Anda di halaman 1dari 3

URAIAN MATERI

A. Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq


1. Biografi Singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin
Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu’ai bin
Ghalib bin Fihr bin Malik al-Qurasy al-Taimy. Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan di
Makkah pada tahun 573 M. Ibu Abu Bakar Ash-Shiddiq bernama Salma binti Sakhar
bin Amir bin Ka`ab bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah. Ia digelari dengan Ummu al-
Khair. Sedangkan bapaknya adalah Utsman Abu Quhafa (panggilan Abu Quhafa) yang
masuk Islam pada peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan kota Makkah). Beliau
termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk agama Islam atau yang
dikenal dengan sebutan al-sabiqun al-awwalun. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu
Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 Masehi.
Dia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau
khalifah yang diberi petunjuk. Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun, 2 bulan,
dan 14 hari.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw. Nama yang
sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (hamba Ka’bah), yang kemudian diubah oleh Nabi
menjadi Abdullah (hamba Allah). Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (yang
berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan
Nabi Muhammad Saw. kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan
nama "Abu Bakar ash-Shiddiq". Abu Bakar menghabiskan masa kecilnya seperti anak
Arab pada zaman itu di antara suku Badui yang menyebut diri mereka dengan nama
Ahli-Ba'eer atau rakyat unta. Pada masa kecilnya, Abu Bakar sering sekali bermain
dengan dengan unta dan kambing, dan kecintaannya terhadap unta inilah yang
memberinya nama "Abu Bakar" yang berarti, bapaknya unta.
Sejak zaman Jahiliyyah, Abu Bakar adalah kawan Rasulullah. Pada suatu hari,
dia hendak menemui Rasulullah, ketika bertemu dengan Rasulullah, dia berkata,
"Wahai Abul Qosim (panggilan nabi), ada apa denganmu sehingga engkau tidak

5
terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata
buruk tentang nenek moyangmu dan lain-lain lagi?" Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku mengajak kamu kepada Allah."
Setelah selesai Rasulullah berbicara, Abu Bakar langsung masuk Islam. Melihat
keislamannya itu, dia gembira sekali, tidak ada seorangpun yang ada di antara kedua
gunung di Makkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan dia. Kemudian Abu
Bakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan
Sa'ad bin Abi Waqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu, mereka pun masuk
Islam. Abu Bakar lalu mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan,
Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh
penting dalam Islam lainnya. Abu Bakar termasuk orang yang pertama masuk Islam
di kalangan laki-laki dewasa yang bukan budak, sedangkan wanita yang pertama kali
masuk Islam adalah Khadijah. Zaid bin Haritsah adalah budak pertama yang masuk
Islam. Ali bin Abi Thalib adalah anak kecil pertama yang masuk Islam. Pada Jumadil
Akhir tahun 13 Hijriyah, Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat. Abu Bakar wafat pada usia
ke-63 tahun.
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia
juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Makkah yang mayoritas
masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami
oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak
biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak
disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para
budak tersebut dengan membeli dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
Salah seorang budak yang dibelinya lalu kemudian dibebaskan adalah Bilal bin
Rabah. Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M),
Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat
dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah
menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu
Bakar Ash-Shiddiq ditunjuk untuk menjadi imam shalat untuk menggantikan

6
Rasulullah, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar Ash-
Shiddiq akan menggantikan posisinya. Bahkan setelah Rasulullah telah meninggal
dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Rasulullah yang paling
tabah menghadapi meninggalnya Rasulullah. Segera setelah kematiannya, dilakukan
musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Saqifah Bani
Saidah yang terletak di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu
Bakar Ash-Shiddiq sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada
tahun 632 M.

2. Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq


Selama kurang lebih dua tahun, yaitu dari 11-13H/ 632-634M Abu bakar Ash-
Shiddiq memimpin menggantikan Nabi Muhammad Saw setelah wafat. Beliau mulai
menyebarkan agama sebagaimana tugas Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya.
Selama menjadi Khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang sangat singkat tersebut lebih
diprioritaskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri, terutama tantangan
yang ditimbulkan oleh suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintahan di Madinah sepeninggal Nabi Saw. Mereka beranggapan bahwa
perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Saw, dengan sendirinya telah habis dan
batal (berakhir sendirinya) setelah Nabi meninggal dunia. Karenanya, mereka
menentang Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka itulah yang dikenal dengan orang-orang
murtad karena mereka tetap keras kepala, tidak mau tunduk, bahkan penentangan
mereka dipandang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, maka Abu Bakar
Ash-Shiddiq menyelesaikan masalah tersebut dengan perang yang disebut dengan
perang riddah (perang melawan kemurtadan). Masalah pemegang pucuk
kekhalifahan menjadi pemicu munculnya fanatisme kesukuan. Tampilnya di antara
suku-suku bangsa Arab yang mengaku dirinya sebagai Nabi, merupakan salah satu
bentuk ketidakpuasan suku bangsa terhadap kehidupan sosial-politik yang selama
ini mereka pendam.
Pada masa pemerintahannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki keberhasilan
dalam kepemimpinannya. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari sifat kepribadian

Anda mungkin juga menyukai