Anda di halaman 1dari 13

PERADABAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah kebudayaan
Islam

Dosen Pengampu:
Imron M.H

Disusun Oleh:
ABDUL MUKTI (20230212002)
AMIN TOHARI (20230212034)
RIANSANTOSA (20230212012)

FAKULTAS SOSEKHUM PROGRAM STUDI HUKUM SYARIAH


UNIVERSITAS NAHDAHATUL ULAMA
PURWOKERTO
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kata ”khalifah” diambil dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti
seseorang yang menggantikan kedudukan orang lain karena hilang atau
meninggal dunia. Dalam konteks masyarakat Islam kata khalifah berarti
pemimpin umat yang menggantikan posisi Rasulullah Saw. sebagai
pemimpin politik,militer dan segala urusan umat Islam. Sementara itu, kata
“Rasyidin” lebih ditekankan pada empat khalifah pasca-Rasulullah Saw.
mulai dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sampai Ali Ibn bi Thalib yang
dipandang sebagai tokoh Islam yang mengagumkan dan adil. Dalam
pembahasan ini dibahas secara terperinci salah satu khalifah, yaitu Abu
Bakar Ash-Shiddiq.
Sepeninggal Rasulullah, muncul beda pendapat di antara orang
Anshar dan orang Muhajirin tentang siapa sebenarnya yang berhak
menjadi khalifah pengganti Nabi, karena Nabi tidak meninggalkan wasiat
tentang penunjukan seseorang menjadi khalifah sepeninggalnya.
Lain halnya dengan Ahl al-Bait yang berpendapat bahwa Nabi telah
menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti Rasul berdasarkan wasiat Nabi.
Hal itu, dibantah pihak orang Anshar dan orang Muhajirin.Kalau Nabi
pernah berwasiat menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti beliau, tidak
mungkin orang Anshar dan Muhajirin bermusyawarah mencari khalifah
pengganti Nabi.
Abu Bakar yang ditunjuk menjadi khalifah pengganti Nabi
berdasarkan musyawarah yang diadakan di Tsaqifah bani Sa’idah antara
orang Anshar dengan orang Muhajirin mendapat bai’at dari mayoritas
umat Islam, tetapi tidak dari Ali bin Abi Thalib kecuali enam bulan
kemudian.
Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah dapat menyelamatkan umat
Islam dari krisis yang sangatgenting karena munculnya orang murtad, Nabi
palsu dan yang enggan membayar zakat, Abu Bakar bertindak tepat

2
memerangi mereka sampai kembali kepada kebenaran. Itu sebabnya Abu
Bakar dikenal sebagai khalifah penyelamat Negara Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu bakar Ash-Siddiq Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman


bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’id bin Taim bin Murrah al Tamimi,
yang lebih dikenal dengan Abdal Ka’bah di masa Jahiliyah. Dia dilahirkan
di Makkah dua tahun beberapa bulan setelah tahun gajah (573 M), berarti
beliau lebih muda dua tahun dari Rasulullah S.A.W. Dia terkenal sebagai
seorang yang berprilakuterpuji, tidak pernah minum khamar dan selalu
menjaga kehormatan diri.1

Mengenai gelar Abu Bakr Ash-Shiddiq yang dibawanya dalam


kehidupan sehari-hari, menurut para penulis karena ia orang yang paling
dinih masuk Islam.2 Ayahnya bernama Utsman Ibn Amir dan di juluki Abu
Quhafah, ibunya bernama Ummu Al-Khair Salma binti Sakhr. Nasabnya
bertemu Rasulullah Saw. Pada kakeknya, Murrah Ibn Ka’ab Ibn Lu’ai.
Abu bakar berasal dari Kabilah Taim Ibn Murrah Ibn Ka’ab, Kabilah Taim
adalah satu dari dua belas cabang dari suku Quraisy. Namun kabilah ini
bukanlah kabilah yang besar.3

Abu Bakar Ash-Shiddiq bertubuh kurus dan berkulit putih. Aisyah putri
Abu Bakar mengatakan bahwa ia berkulit putih, kurus, kedua pelipisnya
tipis, kecil pinggangnya (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya),
wajahnya lancip, matanya hitam, keningnya lebar, dan urat-urat tangannya
tampak jelas, karena hal ini pulalah banyak sumber mengatakan Abu
Bakar Ash-shiddiq mendapat julukan Atiq.

1
Syamsudin nasution,sejarah peradaban islam,hlm 61
2
Muhammad Husaen Haekal,Abu Bakar As shiddiq, (Jakarta: PT. Pustka Litera Antarnusa), hlm. 1
3
Muhammad Husaen Haekal,Abu Bakar As-Shiddiq, hlm. 3

3
Abu Bakar telah mengharamkan minuman keras untuk dirinya pada
masa jahiliyah. Bahkan, dia tidak pernah menyembah dan bersujud pada
sebuah berhala apapun. Dia adalah sahabat Rasullullah yangdianggap
sebagai orang kedua dalam islam setelah Rasullullah.

Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di makkah.


Lepas masa anak-anak kemasa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang
pakaian. Usahanya ini mendapat sukses. Dalam usiamuda ini ia menikah
dengan Kutailah binti Abdul Uzza, dari perkawinan ini Abu Bakar
memiliki dua anak yaitu Abdullah dan Asma’ (Zatun-ni-taqoin). Sesudah
dengan Kutailah ia menikah lagi denganUmm Rauman binti Amir bin
Awaimar dari perkawinan ini Abu Bakar memiliki anak Abdurrahman dan
Aisyah. Kemudian di Madinah Abu Bakar menikah dengan Habibah binti
Kharij, setelah itu menikah dengan Asma’ binti Umais melahirkan seorang
putra bernama Muhammad.4

Abu Bakar selalu senantiasa menemani Rasullullah sejak masuk islam


hingga wafat Rasullullah. Dia behijrah bersama Rasullullah ke Madinah
dan bersama-sama pula bersembunyi di gua Tsur, padamalam permulaan
hijrah sebelum melanjutkan perjalanan. Abu Bakar dikenal sebagai salah
seorang pemberani yang selalu gagah didalam segala medan perang, dia
dikenal sebagai sosok yangdermawan dan menginfakan sebagian hartanya
di jalan Allah.

Pada perang Tabuk Abu Bakar menyedekahkan hartanya untuk bekal


pasukan Islam. Sedangkan, panji Islam dalam perang ini berada
ditangannya. Banyak sabahat yang masuk Islam melaui perjuangan
dakwahnya bersama Rasullullah, diantaranya adalah Utsman Ibn Affan,
Zubair IbnAwwam, dan Abdurrahman Ibn Auf. Dia telah membeli dan
membebaskan sejumlah budak yangmendapat siksaan keras dari tuannya,

4
Muhammad Husaen Haekal,Abu Bakar As shiddiq, hlm. 3

4
diantarannya adalah Billal Ibn Rabbah, Amir Ibn Fuhairah,Zanirah, dan
yang lainnya

Kata-kata Abu Bakar mengenai Isra’ Mi’raj menunjukkan


pemahamannya yang dalam tentang wahyu dan risalah, yang tidak dapat
ditangkap oleh kebanyakan orang. Disinilah pula Allah
telahmemperlihatkan kebijakan-Nya tatkala Rasulullah memilih seorang
teman dekat saat ia di pilih olehAllah menjadi Rasul-Nya untuk
menyampaikan risalah-Nya kepada umat munusia. Itulah pula buktikuat,
bahwa kata yang baik seperti pohon yang baik, akarnya tertanam
kukuhdan cabangnya(menjulang) ke langit, dengan jejak yang abadi
sepanjang zaman, dengan karunia Allah. Ia tak akan dikalahkan oleh
waktu, tak akan dilupakan.5

Rasullullah mengutus Abu Bakar sebagai ketua rombongan Haji pada


tahun 9 Hijriyah atau 630M,tatkala Rasullullah ditimpa sakit menjelang
wafatnya, beliau bersabda,“Suruhlah Abu Bakar untuk menjadi imam
shalat”.

B. Proses Pembai’atan Abu Bakar Ash-Shiddiq


Masalah yang pertama timbul dalam Islam sesudah Nabi wafat adalah
politik, yaitu mengenai pengganti Nabi sebagai kepala negara dalam
kapasitasnya sebagai kepala negara di Madinah, sedangkedudukannya
sebagai Rasul tidak dapat digantikan oleh siapapun. Sementara Nabi
tidakmeninggalkan wasiat tentang penunjukan seseorang yang akan
menggantikannya sebagai kepalanegara sepeninggalnya.
Karena itu, tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi jenazahnya
dimakamkan, sejumlah tokoh Anshar dan Muhajirin berkumpul di balai
Tsaqifah Bani Sa’idah Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih
siapa yang ditunjuk menjadi kepala negara. Dalam musyawarah itu terjadi
perdebatan yang sangat alot karena masing-masing kelompok di antara dua

5
Muhammad Husaen Haekal, hlm. 11.

5
kelompok tersebut menganggap bahwa kelompoknya yang paling pantas
menggantikan Nabi sebagai khalifah.
Orang-orang Muhajirin mengatakan bahwa mereka yang paling berhak
menjadi khalifah karenamereka lah yang mula-mula masuk Islam dan Nabi
berasal dari kalangan mereka. Sementara orang-orang Anshar
menyebutkan mereka pula yang paling berhak karena mereka lah yang
telah membantudan melindungi Nabi dari serangan kaum Quraisy pada
waktu hijrah ke Madinah.
Abu Bakar mengusulkan agar pemimpin baru itu dijabat oleh orang
Muhajirin dan wakilnya darikaum Anshar, tetapi orang Anshar menolak
usul itu. mereka mengusulkan agar diangkat dua orang pemimpin dari dua
kelompok itu. Abu Bakar tidak menerima usul itu dengan alasan bisa
membawa perpecahan. Kemudian Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar
terhadap hadits Nabi yang mengatakan “Pemimpin itu dari orang Quraisy”
Oleh sebab itu beliau mengusulkan agar Umar bin Khaththab diangkat
menjadi khalifah, usul itu tidakditerima Umar dan mengatakan jika Abu
Bakar masih ada beliaulah yang paling pantas menjadikhalifah. Akhirnya
Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin atas usul Umar bin Khaththab,
ketika ituusia Abu Bakar 61 tahun.6
Kemudian menyusul, Abu Ubaidillah memberikan ikrar: “Engkaulah
dikalangan Muhajirin yang paling mulia’’. Lalu pembai’atan itu diikuti
oleh sahabat-sahabat yang lain, diantaranya, Basyir Ibn Sa’ad, Hubab Ibn
al-Munzir, dan sahabat lainnya, tidak ketinggalah pula Usaid Ibn Hudair,
pemimpin Bani Aus ikut membai’at Abu Bakar, sambil menoleh kepada
kaumnya yang juga sedang memperhatikan para sahabat yang sedang
membai’at Abu Bakar.
Ketika itu Aus segera bertindak memberikan ikrah kepada Abu Bakar,
kemudian disusul oleh Khazraj yang sudah merasa puas, mereka juga
cepat-cepat membaiat, sehingga tempat di Saqifah itu penuhsesak. Karena
makin banyak orang yang datang memberi ikrar.

6
Syamsudin Nasution, sejarah peradaban islam, hlm. 62.

6
Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau berpidato. Dalam
pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan.
Dibawah ini kita kutip prinsip” yang diucapkan Abu Bakar dalam
pidatonya itu, antara lain beliau berkata: “Wahai manusia!!! Saya telah
diangkat untuk mengendalikan urusanmu padahal aku bukanlah orang
yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan
baik, ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat salah, maka benarkanlah!! Orang
yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hinggaaku dapat
mengambil hak daripadanya, sedang orang yang kamu pandang lemah,
saya pandang kuat,hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya.
Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taatkepada Allah dan Rasul-
Nya, tetapi bilamana aku tidak menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak
perlu menaatiku.
Ketika pelantikan Abu Bakar selesai sudah di Saqifah, jenazah Nabi di
rumah masih dikelilingi keluarga: Ali Ibn Abi Talib, Abbas Ibn Abdul
Muttalib bersama beberapa orang yang ikutmenyelenggarakan. Tidak jauh
dari mereka, di dalam masjid ada juga beberapa orang dari kalangan
Muhajirin.
Tetapi sumber-sumber lain berpendapat, bahwa Abu Bakar, Umar dan
Abu Ubaidah sudah sepakat, bahwa pimpinan memang akan berada di
tangan Abu Bakar. Apapun yang akan dikatakan keduasumber itu, yang
tak jelas ialah, bahwa keputusan Saqifah ini telah menyelamatkan Islam
yang barutumbuh itu dari malapetaka, yang hanya Allah saja yang tahu
akan segala akibatnya.7

7
Muhammad Husaen Haekal, hlm. 45.

7
C. Proses-Proses Berat Yang Dihadapi Abu Bakar Diawal
Pemerintahannya.
Banyak proses-proses berat yang di hadapi Abu Bakar di awal
pemerintahannya, adapun beberapa kesulitan yang dihadapi oleh khalifah
Abu Bakar misalnya adalah, banyak umat Muslim yang murtadatau keluar
dari Islam akibat enggan membayar zakat, mereka menganggap membayar
zakat hanya berlaku pada masa Rasulullah masih hidup. Adapun
pemurtadan yang lain itu akibat timbul banyaknabi-nabi palsu, dan
disitulah banyak umat muslim yang ikut ajaran nabi palsu tersebut.
1. Memerangi kaum Murtad

Ada tiga golongan pembangkang yang muncul sepeninggal Rasulullah,


yaitu orang-orang murtad,orangorang yang enggan membayar zakat dan
Nabi-nabi palsu. Orang-orang murtad muncul diBahrain, sedangkan orang
yang tidak mau membayar zakat kebanyakan terdapat di Yaman,
Yamamahdan Oman. Adapun Nabi-nabi palsu muncul di Yaman (al-
Aswad), Yamamah (Musailamah), Arabiaselatan (Thulaihah), Arabia
tengah (Sajah). Yang terakhir ini paling banyak pengikutnya, apalagi
diamenikah dengan Musailamah.

Untuk menghadapi kaum penyeleweng itu, Abu Bakar bermusyawarah


dengan para sahabatterkemuka. Diputuskan bahwa semua kaum
penyeleweng itu harus diperangi sampai mereka kembalikepada
kebenaran. Kemudian Abu Bakar membentuk 11 pasukan, antara lain
dipimpin oleh Khalid bin Walid, Amr bin Al-Ash, Ikrimah bin Abi Jalal
dan Surahbil bin Hasanah. Kepada merekadinasehatkan agar hanya
menyerang orang-orang yang menolak diajak ke jalan yang benar. Perang
ini disebut dengan “Perang Riddah” (perang melawan kemurtadan).

Khalid bin Walid yang memimpin perang melawan Musailamah yang


berhasil mengumpulkan 40.000orang berlangsung sengit. Dalam perang
itu ribuan orang meninggal, termasuk Musailamah. Pasukan lain berhasil
juga mencapai sasarannya sehingga 6 bulan kemudian para penyeleweng

8
yang masihhidup kembali kepada kebenaran, termasuk Nabi palsu Sajah,
kecuali Thulaihah masuk Islam di masakhalifah Umar.

Tekad Abu Bakar memerangi kaum penyeleweng telah menyelamatkan


Negara Islam yang masihmuda itu. meslipun untuk itu harus dibayar mahal
dengan gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an. Bagaimana pun juga,
Abu Bakar telah bertindak tepat dalam mengatasi krisis itu dan untuk itu ia
pantas disebut sebagai “juru selamat Islam’’.8

2. Gerakan terhadap Orang-orang yang enggan membayar Zakat.


Kekacauan yang menimpa kawasan Arab itu berkesudahan dengan
berbaliknya mereka dari Islam,sementara diantara yang lain tetap dalam
Islam tetapi tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar.Keengganan
membayar zakat itu baik karena kikir dan kelihaian mereka seperti
kelihainnya dalammencari dan menyimpan uang, atau kerena anggapan
bahwa pembayaran itu sebagai upeti yang sudahtak berlaku lagi sesudah
Rasulullah tiada, dan boleh dibayarkan kepada saja yang mereka pilih
sendirisebagai pemimpinnya di Madinah. Mereka mogok tak mau
membayar zakat dengan menyatakan bahwa dalam hal ini mereka tidak
tunduk kepada Abu Bakar.
Demikian yang terjadi dengan kabilah-kabilah yang dekta dengan
Madinah, terutamakabilah Abs dan Zubyan. Untuk memerangi mereka
tidak mudah setelah Abu Bakar melaksanakan perintah mengirimkan
Usamah, sebab sudah tidak ada lagi pasukan untuk mempertahankan
Madinah.
Abu Bakar mengadakan rapat dengan para sehabat besar itu guna
meminta saran dalammemrangi mereka yang tak mau menunaikan zakat.
Umar Ibn Khattab dan beberapa orang sahabat berpendapat untuk tidak
memerangi umat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan lebih
baikmeminta bantuan kepada mereka dalam menghadapi musuh bersama
dan sebagian kecil yang lainmenghendaki jalan kekerasan. Abu Bakar

8
Syamsudin Nasution, sejarah peradaban islam, hlm. 65.

9
melibatkan diri mendukung gerakan minoritas, betapakerasnya ia membela
pendiriannya itu, tampak dari kata-katnya ini: “demi Allah, orang yang
keberatan menunaikan zakat kepadaku, yang dulu mereka lakukan kepada
Rasulullah, akan aku perangi’’.

D. Wafatnya Abu Bakar Ash Shiddiq


Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal dunia pada tanggal 23
Agustus 634 M. dalam usiasekitar 62 tahun. Ia di makamkan di samping
makam Rasullulah Saw. Ada pelajaran menjelangwafatnya Abu Bakar
Ash-Shiddiq, ia memegang tampuk pemerintahan sepeninggalan
RasulullahSaw. Periode pemerintahan yang singkat yaitu selama dua tahun
tiga bulan sepuluh hari , di tandaioleh keteguhannya meneruskan
kebijakan Rasulullah Saw. dalam berbagai bidang, kendati tidak jarang di
usulkan untuk diubah. Dalam hal itu ia juga di kenal sebagai orang yang
lemah lembut tetapitidak menurangi sikap tegasnya sebagai khalifah.
Sumber yang dapat diterima mengenai sakitnya AbuBakar sampai
meninggalnya, dengan mengacu kepada puterinya, ummul mukminin
Aisyah dan kepada puteranya Abdurrahman. Mereka berkata: “Abu Bakar
sakit dimulai pada saat hari yang sangat dingin ia mandi, lalu selama lima
belas hari ia merasa demam, tidak keluar rumah untuk melaksanakan
shalat, ia meminta Ummar Ibn Khattab mengimami shalat.9
Tetapi selama dua minggu dalam sakit sampai wafatnya itu pikiran Abu
Bakar selalu tertumpu pada nasib kaum muslimin, selalu membuat
perhitungan dengan dirinya, apa yang telah dilakukannya sejak ia
memegang pimpinan ummat. sejak sakitnya itu kuat sekali perasaannya
bahwaajal sudah dekat, dan dia akan bertemu tuhan. Menghadapi itu ia
merasa gembira, puas, karena saat itusudah mencapai usia ketika
Rasulullah berpulang ke Rahmatullah, dan dia merasa sudah melaksanakan
kewajibannya kepada Allah. Suatu hari pernah ada yang berkata padanya:

9
Muhammad Husaen Haekal, hlm. 364.

10
mengapa tidak meminta pertolongan dokter?”, ia menjawab: “dia sudah
melihatku”.“lalu apa katanya kepadamu?”, dia menjawab:”aku boleh
berbuat sesuka hatiku”. Hal ini menandakan bahwa dia telah menyerahkan
segala persoalan kepada Allah, dan apa yang sudah menjadi kehendak
Allah dia sudahmerasa bahagia dan yang sangat didambakannya sekiranya
Allah menempatkannya di sisi-Nya.10

BAB III

10
Ibid

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah pengganti pemerintahan (khalifah)
pertama setelah Rasulullah wafat, ia dipilih secara demokrasi oleh kaum
Muslimin dan di bai’at oleh para sahabat.
Banyak kesulitan yang di hadapi Abu Bakar dalam awal
pemerintahannya, karena di masaAbu Bakar inilah masa transisi setelah
wafatnya Rasulullah, proses-proses sulit itudihadapinya dengan baik,
mulai dari perang Riddah, menumpas nabi palsu, dan memerangiorang-
orang yang enggan membayar zakat.
Abu bakar mejadi kholifah selama 2 tahun 3bulan 10 hari, sampai akhir
hayatnya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Haekal, Muhammad Husaen. 2013. Abu Bakr As-Shiddiq. Jakarta: PT.
Pustaka LiteraAntarNusa.

Nastution, Syamruddin. 2007 .Sejarah peradaban islam. Riau Yayasan


Pusaka Riau

13

Anda mungkin juga menyukai