Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Uraikan biografi dan kepribadian Umar bin Khattab?
2. Bagaimana proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai Khalifah?
3. Apa saja Peran Umar bin Khattab ketika menjadi khalifah?
4. Bagaimana akhir kepemimpinan Umar bin Khattab?
C. Tujuan penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah SKI dan kebudayaan lokal
2. Mengetahui biografi dan kepribadian Umar bin Khattab
3. Mengetahui proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai Khalifah.
4. Mengetahui peran Peran Umar bin Khattab ketika menjadi Khalifah.
Bab II
Pembahasan
Umar terkenal sebagai orang yang bijaksana, bicaranya fasih dan jelas,
pendapatnya baik, kuat, penyantun, terpandang, dan argumentasinya kokoh.
Sifatnya ini menghantarkannya mnejadi duta/delegasi suku quraisy dalam
berurusan dengan suku-suku lain. Umar seorang yang gigihmempertahankan
1
Pemisah antara yang benar dan batil.
segala sesuatu yang menjadi tradisi suku quraisy.dengan sikapnya yang
demikian maka ia menentang agama islam pada awal dakwah islam umar
khawatir jika agama baru ini meruntuhkan sistem sosial politik dan budaya
makkah yang sudah mapan.
Dengan pedang terhunus, Umar mencari Nabi saw dengan niat akan
membunuhnya. Pada waktu itu Nabi tengah berkumpul dengan beberapa
sahabat sebanyak empat puluh orang ditanjakan Shafa, tepatnya di rumah
Arqam. Ditengah jalan Umar bertemu dengan Nu’aym satu klan dengannya dan
telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Atas pertanyaan Nu’aym Umar
menjawab; “ Aku mau mencari Muhammad si Nabi palsu yang telah memecah
belah Qurays, mengejek adat, menista agama dan Tuhan kita. Akan kubunuh
Dia “.
“ Ipar dan misanmu Sa’id dan adikmu Fatimah telah murtad mengikut
Muhammad. Makannya, kembali saja dan uruskan mereka!” senut Nu’aym.
Mereka menyangkal, tapi Umar menandaskan bahwa dia baru saja tahu
bahwa mereka telah murtad. Kemudia ia mengangkap Sa’id namun Fatimah
melerainya dan terkena pukulan dari Umar bibirnya pecah dan berdarah.
Kemudian, mereka mengaku sudah meninggalkan berhala dan percaya kepada
Allah serta Rasulnya. “ Lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki “, kata Sa’id
dan Fatimah. Melihat kondisi darah tersebut Umar menyesal kemudian
menanyakan surat yang dibacanya tadi namun, Fatimah tidak ingin
memperlihatkannya karena menganggap bahwa Umar maih menyebah berhala
“ tidak suci “. Kabarnya, setelah mendengar perkataan Fatimah, Umar langsung
berwudu dan membaca surat tersebut. Kemudian ia berkata, “ Alangkah
bagusnya dan mulianya bahasa ini “. Melihat gelagat itu Khabab langsung
mengatakan bahwa Tuhan telah meilih Umar mengikuti ajaran Nabi.
3. Perdamaian Hudaibiyah