :
Intermediate :
Pyrocla
Aluvial
Sediment :
clastic :
alluvium
Jati Luhur
Sediment:
Clastic : fine
: claysto
Endapan
Extrusive :
batuan
Intermediate :
gunung api
polymict
tua
Lava gunung Extrusive :
api
Intermediate :
Lava
Anggota batu Sediment :
gamping
clastic :
limestone

Endapan
Volcanism :
SubarealVolcanism
Volcanism :
SubarealVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubaerialVolcanism
Volcanism :
SubarealVolcanism
Sedimentation
: RiverSedimentat
Sedimentation
: LittoralSedimen
Volcanism :
SubarealVulcanism
Volcanism :
SubarealVulcanism
Sediment :
LittoralSediment

Mulai
umur
Holosen

Akhir
umur
Holosen

Holosen

Holosen

Holosen

Holosen

Pleistosen Pleistosen

Pleistosen Pleistosen

Pleistosen Pleistosen

Pleistosen Pleistosen

Holosen

Holosen

Pleistosen Pleistosen

Holosen

Holosen

Holosen

Holosen

Miosen

Miosen

Holosen

Holosen

Pleistosen Pleistosen

Miosen

Miosen

16.

Tmb1

Formasi
Bojongmanik

Sediment :
clastic :
medium :
sands

Aediment
:transisionalsed

Miosen

Miosen

2. Morfologi Tanah

Gambar. Andosol Sukamantri

Gambar 2. Latosol Darmaga

Gambar 3. Pedsolik Darmaga (1)

Gambar 4. Pedsolik Darmaga (2)

Anda mungkin juga menyukai