Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PEMILIHAN KHALIFAH SECARA AKLAMASI DALAM ISLAM

A. Masyarakat Arab Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Periode Mekah
Masa Rasulullah Saw masyarakat Arab terbagi menjadi dua masa,

periode Makkah al-Mukaromah dan periode Madinah al-Munawaroh atau

sebelum dan setelah hijrah.

Mekkah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu

masyarakat desa yang biasa disebut dengan baduwi, artinya penduduk

pedalaman yang suka berpindah-pindah tempat atau nomaden. Golongan

penduduk inilah yang besar jumlahnya. Mata pencaharian mereka bercocok

tanam dan beternak.

Sedangkan penduduk kota adalah mereka yang tinggal didaerah

perkotaan dengan mata pencaharian berdagang di pasar-pasar baik di Mekah

sendiri maupun ke luar mekkah seperti Syam, Mesir, Persia dan sebagainya.

Kedua golongan ini sering terjadi perselisihan dalam perebutan

kekuasaan dan harta sehingga peperangan tidak terhindarkan. Persaingan antar

suku menjadikan keadaan Mekah tidak tenang. Keadaan ini masih

berlangsung sampai Nabi Muhammad Saw lahir.

Ajakan Nabi Muhammad Saw untuk mengagungkan ajaran Allah

Swt terhadap kaum Quraisy mulai dilaksanakan. Setelah tiga tahun berjalan

dakwah Islam secara diam-diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam


30

dengan terang-terangan.1 Dakwah Rasulullah Saw mendapat tentangan keras

dari kaum arab karena : takut kehilangan kekuasan, mengganti kepercayaan

yang selama ini mereka pegangi dan sebagainya. Puncak dari pertentangan

tersebut adalah pemboikotan orang- orang Arab terhadap kaum muslimin

dengan menempelkan di dinding Kabah, isi pemboikotan tersebut adalah :

1. Mereka tidak akan menikahi orang Islam

2. Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang Islam

3. Mereka tidak akan berjual-beli apa saja dengan orang Islam

4. Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menengok orang Islam

yang sakit

5. Mereka tidak akan mengantarkan mayat orang Islam ke kubur

6. Mereka tidak akanmenerima permintaan damai dengan orang

Islam, sehingga mereka menyerahkan Muhammad untuk dibunuh2

Pemboikotan ini terjadi selama tiga tahun sehingga menjadikan umat

Islam tersiksa dan terpojok. Oleh karena itu Nabi memutuskan untuk berhijrah

ke negeri tetangga.

Periode Madinah

Perjalanan hijrah pertama kali ke Habsyi (Ethiopia) terdiri dari sepuluh

laki-laki dan empat perempuan. Kemudian disusul yang lain hingga mencapai

seratus orang, mereka mendapat sambutan baik dan perlindungan dari Raja

Negus, ini sudah diprediksi sebelumnya oleh Nabi karena kebijaksanaan dan

keadilan yang dimiliki oleh Raja tersebut. Hijrah ke Habsyi ini terdiri dari dua
1
Ali Mufrodi, Islam diKawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1997, hlm. 17
2
Murodi dkk, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Semarang : Toha Putra, 1994, hlm. 18
31

gelombang tetapi Nabi Muhammad Saw masih bertahan di Mekah. Baru pada

tahun ke sepuluh kenabian beliau memutuskan untuk pergi ke Thaif mencari

bantuan tetapi gagal bahkan mengalami luka-luka.

Ancaman, gangguan dan siksaan yang dialami oleh Nabi Muhammad

Saw beserta sahabatnya dari orang-orang kafir tidak kunjung reda. Melihat

kenyataan ini akhirnya Nabi Muhammad Saw memandang bahwa kota

Mekkah tidak dapat lagi dijadikan sebagai pusat kegiatan, untuk itu Nabi

mulai mengunjungi beberapa daerah sebagai alternatif lain dari kota Mekkah3.

Kesempatan itu diperoleh Nabi ketika musim Haji tiba. Beliau

berusaha mendekati beberapa kabilah yang datang dari berbagai penjuru untuk

melaksanakan ibadah Haji di Mekkah. Diantara berbagai kabilah tersebut

kaum Aus dan Khazraj dari Yastrib yang bisa menerima dakwah nabi

Muhammad Saw, ini merupakan titik terang dari dakwah Islam. Sambung

bergayut, Nabi Menindaklanjuti sambutan baik warga Yastrib tersebut dengan

mengadaka pertemuan di bukit Aqobah, maka peristiwa ini si sebut Baiatul

Aqobah. Isi perjanjian itu adalah :

1. Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt

2. Kami tidak akan mencuri

3. Kami tidak akan berzina

4. Kami tidak akan membunuh anak-anak kami

5. Kami tidak akan memfitnah dan menghasut

3
Ibid., hlm. 28
32

6. Kami tidak akan mendurhakai Muhammad Saw4

Perjanjian ini mereka tepati di daerah asalnya Yastrib bahkan mereka

mengajak Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke negeri mereka. Akhirnya

Nabi memutuskan untuk berhijrah ke Madinah dengan berbagai pertimbangan

antara lain :

1. Yastrib merupakan tempat yang paling dekat

2. Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Muhammad telah

mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk Yastrib karena

ayahnya dikebumikan disana

3. Penduduk Yastrib memiliki sifat yang lebih lembut

4. Bani Najjar kerabat beliau berada disana5

Hijrah ke Yastrib terjadi pada tahun ke tega belas dari kenabian.

Nabi Muhammad SAW sesampainya di Kota Madinah, pertama

yang beliau lakukan di sana adalah membangun persaudaraan dengan ikatan

agama bukan suku, ras atau golongan tapi keimanan yang tertancap di dada

yang menjadi penghubungnya.

Kemudian untuk menyelaraskan semua elemen di Madinah yang

sangat majemuk Nabi membuat perjanjian tertulis sebagai pedoman yang

dipatuhi dan ditaati seluruh penduduk yang terkenal dengan nama Piagam

Madinah, piagam ini menekankan pada persatuan yang erat di kalangan kaum

muslimin dan kaum Yahudi, menjamin kebebasan beragama bagi semua

golongan, menekankan kerja sama dan pesamaan hak dan kewajiban semua
4
Rusli, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang :Toha Putra, 2003, hlm. 5
5
Op. Cit., hlm. 31
33

golongan dalam kehidupan sosial politik dalam mewujudkan pertahanan dan

perdamaian, dan menetapkan wewenang bagi Nabi untuk menengahi dan

memutuskan segala perbedaan pendapat dan perselisihan yang timbul di antara

mereka.6

Dengan demikian keselarasan hidup antar suku dan golongan di

Madinah terjalin dengan dilandasi iman dan takwa.

B. Keadaan Masyarakat pasca Nabi Muhammad SAW Wafat

Menjelang wafatnya Nabi Muhammad Saw, sepulang dari Haji

Wada tepatnya dengan akhir bulan Safar 11 Hijriah beliau dirawat secara

bergilir di rumah isteri-isteri beliau sampai akhirnya dirawat di rumah Aisyah

ra karena sudah parah7. Beliau melakukan pengiriman pasukan perang untuk

memerangi Romawi di Mutah wilayah Suriah, pasukan ini di pimpin oleh

Usamah bin Zaid bin Haritsah yang pada saat itu berumur 18 tahun, ia

diperintahkan untuk menelusuri al- Bilqa dan Palestina.8 Dalam rombongan

pasukan ini diikuti oleh semua sahabat Muhajirin dan Anshar yang terkemuka;

Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah, Sad bin Abi Waqqash dan mereka

berkemah di Jurf.

Sebagian umat Islam mulai membicarakan mengenai pengangkatan

Usamah yang seorang bekas budak dan umurnya masih muda, diangkat oleh

Rasulullah Saw sebagai pemimpin dari Sahabat Muhajirin dan Anshar.

6
J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Jakarta : Rajawali Press, 1994, hlm. 64
7
Ibnu Al Atsir, Al Kamil fi Tarikh, Jilid II, Beirut: Dar al Sadir, 1979, hlm. 317
8
Akram Diya al- Umari, Tolak Ukur Peradaban islam; Arkeologi Sejarah Madinah
dalam Wacana Trans-Global
34

Menghadapi gunjingan ini, Nabi Muhammad Saw marah sehingga beliau

keluar dari kamar dengan melilitkan serban di kepala serta berselimut. Beliau

memerintahkan pasukan tersebut segera berangkat, dan panji-panji kebesaran

diserahkan pada Usamah bin Zaid.

Namun, sebelum pasukan ini bergerak dari perkemahan Jurf

datanglah utusan yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad Saw telah

meninggal dunia bertepatan dengan Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun

11 Hijriyah atau 8 Juni 632 Masehi dalam usia 63 tahun, sehingga dengan

terpaksa penyerangan ke Mutah di tunda.

Para sahabat kembali ke Madinah untuk menghormat kepergian Nabi

Muhammad Saw. yang wafat di rumah Ummul Mukminin Aisyah RA.

Sepulang dari Jurf Umar dan Mughirah bin Syubah diperkenankan masuk

kamar untuk melihat jenazah Nabi Muhammad Saw, Umar membuka tutup

wajah Rasulullah Saw dan mengatakan Rasul hanya pingsan.

Tatkala meninggalkan kamar itu, Mughirah berkata kepada Umar,

Tetapi anda mengetahui bahwa Rasulullah Saw telah Wafat, Umar

menjawab, Anda bohong, Nabi tidak akan wafat sebelum beliau

memusnahkan semua orang munafik. Umar lalu mengancam akan

membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah

meninggal dunia, sedangkan rasul tidak wafat. Rasulullah Saw hanya kembali

pada Allah Swt, sebagaimana Nabi Musa AS menghadap Allah Swt selama

empat puluh hari. Orang mengira Musa AS telah wafat, tetapi ia kembali lagi;

demikian pula, Rasulullah Saw akan kembali lagi. Nabi Muhammad Saw akan
35

memotong tangan dan kaki siapa saja yang mengatakan bahwa beliau sudah

wafat. Umar berkata pula : Saya akan memenggal kepala siapa saja yang

mengatakan bahwa Rasulullah sudah wafat, Rasulullah Saw hanya naik ke

langit.9 Kejadian ini berlangsung beberapa saat sampai kedatangan Abu

Bakar Ash Shiddieq dari Sunh karena memang selama Nabi Saw sakit keras

AbuBakar RA tidak berkemah di Jurf tapi menginap di rumahnya yangada di

Sunh tersebut. Abu Bakar kemudian masuk kamar Aisyah RA di mana

janazah Rasulullah Saw disemayamkan, beliau membuka kain penutup wajah

lalu menciumnya dan setelah keluar, kemudian dia berkata : Barang siapa

yang menyembah Allah Swt, sesungguhnya Allah Swt hidup; tetapi

barangsiapa menyembah Muhammad Saw, Muhamad telah wafat10

Kemudian beliau membacakan Al Quran Surat Ali Imran ayat 144:





Artinya : Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu
Rasul- rasul. Apabila ia wafat atau terbunuh, apakah kamu
berbalik menjadi murtad ? Tetapi barang siapa berbalik murtad,
sedikitpun ia tidak merugikan Allah Swt. Allah memberi pahala
kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Ali Imran : 144)

Setelah Umar RA tenang, masuklah Abu Bakar ke kamar Aisyah RA

bersama keluarga Bani Hasyim, termasuk Ali bin Abi Thalib, Abbas paman

9
Abi Jafar Muhammad bin Jarir ath Thabari, Tarikh Thabari Tarikh al Umam wal
Muluk, Jilid III, Beirut: Dar al Kutub al Alamiyah, t.t, hlm. 198
10
Abi Muhammad Abdul Malik bin Hisyam, Sirah an Nabawy, Juz IV, Beirut : Dar al
Fikr, t.t, hlm. 335
36

Nabi Saw, Qutham dan Fadhl bin Abbas untuk merawat janazah Rasulullah

Saw.

Ketika Umar masih di halaman masjid tersebut datanglah dua orang

sahabat Uwaim bin Saidah11 dan Maan bin Adi,12 yang memberi kabar

bahwa telah terjadi pertemuan oleh kaum Anshar di Tsaqifah Bani Saidah,

lalu Umar memanggil Abu Bakar RA dan berkata : Ini lebih penting dari

merawat jenazah Rasulullah13. Lalu mereka berangkat ke pertemuan tersebut.

Awalnya Abu Bakar bersikeras untuk merawat jeazah Rasulullah saw terlebih

dahulu, tetapi setelah di desak Umar akhirnya mereka berangkat ke Tsaqifah

bersama- sama.

Sedangkan Bani Hasyim merawat jenazah Rasulullah Saw di rumah

Aisyah RA, karena memang Ali bin Abi Thalib yang diwasiati untuk

memandikan dan membayar hutang-hutang Nabi Muhammad Saw., sehingga

tidak ada yang berangkat ke pertemuan Tsaqifah Bani Saidah tersebut,

bahkan mereka mengunci pintu rapat-rapat.

B. 1. Pemilihan Khalifah di Tsaqifah Bani Saidah

Keberadaan tiga kelompok sentral pasca Nabi Muhammmad Saw


wafat dalam perebutan khilafah yakni:

11
Uwaim bin Saidah bin Aisy bin Qays bin Numan bin Zaid bin Umayyah bin Malik
bin Auf bin Amr bin Auf bin Malik bin Aus dari klan Aus dan kaum Anshar
12
Maan bin Adi atau Ashim bin Adi bin Jadd bin Ajlan bin Haritsah bin Dhubaiah
bin Haram al Balawi bin Ajlan dari suku Ajlan dan termasuk kaum Anshar.
13
Abdul Wahab an Najjar, Op. Cit., hlm. 32
37

1. Kelompok pertama yang terdiri dari Ali bin Abi Thalib14, keluarga Nabi

Saw dari Bani Hasyim dan kawan-kawanya. Kelompok ini terdiri dari :

- Ali bin Abi Thalib dan orang-orang yang berkumpul di rumah

Fatimah, antara lain : Salman al Farisi, Abu Dzarr al Ghifari, Miqdad

bin Aswad, Ammar bin Yasir, Zubair bin awam, Khuzaiman bin

Tsabit, Ubai bin Kaab, Farwah bin Amr, Abu Ayyub al Anshari,

Usman bin Huainf, Sahi bin Hunaif, Khalid bin Said bin Ash al Amawi

dan sebagainya

- Klan Bani Hasyim

- Abu Sufyan, pemimpin Bani Umayyah

Kelompok ini berkumpul di rumah Aisyah RA untuk merawat jenazah

Rasulullah Saw.

2. Kelompok kedua adalah kelompok kaum Anshar yang melakukan

pertemuan di Tsaqifah yang dimotori oleh Said bin Ubadah15.

14
Ali bin Abi thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim dari klan Quraisy, lahir di Mekah,
13 Rajab 30 tahun setelah tahun gajah. Ia dibesarkan oleh Nabi Muhammad Saw dirumahnya,
memeluk Islam setelah Khatijah pada umur Lima belas tahun dan merupakan lelakai pertama
yang memeluk Islam. Bermalam di tempat tidur Nabi Saw pada waktu Beliau hirah ke madinah,
merelakan diri dan mengambil resiko menjadi korban demi keselamatan Rasulullah Saw.
Kemudian hijrah ke Madinah Al Munawaroh. Dipersaudarakan oleh Rasul Saw dengan diri beliau
sendiri. Ikut dalam perang Badr dan perang sesudahnya. Ia dibaiat pada bulan dzul Hijjah tahun
35 Hijriah atau bertepatan dengan bulan Juni tahun 656 Masehi, setelah Ustman RA terbunuh.
Setelah perang Jamal pindah ke Kufah, yang dijadikan ibukota ke- Khalifah-annya. Di tusuk
Abdurrahman bin Muljam pada tanggal 19 Ramadhan tahun 40 Hijriah atau 26 Januari tahun 661
Masehi di Mihrab masjid Kufah dan meninggal pada tanggal 21 Ramadhan dalam usia 63 tahun.
Dikuburkan di inggir selatan Kufah-Najaf, sekarang masuk wilayah irak. Beliau menjadi khalifah
4 tahun 9 bulan dan 6 hari.
15
Sad bin Ubadah bin Dulaim bin Haritsah bin Abi Khuzaimah bin Tsalabah bin
Tharif bin Khazraj orang Anshar. Ia ikut dalam Baiah al Aqabah dan perang bersama Rasulullah
Saw kecuali perang Badr. Terkenal sebagai orang yang pemurah dan dermawan.
38

3. Kelompok ketiga terdiri dari Umar bin Khattab16, Abu Bakar17 dan Abu

Ubaidah, Usaid bin Khudair

Saqifah atau Balairung ini terletak di suatu tempat sekitar lima

ratus meter sebelah barat Masjid Nabi Muhammad Saw. Di sini terdapat

sebuah sumber air yang bernama Bir Budhaah dan sebuah masjid. Marga

Saidah yang mendiami desa ini memiliki sebuah balairung tempat

bermusyawarah yang terkenal dengan nama Tsaqifah Bani Saidah.18

Begitu mendengar Rasulullah Saw meninggal dunia kelompok

Anshar yang tersebar dari bukit Uhud, bukit Air, al Harrah asy Syarqiyyah

dan al Harrah al Ghabiyyah berkumpul di Tsaqifah Bani Saidah untuk

mengadakan pertemuan. Kaum Anshar, takut akan dominasi kaum Quraisy

dari Mekkah yang mereka perangi selama sepuluh tahun terakhir.19

Pertemuan itu di pimpin oleh Sad bin Ubadah dari tokoh Bani

Khazraj. Dalam pidato pembukaan yang diperdengarkan oleh anaknya yang

bernama Qais pada hadirin karena beliau sedang sakit, ia menyampaikan

Sesudah memuji pada Allah Swt, beliau berkata Wahai orang Anshar, kamu

16
Abu Hafsah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin Abdullah
bin Qarth bin Razah biin Adi dari bani Quraisy dan ibunya Hantamah binti Hisyam al Mughirah
bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Menjadi muslim setelah jumlah muslimin sekitar 50 orang
dan berhijrah ke Madinah. Ikut perang Badr dan perang sesudahnya. Ia menggantikan Abu Bakar
sebagai Khalifah. Wafat karena ditusuk oleh Abu Luluah seorang budak yang dikirim oleh
Mughirah bin Syubah, 3 Nopember 644 Masehi. Umurnya 55 tahun dan dikuburkan dekat
Rasulullah Saw dan Abu Bakar RA. Masa kekuasaannya 10 tahun 6 bulan dan 5 hari.
17
Abu Bakar Abdullah bin Quhafah Ustman bin Amir bin Amr binKab bin Sad bin
Taim bin Murrah at Taimi, dari bani Quraisy. Ibunya Ummu al Khair salma atau Laila binti Sahr
binAmir bin Kab bin Sad bin Taim bin Murrah.termasuk pemeluk Islam awal, bersama
Rasulullah Saw dalam hijrah ke Madinah. Ikut perang Badr dan perang sesudahnya. Meninggal
pada 23 Agustus 634 dalam usia 63 tahun, dikuburkan di sisi Rasulullah Saw . Masa ke
Khalifahannya 2 tahun 3 bulan dan 10 hari
18
O. Hasheem, Op. Cit., hlm 99
19
Ibid., hlm. 114
39

adalah termasuk orang yang dahulu memeluk agama Islam dan memiliki

kemuliaan dalam agama Islam tersebut; tidak ada orang Arab yang lebih mulia

dari kalian. Dulu Nabi Muhammad Saw tinggal di Mekkah selama sepuluh

tahun lebih, mengajak kaumnya menyembah pada Allah Swt dan meninggal

berhala sembahan mereka terdahulu. Tapi tidak ada yang mengakui

keberadaan Beliau, kecuali beberapa oarang saja. Demi Allah Swt mereka

tidak bisa melindungi Rasulullah Saw dan tidak dapat memuliakan agamanya,

mereka juga tidak dapat membela Rasulullah dari serangan musuh-musuh

beliau, sampai Allah Swt menghendaki kalian untuk mendapat kemuliaan

tersebut, mendapat kehormatan dan mengkhususkan kalian dalam agamanya

serta kalian dianugerahi keimanan dan Rasulullah Saw. Memperkuat agama

beliau dan berjihad melawan musuh-musuh beliau. Kamu sekalianlah yang

paling keras melawan para penyeleweng agama, kamu jualah yang

memuliakan Islam dalam melawan musuh-musuhnya dibanding yang lain

sehingga mereka mengikuti perintah Allah Swt tersebut, baik karena patuh

ataupun terpaksa. Dan kepadamu diberikan kemampuan sehingga orang-orang

yang jauh tunduk kepada kepemimpinanmu, sampai Allah wt memenuhi janji-

Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Maka tunduklah seluruh bangsa Arab

karena kuasa pedangmu. Dan Allah Swt mengambil Nabi-Nya. Dia rela

dengan kalian, lahir maupun bathin. Maka peganglah sekuat tenaga kekuasaan

ini jangan sampai menjadi milik orang lain. Maka menjawablah kaum Anshar

bersama- sama : Sungguh tepat pendapat anda dan benar kata anda. Kami

tidak akan melanggar apa yang anda perintahkan, dan kami angkat anda
40

sebagai pemimpin. Kami puas dengan anda dankaum mukminin yang saleh

akan menyenangi juga.20 Kemudian kaum Anshar menyetujui dan membaiat

Saad bin Ubadah menjadi Khalifah.

Namun sebelum proses itu selesai secara keseluruhan terjadi

perdebatan antar mereka sendiri. Satu pihak mengkhawatirkan keberadaan

suku Quraisy bila mengetahui bahwa Anshar telah memilih pemimpin

tersendiri lalu bagaimana mereka menanggapi hal tersebut? Sebagian

bersikukuh dan menafikan Quraisy, ini dapat dimaklumi karena rasa trauma

mereka terhadap suku yang selama sepuluh tahun terakhir ini mereka perangi.

Tetapi sebagian yang lain menyatakan bahwa pemimpin bisa dipilih diantara

mereka sendiri, jadi dari kaum Anshar memiliki pemimpin sedangkan dari

Quraisy juga memiliki pemimpin tersendiri.

Melihat perdebatan ini Saad bin Ubadah mengatakan ini adalah

awal dari kelemahan!

Setelah Abu Bakar dan rombongan datang ke pertemuan tersebut,

salah satu dari kaum Anshar yang menjadi juru bicara yaitu Hubab bin

Mundzir21 berkata : Kami adalah penolong dan pasukan Islam, sedangkan

kamu wahai kaum Muhajirin, pada hakekatnya adalah kelompok kami. Karena

kalian telah Hijrah ke Madinah dan bercampur dengan kami.22 Kemudian

Abu Bakar RA menjawab : Kebaikan yang kalian katakan tentang diri kalian

20
Abdul Wahab an Najjar, Al Khulafa Ar Rasyidun, Beirut: Dar Kutub al Alamiah,
1990, hlm. 31-32
21
Hubab bin Mundzir bin Jumuh bin Zaid bin Haram bin Kaab bin Ghanm bin Kaab
bin Salmah al Anshari, dari suku Anshar
22
Abi Muhamad Abdul Malik bin Hisyam, Op. Cit., hlm. 338
41

adalah patut. Tetapi orang-orang Arab tidak menerima selain kepemimpinan

Quraisy. Mereka adalah orang Arab yang paling mulia dari segi keturunan

maupun tempat tinggal. Dan saya rela pada salah satu dari dua orang

disamping saya ini- Umar dan Abu Ubaidah- untuk kalian Baiat.23

Suku Anshar menjawab : Dari kami- Anshar- ada pemimpin dan

dari kalian- Quraisy- juga ada seorang pemimpin. Abu Bakar RA menimpali :

Kami adalah pemimpin sedangkan kalian adalah para menteri.24

Melihat perdebatan ini lalu Abu Ubaidah berkata : Wahai Kaum

Anshar, kalian adalah yang pertama membela Islam; maka janganlah kamu

menjadi orang yang pertama kali memisahkan diri dan berubah.

Argumen yang dikeluarkan Abu Bakar bahwa pemimpin adalah

dari Quraisy dan keluarga Nabi Muhammad Saw menjadikan suasana panas

dan di antara sahabat Anshar berteriak : Kami tidak akan membaiat kecuali

Ali. Dalam situasi seperti ini Umar lalu berdiri dan berkata pada Abu Bakar

RA : Bentangkan tangan anda wahai Abu Bakar! Ia membentangkan

tangannya, lalu saya membaiatnya. Kaum Muhajirin mengikuti saya diikuti

kaum Anshar.25 Tetapi Hubab bin Hudzair berkata dengan lantang : Wahai

kaum Anshar! Jangan kamu dengarkan orang-orang ini, Umar dan sahabat-

sahabatnya. Mereka akan mengambil hak kalian dan merampas kebebasan

kalian untuk memilih. Jika mereka tidak setuju, kirim mereka pulang dan

biarkan mereka membentuk pemerintahan sendiri di sana. Demi Allah swt,


23
Ibid., hlm. 339
24
Abi Hasan Ali bin Abi Kirom Muhammad bin Muhammad bin Abdul Karim bin
Abdul Wahid (Ibnu Al Atsir), Op. Cit., hlm. 325
25
Abi Muhammad Abdul Malik Ibnu Hisyam, Op. Cit., hlm. 339
42

kamu lebih berhak menjadi pemimpin dari siapapun juga. Orang- orang ini

adalah orang yang sama dengan orang- orang dahulu yang menolak untuk

beriman kepada Rasulullah Saw, dan sekiranya bukan karena takut akan

pedang kalian, mereka tidak akan masuk Islam, kita akan berperang, apabila

perlu dan memaksakan keinginan kita kepada mereka yang menentang kita.

Mendengar ini Umar maju lalu memukul Hubab hingga roboh dan

memasukkan tanah kemulutnya..

Namun suasana menjadi berubah drastis tatkala dua orang

pembesar dari Anshar membelot, berbalik melawan kaum Anshar, dan

membela kaum Muhajirin. Orang pertama adalah Basyir bin Saad, saudara

sepupu Saad bin Ubadah, ketua suku Khazraj. Orang kedua adalah Usaid bin

Khudair, pemimpin kaum Aus26. Basyir bin Saad beralasan bahwa Kaum

Anshar berperang bukanlah untuk kehormatan duniawi semata, tetapi mencari

Ridlo dari Allah Swt sehingga kalau kepemimpinan dipegang orang Quraisy

tidak menjadi masalah sebab Nabi Muhammad Saw dari suku Quraisy.

Sedangkan Usaid bin Hudhair menyatakan bahwa kalau kaum Khazraj

berkuasa atas Aus, maka selamanya mereka akan mempertahankan dan tidak

akan membagi kekuasaan tersebut.

Penyerahan kekuasaan yang dilakukan oleh tiga suku terbesar di

Madinah saat itu dengan cara aklamasi sudah menjadi kekuatan yang luar

biasa bagi legitimasi kepemimpinan Abu Bakar Ash shiddieq. Mereka yang

26
O. Hashem, Saqifah Awal Perselisihan Umat, Jakarta barat : Al- Muntazhar, Cet. III,
1994, hlm 141
43

hadir dalam forum tersebut tidak mempertentangkan kembali persoalan

Khalifah tapi memasrahkan sepenuhnya di tangan Abu Bakar. Padahal ketua

suku Aus dan Khazraj yang merupakan perwujudan dari kaum Anshar dan

perwakilan dari Quraish sudah membaiat sehingga seluruh yang hadir

memilih Khalifah secara aklamasi.

Kehadiran tiga suku besar dalam pertemuan di Tsaqifah bani

Saidah yang merupakan bagian inti dari beberapa unsur yang menyokong

umat Islam saat itu merupakan pertemuan besar dan komprehensif di banding

dengan pertemuan pembaitan Ali RA. di rumah Fatimah yang hanya diikuti

oleh ahlu bait saja.

Dengan demikian maka, berakhirlah pertemuan di Tsaqifah Bani

Saidah tersebut dengan menghasilkan Abu Bakar RA sebagai Khalifah

pengganti Rasulullah Saw selagi jasad beliau Saw belum disemayamkan. Pada

hari berikutnya Abu Bakar RA berdiri di atas mimbar dan para hadirin berdiri

untuk membaiatnya secara umum setelah baiat di Tsaqifah, kemudian Abu

Bakar RA berpidato setelah memuji pada Allah Swt :

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku telah menjadi wali dari


kalian, akan tetapi aku bukanlah orang yang baik. Oleh karena itu jika
kalian melihatku berbuat baik, maka bantulah. Tapi jika aku berbuat
jelek peringatkanlah. Kebenaran adalah amanat, dan bohong adalah
berkianat. Kelemahan yang ada diantara kalian adalah kekuatan
bagiku sehingga aku memberikan haknya, sedangkan kekuatan di kalian
adalah kelemahan pada diriku sehingga aku mengambil hak darinya.
Dan jangan meninggalkan satu kaum berperang di jalan Allah sampai
memperoleh kemenangan, jangan menyebarkan kejelekan di tengah
manusia. Taatlah kalian semua kepadaku sebagaimana kalian taat
kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Tapi apabila aku durhaka pada Allah
44

Swt dan Rasul-Nya jangan ikuti aku. Dirikanlah shalat maka Allah akan
memberi belas kasih pada kalian semua.27
Dengan demikian Abu Bakar RA sah menjadi Khalifah pertama
pengganti Nabi Muhammad Saw.

Namun dalam baiat secara umum banyak tokoh tokoh yang tidak

mau membaiat beliau menjadi Khalifah. Saad bin Ubadah sama sekali tidak

mau memberikan baiatnya sampai beliau terbunuh di zaman Umar Al Faruk

menjadi Khalifah menggantikan Abu Bakar RA. Demikian halnya dengan

Ahlu bait Rasulullah Saw Ali bin Abi Thalib ketika mendapati cerita proses

terjadinya perdebatan di Tsaqifah bani Saidah tersebut berkomentar, bahwa

kalau argumen itu yang dinyatakan dengan suku Quraisy yang menjadi

pemimpin dan keluarga dekat Nabi Muhammad Saw maka siapa yang lebih

berhak atas itu kecuali Ahli Bait itu sendiri.

Demi mandapat legitimasi yang kuat akhirnya Khalifah Abu Bakar

RA dan Umar mencari dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan baiat

dari siapa saja yang membelot. Ini dilakukan demi menjaga persatuan dan

kesatuan muslimin.

B 2. Abu Bakar Terpilih Sebagai Khalifah

Agenda Internal

Abu Bakar Ash Shiddieq menjadi khalifah tidak mendapat dukungan

penuh dari kaum muslimin, meski beliau berangkat dari suku Quraisy yang

terkemuka. Ini berakibat pada roda pemerintahan yang beliau emban.

Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar menghadapi gangguan

dari berbagai golongan, antara lain dari orang-ornag murtad, golongan yang

27
Jalaluddin ash Suyuthi, Tarikh al Khulafa, Beirut : Dar al Fikr, t.t, hlm. 64
45

tidak mau membayar zakat dan nabi palsu. Adanya orang-orang murtad

disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka

masih berada dalam taraf pengakuan dan tunduk karena terpaksa. Ini sangat

mungkin karena penyebaran Islam yang maju pesat dengan dakwah melalui

peperangan memegang peranan penting, mereka yang kalah perang akan

memilih berlindung di bawah panji Islam tanpa memahami betul isinya atau

memeluk Islam karena ikut-ikutan serta merasa salut atas perkembangan Islam

dan terutama pada Nabi Muhammad Saw sehingga ketika Rasulullah Saw

wafat mereka langsung kembali kepada agamanya semula, di samping itu

mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan rasul pembawanya. Faktor-

faktor tersebut memegang peranan penting terhadap banyaknya golongan

murtad pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddieq.

Para pembelot agama berasal dari daerah-daerah yang jauh dari

Madinah Al Munawarah, seperti Yaman, Oman, Bharain, Hadramaut dan

mahra, dapat digolongkan pada tiga kelompok :

1. Orang-orang murtad (orang yang kembali kafir setelah beriman)

2. Orang-orang yangtidak mau membayar zakat

3. Orang yang mengaku sebagai nabi (nabi palsu)28

Menghadapi bahaya riddah tersebut Khalifah Abu Bakar menyiapkan

sebelas pasukan29 untuk menghadangnya, persoalan ini menjadi fokus utama

karena terjadi hampir menyeluruh dikawasan muslim saat itu. lebih kurang

28
Loc. Cit., hlm. 22
29
Ibid., hlm. 23
46

satu tahun lamanya tentara Abu Bakar Ash Shidieq baru menundukkan

murtadiin di Jazirah Semenanjung Arab.

Pengumpulan Al Quran menjadi agenda berikutnya, ini dilakukan

karena setiap peperangan banyak para Huffadz meninggal dunia sehingga

dikhawatirkan akan hilang. Zaid bin Tsabit ditunjuk sebagai kepala tim

pengkodifikasi Al Quran yang tercecer dalam catatan-catatan yang ada.

Perluasan Wilayah

Sebelum Nabi Muhammad Saw wafat beliau telah menyiapkan

pasukan perang di bawah komando Usamah bin Zaid, namun pasukan ini

belum jadi berangkat Nabi meninggal sehingga tertunda sampai pada masa

Abu Bakar Ash Shiddieq. Untuk itu, Khalifah segera menyiapkan kembali

pasukan Usamah untuk diberangkatkan. Tempat yang di tuju pertama kali

adalah Mutah, pertempuran terjadi lebih kurang empat puluh hari dengan

kemenangan di pihak Usamah. Pasukan ini terus bergerak maju untuk

menaklukkan wilayah Syiria yang lainnya.

Untuk menyebarkan agama Islam, pada tahun ke dua belas hijriyah

Khalifah Abu Bakar mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin

Walid ke wilayah Irak dan Persia. Misi ini berhasil sehingga Islam semakin

kuat dan jaya.

Pada masa akhir pemerintahannya kekuasaan Islam sudah merambah

ke daratan Irak, Persia dan Kekaisaran Romawi.


47

Anda mungkin juga menyukai