Anda di halaman 1dari 48

Umar bin Khattab

Tokoh Muslim; Khulafaur Rasyidin

'Umar bin Khattab (bahasa Arab: ‫ﻋﻤﺮ ﺑﻦ‬


‫ ;اﻟﺨﻄﺎب‬sekitar 584  – 3 November 644)
adalah khalifah kedua yang berkuasa
pada tahun 634 sampai 644. Dia juga
digolongkan sebagai salah satu
Khulafaur Rasyidin. 'Umar merupakan
salah satu sahabat utama Nabi
Muhammad dan juga merupakan ayah
dari Hafshah, istri Nabi Muhammad.
'Umar bin al- Khattab
‫ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب‬

Al-Faruq[1]

‘Umar bin Al-Khaṭṭāb radhiallahu 'anhu

Khalifah
Berkuasa 23 Agustus 634 — 3
November 644
(10 tahun, 72 hari)

Pendahulu Abu Bakar

Penerus 'Utsman bin 'Affan


Lahir 584
Makkah, Jazirah Arab

Wafat 3 November 644


(umur 59–60)
(26 Dzulhijjah 23 H)[2]
Madinah, Jazirah
Arab

Pemakaman Masjid Nabawi[3],


Madinah

Suku Quraisy (Bani 'Adi)

Nama lengkap

‘Umar ibn Al-Khaṭṭāb bahasa Arab: ‫ﻋﻤﺮ ﺑﻦ‬


‫اﻟﺨﻄﺎب‬

Nama dan tanggal periode


Kh l f R idi 634 644
Ayah Khattab bin Nufail

Ibu Hantamah binti


Hisyam[4]

Pasangan Zainab binti Mazh-un


Ummu Kultsum binti
Jarwal
Quraiba binti Abu
'Umayya
Jamilah binti Tsabit
'Atikah binti Zaid
Ummu Hakim binti al-
Harits
Ummu Kultsum binti
Ali bin Abi Thalib[5]

Anak 'Abdullah
'Ashim
Hafshah
Agama Islam

Kekuasaan khalifah Umar pada masa puncaknya,


644

Dalam sudut pandang Sunni, 'Umar


termasuk salah satu pemimpin yang
hebat dan suri teladan dalam masalah
keislaman[6] dan beberapa hadits
menyebutkan dirinya sebagai sahabat
Nabi paling utama setelah Abu Bakar.[7][8]
'Umar memiliki julukan yang diberikan
oleh Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq
yang berarti orang yang bisa
memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan. Namun di sisi lain, 'Umar
cenderung dipandang negatif dalam
perspektif Syi'ah.[9]

Pada masa kepemimpinannya,


kekhalifahan menjadi salah satu
kekuatan besar baru di wilayah Timur
Tengah. Selain menaklukan Kekaisaran
Sasaniyah yang sudah melemah hanya
dalam kurun waktu dua tahun (642–644),
'Umar berhasil mengambil alih
kepemimpinan dua pertiga wilayah
Kekaisaran Romawi Timur.[10] Perluasan
wilayah ini juga diikuti berbagai
pembaharuan. Dalam bidang
pemerintahan dan politik, departemen
khusus dibentuk sebagai tempat
masyarakat dapat mengadu mengenai
para pejabat dan negara. Pembentukan
Baitul Mal menjadi salah satu
pembaharuan 'Umar dalam bidang
ekonomi. Segala capaiannya menjadikan
'Umar sebagai salah satu khalifah paling
berpengaruh sepanjang sejarah.[11]

Biografi
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah
orang yang sangat disegani dan
dihormati oleh penduduk Mekkah. Umar
juga dikenal sebagai seorang peminum
berat, beberapa catatan mengatakan
bahwa pada saat sebelum memeluk
Islam (Jahiliyyah = masa kekosongan
Nabi), Umar suka meminum anggur.
Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak
menyentuh alkohol sama sekali,
meskipun belum diturunkan larangan
meminum khamar (yang memabukkan)
secara tegas.

Memeluk Islam …

Ketika Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menyebarkan


Islam secara terbuka di Mekkah, Umar
bereaksi sangat antipati terhadapnya,
beberapa catatan mengatakan bahwa
kaum Muslim saat itu mengakui bahwa
Umar adalah lawan yang paling mereka
perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar
yang memang sudah mempunyai
reputasi yang sangat baik sebagai ahli
strategi perang dan seorang prajurit yang
sangat tangguh pada setiap peperangan
yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai
orang yang paling banyak dan paling
sering menggunakan kekuatannya untuk
menyiksa pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Pada puncak kebenciannya terhadap


ajaran Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Umar
memutuskan untuk mencoba membunuh
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, namun saat dalam
perjalanannya ia bertemu dengan salah
seorang pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
bernama Nu'aim bin Abdullah yang
kemudian memberinya kabar bahwa
saudara perempuan Umar telah memeluk
Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬yang ingin dibunuhnya
saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut
dan pulang ke rumahnya dengan dengan
maksud untuk menghukum adiknya,
diriwayatkan bahwa Umar menjumpai
saudarinya itu sedang membaca Al
Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin
marah akan hal tersebut dan memukul
saudarinya. Ketika melihat saudarinya
berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba,
dan kemudian meminta agar bacaan
tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar
menjadi terguncang oleh apa yang ia
baca tersebut, beberapa waktu setelah
kejadian itu Umar menyatakan memeluk
Islam, tentu saja hal yang selama ini
selalu membelanyani membuat hampir
seisi Mekkah terkejut karena seseorang
yang terkenal paling keras menentang
dan paling kejam dalam menyiksa para
pengikut Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kemudian
memeluk ajaran yang sangat dibencinya
tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari
pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang
atau tidak dihormati lagi oleh para
petinggi Quraisy yang selama ini
diketahui selalu membelanya.

Kehidupan di Madinah …
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan pemeluk Islam
lain berhijrah (migrasi) ke Yatsrib
sekarang Madinah. Ia juga terlibat pada
perang Badar, Uhud, Khaybar serta
penyerangan ke Syria. Ia dianggap
sebagai seorang yang paling disegani
oleh kaum Muslim pada masa itu karena
selain reputasinya yang memang terkenal
sejak masa pra-Islam, juga karena ia
dikenal sebagai orang terdepan yang
selalu membela Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan
ajaran Islam pada setiap kesempatan
yang ada bahkan ia tanpa ragu
menentang kawan-kawan lamanya yang
dulu bersama dia ikut menyiksa para
pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Wafatnya Nabi Muhammad …

Pada saat kabar wafatnya Nabi


Muhammad ‫ ﷺ‬pada 8 Juni 632 M (12
Rabiul Awal, 10 Hijriah) suasana sedih
dan haru menyelimuti kota
Madinah,sambil berdiri termenung Umar
dikabarkan sebagai salah seorang yang
paling terguncang atas peristiwa itu, ia
menghambat siapapun memandikan atau
menyiapkan jasadnya untuk pemakaman.
Akibat syok yang ia terima, Umar berkata
"Sesungguhnya beberapa orang munafik
menganggap bahwa Nabi Muhammad
‫ﷺ‬. telah wafat. Sesungguhnya dia tidak
wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya,
seperti dilakukan Musa bin Imran yang
pergi dari kaumnya. Demi Allah dia benar-
benar akan kembali. Barang siapa yang
beranggapan bahwa dia wafat, kaki dan
tangannya akan kupotong."

Abu Bakar yang mendengar kabar


bergegas kembali dari Madinah, ia
menjumpai Umar sedang menahan
Muslim yang lain dan lantas mengatakan,

"Saudara-saudara!
Barangsiapa mau menyembah
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬sudah
meninggal dunia. Tetapi
barangsiapa mau menyembah
Allah, Allah hidup selalu tak
pernah mati!"

— Abu Bakar ash-Shiddiq

Abu Bakar mengingatkan kepada para


pemeluk Islam yang sedang terguncang,
termasuk Umar saat itu, bahwa Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, seperti halnya mereka,
adalah seorang manusia biasa, Abu
Bakar kemudian membacakan ayat dari
Al Qur'an[12] dan mencoba untuk
mengingatkan mereka kembali kepada
ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬yaitu kefanaan makhluk yang
diciptakan. Setelah peristiwa itu, Umar
sadar kesalahannya dan membiarkan
persiapan penguburan dilaksanakan.

Masa kekhalifahan Abu Bakar …

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai


khalifah, Umar merupakan salah satu
penasihat kepalanya. Setelah
meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634,
Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu
Bakar sebagai khalifah kedua dalam
sejarah Islam.

Menjadi khalifah …
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan
Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Islam mengambil alih Mesopotamia dan
sebagian Persia dari tangan dinasti
Sassanid dari Persia (yang mengakhiri
masa Kekaisaran Sassanid serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria,
Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran
Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua
negara adi daya yaitu Persia dan
Romawi. Namun keduanya telah
ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam
dibawah pimpinan Umar.

Sejarah mencatat banyak pertempuran


besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi
di dekat Damaskus pada tahun 636, 20
ribu pasukan Islam mengalahkan
pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu
dan mengakhiri kekuasaan Romawi di
Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam
lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan
kemenangan atas pasukan Persia dalam
jumlah yang lebih besar pada
pertempuran Al-Qadisiyyah (thn 636), di
dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran
itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad
bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan
Sassanid dan berhasil membunuh
jenderal Persia yang terkenal, Rustam
Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan
yang lama terhadap Yerusalem, pasukan
Islam akhirnya mengambil alih kota
tersebut. Umar diberikan kunci untuk
memasuki kota oleh pendeta Sophronius
dan diundang untuk salat di dalam gereja
(Church of the Holy Sepulchre). Umar
memilih untuk salat di tempat lain agar
tidak membahayakan gereja tersebut. 5
tahun kemudian, Masjid Umar didirikan di
tempat ia salat.

Umar melakukan banyak reformasi


secara administratif dan mengontrol dari
dekat kebijakan publik, termasuk
membangun sistem administrasi untuk
daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga
memerintahkan diselenggarakannya
sensus di seluruh wilayah kekuasaan
Islam. Tahun 638, ia memerintahkan
untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Medinah. Ia juga memulai
proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang


sederhana, alih-alih mengadopsi gaya
hidup dan penampilan para penguasa di
zaman itu, ia tetap hidup sangat
sederhana.

Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun


ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa
penanggalan Islam hendaknya mulai
dihitung saat peristiwa hijrah

Wafat …

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu


Lukluk (Fairuz), seorang budak yang
fanatik pada saat ia akan memimpin
salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia
yang masuk Islam setelah Persia
ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu
Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia,
yang saat itu merupakan negara adidaya,
oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari
Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah
wafat, jabatan khalifah dipegang oleh
Usman bin Affan.

Semasa Umar masih hidup Umar


meninggalkan wasiat yaitu:

1. Bila engkau menemukan cela pada


seseorang dan engkau hendak
mencacinya, maka cacilah dirimu.
Karena celamu lebih banyak
darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi
seseorang, maka musuhilah
perutmu dahulu. Karena tidak ada
musuh yang lebih berbahaya
terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji
seseorang, pujilah Allah. Karena
tiada seorang manusia pun lebih
banyak dalam memberi kepadamu
dan lebih santun lembut kepadamu
selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan
sesuatu, maka tinggalkanlah
kesenangan dunia. Sebab apabila
engkau meninggalkannya, berarti
engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk
sesuatu, maka bersiaplah untuk
mati. Karena jika engkau tidak
bersiap untuk mati, engkau akan
menderita, rugi, dan penuh
penyesalan.
. Bila engkau ingin menuntut sesuatu,
maka tuntutlah akhirat. Karena
engkau tidak akan memperolehnya
kecuali dengan mencarinya.

Keluarga

Orangtua …

Ayah — Al-Khaththab bin Nufail dari Bani


'Adi.

Ibu — Hantamah binti Hisyam dari Bani


Makhzum.

Pasangan dan anak …


Zainab binti Mazh'un. Dia berasal dari
Bani Jumah.[13]:204 Zainab menikah
dengan 'Umar sebelum tahun 605.[14]:56
Tidak diketahui sikap Zainab terhadap
Islam maupun waktu pasti dirinya
menjadi mualaf. Saat 'Umar hijrah ke
Madinah pada 622, sebagian catatan
tidak menyertakan seorang wanitapun
dari keluarga 'Umar yang turut
serta[15]:218 sehingga diasumsikan
bahwa Zainab telah meninggal bila
mengacu pendapat ini. Namun menurut
penuturan putra 'Umar, 'Abdullah, dia
hijrah bersama kedua orangtuanya.[16]
'Umar menceraikan dua istrinya yang
lain pada 628 atas perintah Nabi
Muhammad yang tidak
memperkenankan mempertahankan
pernikahan dengan orang musyrik,
sehingga Zainab pasti telah menjadi
Muslimah jika dia masih hidup pada
saat tersebut.
'Abdullah. Periwayat hadits
terbanyak setelah Abu Hurairah.
'Abdurrahman
'Abdurrahman
Hafshah, istri Nabi Muhammad
Ummu Kultsum binti Jarwal, juga
dikenal dengan Mulaika. Dia berasal
dari Bani Khuza'ah.[13]:204 Dia menikah
dengan 'Umar sebelum tahun 616.[17]:92
Ummu Kultsum turut serta hijrah ke
Madinah meski masih menyembah
berhala.[15]:218[15]:510[18] Segera setelah
Perjanjian Hudaibiyyah pada 628, Nabi
Muhammad tidak memperkenankan
umat Muslim mempertahankan
pernikahan dengan orang musyrik
sehingga 'Umar kemudian menceraikan
Ummu Kultsum. Ummu Kultsum
kembali ke Makkah setelah perceraian
tersebut.[13]:204[15]:510[18]
'Ubaidillah
Quraibah binti Abu Umayyah. Dia
berasal dari Bani Makhzum. Ayah
Quraibah, Abu Umayyah bin Al-
Mughirah, adalah pemimpin Makkah
pada awal abad ketujuh. Ibunya, Atikah
binti 'Utbah, berasal dari Bani Abdu
Syams. Quraibah juga merupakan
saudari seayah dari Ummu Salamah
Hindun, istri Nabi Muhammad. Hindun
binti 'Utbah adalah bibi Quraibah dari
pihak ibu. Quraibah menikah dengan
'Umar sebelum tahun 616 dan 'Umar
menjadi suami keduanya. Quraibah
berstatus penyembah berhala saat
hijrah ke Madinah. Dia diceraikan oleh
'Umar pada 628.[15] Setelahnya,
Quraibah menikah dengan Mu'awiyah
bin Abu Sufyan dan pernikahan
ketiganya juga berakhir dengan
perceraian.[18][17]:92 Setelahnya
Quraibah menikah dengan putra Abu
Bakar Ash-Shiddiq, 'Abdurrahman.[19]
tidak memiliki anak dengan 'Umar
Jamilah binti Tsabit, nama aslinya
adalah 'Ashiyah. Dia berasal dari Bani
Aus dari pihak ayah dan ibu.[20][21]
Jamilah dan ibunya, Asy-Syamus binti
Abu Amir, adalah termasuk dari
sepuluh wanita yang berbaiat pada
Nabi Muhammad pada 622.[22] Nabi
Muhammad kemudian memberinya
nama baru, Jamilah, yang berarti
'cantik'.[23] Dia menikah dengan 'Umar
antara tahun 627 sampai 628.[24] Pada
satu kesempatan, Jamilah meminta
uang kepada 'Umar dan 'Umar
melaporkan pada Nabi Muhammad
bahwa dia menampar Jamilah sampai
jatuh lantaran istrinya tersebut
meminta sesuatu yang dia tidak
miliki.[25] Pernikahan mereka berakhir
dengan perceraian.[26][27][28]
'Ashim. Kakek dari Khalifah 'Umar
bin 'Abdul 'Aziz.
'Atikah binti Zaid. Dia berasal dari Bani
'Adi.[14] 'Atikah termasuk sahabat Nabi
dan juga seorang penyair. Dia total
menikah lima kali dan 'Umar adalah
suami ketiganya. Suami pertamanya
adalah Zaid, saudara 'Umar sendiri,
dan suami keduanya adalah 'Abdullah
bin Abu Bakar yang meninggal pada
tahun 633. 'Atikah sendiri berada di
masjid saat 'Umar ditikam yang
berujung pada kematiannya pada 644,
'Atikah menikah dengan Zubair bin
'Awwam yang gugur di Perang Jamal
pada tahun 656. 'Atikah kemudian
menikah dengan Husain, cucu Nabi
Muhammad. 'Atikah meninggal pada
tahun 672.[29]
Iyaad
Ummu Hakim binti Harits. Dia berasal
dari Bani Makhzum. 'Umar sendiri
adalah suami ketiga Ummu Hakim.
Suami pertamanya adalah Ikrimah bin
Abu Jahal dan suami keduanya adalah
Khalid bin Sa`id. Pada Perang Marj
Ash-Shaffar (634) antara pihak
kekhalifahan dengan Kekaisaran
Romawi Timur yang menewaskan
suami keduanya, Ummu Hakim turut
serta dalam perang dan membunuh
tujuh prajurit Romawi dengan tiang
tenda di dekat jembatan yang
kemudian dikenal dengan Jembatan
Ummu Hakim dekat Damaskus.[30][31]
Fatimah
Ummu Kultsum binti 'Ali atau Zainab
as-Sughra. Dia adalah cucu Nabi
Muhammad, putri Fatimah az-Zahra
dan 'Ali bin Abi Thalib. 'Umar
memberikan mahar untuk
pernikahannya dengan Ummu Kulstum
sebesar 40.000 dirham[32] dan mereka
hidup sebagai suami istri pada tahun
638.[33] Tercatat Ummu Kultsum
pernah memberikan hadiah parfum
kepada Permaisuri Martina, istri Kaisar
Romawi Timur Heraklius. Sebagai
balasan, Martina menghadiahi kalung
kepada Ummu Kulstum. Namun 'Umar
yang percaya bahwa istrinya tak
seharusnya ikut campur dalam urusan
kenegaraan akhirnya menyerahkan
kalung tersebut ke dalam
perbendaharaan negara.[34] Dalam
sudut pandang Syi'ah, pernikahan
antara Ummu Kulstum dan 'Umar
adalah kisah rekaan.[35]
Zaid
Ruqayyah
Luhyah, wanita Yaman. Al-Waqidi
menyatakan bahwa dia adalah seorang
budak-selir.[36]
'Abdurrahman
Rukayhah, seorang budak-selir.[37]
Zainab

Rujukan
1. ^ ibn Sa'ad, 3/ 281
2. ^ Ibn Hajar al-Asqalani, Ahmad ibn
Ali. Lisan Ul-Mizan: *Umar bin al-
Khattab al-Adiyy.
3. ^ Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. op cit.
Hal. 39-41.
4. ^ Ja'farian, Rasul (2003). Sejarah
Islam: sejak wafat Nabi ‫ ﷺ‬hingga
runtuhnya Dinasti Bani Umayah (11 -
132 H). Lentera. ISBN 979-3018-77-
1.
5. ^ Imam, Nawami. Tahzib al Asma
=Biography No. 797.
. ^ Bonner, M.; Levi Della Vida, G.
"Umar (I) b. al-K̲ha
̲ ṭṭāb". Dalam P.
Bearman, Th. Bianquis, C.E.
Bosworth, E. van Donzel, W.P.
Heinrichs. Encyclopaedia of Islam.
10 (edisi ke-Second). Brill. hlm. 820.
7. ^ "Hadith - Book of Companions of
the Prophet - Sahih al-Bukhari -
Sunnah.com - Sayings and
Teachings of Prophet Muhammad
(‫ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ‬ ‫ ")ﺻﻠﻰ ا‬. sunnah.com.
. ^ "Hadith - Book of Companions of
the Prophet - Sahih al-Bukhari -
Sunnah.com - Sayings and
Teachings of Prophet Muhammad
(‫ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ‬ ‫ ")ﺻﻠﻰ ا‬. sunnah.com.
9. ^ Bonner, M.; Levi Della Vida, G.
"Umar (I) b. al-K̲ha
̲ ṭṭāb". Dalam P.
Bearman, Th. Bianquis, C.E.
Bosworth, E. van Donzel, W.P.
Heinrichs. Encyclopaedia of Islam.
10 (edisi ke-Second). Brill. hlm. 820.
“Shi'i tradition has never concealed
its antipathy to Umar for having
thwarted the claims of Ali and the
House of the Prophet.”
10. ^ Hourani, p. 23.
11. ^ Ahmed, Nazeer, Islam in Global
History: From the Death of Prophet
Muhammad to the First World War,
American Institute of Islamic
History and Cul, 2001, p. 34. ISBN 0-
7388-5963-X.
12. ^ "Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa
orang rasul. Apakah Jika dia wafat
atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barangsiapa
yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun,
dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang
bersyukur." (Al 'Imran ayat 144)
13. ^ a b c Muhammad ibn Saad. Kitab
al-Tabaqat al-Kabir vol. 3.
Translated by Bewley, A. (2013). The
Companions of Badr. London: Ta-Ha
Publishers.
14. ^ a b Muhammad ibn Saad. Kitab al-
Tabaqat al-Kabir vol. 8. Translated
by Bewley, A. (1995). The Women of
Madina. London: Ta-Ha Publishers.
15. ^ a b c d e Muhammad ibn Ishaq.
Sirat Rasul Allah. Translated by
Guillaume, A. (1955). The Life of
Muhammad. Oxford: Oxford
University Press.
1 . ^ Ibn Hajar al-Asqalani. Al-Isaba fi
tamyiz al-Sahaba, vol. 7 #11250.
17. ^ a b Muhammad ibn Jarir al-Tabari.
Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk.
Translated by Fishbein, M. (1998).
Volume 8: The Victory of Islam.
Albany: State University of New York
Press.
1 . ^ a b c Bukhari 3:50:891.
19. ^ Malik ibn Anas. Al-Muwatta
29:14.
20. ^ Muhammad ibn Saad. Kitab al-
Tabaqat al-Kabir vol. 3. Translated
by Bewley, A. (2013). The
Companions of Badr, hlm. 204.
London: Ta-Ha Publishers.
21. ^ Muhammad ibn Saad. Kitab al-
Tabaqat al-Kabir vol. 8. Translated
by Bewley, A. (1995). The Women of
Madina, hlm. 7, 235, 236.
London/Ta-Ha Publishers.
22. ^ Ibn Saad/Bewley vol. 8 hlm. 7.
23. ^ Ibn Saad/Bewley vol. 3 hlm. 204.
24. ^ Thabari/Fishbein vol. 8 hlm. 95.
25. ^ Ibn Saad/Bewley vol. 8 hlm. 131.
2 . ^ Muwatta 37:6.
27. ^ Thabari/Fishbein vol. 8 hlm. 95.
2 . ^ Thabari/Smith vol. 14 hlm. 100-
101.
29. ^ Ahmed, L. (1992). Women and
Gender in Islam: Historical Roots of
a Modern Debate, hlm. 76. New
Haven & London: Yale University
Press.
30. ^ The Qurʼan, Women, and Modern
Society - Asgharali Engineer -
Google Books . Books.google.co.in.
Diakses tanggal 2014-01-18.
31. ^ Women and Gender in Islam:
Historical Roots of a Modern
Debate - Leila Ahmed - Google
Books . Books.google.com. Diakses
tanggal 2014-01-18.
32. ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari.
Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk.
Translated by Smith, G. R. (1994).
Volume 14: The Conquest of Iran,
hlm. 101. Albany: State University of
New York Press.
33. ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari.
Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk.
Translated by Juynboll, G. H. A.
(1989). Volume 13: The Conquest of
Iraq, Southwestern Persia, and
Egypt, hlm. 109-110. Albany: State
University of New York Press.
34. ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari.
Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk.
Translated by Humphreys, R. S.
(1990). Volume 15: The Crisis of the
Early Caliphate, hlm. 28. Albany:
State University of New York Press
35. ^ Umar's Marriage to Umm Kulthum
in Shiite Narrations. (n.d) Retrieved
from https://www.al-
islam.org/critical-assessment-umm-
kulthums-marriage-umar-sayyid-ali-
al-husayni-al-milani/section-4-
umars .
3 . ^ ibn ʻAbd Allāh Zubayrī, Mus'ab.
Nasab Quraysh. hlm. 349.
37. ^ Ibn Kathir (2002). Kitab al-Bidayah
wan-Nihayah. Dar al-Wathan
publications. hlm. 168. ISBN 9960-
28-117-5.

Lihat pula
Yerusalem
Kalender Hijriyah
Pertempuran Yarmuk
Pertempuran Al-Qadisiyyah
Kekaisaran Romawi
Omar (serial TV)

Referensi
Haikal, Muhammad Husain. Hayatu
Muhammad . Kairo: Daar al-Ma'arif.
Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad
‫ﷺ‬, KH Munawar Chalil
Donner, Fred, The Early Islamic
Conquests, Princeton University Press,
1981
Guillaume, A., The Life of Muhammad,
Oxford University Press, 1955
Madelung, Wilferd, The Succession to
Muhammad, Cambridge University
Press, 1997
"G.LeviDellaVida and M.Bonner "Umar"
in Encyclopedia of Islam CD-ROM
Edition v. 1.0, Koninklijke Brill NV,
Leiden, The Netherlands 1999"
Previte-Orton, C. W (1971). The Shorter
Cambridge Medieval History.
Cambridge: Cambridge University
Press.

Pranala luar
Excerpt from The History of the
Khalifahs by Jalal ad-Din as-Suyuti
Sirah of Amirul Muminin Umar Bin
Khattab (r.a.a.) by Shaykh Sayyed
Muhammad bin Yahya Al-Husayni Al-
Ninowy.
Umar bin Khattab
Bani 'Adi
Cabang kadet Quraisy
Lahir: sekitar 584 Wafat: 3 Novem

Jabatan Islam Sunni

Didahului oleh: Khalifah Diter


Abu Bakar 23 Agustus 634 – 3 'Ut
Ash-Shiddiq November 644

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Umar_bin_Khattab&oldid=17618965"

Terakhir disunting 24 hari yang lalu oleh FBN122645

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai