Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah mencatat bahwa kehidupan pada masa jahiliyah yang identik dengan konflik dalam

kontek berbagai aspek, termasuk politik, budaya, agama dan bahkan sosioal, tentu akan

menjadi bahan perbandingan dengan zaman Khulafaur-Rasyiddin, keadaan tersebut masih

mewarnaidalam pemerintahan Utsman bin Affan juga situasi itu masih berlangsung,

terbukti wafatnya Utsman adalah dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi ketika itu.

Tragedi berdarah ini adalah salah satu contoh, dimana proses perkembangan kehidupan

sosial, ketika memahami agama masih dalam tataran jahiliyah, namun keadan ini tentu

akan mengantar pembahasan kita pada perjalanan kenegaraan pada masa pemerintahan

khalifah..

Dalam hal ini ada beberapa konsekwensi logis yang mengantarkan kita pada latar belakang

terpilihnya Utsman, walaupun telah diketahui bersama bahwa pengangkatan Utsman

adalah atas campur tangan "Umar " dan keadaan itulah yang menjadi embrio permasalah

yang klimaknya tepat pada pemerintahan Utsman bin Affan.

B. Rumusan masalah

· Biografi Khalifah Utsman Bin Affan

· Pemilihan Khalifah Utsman bin Affan

· Hasil Pemerintahan khalifah Utsman Bin Affan

· Kemunduran Khilafah Utsman Bin Affan

C. Manfaat makalah

· Mengetahui Tentang Biografi Utsman Bin Affan.

· MengetahuiTentang Kisah Perjalanan Utsman Bin Affan.

1
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Biografi Khulafaur Rasyidin Ustman bin Affan

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abd Al-

Manaf dari suku Quraisy. Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga

dalam Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang

handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat

Islam di awal dakwah Islam.Lahir pada tahun 576M, enam tahun setelah penyerangan

kabah oleh pasukan bergajah atau 6 tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Utsman

masuk islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakardan termasuk golongan Assabiqunal

Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Setelah masuk islam utsman

mendapat siksaan dari pamannya yang bernama Hakam bin Abil Ash. Ustman di juluki

dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW. Secara berurutan setelah yang

satunya meninggal yaitu Ruqayyah dan Ummu Kulsum.Pada saat Perang Dzatirriqa dan

Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman

dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000

1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang

Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga

menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli sumur yang jernih airnya dari seorang

Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada

waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untukkepentingan rakyat umum. Pada masa

pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan

1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

2
B. Proses Pengangkatan Khulafaur Rasyidin Ustman bin Affan

1. Dewan Syura

Setelah wafatnya Umar bin Khatab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk

memilik khalifah selanjutnyaUmar ra.menetapkan perkara pengangkatan khalifah di bawah

Majelis Syura yang beranggotakan enam orang, mereka adalah: Utsman bin Affan ra., Ali bin

Abi Thalib ra., Thalhah bin ‘Ubaidillah ra, Az-Zubair bin Awwam ra, Sa’ad bin Abi Waqqash

ra. dan Abdur Rahman bin ‘Auf ra. Badan ini dinamakanSyura permusyawaratan. Di samping

itu, Abdullah bin Umar dijadikan anggota tetapi ia hanya memiliki hak pilih dan tidak berhak

untuk dipilh. Mekanisme pemilihan khalifah ditentukan sebagai berikut: pertama,yang menjadi

khalifah adalah yang dipilih oleh anggota formatur dengan suara terbanyak. Kedua,apabila suara

imbang yakni 3:3, Abdullah bin Umar yang berhak menentukannay. Ketiga, apabila campur

tangan Abdullah tidak diterima, calon yang dipilih Abd Ar-Rahman bin Auf harus diangkat

menjadi khalifah. Kalau masih ada yang menentang maka penentang itu hendaklah dibunuh.

2. Lama Pemilihan

Al-Faruq membatasi jangka waktu musyawarah keenam calon khalifah atau Dewan Syura

selama 3 hari. Ini meruapakan waktu yang dipandang cukup untuk menentukan khalifah, karena

perselisihan akan semakin meluas dan membesar jika jangka waktu ini semakin lama. Maka dari

itu Umar Ra. mengatakan: “Tidak datang hari keempat kecuali kalian harus sudah mempunyai

pemimpin.”

3. Pembaiatan

Saat pengambilan suara yaitu dengan jalan musyawarah dan foting sebagai beikut ; Zubair ibn

Awwam memilih Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash memilah Aburrahman bin Auf

dan Talhah bin Ubaidillah memilah Utsman bin Affan, tapi Abdurrahman melepaskan hak

untuk dipilihnya, akhirnya ia yang memutuskan antara kedua calon tersebut, kemudian

Abdurrahman bin Auf pergi kerumah keponakannya yaitu Al-Miswar bin Makramah, dan

menyuruhnya untuk memanggil diantara calon khalifah pengganti umar, (pemanggilan sesuai

kehendak Miswar) kemudian Al-Miswar bin Makramah memanggil Ali bin Abi Thalib terlebih

3
dahulu dan baru memanggil Umar bin Affan, kemudian mereka diajak kemas’jid dan dibaiat

disana. Diolog abdurrahman bin auf saat di masjid;

“Wahai sekalian manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secara pribadi maupun

didepan umum, namun aku tidak dapati seorang pun yang condong kepada salah seorang dari

mereka berdua baik Ali ra. maupun Utsman ra. Wahai Ali ra.kemarilah!” Maka bangkitlah Ali

ra.dan berdiri di bawah mimbar kemudian Abdur Rahman memegang tangannya seraya berkata,

“Apakah engkau mau di bai’at untuk tetap setia menjalankan al-Qur’an, Sunnah NabiNya dan

apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?” Ali ra. Menjawab, “Tidak, akan

tetapi akan aku jalankan sesuai dengan kemampuanku.” Lalu Abdur Rahman melepaskan

pegangannya dan memanggil Utsman, “Wahai Utsman ra.kemarilah!” Maka Utsman pun

bangkit dan tangannya dipegang oleh Abdur Rahman lalu bertanya, ” Apakah engkau mau

dibai’at untuk tetap setia menjalankan al-Qur’an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan

oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?” Utsman ra.menjawab, “Ya!”Lantas Abdur Rahman

menengadahkan kepalanya ke atap masjid sambil memegang tangan Utsman ra.dan berkata,”

Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah

dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah sesungguhnya aku telahAlihkan beban yang ada di

pundakku ke pundak Utsman bin Affan ra..”

Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta

yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H.

Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.

C. Sistem Pemerintahan Khulafaur Rasyidin Ustman bin Affan

Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai

rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat

timbangannya.Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga

adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk

menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.

4
Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai

armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina

dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah

ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat

dikepung.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau

kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini

banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk

membunuh khalifah. Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari

dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk

menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam.

Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada hari Jumat tanggal 17 Dzulhijah 35 H ketika para

pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-

Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid

nantinya. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.

Hal ini berbeda dengan pada masa khalifah Abu Bakar dan Urmar, wilayah hanya dibedakan

menjadi dua, yakni wilayah yang pemimpinya memiliki otonomi penuh, dan pemimpinnya disebut

amir, dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh dan pemimpinnya disebut wali.

Pada zaman khalifah Utsman bin Affan terjadi perubahan sistem pemerintahan, sehingga semua

wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh karena itu semua pemimpin wilayah jabatan setingkat

gubernur yang berjumlah sepuluh wilayah bergelar amir.

An-Najjar sebagaimana dikutif oleh Jaih Mubarok, menginformasikan pembagian wilayah otonomi

dan amirnya sebagai berikut:

5
No Wilayah Nama Amir

1. Makah Nafi Ibn Abdul Harits al-Khuza

2. Tha’if Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi

3. Shan’a Ya’la bin Munbih

4. Jand Abdullah ibn Abi Rabi’ah

5. Bahrain Utsman ibn Abi al-Ash al-Tsaqafi

6. Kuffah Al-Mughirah Ibn Syu’bah al-Tsaqafi

7. Bashrah Abu Musa Abdullah Ibn Qais al-Asy’ari

8. Damaskus Muawiyah ibn Abi Sufyan

9. Hims Amir ibn Sa’d

10. Mesir Amr Ibn Al-Ash

D. Hasil Pemerintahan Khulafaur Rasyidin Ustman bin Affan

Jasa-jasa khalifah Utsman Bin Affan;

1. Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah sebagai Gubernurnya, Menaklukan

Afrika Utara, dan mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana, Menaklukan daerah Arjan

dan Persia, Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran. Dan beliau juga memperluas wilayah

Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli (Libya), Azerbaijan, dan Kepulauan

Cyprus. kemudian dilanjutkan ke Konstantinopel, Turki dan negara-negaram Balkan

(Yugoslavia dan Polandia).

Memperluas Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah. Beliau adalah

khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid

6
Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima

(haji).

Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang budak (bila ada).

Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-

qur’an yang dipakai oleh seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman

membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.

Sejarah Qadifikasi Al-Qur’an;

A. Setelah Khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia, banyak pula para sahabat, mujahidin,

dan haffidz meninggal dunia. Perang Adzerbaijan dan Armenia yang terjadi pada tahun 24 H,

banyak menelan korban. Sejarawan At Thabari meriwayatkan bahwa ada sekitar 10.000 orang

yang ikut di dalam pertempuran tersebut. Hal ini menjadikan fikiran bagi khalifah Utsman bin

Affan sebagai penerusnya. Beliau khawatir dengan banyaknya sahabat yang meninggal dunia,

maka akan semakin sedikit orang-orang yang hafal Al Qur’an

B. Sementara itu, agama Islam semakin meluas ke Negara-negara yang di kuasai oleh Romawi

dan Persia di zaman Umar. Pada zaman Utsman bin Affan dunia Islam mengalami banya

kemajuan dan perkembangan. Mengingat wilayah penyebaran Islam sudah sedemikian luas di

luar Jazairah Arab. Kebutuhan umat untuk mengkaji Al Qur’an pun semakin meningkat.

Banyak ahli qira’ah dan penghapal Al Qur’an mulai terpencar dibeberapa kota dan berbagai

propinsi untuk menjadi imam, seklaigus ulama, bertugas mengajar dan mendidik umat. Dari

sini, mulailah terasa adanya perbedaan bacaan Al Qur’an.Sedangkan para ahli bacaan tentu

mengajarkan Al Qur’an sesuai dengan bacaan yang diberikan oleh Rasulullah Sallahu ‘Alaihi

wa Sallam kepada mereka.

C. Umat Islam yang tersebar dalam wilayah yang demikian luas itu mendapat pelajaran dan

menerima bacaan Al Qur’an ( qiraah ) dari setiap sahabat yang ditugaskan di daerah.

Penduduk Syiria misalnya memperoleh pelajaran dan qiraah dari sahabat Ubay bin ka’ab ra.

Penduduk Kufah, Irak, berguru kepada sahabat Abu Musa Al Asy’ary. Versi qiraah yang

dimiliki dan di ajarkan oleh satiap sahabat yang ahli qira’ah itu berlainan satu sama lain.

7
Keadaan ini ketika itu tentu saja menimbulkan dampak negative di kalangan kaum muslimin.

Di antara mereka ada yang saling membanggakan versi qira’ahnya dan merendahkan yang

lain. Mereka mengklaim bahwa versi qira’ahnya yang paling benar.Situasi seperti ini

mencemaskan Khalifah Utsman ibn Affan. Karena itu ia segera mengundang para sahabat

penghapal Al Qur’an untuk memecah permasalah tersebut.

D. Akhirnya, dicapai kesepakatan bahwa mushaf yang ditulis pada masa Abu bakar harus disalin

kembali menjadi beberapa mushaf. Lalu mushaf hasil salinan tersebut di kirimkan ke berbagai

kota atau daerah untuk di jadikan rujukan utama kaum muslimin ketika menemui masalah

dalam bacaan Al Qur’an.

E. Inisiatif Utsman bin Affan untuk segera membukukan dan menggandakan Al Qur’an muncul

setelah ada usulan dari Khuzaifah al Yamani. Kemudian Khalaifah Utsman bin Affan

mengirim sepucuk surat yang isinya meminta agar Hafshah mengirim mushaf yang

disimpannya untuk disalin kembali menjadi beberapa naskah. Setelah itu Khalifah Utsman

memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, said bin Ash dan Abdurrahman bin

harits untuk bekerjasama menggandakan Al Qur’anutsman bin Affan berpesan bahwa “Jika

terjadi perbedaan di antara kalian mengenai Al Qur’an, tulislah menurut dialek Quraisy,

karena Al Qur’an diturunkan dalam bahasa mereka.

F. Setelah tim tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya, Khalifah Utsman bin Affan

mengembalikan mushaf orisinil ( master ) kepada Hafshah. Kemudian, beberapa mushaf hasil

kerja tim tersebut di kirimkan ke berbagai kota, sementara mushaf-mushaf lainnya yang

masih ada saat itu Khalifah Utsman bin Affan memerintahkan untuk segera di bakar.

Pembakaran mushaf ini di lakukan untuk mencegah terjadinya pertikaiandi kalangan umat

karena setiap mushaf yang di baker mempunyai kekhususan. Para sahabat penulis wahyu pda

masa Nabi Sallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak terikat oleh ketentuan penulisan yang seragam dan

baku, sehingga perbedaan antara koleksi seorang sahabat dan sahabat lainnya masih mungkin

terjadi. Ada yang kelihatannya mencampurbaurkan antara wahyu dengan penjelasan-

penjelasan dari Nabi Sallahu ‘Alaihi wa Sallam atau sahabat senior, walaupun sesungguhnya

8
yang bersangkutan dapat mengenali dengan pasti mana ayat dan mana penjelsan ayat,

misalnya dengan membubuhi kode-kode tertentu yang mungkin hanya di ketahui oleh yang

bersangkutan.

E. Awal Kemunduran Khilafah Ustman bin Affan

Pemerintahan khalifah Utsman bin Affan berlangsung selama 12 tahun,dibagi menjadi dua

priode, enam tahun pertama merupakan pemerintahan yang bersih dari pengangkatan kerabat

sebagai pejabat Negara. Sedangkan priode kedua enam tahun terakhir merupakan priode

pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara. Rupanya

khalifah Utsman ini melupakan pesan pendahulunya khalifah Umar bin Khatab, agar khalifah

setelahnya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat Negara.

Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur

Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh Sa’ad

bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.

Tindakan khalifah Utsman yang mengangkat banyak pejabat dari kalangan keluraga Khalifah ini,

menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat muslim, terlebih dari mereka yang dipecat dari

jabatannya tanpa alasan yang jelas. Selain itu, banyaknya para bawahan khalifah yang melakukan

banyak penyimpangan dari ajaran Islam, seperti yang dilakukan oleh Walid ibn Uqbah yang pernah

melaksanakan shalat subuh empat rakaat karena dalam keadaan mabuk .

Tanah Fadak yang pernah disengketakan oleh Fatimah dengan khalifah Abu Bakar dimasukan

menjadi milik pribadi oleh Marwan ibn Al-Hakam. Utsman tidak bisa mengatasi ambisi keluarga,

sehingga pelanggaran tidak dapat diatasi. Maka akhirnya muncul perasaan ketidak pusan dan tidak

percaya dari kalangan umat Islam terhadapnya. Beliau wafat pada bulan Dzulhijjah tahun 35 H.

dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di

kuburan Baqi di Madinah.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Usman

bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Ia mendapat julukan Dzunnurain

yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri

kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Beliau masuk Islam atas

ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan Assabiqunal Awwalun.

Khalifah utsman dipilih dengan jalam musyawarah yang dilakukan oleh dewan syura yang

dibentuk oleh khalifah Umar Bin Khattab. Adapun anggota dari dewan syura yaitu Ali bin Abi

Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan

Thalhah bin Ubaidillah.

Pemerintahan khalifah Utsman bin Affan berlangsung selama 12 tahun, dibagi menjadi dua priode,

enam tahun pertama merupakan pemerintahan yang bersih dari pengangkatan kerabat sebagai

pejabat Negara. Sedangkan priode kedua enam tahun terakhir merupakan priode pemerintahan

yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara.

Beliau memiliki andil besar dalam perkembangan islam, salah satu buktinya adalah penyusunan

Al-Quran hingga menjadi mushaf, yang sekarang di sebut mushaf utsman

Beliau wafat pada bulan Dzulhijjah tahun 35 H dimana beliau dibunuh oelh kaum bughat dalam

usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan

Baqi di Madinah Utsman terbunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri atas orang-orang yang

kecewa terhadapnya.

B. IBRAH

Beberapa pelajaran berharga di antaranya:

1. Aksi demonstrasi dan protes adalah buah teladan dari kaum Khawarij, dengan berpijak pada

syubhat-syubhat yang lemah mereka menghalalkan yang haram. Pada hakikatnya mereka adalah

orang-orang yang senang membuat kerusakan di muka bumi.

10
2. Merupakan kewajiban seorang mukmin tatkala menerima berita hendaklah untuk

tasabbut (mencari kebenaran berita) terlebih dahulu, jangan langsung asal percaya. Terlebih

lagi kalau berita itu datang dari orang-orang fasik yang tidak menjaga muru’ah. Alquran

mengajari kita berhati-hati dalam menerima berita-berita yang belum jelas sumbernya apalagi

yang menyangkut kehormatan kaum muslimin.

3. Figur Utsman adalah teladan bagi kita dalam membelanjakan harta yang telah diberikan Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Maka hendaknya para saudagar kaya, para konglomerat, sadar bahwa

harta akan bermanfaat baginya bila digunakan untuk menunjang kehidupan akhirat yang kekal.

11

Anda mungkin juga menyukai