Anda di halaman 1dari 21

M2000 Seperti kita ketahui melalui kisahnya, UMAR bin Khattab, salah seorang

sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah kedua (634-644) dari empat
Khalifah Ar-Rasyidin, adalah seorang
sahabat Rasul yang utama.
Namanya harum dan melampui lebih dari separuh zamannya sendiri, bahkan sampai
kini.
Siapakah Umar bin Khattab ?
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir di
Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy.
Orangtuanya bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah
binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas
menengah, ia bisa membaca dan menulis. Pada masa membaca dan menulis
merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat
dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum


jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur
putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia
katakan sendiri, Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan
kemudian menyisir janggutku.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dilakukan Umar. Sebelum
memeluk Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak
menyentuh khamer sama sekali. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar
bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid
dan ditunjuk sebagai
imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah
membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah
menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas.

Umar Memeluk Islam


Ketika Rasul pertama kali berdakwah, Umar
adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering
melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad
saw. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nuaim bin
Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah
memeluk Islam.
Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Ia murka. Di rumah,
Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Quran (surat
Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika
melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian
meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat
terguncang oleh isi Al-Quran tersebut dan kemudian langsung
memeluk Islam pada hari itu juga.

Umar adalah salah seorang yang ikut pada


peristiwa hijrah ke Yathrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada
perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya
(Hafsah) menikah dengan
Nabi Muhammad.

Umar menjadi Khalifah


Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasihat kepalanya.
Kemudian setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar ditunjuk
menggantikannya.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari
Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir,
Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).

Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan
mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil
bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan
kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran
Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan
Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang
terkenal, Rustam Farrukhzad.

Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan
Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.
Umar melakukan banyak reformasi secara
administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun
sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan
diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia
memerintahkan untuk memperluas dan
merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah.

Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya
yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di
zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan
dianiaya.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai
dihitung saat peristiwa hijrah.

Umar meninggal dunia


Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk,
seorang budak pada saat ia akan memimpin
shalat. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk terhadap
Umar.
Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya
jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan ( pada masa Kekhalifahan Usman,
kekuasaan Islam berada pada masa puncaknya, hingga ke spanyol dan daratan
eropa lainnya ).

Semoga bermanfaat,

Wassallamuallaikum,

library : islampost
______________________________________
Kerjasama blog :
Kisah Masuk Islam-nya Umar bin
Email : masshar2

Khattab RA
Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak
keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya
(sebelum masuk Islam) kaum muslimin mendapatkan
perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar
sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan,
antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang,
kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan
kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta
bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam
itu lebih mulia dan lebih baik.

Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan


pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW.
Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-
Nahham al-Adawi seraya bertanya:

Hendak kemana engkau ya Umar ?,


Aku hendak membunuh Muhammad, jawabnya.
Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani
Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad ?,
Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan
agama asal-mu?. Tanya Umar.
Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari
itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan
iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu,
kata Abdullah.

Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke


rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat
Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al-Quran kepada
keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan
suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan
Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara
Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran.
Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar
bacaan Khabbab, lalu dia bertanya :

Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?,


Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja,
jawab mereka
Pasti kalian telah murtad, kata Umar dengan geram
Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan
berada pada agamamu ?, jawab ipar Umar.

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya


dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera
memba-ngunkan suaminya yang berlumuran darah, namun
Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya
berdarah, maka berkata-lah Fatimah kepada Umar dengan
penuh amarah:

Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada


agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasulullah

Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan ber-


darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu
dia meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah
menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-
Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang
telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi
jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun
menurutinya.

Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu


membaca : Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia
berkomentar: Ini adalah nama-nama yang indah nan suci

Kemudian beliau terus membaca :

Hingga ayat :


Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku
(QS. Thaha : 14)
Beliau berkata :

Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di


mana Muhammad.

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik


rumah, seraya berkata: Bergembiralah wahai Umar, saya
berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu
adalah untukmu, beliau SAW berdoa :

Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua


orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu
Jahal bin Hisyam. Rasulullah SAW sekarang berada di
sebuah rumah di kaki bukit Shafa.

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa


pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang
yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat
celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan
garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah
SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:

Ada apa ?.
Umar Jawab mereka.
Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang
membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang
membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya
sendiri.

Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui


Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan
membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian
Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu
ditariknya dengan keras, seraya berkata :
Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga
kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu
sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya
Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam
dengan Umar bin Khattab.

Maka berkatalah Umar :


Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain
Allah, dan Engkau adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-
orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya
terdengar ke Masjidil-Haram.

Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan


orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh
kaum muslimin
000@gmail.com
Pin : 74A6F873
Whatapps : 085740562055
______________________________________
Iklan

Kisah Masuk Islamnya Umar bin Khattab Sang Khalifah Kedua

Dunia Nabi ~ Umar bin khattab adalah keturunan dari Quraisy Adi. Keluarga Adi adalah salah satu
dari sepuluh keluarga asli Quraisy yang tinggal di Mekkah. Umar bin Khattab adalah generasi
kedelapan dari Adi bin Kaab.

Ayah Umar bernama Khattab bin Nufail, sementara ibunya bernama Khantamah binti Hisham bin
Mughirah. Hisham bin Mughirah adalah kakek Umar sekaligus kakek Khalid bin Walid, pemeimpin
tentara Quraisy. Khantamah adalah saudara dari Amr bin Hisham bin Mughirah atau dikenal dengan
nama Abu Jahal. Dengan demikian, Umar adalah keponakan Abu Jahal. Sementara itu, Mughirah
adalah salah seorang tokoh Quraisy yang disegani. Ia sering kali memimpin pasukan Quraisy dalam
peperangan.
Umar dididik oleh ayahnya sehingga menjadi pribadi yang keras, berani dan displin. Umar tumbuh
menjadi seorang yang pandai dan berpengetahuan luas. Pada masa itu kemampuan membaca dan
menulis adalah sesuatu yang langka. Salah seorang yang memiliki kemampuan itu adalah Umar bin
Khattab. Umar juga mampu berbicara di depan umum dengan baik. Ia memiliki suara yang besar dan
tampak berwibawa.

Umar adalah orang yang berbadan tinggi, besar dan kuat. Apabila Umar berada di tengah-tengah
kerumunan orang ia dapat ditemukan dengan mudah karena badannya yang tinggi dan besar. Umar
juga sering kali menjadi juara pertandingan gulat yang menjadi tradisi di Kota Mekkah saat itu. Di sisi
lain Umar adalah seorang yang taat pada keyakinannya dan setia kawan. Ia suka membantu orang
lain. Karena berbagai kelebihannya, Umar menjadi orang yang disegani dan ditakuti.

Pada awal rasulullah berdakwah, Umar bin Khattab menjadi salah seorang yang menentang ajaran
agama Islam. Oleh karena itu, Rasulullah menyebarkan ajaran agama Islam secara sembunyi-
sembunyi.

Awal Keislaman Umar bin Khattab


Umar bin Khattab adalah orang yang sangat kejam dan berwatak keras. Ia termasuk orang Quraisy
yang sangat menentang ajaran Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ia sangat membenci para pengikut
Nabi Muhammad, ia juga melakukan penganiayaan kepada kaum muslim di Mekkah.

Pada suatu masa, Rasulullah memerintahkan kaum muslim untuk berhijrah ke Madinah. Kaum
muslim secara bergerombol mulai berhijrah. Hal itu membuat Umar semakin membenci Nabi
Muhammad. Umar bermaksud untuk membunuh Nabi Muhammad. Dengan membawa pedangnya,
Umar pergi ke tempat Rasulullah berada.

Dalam perjalanan menuju tempat Rasulullah, Umar bertemu dengan Nuaim bin Abdullah. Nuaim
bertanya, Wahai Umar, engkau akan pergi ke mana? Dengan lantang, Umar berkata, Aku hendak
mencari Muhammad. Aku akan membunuhnya. Nuaim berkata, Wahai Umar, sebelum engkau
membunuh Muhammad, selesaikan dulu permasalahan keluargamu. Umar bertanya keheranan,
Apa maksud perkataanmu? Nuaim berkata, Adikmu Fatimah dan suaminya, Said bin Zaid, telah
memeluk agama Islam. Mendengar hal itu, Umar bergegas ke rumah adiknya.
Sesampai di rumah adiknya, Umar mendengar Fatimah dan suaminya sedang membaca Al-Quran.
Pada saat itu, Khabab bin Arats juga berada di rumah Fatimah. Menyadari ada orang di luar
rumahnya, Fatimah berhenti membaca Al-Quran dan menyembunyikannya. Sementara itu, Khabab
bersembunyi di sudut rumah.

Baca juga :

Kisah Umar bin Khattab Pemimpin Yang Adil


Kisah Umar bin Khattab dan Lahirnya Seorang Bayi
Kisah Umar bin Khattab dan Seekor Burung
Kisah Umar bin Khattab Di Adili
Kisah Wafatnya Umar bin Khattab
Umar mendesak Fatimah menyerahkan kitab suci, tetapi fatimah tidak mau. Kemudian, Umar
memukul Fatimah dan Said tanpa rasa kasihan. Melihat tangisan dan tetesan darah fatimah, Umar
tersadar dan tersentuh hatinya.

Setelah itu, Umar meminta Fatimah membaca Al-Quran sekali lagi. Umar tersentuh hatinya oleh
lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Umar pun berniat untuk menemui Rasulullah dan masuk agama
Islam. Demikianlah, Al-Quran diturunkan sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah
(Surat Thaha ayat 3). Mendengar niat Umar, Khabab keluar dari tempat persembunyian dan berkata.,
Wahai Umar, aku mendengar Rasulullah bersabda, Ya Allah, kuatkan Islam dengan salah seorang
lelaki yang Engkau kasihi; Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab.

Perkataan Khabab membuat Umar semakin bersemangat. Umar segera meneruskan langkah menuju
rumah Al-Arqam di bukit Safa. Sesampai di sana, para sahabat menjadi gempar dengan kedatangan
Umar. Umar.......... datang. Umar datang............ Orang-orang mengintip ke luar. Mereka melihat
Umar dengan pedang tersandang di pinggangnya. Mereka tidak mau membukakan pintu.

Kemudian, Hamzah, paman Rasululah, berkata, Bukakan pintu untuknya. Jika dia bermaksud baik,
kita akan menerimanya. Jika dia bermaksud buruk, kita akan hadapi dia. Setelah pintu dibuka, Umar
masuk. Kaum muslim yang ada di sana bersiap menghunus pedang. Mendengar keributan Rasulullah
keluar dari suatu ruangan. Sesaat kemudian.Umar menyatakan keinginan untuk memeluk agama
Islam. Setelah Umar mengucapkan kalimat syahadat, bergemalah takbir di rumah Al-Arqam.

Ketika itu, Rasulullah sangat bahagia dengan keislaman Umar. Bahkan, Malaikat Jibril pun
mengucapkan selamat kepada Rasulullah. Kakek, keislaman Umar membawa pengaruh yang besar
bagi perkembangan agama Islam.
Kisah Masuk Islamnya Sahabat
Umar bin Khathab
Siapa yang tidak kenal Umar bin Khatab. Seorang tokoh besar Islam, mertua Nabi
saw serta khalifah Rasyidah yang ke 2 menggantikan Abu Bakar. Gelarnya adalah Al
Farouk yang artinya membedakan antara yang haq dan yang batil. Umar dilahirkan
di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu suku yang ada di Quraisy, suku
terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al
Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim, yang merupakan dari kabilah Bani
Makhzum.

Pada zaman jahiliyah keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia
bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Ia
sangat di segani oleh kawan-kawannya karena memang piawai dalam berperang
serta sikapnya yang tegas. Jika sebagian besar para sahabat nabi saw pergi
berhijrah sambil sembunyi-sembunyi supaya tidak ketahuan oleh kafir quraisy, maka
Umar bin Khatab lah yang pergi hijrah ke Madinah secara terang-terangan. Bahkan
Umar pun mengumumkan kepergiannya di depan khalayak ramai sambil menantang
siapa saja yang berani untuk mencegahnya. Akan tetapi, semuanya tau siapa Umar
sehingga tidak ada satupun dari orang kafir Quraisy yang berani menghadang Umar
untuk Hijrah ke Madinah.

Umar memang bukan sahabat yang paling awal memeluk Islam. Bahkan tatkala
Nabi Muhammad saw menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi
sangat antipati terhadapnya. Ia secara terang-terangan menolak dakwah nabu saw.
Masa lalunya yang kelam membuatnya tidak semudah itu menerima Islam. Maka,
tidaklah aneh jika kaum muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang
paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah
mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang
prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga
dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan
kekuatannya untuk menyiksa para sahabat Muhammad saw. Sebagian besar
sahabat nabi saw sangat takut pad Umar ketika itu.

Namun, pada puncak kebenciannya terhadap Nabi Muhammad saw, Umar pun
memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, ketika
diperjalanan ia bertemu dengan salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang
bernama Nu'aim bin Abdullah. Ketika melihat Umar, maka Nuaim pun langsung
memberitahu Umar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam.
Mendengar hal tersebut Umar kaget bukan kepalang, dadanya serasa sesak dan
bagaikan tersambar petir di siang hari. Ia sangat mencintai saudara perempuannya,
akan tetapi ia tidak menyangka dapat kabar bahwa saudara perempuannya
memeluk agama yang mana nabi nya ia ingin bunuh pada hari itu. Akhirnya Umar
pun mengurungkan niatnya untuk membunuh nabi Muhammad saw dan langsung
pergi balik arah untuk menemui saudara perempuannya. Ketika sampai di depan
pintu rumah saudara perempuannya, Umar mendengar saudaranya tersebut sedang
membaca al-quran yakni surat Thoha ayat 1-8. Mendengar hal tersebut Umar pun
langsung marah besar. Melihat kakaknya marah, saudara perempuan Umar pun
menjadi ketakutan karena ia tahu persis sifat maupun karakter kakaknya tersebut. Di
tengah kemarahannya Umar akhirnya memukul saudara perempuannya yang
bernama Fatimah tersebut sampai saudaranya tersebut mengeluarkan darah.
Bahkan suami daripada adik perempuan Umar pun tak luput dari tendangan Umar.

Melihat saudara perempuannya berdarah Umar pun merasa kasihan dan iba karena
adik perempuan yang ia sayangi sampai berdarah oleh tangannya sendiri. Lalu dia
meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah menolaknya seraya
mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh
orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika
ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.

Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca :

Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar: Ini adalah nama-nama yang


indah nan suci

Kemudian beliau terus membaca :

Hingga ayat :

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku
(QS. Thaha : 14)

Beliau berkata :
Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad.

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art seorang sahabat nabi saw yang
mengajarkan al quran pada fatimah keluar dari balik rumah, seraya berkata:
Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada
malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :

Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih
Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam. Rasulullah SAW
sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa.

Tidak menunggu lama, maka Umar pun langsung bergegas menuju rumah tersebut
seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang
ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Ketika dilihatnya
yang datang adalah Umar betapa kagetnyanya sahabat tersebut. Tak terbayang apa
yang akan dilakukan Umar dengan pedangnya yang dibawa. Suasana di dalam
rumah pun mencekam karena kedatangan Umar. Segera sahabat tadi
memberitahukan pada nabi saw bahwa Umar datang sambil membawa pedang.
Akhirnya semua sahabat yang ada disitu berkumpul ketakutan karena kedatangan
Umar. Hamzah pama nabi saw bertanya:

Ada apa ?.

Umar Jawab mereka.

Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut.
Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya
sendiri.

Seperti yang kita ketahui bahwa Hamzah pun merupakan seorang yang gagah
berani, ahli pedang dan memanah. Akhirnya Rasulullah SAW memberi isyarat
supaya Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan
membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang
baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :

Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab
Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?,
Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin
Khattab.

Maka berkatalah Umar :

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau
adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di
dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.
Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan yang luar biasa di kalangan
orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin. Dengan
masuknya Umar, maka kekuatan sahabat menjadi bertambah besar.

UMAR BIN KHATHTHAB

KISAH ISLAM FEBRUARY 14, 2012

6 4 11K 20

BIOGRAFI UMAR BIN KHATTAB

Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Adi
bin Kaab bin Luaiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau bertemu dengan nasab
Nabi shalallahu alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu Kaab bin luaiy bin
Ghalib. Beliau digelari al-Faruq karena beliaulah yang menampakkan Islam di
Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Taala menampakkan secara jelas
antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, Orang pertama
yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin Khattab.

Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Beliau bertipe keras dan
pemberani, berkulit putih, berbadan tinggi tegap, bertubuh besar dan kuat, apabila
berbicara didengar dan apabila memukul menyakitkan. Di masa jahiliah, ia dididik
oleh sang ayah, al-Khattab, dengan didikan yang keras. Ia dibebani untuk
menggembala untanya setiap hari. Hari-hari yang melelahkan dan memberatkan
sering ia lalu, dan ia pun sering mendapat pukulan bila pekerjaannya tersebut ada
yang kurang. Hal itu semakin menambah kekerasan hati Umar.
Sebelum masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya
terhadap Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Ia termasuk orang yang paling
banyak menyakiti dan menyiksa kaum muslimin, sehingga sebagian kaum muslimin
merasa putus asa akan keislaman Umar karena kekerasan dan kegarangan
perangainya. Sampai dikatakan, Umar tidak akan masuk Islam sampai ada
keledainya al-Khattab yang masuk Islam.

Namun, semua ubun-ubun manusia di bawah kekuasaan dan kehendak


Allah Subhanahu wa Taala, dan Allah Subhanahu wa Taala memiliki kemampuan
atas segala sesuatu. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan
kepada Ummu Salamah, Wahai Ummu Salamah, hati seorang anak Adam berada
dalam jari-jemari Allah Subhanahu wa Taala. Barang siapa yang Allah kehendaki
akan diberi petunjuk dan barang siapa yang Dia kehendakai ia akan disesatkan.
(HR. Tirmidzi, no.3522)

UMAR BIN KHATTAB MASUK ISLAM

Yang perlu dicatat, ada beberapa hal yang menjadikan luluhnya hati Umar hingga
akhirnya ia pun mengikrarkan keislamannya, di antaranya:

Pertama: Qudrah Allah Subhanahu wa Taala

Allah Subhanahu wa Taala maha mampu atas segala sesuatu. Allah Subhanahu wa
Taala maha mampu menghidupkan bumi yang tandus menjadi hijau dan subur, dan
Allah Subhanahu wa Taala maha mampu menghidupkan hati yang keras laksana
batu menjadi lembut dan sangat perasa Allah Subhanahu wa Taala berfirman,




{ 16}


{17}
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-
Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya Kami telah menejlaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran
(Kami) supaya kamu memikirkannya. (QS. Al-Hadid: 16-17)

Kedua: Doa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam

Suatu hari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Subhanahu
wa Taala:

Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai
yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb. Maka yang lebih Allah cintai
dari keduanya adalah Umar bin Khattab.(Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)

Ketiga: Karena mendengar bacaan Alquran

Alquran adalah kalamullah yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam hati makhluk-
Nya. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sering
memperdengarkan Alquran pada telinga-telinga kaum musyrikin agar mereka
mendapatkan hidayah dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa
Taala, dan Umar adalah salah satu sahabat yang dapat merasakan
kekuatan kalamullah.

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Di antara yang mendorong Umar masuk Islam
adalah apa yang ia dengar di rumah saudarinya, Fathimah, dari ayat-ayat Alquran.
(Fathul Bari 7/176)

Setelah keislaman Umar, kemuliaan dan kekuatan Islam semakin bertambah.


Sahabat Ibnu Masud mengatakan, Kami senantiasa menjadi mulia semenjak
Islamnya Umar. Beliau juga mengatakan, Aku memandang, tidaklah kami dapat
shalat di baitullah kecuali setelah Islamnya Umar. Setelah Umar masuk Islam ia
memerangi kaum musyrikin hingga mereka membiarkan kami mengerjakan shalat.
(Al-Mujamul Kabir, 9:165)

KEUTAMAAN UMAR BIN KHATTAB

Suatu hari, Umar datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam seraya
mengatakan, Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak meninggalkan satu majelis pun
yang dahulu aku pernah duduk di majelis tersebut tatkala dalam kekufuran, kecuali
aku umumkan keislamanku. Aku datangi perkumpulan-perkumpulan kaum
musyrikin lalu aku umumkan bahwa aku bersaksi tidak ada ilah (sembahan) yang
berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, hingga mereka
mengeroyokku dan terjadi saling pukul antara aku dan mereka. Hingga, apabila
jumlah mereka semakin bertambah banyak, datang seorang laki-laki melerainya.
Ditanyakan, Siapakah laki-laki yang telah meleraimu dari keroyokan mereka?
Umar menjawab, Dia adalah al-Ash bin Wail As-Sahmi. (Shahih Sirah an-
Nabawiyyah, Hal.193)

Tatkala datang perintah hijrah, sebagian kaum muslimin meninggalkan Mekah


dengan sembunyi-sembunyi khawatir akan makar kafir Quraisy. Namun, Umar
berangkat hijrah ke Madinah secara terang-terangan, dan bersamanya ada dua
puluh sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Di antara keutamaan dan
keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:

Pertama: Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang


dijamin masuk surga.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa


sallam mengatakan, Tatkala aku tertidur, aku melihat diriku berada di surga, tiba-
tiba aku melihat ada seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana.
Aku menanyakan milik siapakah istana itu, lalu dikatakan, Milik Umar. Maka aku
melihat kecemburuan pada diri Umar hingga aku pun pergi meninggalkannya.
Kemudian Umar menangis seraya mengatakan, Pantaskah aku cemburu kepadamu
wahai Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. (HR. Bukhari, no.3070)

Kedua: Beliau sering dipuji dan didoakan kebaikan Rasululalh shalallahu alaihi wa
sallam.

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengatakan, Seandainya ada nabi setelahku


maka ia adalah Umar bin Khattab. (HR. Tirmidzi, no.3686, lihat ash-
Shahihah, no.327)

Beliau juga bersabda, Sungguh ada dari umat-umat sebelum


kalian muhaddatsun (orang-orang yang diberi ilham), dan apabila ada pada umatku
ini maka ia adalah Umar. (HR. Al-Bukhari, no.3486)

Ketiga: Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.


Saad bin Abi Waqqash pernah bercerita,

Suatu hari Umar pernah meminta izin untuk masuk dan bertemu dengan
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, sedangkan di sisi belaiu ada para wanita
Quraisy yang sedang berbicara dan mengangkat suara lebih tinggi dari suara
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Tatkala Umar meminta izin untuk masuk,
maka segera para wanita itu buru-buru memasang hijab, setelah
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memberi izin maka masuklah Umar dan
terlihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tertawa, maka Umar berkata,
Allah Subhanahu wa Taala telah membuatmu tertawa, wahai Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjawab, Saya heran
melihat tingkah para wanita itu, tatkala mereka mendengar suaramu lantas buru-
buru mereka memasang hijab. Maka Umar berkata, Bahkan engkau lebih berhak
untuk disegani oleh mereka, wahai Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Lalu
Umar mengatakan kepada para wanita tersebut, Wahai para musuh jiwa-jiwa
kalian, apakah kalian segan kepadaku sedangkan kalian tidak segan kepada
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam??! Mereka menjawab, Iya, karena engkau
lebih keras dibandingkan dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Maka
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengatakan, Wahai Ibnul Khattab, demi
dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu di
suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu. (HR.
Bukhari, no.3480)

Keempat: Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Taala dalam


beberapa kejadian.

Umar adalah orang yang apabila melihat sesuatu di dalam mimpinya, maka
Allah Subhanahu wa Taala menurunkan ayat-Nya membenarkan apa yang ia lihat.
Sahabat Umar pernah bercerita, Aku mencocoki perkara Rabbku dalam tiga
perkara: (yang pertama) yaitu tatkala aku mengatakan wahai Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam hendaklah maqom Ibrahim itu dijadikan tempat shalat, maka
turunlah ayat Allah Subhanahu wa Taala:

Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat. (QS Al-
Baqarah: 125)
Dan (yang kedua) tentang ayat hijab tatkala aku mengatakan: Wahai
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam seandainya engkau perintah istri-istrimu
memakai hijab, karena yang berbicara kepada mereka adalah orang yang baik
maupun yang fajir, maka turunlah ayat hijab. Dan (yang ketiga) para istri
Nabi shalallahu alaihi wa sallam, mereka berkumpul karena saling cemburu kepada
beliau, maka aku katakan kepada mereka (para istri Nabi shalallahu alaihi wa
sallam) semoga Allah Subhanahu wa Taala menceraikan kalian dan menggantikan
untuk nabi shalallahu alaihi wa sallam istri-istri yang lebih baik dari kalian, maka
turunlah ayat semisal dengna itu. (HR. Bukhari, no.393)

Kelima: Keutamaan Umar bin Khattab yang lain

Merupakan wujud ketakwaan seorang muslim adalah apabila dalam beribadah ia


menggabungkan antara khouf (takut) dan roja (berharap).

Umar bin Khattab pernah mengatakan, Seandainya seorang penyeru dari langit
memanggil, Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga seluruhnya
kecuali satu orang, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku, dan seandainya
sang penyeru itu mengatakan, Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan
masuk neraka kecuali seorang, maka aku berharap dia adalah diriku. (Ash-Shabah:
154)

Umar juga pernah mengatakan, Setiap hari telah dikatakan, telah meninggal dunia
fulan dan fulan, dan pasti suatu hari kelak akan dikatakan telah meninggal dunia
Umar.

Sungguh telah benar apa yang Umar katakan, karena setiap yang bernyawa pasti
akan merasakan kematian, dan Umar pun mengetahui secara yakin bahwa kelak ia
akan dibunuh dan syahid di jalan Allah Subhanahu wa Taala, karena
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memberitakan kabar gembira tersebut
jauh-jauh hari sebelumnya.

Satu hari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam naik ke Bukit Uhud, dan bersama
beliau Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiallahuanhum. Tiba-tiba Uhud bergetar, lalu
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menghentakkan kakinya seraya mengatakan,
Tenanglah, wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, shiddiq, dan dua
orang syahid. (HR. Bukhari: 3472)
Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terjadi.
Umar meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak majusi, dialah Abu
Luluah.

Abu Luluah adalah seorang budak milik Mughirah bin Syubah. Ia memiliki keahlian
membuat senjata, dan setiap harinya Mughirah membebankan kepadanya sebanyak
empat dirham. Suatu hari Abu Luluah bertemu dengan Umar seraya mengatakan,
Wahai Amirul Mukminin, sungguh majikanku telah memberiku beban yang berat,
maka bicaralah engkau kepadanya. Namun, Umar mengatakan, Berbuat baiklah
kepada majikanmu. Padahal sebenarnya Umar pun berniat untuk datang menmui
Mughirah dan berbicara kepadanya.

Karena jawaban Umar tersebut budak itu pun marah. Dia bergumam, Keadilan
Umar merata kepada semua manusia, tetapi tidak kepadaku. Ia berencana untuk
membunuh Umar. Maka ia pun membuat anak tombak dan pada suatu hari di waktu
subuh tatkala Umar berkata kepada para sahabat, Rapatkan shaf-shaf kalain,
sebelum ia bertakbir, tiba-tiba Abu Luluah datang dan mengayunkan tombaknya
hingga Umar terjatuh. Lalu Abu Luluah pun menusuk para sahabt secara membabi
buta hingga berhasil melukai tiga belas sahabat, enam di antaranya meninggal
dunia. Kemudian Umar dibawa ke rumahnya dan ketika matahari sudah hampir
terbit Abdurrahman bin Auf mengimani manusia dengan membaca dua surat yang
terpendek.

Umar diberi minum perasaan kurma namun keluar lagi dari arah lukanya, lalu
diminumkan susu kepadanya namun susu iu juga keluar dari lukanya, hingga
akhirnya ia pun meninggal dunia. (Siyar Alam an-Nubala, 2:527)

Benarlah apa yang dikatakan Umar bahwa pada hari itu telah dikatakan, Telah
meninggal dunia Umar. Maka demikian juga yang terjadi pada kita, suatu hari kelak
akan dikatakan, Telah meninggal dunia ayah kita, ibu kita, dan diri kita sendiri. Ya
Allah, kami adalah hamba-Mu yang sering luput dan selalu bermaksiat kepada-Mu
maka ampunilah diri kami. Wallahul mustaan.

MUTIARA TELADAN

Sungguh bak mutiara yang tersebar tak terhitung demikianlah kebaikan dan teladan
yang telah dicontohkan Umar di antaranya:
1. Keberanian dan kekuatan, akan bermanfaat bila digunakan untuk membela
Islam dan kau muslimin sebagaimana yang telah dilakukan Umar dan akan
menjadi malapetaka bila diperuntukan dalam menuhankan hawa nafsu dan
mendukung kezaliman.

2. Doa yang ikhlas yang keluar dari mulut yang ikhlas tidak ada hijab
baginya dan akan menembus dan membuka pintu langit. Maka, jangan kita
putus asa dari berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala.

3. Islam dapat menjadikan hati yang kasar dan keras seperti hati yang dimiliki
oleh serigala buas lagi lapar lembut dan jinak, yang akan menuntun dan
menunjuki jalan keluar dari belantara yang luas.

4. Ketakwaan seseorang akan mendorong dirinya cinta akan akhirat dan selalu
khawatir dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah dia perbuat namun juga
berharap ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Taala.

Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 05 Tahun ke-10 Dzulhijjah 1431 H/2010

Read more https://kisahmuslim.com/2139-umar-bin-khattab.html

Kisah masuknya Umar (Amirul Mukminin) ke dalam Islam tentunya sudah tidak asing lagi di telinga
kita. Kisah yang patut jadi teladan bagi setiap muslim ini sangat menginspirasi. Sekilas saya ceritakan
kembali kisahnya. Peristiwa Umar bin Khattab masuk Islam yaitu ketika dia mendengar saudara
perempuan Umar dan suaminya telah masuk islam. Lalu dia bergegas pergi ke rumah saudara
perempuannya itu padahal pada awalnya dia hendak pergi ke kediaman Rasulullah untuk
membunuhnya, tak sengaja dia mendengar Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al-Quran
kepada keduanya. Ketika Umar masuk rumah mereka, Umar sangat marah namun karena melihat
saudara perempuannya terluka akibat perbuatannya maka dia berdiam sejenak. Tanpa sengaja dia
melihat kertas yang berisi surat Al-Quran, dia hendak melihat surat itu namun tidak diizinkan oleh
adiknya sebelum ia berwudhu. Kemudian setelah berwudhu, Umar membaca surat tersebut yaitu
penggalan surat Thaha. Hingga hatinya menjadi lembut dan tumbuhlah keyakinan bahwa Allah lah
yang patut disembah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Sebelum Umar masuk Islam, Rasulullah pernah berdoa,

Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar
bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam.

Doa ini diungkapkan oleh Khabbab kepada Umar setelah melihat Umar yakin akan ke Esaan Allah di
rumah saudarinya. Maka semakin kuatlah keyakinan Umar bin Khattab dan bergegas menemui
Rasulullah untuk mengucapkan dua kalimat penakluk dunia yaitu Syahadat. Itulah sepenggal kisah
masuknya sang Amirul Mukminin ke dalam Islam.
Pada setiap kisah pasti ada hikmahnya, maka dari kisah sang Amirul Mukminin masuk Islam kita bisa
mendapatkan beberapa hikmah yaitu:

1. Rasulullah yakin bahwa Allah akan lebih menguatkan Islam dengan seorang dari kaum Quraisy
yang pada jaman itu masih dalam kekafiran. Maka Rasulullah merealisasikan keyakinannya kepada
Allah dengan cara berdoa. Berarti doa adalah kunci yang sakti untuk mensukseskan dakwah
Rasulullah.

2. Umar bin Khattab adalah seorang yang terkenal kuat, tegas dan berbadan tinggi besar. Hingga
cukup ditakuti oleh kaumnya. Umar sempat bersikap kasar kepada kaum muslimin sebelum Umar
masuk islam. Meski perangainya yang buruk ketika dalam kekafiran namun Allah berkehendak lain,
ternyata Allah memilih Umar untuk membantu Rasulullah dalam perjuangan dakwah yang begitu sulit.
Sehingga Umar masuk Islam dan berkorban jiwa dan harta untuk kemenangan dakwah.

Dari kedua hikmah tersebut tentunya kita bisa mendapatkan kesimpulan, Allah akan senantiasa
mengabulkan doa hambanya yang yakin kepada Allah apalagi doa Rasulullah adalah untuk
menguatkan dakwahnya. Maka pasti Allah akan menolong hambanya.

Allah SWT berfirman,

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Muhammad: 7)

Keyakinan adalah hal yang utama dalam berdoa, maka bila dicerna dengan logika seorang yang
kasar dan sangat membenci dakwah Rasulullah mana mungkin mau menerima islam? Mengingat
yang masuk islam sebelumnya adalah orang-orang terdekat Rasulullah dan Abu Bakar yang tidak
menentang Rasulullah ketika berdakwah. Namun ternyata Allah berkehendak untuk membukakan
pintu hatinya. Maka Umar senantiasa menemani Rasulullah dalam perjuangannya.

Fenomena keraguan seorang aktivis dakwah inilah yang sering menjadi penghambat kesuksesan
dakwah,

Ah, si fulan sikapnya sangat arogan dan kasar susah untuk mendakwahinya!

Kalimat keputusasaan seperti ini yang wajib ditepis oleh seorang aktivis jika kita masih ingin
memenangkan dakwah. Jangan pernah melupakan bahwa Allah adalah Maha Berkehendak. Jika
Allah sudah berkehendak maka seorang yang sangat membenci Islam pun bisa berubah menjadi
seorang yang mencintai Islam dan rela berkorban jiwa dan harta untuk kejayaan Islam. Tentunya kita
sudah sering mendengarkan kisah muallaf dari kalangan ahli kitab dan misionaris lalu mereka
menjadi seorang dai dan teguh pada Islam. Maka janganlah berputus asa, Allah selalu mengiringi
perjuangan kita dan Allah Maha Melihat setiap usaha kita. Maka teruslah berdoa dan jangan
melupakan doa. Doa itu senjata paling ampuh.

Selain itu yakinlah kepada Allah bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk dakwah ini.
Jadi jangan ragu bila kita mendoakan target dakwah yang dirasa sangat sulit untuk didakwahi apalagi
target dakwah kita adalah sesama muslim. Teruslah mendoakannya dan yakin Allah akan
memberikan jawaban terbaik atas doa kita dan Malaikat pun akan ikut mendoakan dan mengaminkan
permohonan doa kita.

Allah SWT berfirman,


Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-
orang yang mau menerima petunjuk. (Al-Qashash: 56).

Walahuallam bissawab.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/15/33314/sepenggal-hikmah-doa-rasulullah-saw-agar-
umar-masuk-islam/#ixzz4XKQ4gewu
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai