Biografi Singkat
Umar memang terlahir dari keluarga yang berada. Namun ketika ia masuk islam ia lebih memilih
untuk meninggalkan nikmat dunia dan mencari amalan untuk di akhirat kelak. Umar pun dikenal
sebagai orang yang dermawan. Bahkan ketika ia mendapatkan harta rampasan perang yang sudah
dibagikan secara adil oleh Rasul, Umar menolaknya.
Umar mengatakan bahwa lebih baik harta rampasan perang untuknya yang berupa kebun pertanian,
untuk diberikan kepada para fakir miskin. Ia mengatakan harta rampasan perang tersebut lebih baik
diberikan kepada orang yang lebih miskin dari dirinya. Bahkan Umar sering menggunakan hartanya
untuk membebaskan para hamba sahaya dan budak-budak yang disiksa oleh para majikan.
Pada suatu waktu Umar menjadi Khalifah ia selalu berjalan keliling untuk mengetahui kondisi
rakyatnya. Umar bukanlah sosok pemimpin yang hanya berdiam diri dan hanya menunggu laporan.
Namun Beliau sosok yang selalu ingin tahu keadaan rakyatnya.
Suatu waktu Umar sedang berkeliling dengan sahabatnya yang bernama Aslam. Lalu, mereka
berdua ketika sedang berjalan mendengar suara tangisan anak kecil. Umar dan Aslam pun mencari
suara tersebut, hingga berhenti di sebuah rumah yang kecil.
Lalu didalam rumah tersebut Umar melihat seorang ibu yang sedang memasak. Umar pun bertanya
kepada ibu tersebut mengapa anaknya menangis dan ibu tersebut tetap memasak. Ibu tersebut pun
mengatakan anaknya menangis karena kelaparan. Lalu, Umar mengapa anak kelaparan sang ibu
tidak selesai memasak. Akhirnya Umar melihat apa yang sedang di masak ibu tersebut.
Umar pun kaget, yang di masak adalah batu. Akhirnya pada saat itu Umar kembali ke rumah dan
mengambil satu karung gandum untuk diserahkan kepada ibu tersebut agar anaknya tidak
kelaparan.
Khalifah Umar bin Khattab juga dikenal sebagai pemimpin yang adil, dalam menegakkan keadilan
Umar tidak pernah memandang siapapun. Meski yang berbuat salah adalah saudaranya sendiri
maupun orang yang disegani. Keadilan yah keadilan.
Keberanian Umar memang sudah dikenal sejak ia belum masuk Islam. Maka ketika ia memeluk
agama Islam keberaniannya digunakan untuk membela Rasulullah yang selalu mendapat intimidasi
dari orang-orang Quraisy.
Keberanian Umar ditunjukan ketika ia dan kaum muslimin ingin hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Saat itu semua umat muslim hijrah dengan sembunyi-sembunyi. Tetapi Umar tidak melakukannya
dengan sembunyi-sembunyi.
Ia pun ketika itu menemui para pemuka Quraisy sambil berkata : “Siapa yang ingin ibunya mati
nelangsa, anaknya jadi yatim, dan istrinya menjadi janda, maka silahkan menghadapi aku di balik
lembah ini, dengan syarat tidak ada seorangpun yang menyertainya. “
Setelah Umar berkata seperti itu, tidak ada satupun kaum Quraisy yang berani menghadangnya
untuk hijrah ke Madinah.
Kesederhanaan Umar sebagai seorang Khalifah sudah terlihat ketika ia enggan untuk tinggal di
tempat yang mewah. Ia lebih memilih untuk tinggal di rumah sederhana, bahkan kasur rumahnya
pun hanya terbuat dari pelepah kurma.
Kesederhanaan Umar terlihat kembali ketika ia menolak untuk dinaikkan gajinya sebagai Khalifah.
Umar menjadi Khalifah hanya mengambil bagian kecil yang hanya digunakan untuk keperluan
rumah tangganya dan untuk makannya.