Anda di halaman 1dari 11

PROFILE UMAR BIN KHATTAB

Umar Bin Khatab merupakan salah seorang sahabat Nabi dan Khalifah kedua setelah
wafatnya Abu Bakar As-Sidip. Umar Bin Khatab diberi julukan oleh Nabi Muhammad yaitu
Al-Faruq yang ebrarti bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Jasa dan perangaruh
yang diberikan Umar Bin Khatab terhadap penyebaran Islam sangat besar hinggan Michael
H. Heart menempatkannya sebagai orang paling berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang
masa. Untuk mengetahui lebih dalam simak biografi Umar Bin Khatab berikut ini.

BIOGRAFI SINGKAT UMAR BIN KHATAB


Nama : ‘Umar bin al-Khattab
Lahir : 583 M Mekkah, Jazirah Arab
Wafat : 3 November 644
Makam : Sebelah kiri makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah
Gelar : al-Faruq (Pemisah antara yang benar dan batil) , Amir al-Mu`miniin (Pemimpin
Orang-Orang Beriman)
Pendahulu : Abu Bakar Ash-Shidiq
Pengganti : Utsman bin Affan

Biografi dan Profil Umar bin Khattab


Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari suku
Quraisy dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul Uzza. Keluarga Umar
tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu
merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Umar bin khatab dikenla memiliki fisik yang kuat, bahkan ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki
watak yang keras hingga di juluki sebagi “Singa Padang Pasir”. Beliau termasuk pemuda
yang amat keras dalam membela agama tradisional Arab yang saat itu masih menyembah
berhala serta menjaga adat istiadat mereka. Bahkan pada saat itu putrinya dikubur hidup-
hidup demi menjaga kehormatan Umar. Sebelum memeluk Islam beliau di kenal sebagai
peminum berat, namun setelah menjadi muslim Beliau tidak lagi menyentuh alkohol sama
sekali, meskipun saat itu belum diturunkan larangan meminum khimar secara tegas.
Memeluk Islam
Pada masa itu, ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar
berreaksi sangat antipati terhadap Nabi. Umar juga termasuk orang yang paling banyak dan
paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.
Pada puncak kebenciannya terhadap Nabi Muhammad SAW, Umar memutuskan untuk
mencoba membunuh Nabi. Namun dalam perjalanannya, Umar bertemu dengan salah
seorang pengikut Nabi yang bernama Nu’aim bin Abdullah dan memberikan kabar bahwa
saudara perempuan Umar telah memeluk Islam. Karena kabar tersebut, Umar menjadi
terkejut dan kembali ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya. Dalam
riwayatnya, Umar menjumpai Saudarinya yang sedang membaca Al-Quran surat Thoha ayat
1-8 , Umar menjadi semakin marah dan memukul saudarinya.
Namun Umar merasa iba ketika melihat saudarinya berdarah akibat pukulannya, beliau
kemudian meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Beliau menjadi sanagt terguncang oleh isi
Al-Quran, dan beberapa waktu setelah kejadian tersbut Umar menyatakan memeluk agama
Islam. Keputusan tersebut membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seorang yang
terkenal memiliki watang yang keras dan paling banyak menyiksa pengikut Nabi Muhammad
SAW kemudian memeluk ajaran yang sangat di bencinya. Akibatnya, Umar di kucilkan dari
pergaulan Mekkah dan ia tidak lagi dihormati oleh para petinggi Quraisy.
Hijrah di Madinah
Pada tahun 622, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW serta para pegikutnya untuk
berhijrah ke Yatsrib (saat ini Madinah). Umar juga terlibat dalam perang Badar, perang
Uhud, perang Khaybar serta penyerangan ke Syria. Umar bin Khatab di anggap sebagai orang
yang di segani oleh kaum muslimin pada masa itu selain karena reputasinya pada masa lalu
yang memang terkenal sudah terkenal sejak masa memeluk Islam, Umar juga dikenal sebagai
orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam pada
kesempatan yang ada. Bahkan beliau tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu
bersama sama ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW.
Wafatnya Nabi Muhammad
Suasana sedih dan haru menyelimuti kota Madinah, pada saat kabar wafatnya Nabi
Muhammad SAW pada 8 juni 632 M (12 Rabiul Awal 10 Hijriah). Umar merupakan salah
seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, beliau menghambat siapapun yang akan
memandikan dan menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Umar sangat syok, beliau lantas
berkata “Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW
telah wafat, Sesungguhnya Beliau tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, seperti
yang di lakukan MUsa bin Imran yang pergi dari kaumnya.Demi Allah Beliau benar-benar
akan kembali. Barang siapa yang beranggapan bahwa beliau wafat, kaki dan tangannya kan
ku potong”.
Umar melakukan hal tersebut karena yakin bahwa Nabi tidaklah wafat, namun setelah di
nasehati oleh Abu Bakar, Umar kemudian sadar dan ikut memakamkan Rasulullah.
Menjadi Khalifah
Pada masa Abu Bakar menjadi seorang khalifah, Umar bin Khatab menjadi salah satu
penasehat kepalanya. Setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar bin khatab di
tunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah ke dua dalam sejarah Islam.
Selama dibawah pemerintahan Umar bin Khatab, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat
pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan dinasti Sassanid, serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi
(Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya
telah di taklukkan oleh ke Khalifahan Islam dibawah pimpinan Umar bin Khatab.
Umar bin Khatab melakukan banyak reformasi secara administratif dan menongtrol dari
dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru di
taklukkan. Umar memerintahkan agar diselenggarakan sensus diseluruh wilayah kekuasaan
Islam. Pada tahun 638, Umar memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil
Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Umar bin Khatab dikenal memiliki kehidupan yang sederhana. Beliau tidak mengadopsi gaya
hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, beliau tetap hidup sangat sederhana.
Sekitar tahun ke-17 Hijriah yang merupakan tahun ke-4 ke khalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa
Hijriah.
Wafatnya Umar bin Khatab
Umar bin Khatab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz) yang merupakan seorang
budak yang fanatik pada saat Umar akan memimpin shalat subuh. Diketahui Fairuz adalah
orang Persia yang masuk Islam setelah Persia di taklukkan oleh Umar. Pembunuhan ini
konon di latarbelakangi dendam Fairuz terhadap Umar bin Khatab, Fairuz merasa sakit hati
atas kekalahan Persia yang pada masa itu merupakan negara Adidaya. Umar bin Khatab
Wafat pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23H/644M. Setelah wafat, jabatan Khalifah dipegang
oleh Ustman bin Affan.

Kisah Umar bin Khottob Masuk Islam


kisah umar bin khottob masuk islam. Umar bin Khatab adalah orang yang terkenal
dikalangan kamu Quraisy sebagai orang yang berpendirian kuat. Ia seorang laki-laki yang
sangat disegani kawan, dan juga ditakuti oleh lawan-lawannya. Ketika Umar sedang marah
semua orang tahu sudah dipastikan orang yang membuatnya menjadi marah akan ia bunuh.
Namun, dibalik pendiriannya yang kuat itu yang membuatnya ditakuti, umar ialah orang yang
suka membantu fakir miskin.
Umar adalah seorang kafir Quraisy yang menyembah berhala. Ketika islam sudah mulai
berkembang, Umar bin Khatab semakin resah. Penduduk Mekah hijrah ke Habasya untuk
lebih mengetahui tentang apa ajaran yang dibawah oleh Nabi Muhammad saw.
Kisah Umar bin Khottob Masuk Islam
masbidin.net
Umar bin Khatab semakin gusar apalagi kebanyakan orang yang memeluk Islam adalah para
fakir miskin yang selalu ia bantu.
Suatu hari Umar bin Khatab, membuat rencana pembunuhan besar kepada kaum muslimin. Ia
merencanakan membunuh Muhammad saw juga 40 orang pengikutnya yang keseluruhannya
terdiri dari laki-laki dan wanita di sebuah rumah yang letaknya dekat shafa. Umar dengan
pedang ditangannya, semakin kesal dibawah terik matahari.
“Mati kamu Muhammad. Riwayatmu hanyalah menunggu waktu. Tunggula aku!” kata Umar
dengan emosinya yang memuncak.
Di tengah perjalanannya, Umar bertemu dengan Nusin bin Abdillah. Nusin bin Abdillah
sudah tau apa rencana yang Umar bin Khatab lakukan kepada Muhammad saw beserta para
sahabatnya.
“Hai Umar, Aku tahu kau mau kemana. Tapi aku lebih tahu apa isi hatimu, bahwa ternyata
engkau menipu dirimu sendiri. Apakah kamu berpikir bahwa golongan Abu Manaf akan
berdiam diri apabila engkau membunuh Muhammad Saw?” tegur Nusin bin Abdullah dengan
nada menantang
“Apa katamu” Umar marah.
“Lebih baik engkau hai Umar pulang saja ke rumahmu, urus keluargamu sendiri. Tidakkah
engkau tahu adik perempuanmu dan suaminya telah menjadi pengikut Muhammad saw,” ujar
Nusin
“Ha? Jangan bohongi aku!”
“Pulanglah sana ke rumah adik perempuanmu. Kemudian periksa keadaan keluargamu itu.
Kalau aku bohong, kamu boleh menindakku dengan sesuka hatimu!”
Tanpa mengeluarkan sepata kata, Umar kembali ke rumah dan ingin membuktikan apa yang
telah dikatakan oleh Nusin bin abdullah yang telah membuat hatinya penuh emosi.
Keteguhan Fatimah Adik Umar bin Khattab
fadhilza.com
Sesudah sampai di rumah adik perempuannya, Umar mendengar suara adik perempuannya itu
lagi membaca Al-Quran. Dengan sikap kasar bercampur dengan kemarahannya, Umar
langsung menggedor pintu rumah adik perempuannya. Fatimah, (adik perempuan Umar) dan
suaminya tersentak kaget. Belum hilang rasa kagetnya itu, Umar sudah berdiri di samping
Fatimah.
“wahai Fatima! Apa yang sedang kalian lakukan?” Umar bertanya dengan Nada marah
“Aku hanya….,” suami Fatimah tidak menjelaskan apa yang ia lakukan bersama istrinya.
Tapi belum sempat suami Fatimah melanjutkan pembicaraannya. Tangan Umar bin Khatab
telah mendarat ke pipi Fatimah. Darah mengucur dari mulut dan hidung Fatimah.
“Apa yang sudah kalian lakukan?” sontak Umar bin Khatab sekali lagi.
Fatimah berdiri dari duduknya. Kemudian dengan nada lantang ia berkata kepada kakak
kandungnya
“Wahai kakakku aku telah masuk islam”
“Ha?” hati Umar seakan tidak terima
“Benar, aku telah masuk islam. Silahkan lakukan apa yangingin kamu lakukan terhadapku.
Bila engku ingin membunuhku karena aku masuk islam, Lakukanlah! Aku sudah siap mati
dengan membawa iman” ujar Fatimah sambi mengusap tetesan darah yang mengucur dari
hidung dan mulutnya.
Umar bin Khattab Membaca Al-Qur’an Surat Taaha
wisatakhalifa.com
Kemudian Umar bin Khatab merebut lembaran ayat Al-Quran yang tertulis pada kulit unta
kering dengan sikap kasar. Umar langsung membaca lembaran itu:
‫ت ا ْلعُال‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ض َوال‬ َ ‫األر‬
ْ ‫ق‬ َ َ‫) تَ ْن ِزيال ِم َّم ْن َخل‬٣( ‫) ِإال تَ ْذ ِك َرةً ِل َم ْن َي ْخشَى‬٢( ‫شقَى‬ َ ‫) َما أ َ ْن َز ْلنَا‬١( ‫طه‬
ْ َ ‫ع َل ْيكَ ا ْلقُ ْرآنَ ِلت‬
٦( ‫ض َو َما َب ْينَ ُه َما َو َما تَحْ تَ الثَّ َرى‬
ِ ‫األر‬ ْ ‫ت َو َما ِفي‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫) لَهُ َما ِفي ال‬٥( ‫ستَ َوى‬
َ ‫س َم‬ ْ ‫علَى ا ْل َع ْر ِش ا‬
َ ُ‫)الرحْ َمن‬
َّ ٤(
1. 1.Thaahaa.
2. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi
susah;
3. Melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
4. Diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi,
5. (yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.
6. Milik-Nya-lah apa yang ada di langit, apa yang di bumi, apa yang ada di antara
keduanya dan apa yang ada di bawah tanah. (Q.S Taha : 1 – 6 )
Sesudah Umar bin Khatab membaca ayat dalam Al-Quran tersebut (Surat Thaha ayat 1-6). Ia
terkejut. Ia langsung menatap adik perempuannya itu, kemudian ia menatap suami Fatimah.
Umar mendekati adiknya. Dibelai rambut adik perempuannya itu. Fatimah terheran-heran
melihat sfat Umar yang tiba-tiba berubah. Begitu juga dengan suaminya fatimah.
“Aku relakan kalian untuk menjadi pengikut Muhammad. Aku akan menjadi pelindung
kalian dari gangguan kaum Quraisy yang tidak maui kalian sebagai pemeluk islam.” Umar
berkata dengan nada lembut
“Benarkah kakakku Umar” bisik Fatimah seakan tidak percaya dengan semua itu.
“Benar,”
Fatimah tersenyum dan bangga mendengar ketegasan Umar
“Aku akan segera menghadap Muhammad,” ujar Umar
“Untuk apa ?” tanya Fatimah.
“Aku ingin menyatakan diri sebagai pemeluk islam” jawab Umar bin Khatab.
Saat itu juga Umar bin Khatab berangkat menuju Syafa. Kepada Nabi Muhammad Saw,
Umar bin Khottob mengikrarkan diri sebagai pemeluk islam.
“Saksikanlah wahai Muhammad, sesungguhnya: Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
sebagai Rasull-Nya” ucap Umar bin Khatab kepada Nabi Muhammad saw.
“Amin! Semoga Allah memberkahimu wahai Umar bin Khatab! Dan semoga Allah menjaga
nilai imanmu,” kata Nabi Muhammad Saw
Orang-orang yang berada dalam rumah itu merasa kaget keheranan melihat Umar yang secara
tiba-tiab memeluk islam. Mereka tidak mengetahui bahwa sebelum itu Umar bin Khatab telah
membaca ayat Al-Quran yang membuatnya sadar.
Kisah Umar bin Khattab Menjadi Khalifah
mrdhan.wordpress.com
Pada hari-hari terakhir hidup Khalifah Abu Bakar Assidiq sibuk bertanya pada orang-
orang.”Bagaimana pendapatmu tentang Umar bin Khottob?” Hampir semua orang menjawab
Umar adalah seorang yang keras, namun memiliki jiwa sangat baik. Setelah itu, Abu Bakar
meminta Usman bin Affan untuk menuliskan wasiat yang berisi penggantinya kelak adalah
Umar bin Khottob.
Tampaknya Abu Bakar khawatir apabila umat Islam akan berbeda pendapat bila ia tak
menuliskan wasiat itu. Pada 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar wafat dan Umar diangkat
menjadi khalifah. Jika orang-orang menyebutnya Abu Bakar sebagai “Khalifatur- Rasul”,
kini mereka menyebut Umar bin Khottob “Amirul Mukminin” (Pemimpin orang mukmin).
Umar memeluk Islam sekitar tahun 6 Hijriah.
Selama di Madinah, Umar bersama Hamzah yang paling ditakuti oleh orang-orang Quraisy.
Keduanya jika Rasul dihina selalu siap untuk berkelahi. Saat hijrah, ia juga satu-satunya
sahabat Rasul Saw yang pergi hijrah secara terang-terangan. Ia menantang siapa saja agar
menyusulnya bila ingin “istrinya jadi janda, anaknya menangis kehilangan, dan ibunya
meratapi.”
Perang Yarmuk
inspirasi.co
Kini ia harus menjadi pemimpin umat islam. Saat itu, pasukan Islam lagi berperang di
Yarmuk -wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak mengabarkan kepada pasukannya
bahwa Abu Bakar telah wafat dan ia yang sekarang menggantikannya. Ia tidak ingin
mengganggu pasukan yang tengah berperang melawan kerajaan Romawi itu.
Di Yarmuk, keputusan Abu Bakar guna mengambil markas di tempat itu dan keberanian serta
kecerdasan Khalid bin Walid membawakan hasil. umat Islam bermarkas di bukit-bukit yang
menjadi benteng alam, sedangkan Romawi dengan terpaksa menempati lembah di
hadapannya. Puluhan ribu pasukan Romawi tewas baik yang pasukan Arab Syria maupun
yang didatangkan dari Yunani.
Setelah kemenangan itu kemudian Umar menggantikan Khalid dengan mengangkat Abu
Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan mendewakan
Khalid. Khalid ikhlas menerima keputusan itu. “saya berjihad bukan karena Umar,” katanya.
Ia terus bantu Abu Ubaidah di medan perang. Kota Damaskus berhasil ditaklukkan. Dengan
menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus sampai benteng
Aleppo. Kaisar Heraklius dengan terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan semua
wilayah Syria yang sudah lima abad dikuasai Romawi.
Penguasa Yerusalem juga menyerah. Tapi mereka hanya mau menyerahkan kota itu pada
pemimpin tinggi Islam. Maka Umar langsung berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal
oleh pasukan. Pemuka Yerusalem sambut dengan upacara kebesaran.
Pasukan Islam juga tampil gagah. Setelah Syria ditaklukkan, mereka kini hidup makmur.
Lalu Umar datang dengan bajunya yang sangat sederhana dan menunggang unta merah. Ia
hanya ditemani seorang pembantu. Mereka membawa sendiri air serta kantung makanan.
Kesederhanaan Umar itu mengundang rasa kagum orang-orang non Muslim. Apalagi kaum
Gereja Syria dan Gereja Kopti-Mesir yang memang mengharap kedatangan Islam. Mereka
tertindas semasa kekuasaan Romawi, karena gereja yang diakui kerajaan hanya Gereja
Yunani. Maka dari itu, Islam segera menyebar cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria
hingga Tripoli, di bawah komando Zubair, menantu Abu Bakar dan Amr bin Ash.
Di wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas merebut Ctesiphon –pusat kerajaan Persia,
pada 637 Masehi. Dibawa lah tiga putri raja ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad
bin Abu Bakar, Abdullah bin Umar, serta Hussein ali Ali.
kisah umar bin khattab bertemu iblis
mrdhan.wordpress.com
Umar bin Khattab adalah salah seorang yang bisa mengalahkan setan dalam pertempuran.
Beliau adalah salah satu dari empat khalifahtul Mukminin yang terkenal dengan bijaksana
tegas, dan ditakuti.
Bagaimaan bisa Jin takut dengan sosok Amirul Mukminin Umar bin Khattab? Berikut ini
kisahnya.
Kisahnya
Pada suatu hari, di sebuah jalan kota Madinah, Umar bin Khattab bertemu dengan jin yang
mengaku dirinya yang paling kuat diantara kawan-kawannya.
Tak lama kemudian, perkelaian pun terjadil antara Umar bin Khattab dan Jin. Dengan
perlawanan yang cukup singkat,dengan mudah jin bisa dikalahkan.
Meskipun sudah mengaku kalah, namun iblis tersebut belum juga putus semangat untu
mengalahkan Umar bin Khattab.
Ketika kembali bertemu dengan Umar bin Khattab, Umar bertanya kepada jin lelaki tersebut.
“Kenapa lengan jin itu kurus seperti lengan anjing?” tanya Umar
“Aku adalah jin yang terkuat diantara jin sebangsaku.” jawab Jin
Kemudian jin tersebut tantang Umar bin Khattab. Karena pada pertarungan yang pertama, jin
kalah dari Umar bin Khattab sehingga ia merasa tidak terima. Akan tetapi, Umar bin Khattab
terlalu tangguh dan kuat untuk jin tersebut. Jin langsung terkapar setelah melawan Umar..
Jin Dilepas dengan Syarat
Dalam salah satu riwayat, Umar bin Khattab sangat kesal dengan ulah jin ini. Sehingga Umar
bin Khattab berkata,
“Aku tidak bakal melepaskanmu kecuali kamu memberitahukan kepadaku sesuatu yang bisa
terlindung dari keberadaan kalian.”
Dengan rasa ketakutan, jin itu menjawab dengan pastii dan tegas, “Ayat Kursi.”
Karena jin sudah memberitahu bagaimana cara manusia melindungi diri dari iblis, maka
Umar bin Khattab melepaskannya. Sungguh hebat sahabat Rasulullah Saw yang satu ini,
selain disegani oleh manusia, juga disegani oleh bangsa jin.
Wafatnya Umar bin Khattab
dailymotion.com
Umar Bin Kattab wafat pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H. Ketika sedang
melakukan shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al
Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah yang diduga ia mendapat sebuah
perintah untuk membunuh Umar bin Khattab dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab wafat
dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di samping makam Rasulullah dan Abu Bakar.
Perjuangan Khalifah Umar Ibn Khattab.
a. Memperbaiki Struktur dan lembaga Negara.
Beliau sorang yang adil dan jujur .pada masa pemerintahannya.negara menjadi Aman. Beliau
mengangkat dewan hakim, badan permusyawaratan para sahabat. Badan keuangan
Untuk daerah-daerah, karena wilayah kekuasaan islam semangkin luas,beliau mengangkat
Gubernur
b. Lembaga kepentingan msyarakat
Yaitu diadakannya jawatan pos yang akan menyampaikan berita dari kota madina ke daerah –
daerrah lainnya, begitu juga sebaliknya.
Perbaikan jalan – jalan umum juga mendapat perhatian , memberi santunan anak yatim ,
orang tua dan wanita menyusui, khalifah umar juga menetapkan tanggal 1 muharram sebagai
tahun baru Hijriyah. Dan menetapkan bulan sabit sebagai lambing Negara.
c. Menaklukkan beberapa Negara kedalam Islam
- Menakklukkan Damaskus.
Dibawah pimpinan khalid Ibn Walid, pasukan Islam bergerak ke damaskus. Saat pasukan
islam masuk ke damaskus prajurit Islam dalam keadaan mabuk – mabukan sehingga dengan
mudah dapat ditaklukkan.
Sementara panglima Abu Ubaidah bersama pasukannya juga sukses menaklukkan daerah
sekitar syam.
Dan di daerah tersebut Khalifah umar memerintahkan Khalid iIbn Walid dan Abu ubaidah
agar memberi kebebasan beragama kepada penduduknya.
- Membebaskan Baitul Maqdis
Saat itu baitul maqdis dikuasai oleh kerajaan romawi, maka khalifah umar ibn Khattab
mengirim bala tentaranya dibawah pimpinan Amr Ibn Ash.
Pasukan Romawi yang dipimpin Artabun tidak mampu menghadapi pasukan Islam, setelah
pasukan romawi dikepung selama 4 bulan mereka menyerah.
- Menaklukkan Persia
Khalifah Umar mengirim pasukannya ke Persia dibawah pimpinn Khalid Ibn Walid yang
dibantu oleh Mutsanna Ibn Haritsah, akan tetapi Khalid ibn walid diperintahkan untuk
membantu pasukan Abu ubaidah di roma dan Mutsanna tetap di Persia. Dengan begitu
kekauatan kaum muslimin di Persia berkurangh dan tidak dapat menaklukkan Persia.
Setelah romawi tunduk pada Islam Khalifah Umar mengirimkan kembali pasukan Islam ke
Persia berjumlah 8000 orang dibawah pimpinan Sa’ad Ibn Abi Waqosh, dan bertemu dengan
pasukan Persia dengan kekauatan 30000 pasukan, namun kaum muslimin memperoleh
kemenangan yang gemilang.
- Menaklukkan Mesir
Mesir saat itu dikuasai oleh tentara Romawi, maka khalifah umar mengirim pasuknnya ke
mesir dibawh pimpinn Amr ibn Ash.
Dibeberapa daerah kaum muslimin mendapat kemenangan, namuan di Ummu Dunain, kaum
muslimin tidak dapat menundukkan kekuatan tentara Romawi, maka Amr Ibn Ash memint
bantuan kepada khalifah umar Ibn Khattab. Kemudian khalifah umar mengirim pasukannya
yang berjumlah 4000 orang dimana terdapat Zubai, Ubadah Ibn Shamit, dan Al Miqdad Ibn
Aswad., dan kaum muslimin harus berjuang menghadapi lawan yang berjumlah 20000 orang
maka amr ibn ash mengatur siasat perang.
Khalifah Umar Ibn Khattb wafat tanggal 1 Muharram 23 H ( 644 ) beliau wafat akibat
tikaman, saat menjalankan sholat subuh. Oleh Fairuz atau Abu Lulu karena Dendam tak
beralasan. Beliau menjadi khalifah selama 10 tahun. Dan dimakamkan di madinah disamping
makam Rasulullah dan Abu Bakar As - Siddiq

JULUKAN UMAR BIN KHATTAB


Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti
Hasyim, dari Bani Makhzum. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad
yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB


Al-Faruq sangat gigih menegakkan keadilan selama kekhalifaannya. Karena itulah ia memilih
para gubernur secara selektif. Ia tidak menyerahkan kekuasaan kepada orang ambisius. Umar
bin Khattab hanya menyerahkan kekuasaan kepada orang zuhud, menjaga diri dan bertakwa.
Umar selalu mengikuti berita mereka dan memerintahkan mereka agar memperlakukan
rakyat dengan baik. Keteladanan Umar bin Khattab nampak ketika dalam satu riwayat yang
diriwayatkan dari Abu Utsman, ia menuturkan, “Umar menunjuk salah seorang dari Bani
Asad untuk memegang suatu jabatan. Ia kemudian masuk untuk mengucapkan salam pada
Umar, salah satu anak Umar masuk lalu Umar menciumnya. Orang dari Bani Asad tersebut
berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Engkau mencium anak? Demi Allah, aku tidak pernah
mencium anakku sekalipun.”
Umar berkata, “Demi Allah! Berarti kamu lebih tidak sayang pada anak orang lain. Jangan
lagi menjabat apapun untukku.” Umar kemudian mencopotnya dari jabatan yang ia pegang.
Atau ia mengatakan, “Apa salahku jika Allah mencabut kasih sayang dari hatimu. Karena
Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” Umar melanjutkan, “Robek
surat keputusan itu, karena jika dia tidak sayang pada anak-anaknya sendiri, bagaimana bisa
menyayangi rakyat?”.
Keteladanan Umar bin Khattab Selaku Imam yang Baik
Suatu hari, Umar bin Khattab menerima hadiah manisan. Belum juga hadiah diletakkan di
hadapannya, ia lebih dulu bertanya kepada utusan yang membawa hadiah tersebut, “Apa
ini?”, “Manisan buatan penduduk Adzribaijan. Manisan ini dikirimkan Utbah bin Farqad
untukmu,” jawab utusan tersebut. Utbah adalah gubernur Adzribaijan. Umar mencicipi
manisan tersebut, dan ternyata rasanya enak. Umar kembali bertanya kepada utusan, “Apakah
seluruh kaum muslimin di sana memakan makanan ini?” Utusan itu menjawab, “Tidak. Itu
makanan orang-orang khusus.” Umar kemudian bertanya kepada utusan, “Mana untamu?
Ambillah untamu, bawa kembali makanan ini kepada Utbah, dan katakan kepadanya,
‘Bertakwalah kepada Allah dan kenyangkan kaum muslimin dengan makanan yang
membuatmu kenyang.”
“Demi Allah, Aku Tidak Akan Pernah Melupakannya”
Kisah keteladanan Umar bin Khattab lainnya diriwayatkan dari Iyas bin Salamah, dari
ayahnya, ia berkata, “Suatu ketika, Umar bin Khattab melintas, saat itu aku sedang berada di
pasar. Umar saat itu lewat untuk suatu keperluan dengan membawa tongkat kecil. Ia berkata,
“Menyingkirlah dari jalanan, wahai Salamah.” Setelah itu ia memukulku dengan tongkat
tersebut secara pelan dan hanya mengenai ujung bajuku. Aku lantas menyingkir dari jalanan.
Umar diam tidak mau berbicara kepadaku hingga tahun berikutnya.
Suatu hari ia berpapasan denganku di pasar. Ia bertanya, “Hai Salamah, apa tahun ini kamu
hendak melaksanakan ibadah haji?”, “Ya, wahai Amirul Mukminin, jawabku. Umar
kemudian meraih tanganku dan tidak melepasnya hingga membawaku masuk ke dalam
rumahnya. Setelah itu Umar mengeluarkan kantong uang berisi 600 dirham. Ia berkata,
“Wahai Salamah, manfaatkan uang ini. Ketahuilah, uang ini sebagai ganti rugi atas pukulan
yang pernah aku lakukan setahun yang lalu.” Aku berkata, “Demi Allah, wahai Amirul
Mukminin, aku baru teringat saat kamu menyebutnya.” Umar berkata, “Demi Allah, aku
tidak pernah melupakannya.”

MEMPERBANDINGKAN KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DENGAN


PEMIMPIN SEKARANG
Abu Bakar menunjuk Umar sebagai penggantinya sebelum kematiannya, dan untungnya,
komunitas muslim menerima hal ini. Pengganti Umar, Utsman bin Affan, dipilih oleh dewan
perwakilan kaum muslim. tetapi kemudian, Utsman dianggap memimpin seperti seorang
"raja" dibandingkan sebagai seorang pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Utsman pun
akhirnya terbunuh oleh seseorang dari kelompok yang tidak puas. Ali kemudian diangkat
oleh sebagian besar muslim waktu itu di Madinah untuk menjadi khalifah, tetapi ia tidak
diterima oleh beberapa kelompok muslim. Dia menghadapi beberapa pemberontakan dan
akhirnya terbunuh setelah memimpin selama lima tahun. Periode ini disebut sebagai "Fitna",
atau perang sipil islam pertama.
Salah satu kelompok penentang ˤAlī adalah kelompok yang dipimpin oleh Gubernur Syam
waktu itu Muawiyah bin Abu Sufyan, yang juga sepupu Utsman. Setelah kematian Ali,
Muawiyah mengambil alih kekuasaan kekhalifahan. Dia kemudian dikenal dengan nama
Muˤāwiyya, pendiri Bani Umayyah. Dibawah kekuasaan Muˤāwiyya, kekhalifahan dijadikan
jabatan turun-menurun.
Di daerah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Persia dan Byzantium, bani
Umayyah menurunkan pajak, memberikan otonomi daerah dan kebebasan beragama yang
lebih besar bagi umat Yahudi dan Kristen, dan berhasil menciptakan kedamaian di daerah
tersebut setelah dilanda perang selama bertahun-tahun.
Dibawah kekuasaan Bani Umayyah, kekhalifahan Islam berkembang dengan pesat. Di arah
barat, umat Muslim menguasai daerah di Afrika Utara sampai ke Spanyol. Di arah timur,
kekhalifahan menguasai daerah Iran, bahkan sampai ke India. Hal ini membuat Kekhalifahan
Islam menjadi salah satu di antara sedikit kekaisaran besar dalam sejarah.
Meskipun begitu, Bani Umayyah tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh umat Islam.
Beberapa Muslim lebih mendukung tokoh muslim lainnya seperti Ibnu Zubair; sisanya
merasa bahwa hanya mereka yang berasal dari klan Nabi Muhammad, Bani Hasyim, atau dari
keturunan Ali (yang masih sekeluarga dengan Nabi Muhammad), yang boleh memimpin.
Akibatnya, timbul beberapa pemberontakan selama masa kepemimpinan bani umayyah. Pada
akhir kekuasaannya, pendukung Bani Hasyim dan pendukung Ali bersatu untuk meruntuhkan
kekuasaan Umayyah pada tahun 750. Bagaimanapun, para pendukung Ali lagi-lagi harus
menelan kekecewaan ketika ternyata pemimpin kekhalifahan selanjutnya adalah Bani
Abbasiyah, yang merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman Nabi
Muhammad, bukan keturunan Ali. Menanggapi kekecewaan ini, komunitas muslim akhirnya
terpecah menjadi komunitas Syiah dan Sunni.

SILSILAH UMAR BIN KHATAB

Anda mungkin juga menyukai