Anda di halaman 1dari 8

A.

KISAH KAUM MUHAJIRIN DAN KAUM ANSHAR


1. Perjuangan Kaum Muhajirin
Kaum Muhajirin adalah pengikut setia Nabi Muhammad yang melakukan hijrah
atau pindah dari kota Mekah. Tentunya disini adalah para pengikut beliau yang telah
masuk Islam.1
Hijrah adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau berpindah dari
tempat tinggal asalnya ke tempat tinggal yang baru. Kaum Muhajirin berpindah karena
adanya kebencian dan amarah serta mendapat tekanan sekaligus perlawanan yang sangat
hebat dari kaum kafir Qurays terhadap dakwah-dakwah serta ajaran-ajaran Nabi
Muhammad saw. tentang Islam. Mereka yang ikut bersama Nabi saw. rela meninggalkan
harta, rumah, dan keluarganya untuk memulai hidup barunya bersama Rasulullah saw.
demi Islam.2
Dalam sejarahnya, kaum muslimin pernah hijrah sebanyal dua kali. Hijrah yang
pertama dilakuakan oleh umat Islam adalah ke Habasyah (sekarang Euthopia). Dan ini
dilakukan oleh kaum muslimin pada bulan Rajab tahun 615 M. pada waktu itu ada 14
orang (10 laki-laki dan 4 perempuan). Mereka adalah Usman bin Affan bersama istrinya,
Ruqayyah binti Muhammad, Abu Hudzaifah bin Uthbah bin Affan bersama istrinya,
Sahlah, Zubair bin Awwam, Musab bin Umair, Abdurrahman bin Auf, Abu Salamah
beserta istrinya, Ummu Sulamah, Usman bin Madzun dan Abdullah bin Masud.3
Kemudian rombongan ini disusul oleh rombongan yang kedua yang berjumlah
100 orang. Rombongan kedua ini dipimpin oleh sepupu Nabi Muhammad yang bernama
Jafar bin Abi Thalib. Hijrah mereka yang pertama tidak diikuti oleh Nabi, sedangkan
hijrah yang kedua diikuti oleh Nabi.4
Mereka berhijrah dengan menaiki unta dan kuda. Tujuan kaum muhajirin
berhijrah adalah untuk mendapatkan ketenangan dan kenyaman hidup dan beribadah.
Keimanan kaum muhajirin sangatlah kuat dan teguh. Mereka tetap bersabar dan tawakal
ketika ditimpa ujian yang sangat berat. Mereka tetap taat pada perintah Allah dan

1 Nurrachman, Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas 6. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian
Pendidikan Nasional, 2011. hal. 100

2 Ibid.,

3 Muhammad Imron dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. hal. 103

4 Nurrachman, Op., Cit


Rasulullah. Kaum Muhajirin berhijrah dengan tidak membawa harta, rumah, jabatan,
saudara, dan yang lainnya. Mereka membela agama Allah dan Rasul-Nya dan mereka
adalah orang-orang yang jujur.5
Setibanya di Habasyah, kaum Muhajirin disambut dengan baik oleh Raja
Habasyah. Ia melindungi dan memperhatikan kaum Muhajirin. Mendengar bahwa kaum
Muhajirin disambut baik oleh Raja, kaum kafir Qurays semakin dengki. Mereka
kemudian mengirim utusan ke Habsyah untuk membujuk Raja Habasyah agar mau
mengusir kaum Muhajirin. Tetapi, Raja Habasyah yang terkenal adil dan bijaksana
menolak bujuk rayu kaum kafir Qurays tersebut.6
Kekejaman, penyiksaan, dan pemboikotan yang dilakukan oleh kaum kafir
Qurays terhadap pengikut setia Nabi Muhammad tidak mengurangi niat beberapa orang
untuk berpindah ke agama Islam. Mereka adalah Umar bin Khttaab dan Hamzah (paman
dari Nabi Muhammad). Setelah masuknya kedua orang tersebut, kaum kafir Quraisy
mengurangi gangguannya sehingga keadaan di kota Mekah mereda. Pada saat itulah Nabi
Muhammad saw. memerintahkan kaum Muhajirin yang berada di Habasyah untuk pulang
ke Mekah.7
Kaum Muhajirin kemudian kembali ke Mekah, tetapi kebahagiaan mereka
tidaklah lama, karena kaum kafir Qurays kembali mengganggu, menyiksa kaum
Muhajirin tersebut, sampai akhirnya Nabi Muhammad saw. memerintahkan kembali para
pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib secara sembunyi-sembunyi, karena kaum kafir
Qurays menghalang-halangi.8
Sebelum Rasulullah hijrah kaum muslimin diperintahkan oleh Nabi Muhammad
untuk berangkat terlebih dahulu. Mereka pindah pada malam hari agar tidak diketahui
oleh orang-orang kafir Qurays. Sahabat yang pertama kali berangkat hijrah adalah Abu
salamah bersama istrinya, kemudian disusul Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
istrinya Ummi Kulsum.9 Mereka pindah ke Madinah, meninggalkan rumah dan sebagaian

5 Ibid., hal. 101

6 Ibid

7 Ibid., hal. 102

8 Ibid

9 M. Amir Sholehuddin dkk, Lembar Kerja dan Evaluasi Pendidikan Agama Islam Talim. Mojokerto: CV. MIA
Surabaya-Indonesia. Hal, 22
hartanya, bahkan menafkahkan hartanya untuk biaya hijrah umat Islam. Itu semua
dilakukan semata-mata demi tegaknya keimanan, ajaran yang benar dan mengharap ridha
Allah Swt.
Setelah dua bulan rombongan, jumlah kaum muslimin yang telah berangkat ke
madinah telah mencapai sekitar 150 orang, Nabi Muhammad akhirnya berangkat bersama
Abu Bakar, dan rombongan paling akhir.
Hijrahnya kaumu Muslimin Mekah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Waktu
kebrangkatan Nabi pun tidak ada yang tahu, kecuali Abu Bakar dan bebrapa keluarga
dekatnya. Dan hanya Umar bin Khattab yang berani hijrah secara terang-terangan dengan
memberitahukan kepada kaum kafir Qurays. orang yang berani mengahalangi
keberangkatan kaum Muslim ke madinah akan berhadapan dengan pedang Umar Bin
Khattab.
Perjalanan dari kota Mekah ke Madinah yang berjarak kurang lebih 500 km,
dengan medan padang pasir yang luas, panas matahari yang menyengat dan dinginnya
malam hari, hanya ditempuh dengan berjalan kaki dan ada pula beberapa saja yang
beronta, sungguh merupakan perjalanan yang melelahkan yang membutuhkan kesabaran
dan kekuatan keimanannkepada Allah Swt.10
Ketika orang kafir mengetahui bahwa umat Islam banyak yang sudah hijrah ke
kota Madinah, maka orang kafir memutuskan untuk membunuh Muhammad dengan
menyuruh pemuda bayaran yang kuat dengan hadiah 100 ekor onta jika berhasil
membawa Nabi Muhammad hidup atau mati. Dan mengenai upaya yang dilakukan oleh
orang kafir Qurays untuk memnangkap Muhammad telah digagalkan oleh Allah Swt. 11
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 30

Artinya: Dan ingatlah ketika orang kafir (Qurays) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik baik
pembalas tipu daya.

Akhirnya Muhammad beserta rombongannya telah selamat dari tipu daya dan
ancaman dari kafir Qurays, dan sampai ke kota Yastrib. Dan kedatangan Nabi

10 Ibid

11 Ibid
Muhammad saw. ke Madinah membawa pengaruh besar bagi perkembangan Islam.
Agama Islam dapat berkembang pesat di Madinah dan merupakan tahap awal bagi
perkembangan dan penyiaran agama Islam. Pada saat tiba di Madinah penduduk yang
telah memeluk agama Islam sekitar 500 orang.

B. PERJUANGAN KAUM ANSHAR


Anshar dalam kamus adalah adalah pembantu atau penolong, yaitu membantu
perjuanagan Nabi Muhammad dari kalangan penduduk madinah setelah beliau hijrah dari
Mekah ke Madinah. Kaum Anshar adalah penduduk asli kota Madinah yang menyambut
kedatangan kaum Muhajirin dengan suka cita. Kedatangan kaum Muhajirin dan Nabi
Muhammad saw. sangat dinanti-nanti oleh kaum Ashar.12 Kaum Anshar lama
mengidamkan Nabi Muhammad saw. hijrah ke Yastrib.
Sejak peristiwa Isra dan Miraj, Nabi Muhammad semakin kesulitan menyiarkan
agama Islam di Mekkah. Kesulitan menyiarkan agama Islam ini tetap disebabkan
banyaknya tantangan dan hambatan oleh kafir Qurays. melihat kenyataan tersebut orang
Madinah memohon kepada Nabi dan pengikutnya untuk segera hijrah ke Madinah. Pada
mulanya Nabi Muhammad belum menerima usulan tersebut. Nabi Muhammad saw.
khawatir peristiwa di Mekah terulang. Namun, permintaan itu berulang-ulang sehingga
Nabi Muhammad saw. memutuskan berhijrah ke Madinah. Hal ini dijamin oleh orang-
orang Muslim di Madinah.13
Pada bulan haji Kota Mekah didatangi kabilah-kabilah Arab untuk menunaikan
Haji ke Mekkah. Termasuk dari Bani Kazraj dari Yasrib. Mereka juga mendatangkan
Nabi Muhammad saw. dan beliau menyampaikan seruan Islam setiap musim haji. Suku
Kazraj sudah mendengar berita datangnya Islam melalui kaum Yahudi. Sehingga mereka
lebih mudah menerima seruan Nabi Muhammad saw. Mereka tidak lebih dari enam
orang. Namun, merekalah yang membuka awal sejarah perjuangan Rasulullah saw.14
Nabi Muhammad saw. memutuskan untuk hijrah ke Yastrib sebab adanya jaminan
yang memuat dalam Perjanjian Aqabah I dan Perjanjian Aqabah II. Isi kedua Perjanjian

12 Nurrachman, Op., Cit, hal. 103

13 Siti Rofiatun dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas 6. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. hal. 86

14 Ibid
tersebut, antara lain umat Muslim Madinah ingin menjaga keselamatan Nabi Muhammad
saw. dan pengikutnya. Bahkan membela Islam sampai titik darah penghabisan..15
Pada hari Jumat 12 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah, tepatnya tanggal 24 September
622 M, Rasulullah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Tholib memasuki kota Yastrib. Kaum
Muhajirin yang sudah berada lebih dulu di sana bersama-sama penduduk Yatsrib
menyambut kedatangan Rasulullah dengan suka cita.16
Kaum Muslim Madinah mendengar bahwa Nabi Muhammad dan pengikutnya
segera datang, para tokoh masyarakat berlomba-lomba menyambut kedatangan umat
Islam Mekah. Mereka berlomba melindungi Rasulullah dan sahabatnya. Semua
perlengkapan dipersiapkan untuk menyambutnya. Nabi Muhammad akhirnya tinggal di
rumah Abu Ayyub Al-ansahari, di tanah kosong milik anak Yatim Sahl dan Suhail.
Ditempat inilah beliau membangun masjid Nabawi.17
Pada hari itu pula, Rasulullah saw. mengadakan Shalat Jumat yang pertama kali
di Hamzun Nabit kampong Bani Salim. Beliau menyampaikan khutbah di hadapan kaum
Muhajirin dan kaum Anshar. Sejak saat itulah kota Yatsrib dinamakan Madinatun-
Munawwaroh (kota yang bercahaya), yang berarti kota Nabi, yang sekarang dikenal
sebagai kota Madinah.18
Kaum Ansar sangat senang menerima saudara-saudara seiman mereka, kaum
Muhajirin. Mereka membagi tempat tinggal dan makanan dengan senang hati. Bahkan,
mengutamakan segala sesuatu bagi kaum Muhajirin melebihi diri mereka sendiri. An-
Numan Ibnu Ajlan Al-Anshari berkata, Kami pun menyambut kaum Muhajirin seraya
berkata, Selamat datang dan hidup bersama kami. Sungguh, kalian akan aman dari
kefakiran karena kami akan membagi harta dan rumah kami untuk kalian. Begitulah
yang terjadi. Kaum Anshar menjamin tempat tinggal bagi kaum Muhajirin. Kaum Anshar
secara ikhlas menyerahkan rumah-rumah mereka untuk kaum Muhajirin. Ada juga yang
menampung kaum Muhajirin untuk tinggal di rumah-rumah mereka. Mereka berebut

15 Ibid

16 Nurrachman, Op., Cit, hal. 102

17 Puji Prihwanto, Pendidikan Agama Islam Untuk SD/MI Kelas VI Semester 2. Pasuruan: CV Gantari. hal. 27

18 Ibid
tidak mau kehilangan pahala. Bahkan, mereka mengadakan undian agar kesempatan
memberi bantuan berjalan dengan adil.19
Kaum Anshar juga banyak memberi bantuan material kepada kaum Muhajirin.
Mereka menyerahkan semua itu kepada Rasulullah saw. untuk dibagikan sekehendak
beliau kepada kaum Muhajirin. Anas ibn Malik berkata, seseorang dari kaum Anshar
memberikan pohon-pohon korma yang telah siap panen kepada beliau. Lalu beliau
memberikan semua itu kepada pembantunya, Ummu Aiman, ibunda Usamah bin Zaid.20
Sikap kaum Anshar itu begitu membekas dalam jiwa kaum Muhajirin. Mereka
mengakui keutamaan kaum Anshar itu di hadapan Rasulullah saw. Wahai Rasulullah,
kami belum pernah mendatangi kaum yang sedermawan dan begitu setiakawan melebihi
kaum Anshar. Mereka telah mencukupi kebutuhan hidup kami dan mengikutsertakan
kami dalam setiap kegembiraan mereka. Karena itu, kami khawatir semua pahala Allah
akan jatuh kepada mereka. Rasulullah saw. bersabda, Tidak. Niscaya kalian akan
memperoleh pahala dari Allah, yaitu selama kalian tetap memuji kebaikan mereka dan
mendoakan mereka kepada Allah.21
Kemudian Nabi Muhammad mempererat hubungan antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar atas dasar aqidah dengan mempersaudarakan mereka seperti saudara
sekandung misalnya:
a. Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harits bin Zaid
b. Umar bin Khtattab dipersaudarakan dengan Utbah bin Malik
c. Ali bin Abi Talib dipersaudarakan dengan Muadz bin Jabal
d. Zubair bin Awam dipersaudarakan dengan Salamah bin Salamah
e. Musab bin Umair dipersaudarakan dengan Abu Ayyub al Anshari22

19 Nurrachman, Op., Cit, hal. 103

20 Ibid

21 Ibid

22 M. Amir Sholehuddin dkk, Op., Cit,hal. 24


Di kota Madinah yang subur, yang banyak kebun kurma dan anggur, terdapat dua
kabilah besar yang saling bermusuhan yaitu suku Aus dan Khazraj. Setelah Rasulullah
saw. hijrah, di Madinah terpecah menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Yahudi (Bani Nadir dan Bani Quraizah)


b. Bangsa Arab yang belum menganut Islam
c. Kaum Muslimin (kaum Mujahirin dan Ansar) 23
Di kota Madinah inilah, Rasulullah saw. berupaya untuk menciptakan situasi dan
suasana yang damai dan saling bermusuhan. Rasulullah saw. juga menginginkan suasana
saling tolong menolong, saling membantu, saling menghormati antar suku dan golongan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Rasulullah saw. mengadakan suatu ikatan perjanjian
antara kaum muslimin dan pihak non-muslim yang disebut dengan nama Piagam
Madinah. Adapun isi Piagam Madinah secara ringkas sebagai berikut:
a. Orang Islam dan Yahudi hendaknya hidup satu bangsa
b. Bebas menjalankan kegiatan agamanya tanpa saling menganggu
c. Kalau salah satu pihak diserang musuh, yang lainnya harus membantu
d. Kalau Madinah diserang musuh, semuanya harus mempertahankannya
e. Jika timbul perselisihan umat, Nabi Muhammad yang menjadi hakimnya24
Kerukunan kaum Muhajirin dan kaum Anshar menjadi kekuatan dan sekaligus
rahmat yang menyebabkan Islam menjadi agama yang banyak diikuti orang-orang yang
dulunya pernah menjadi musuh dan akhirnya menjadi saudara. Karena keteladanan Nabi
Muhammad dan umat Islam, akhirnya pemeluk Islam semakin banyak sampai pada
akhirnya penduduk Mekah masuk Islam secara terbondong-bondong setelah delapan
tahun rasulullah hijrah ke Madinah, yang terkenal dengan sebutan Fathul Makkah
(terbukanya kota Makah).25
Fathu Mekah adalah kemenangan Rasulullah atas kota Mekah. Pintu kemenangan
itu diraih atas kerja sama Nabi Muhammad saw. dengan kaum Muhajirin dan Ansar untuk
menaklukkan kota Mekah.
Pada tanggal 10 Ramaan tahun 8 Hijriah, Nabi Muhammad saw. beserta 10.000
orang menuju kota Mekah. Mendengar itu kaum Quraisy ketakutan dan putus asa. Abu
Sufyan gemetar mendengar kedatangan Nabi Muhammad saw. bersama pasukannya.

23 Ngatmin Abbas dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. hal. 109

24 Ibid

25 M. Amir Sholikhuddin dkk, Op., Cit, hlm 25


Berdasarkan penuturan beberapa orang kepercayaan Abu Sufyan, semakin kuat
dugaannya, bahwa Nabi Muhammad saw. pasti akan menyerang kaum Quraisy. Akhirnya,
Abu Sufyan segera menemuai Rasulullah saw. di luar kota Mekah untuk menyerahkan
diri dan masuk Islam.
Dengan Islamnya Abu Sufyan, Rasulullah tidak banyak mengalami hambatan
yang berarti. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. menyerukan kepada orang-orang
Quraisy sebagai berikut.
a. Siapa saja yang meletakkan senjata;
b. Siapa saja yang berlindung di Masjidil Haram, dan
c. Siapa saja yang berlindung di rumah Abu Sufyan, maka akan selamat.

Setelah kota Mekah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa melalui pertumpahan,
kaum muslimin lalu membersihkan seluruh patung yang ada di sekeliling Kakbah dan
kemudian melakukan tawaf. Pada saat itulah, Allah menolong kaum muslimin. Mereka
berbondong-bondong masuk agama Islam.26

26 Ngatmin Abbas dkk, Op., Cit

Anda mungkin juga menyukai