Anda di halaman 1dari 2

Kisah Teladan Sahabat Nabi Abu Bakar

As-Siddiq

Banyak pelajaran yang akan kita peroleh, bagaimana disiplin yang diajarkan
Nabi dipertahankan oleh para sahabat, bagaimana Abu Bakar, Umar, dan
Khalid sebagai jenderal yang jenius dan yang lain dapat berjaya, patuh
dengan penuh disiplin kepada Nabi. Setelah Nabi wafat kepemimpinan
dipegang Abu Bakar dengan kepatuhan dan disiplin yang tetap dipertahankan,

Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan bani Taim bin Murrah, bin Kaab, bin
Luai, bin Kalb Al-Qurasyi. Pada Murrah bertemulah nasabnya dengan Rasul.
ibunya Ummul Khair Salma binti Sakhr bin Anrir, turunan Taim bin Murrah
juga . Dia lahir pada tahun kedua dari tahun gajah, jadi dua tahun lebih tua
Rasulullah daripadanya.

Sejak muda Abu Bakar telah dikenal dengan budi luhurnya yang tinggi dan
perangainya yang terpuji. Dia sanggup menyediakan segala bekal rumah-
tangganya dengan usahanya sendiri. Sebelum Rasulullah diutus,
persahabatan mereka sudah bersahabat juga.

Tatkala telah ditetapkan beliau menjadi Nabi, maka Abu Bakarlah laki-laki
dewasa yang mula-mula sekali mempercayainya. Rasulullah paling sayang
dan cinta kepada sahabatnya itu, kerana dia merupakan sahabat yang setia
dan hanya satu-satunya orang dewasa tempatnya mesyuarat di waktu
pejuangan dengan kaum Quraisy sangat hebatnya.

Abu Bakarr.a. merupakan orang yang cerdas, mudah mengerti dakwah yang
disampaikan Rasulullah Saw sehingga dia pun cepat membenarkan dan
meyakini apa yang dikatakan beliau Saw dan masuk Islam. Ibnu Hisyam
(idem, hal 252) mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

Tidaklah aku mengajak seseorang kepada Islam melainkan dia tidak


langsung menjawab, masih pikir-pikir, dan masih ragu-ragu, kecuali Abu
Bakar bin Abi Quhafah. Tatkala aku berbicara dengannya, dia tidak menunda-
nunda (pembenarannya) dan dia tidak ragu-ragu..

Pada suatu hari, Abu Bakar r.a duduk di sisi Rasulullah saw dengan
menggunakan jubah yang lusuh, tua, dan robek-robek, bahkan hingga pinggir-
pinggirnya disambung dengan pelepah kurma dan ranting pepohonan.
Kemudian Jibril as turun kepada mereka dan berkata, Wahai Muhammad,
mengapa Abu Bakar mengenakan jubah dengan kayu-kayu?
Maka Rasulullah saw menjawab pertanyaan itu,Wahai Jibril, ia telah
menginfaqkan semua hartanya untukku sebelum kejadian fathu Mekkah.
Kemudian Jibril as kembali berkata,Allah memberikan salam kepadamu dan
memerintahkan aku bertanya kepadamu, Apakah kamu ridha denganKu
dengan kondisi kemiskinanmu ini ataukah kamu merasa marah?

Mendengar perkataan jibril itu, Rasulullah saw berkata kepada Abu


Bakar,Wahai Abu Bakar, Allah memberikan salam kepadamu dan bertanya
kepadamu, apakah kamu ridha denganku dengan kondisi kemiskinanmu ini
ataukah kamu merasa marah? Maka Abu Bakar r.a menjawab pertanyaan
Rasulullah itu dengan suara yang dipenuhi rasa cinta yang meluap-luap,
Bagaimana aku bisa marah dengan Tuhanku? setelah itu ia melanjutkan
kata-katanya, Aku merasa ridha dengan ketentuan Tuhanku.Aku merasa
ridha dengan ketentuan Tuhanku Aku merasa ridha dengan semua ketentuan
Tuhanku

Sumber: http://www.itoday.co.id/hikmah-ramadhan/kisah-teladan-sahabat-
nabi-abu-bakar-as-siddiq

Anda mungkin juga menyukai