Anda di halaman 1dari 3

dan kaum murtad.

Namun, dalam perang tersebut banyak dari penghafal Al-Qur’an


yang gugur sebagai syuhada.
c. Mengumpulkan Al-Qur’an dalam Satu Mushaf
Di zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq baru dilakukannya penghimpunan
Al-Qur’an ke dalam satu mushaf atau lebih tepatnya setelah peperangan Yamamah.
Sekitar tujuh puluh orang syuhada yang hafal Al-Qur’an terbunuh. Zaid Bin Tsabit
memulai melakukan himpunan Al-Qur’an yang kemudian dipegang oleh Khalifah
Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga akhir hayatnya. Ketika kekhalifahan dipegang Umar
bin Khattab, himpunan Al-Qur’an pun beralih ke tangan Umar bin Khattab. Ketika
Umar bin Khattab meninggal, dan kekhalifahan dijabat Utsman Bin Affan, untuk
sementara waktu himpunan Al-Qur’an tersebut dirawat oleh Hafsah binti Umar
karena dua alasan : pertama, Hafsah seorang hafizah dan kedua, dia juga salah
seorang istri nabi di samping sebagai anak seorang khalifah.
d. Mengirim Pasukan ke Irak dan Syam
Abu Bakar Ash-Shiddiq mengirim pasukan ke wilayah luar Arab dengan
tujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam serta menjaga keutuhan wilayah
kaum muslimin. Di bawah pimpinan Khalid bin Walid, beliau mengirim pasukan ke
Irak yang akhirnya pada tahun 637 M berhasil menguasai Hirah. Selain mengirim
pasukan ke Irak, beliau juga mengirim pasukan ke Syam. Pimpinan tersebut berada
di bawah pimpinan tiga jenderal yaitu, Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan
Syurahbil bin Hasanah.

B. Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Umar bin Khattab


1. Biografi Singkat Umar bin Khattab
Umar bin Khattab lahir di Makkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari
Suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Ayahnya
bernama Khattab bin Nufail dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Lalu
saudaranya yaitu, Zaid bin Khattab dan Fatimah binti Al-Khattab. Istrinya bernama,
Ummi Kultsum binti Ali dan Atikah binti Zaid. Memiliki anak yaitu, Abdullah,
Hafsah, Asim, Zaid, Ubaydullah, Az-Zubair bin Bakkar, Fatima, Zainab,

16
Abdurrahman, Iyad, Ruqayyah, Abdul Rahman. Keluarga Umar tergolong keluarga
kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan
sesuatu yang sangat jarang terjadi. Umar bin Khattab dikenal memiliki fisik yang
kuat, bahkan ia menjadi juara gulat di Makkah. Umar bin Khattab tumbuh menjadi
pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki watak yang keras
hingga dijuluki sebagai “Singa Padang Pasir”. Beliau termasuk pemuda yang amat
keras dalam membela agama tradisional Arab yang saat itu masih menyembah
berhala serta menjaga adat istiadat mereka. Sebelum memeluk Islam beliau dikenal
sebagai peminum berat, namun setelah menjadi Muslim beliau tidak lagi menyentuh
alkohol (khamr) sama sekali, meskipun saat itu belum diturunkan larangan meminum
khamr secara tegas.
Pada masa itu, ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di
Makkah, Umar bin Khattab bereaksi sangat antipati terhadap Rasulullah. Umar bin
Khattab juga termasuk orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan
kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad Saw. Pada puncak
kebenciannya terhadap Nabi Muhammad Saw, Umar bin Khattab memutuskan untuk
membunuh Rasulullah. Namun dalam perjalanannya, Umar bin Khattab bertemu
dengan salah seorang pengikut Rasulullah yang bernama Nu’aim bin Abdullah dan
memberikan kabar bahwa saudara perempuan Umar bin Khattab telah memeluk
Islam. Karena kabar tersebut, Umar bin Khattab menjadi terkejut dan kembali ke
rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya. Dalam riwayatnya, Umar
bin Khattab menjumpai saudarinya yang kebetulan sedang membaca Al-Qur’an surat
Thoha ayat 1-8, Umar bin Khattab semakin marah dan memukul saudarinya.
Namun, Umar bin Khattab merasa iba ketika melihat saudaranya berdarah
akibat pukulannya, beliau kemudian meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Beliau
menjadi sangat terguncang oleh isi Al-Qur’an, dan beberapa waktu setelah kejadian
itu Umar bin Khattab menyatakan memeluk agama Islam. Keputusan tersebut
membuat hampir seisi Makkah terkejut karena seorang yang terkenal memiliki watak
yang keras dan paling banyak menyiksa pengikut Nabi Muhammad Saw kemudian

17
memeluk ajaran yang sangat dibencinya. Akibatnya, Umar bin Khattab dikucilkan
dari pergaulan Makkah dan ia tidak lagi dihormati oleh para petinggi Quraisy.
Pada tahun 622, Umar bin Khattab ikut bersama Nabi Muhammad Saw serta
para pengikutnya berhijrah ke Yatsrib (Madinah). Umar bin Khattab juga terlibat
dalam Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khaibar serta penyerangan ke Syria. Umar
bin Khattab dianggap sebagai orang yang disegani oleh kaum muslimin pada masa
itu selain karena reputasinya pada masa lalu yang sudah terkenal sejak masa
memeluk Islam. Umar bin Khattab juga dikenal sebagai orang terdepan yang selalu
membela Nabi Muhammad Saw dan ajaran Islam pada kesempatan yang ada. Bahkan
beliau tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama-sama ikut
menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw.
Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi seorang khalifah, Umar bin
Khattab menjadi salah satu penasehatnya, setelah Abu Bakar bin Khattab meninggal,
Umar bin Khattab ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai
khalifah kedua dalam sejarah Islam. Selama di bawah pemerintahan Umar bin
Khattab, kekuasaan Islam tumbuh sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia
dan Persia dari tangan Dinasti Sassanid, serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria,
Afrika Utara dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua
negara adi daya yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya telah ditaklukkan oleh
kekhalifahan Islam di bawah pimpinan Umar bin Khattab.
Umar bin Khattab memerintah selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Masa jabatannya
berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu
Lu’lu’ah. Saat terluka parah, dari pembaringannya ia mengangkat syura (komisi
pemilih) yang akan memilih penerus pemerintahannya. Untuk menentukan
penggantinya, Umar bin Khattab tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Tapi ia justru menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada
mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang
tersebut adalah Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa`ad bin Abi Waqqash, dan
Abdurrahman bin `Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan menunjuk
Utsman bin Affan sebagai khalifah.

18

Anda mungkin juga menyukai