KHULAFAUR RASYIDIN
PERTAMA
Abu bakar
ash-shiddiq
1
A. Khalifah Abu Bakar ash-Shidiq
Abu Bakar Ash Shiddiq lahir di Mekah pada tahun 573 Masehi Abu Bakar Berarti
"Ayah si gadis" atau ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW adalah yang dimaksud
oleh Abu Bakar. Nama yang paling sering digunakan adalah Abdul Ka'bah (harfiah, "hamba
Ka'bah") yang kemudian diubah menjadi Abdullah (harfiah, "hamba Allah") oleh Rasulullah.
Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah
kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi
2
Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash Shiddiq, membuat
namanya cukup di kenal oleh banyak orang. Assabiqunal Awwalun Sebagaimana orang-
orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang dideritanya cukup banyak, namun ia
senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah
Tahun yang sama dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan merupakan
keturunan dari Bani Taim, suku Quraisy. Abdullah ibni Abi Quhaafah merupakan nama asli
dari Abu Bakar Ash Shiddiq. Ayahnya bernama Uthman Abu Quhafa dan ibu nya bernama
Salma Umm-ul-Khair. Abu Bakar dilahirkan dua tahun setelah Tahun Gajah yang bertepatan
dengan tahun kelahiran Rasulullah Saw. nama asli Abu Bakar adalah Abdullah, dan diberi
julukan Abu Bakar (Bakr adalah nama unta yang masih muda). Nama lengkapnya adalah Abu
Bakar bin Abu Quhafah bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr.
hakim dengan kedudukan yang tinggi, terpelajar, dan orang yang mampu menafsirkan mimpi.
Sahabat Rasulullah SAW Berdasarkan peristiwa saat itu, dimana dakwah Nabi Muhammad
SAW lebih banyak disuarakan oleh anak - anak muda, orang miskin, kaum marjinal, dan para
budak.
Abu Bakar justru mengacu pada orang - orang yang memeluk Islam pada periode
awal dan yang juga berhasil mengajak para penduduk mekkah dan kaum Quraisy lainnya
Pada masa jahiliyah Abu Bakar adalah teman akrab Rasulullah Saw yang selalu
bersama-sama mencari Tuhan dan tetap konsisten dengan akhlak mulia. Abu Bakar sering
menemani Rasulullah Saw dalam perjalanan dagang ke Negeri Syam, demikian juga ketika
seorang pendeta yang menyampaikan tanda-tanda kenabian kepada Abu Thalib dalam sebuah
perjalanan dagang ke Negeri Syam, Abu Bakar turut serta dalam rombongan tersebut.
3
Saat dewasa, Abu Bakar
janji. Abu Bakar dikenal sebagai orang yang cerdas, bijaksana dan lemah lembut.
Sejak memasuki usia baligh beliau tidak pernah menyembah berhala, Abu Bakar
sangat menyadari betapa batil dan semrawutnya kehidupan beragama di Makkah kala itu.
Dalam jiwanya terdapat keberanian bagai singa yang dapat menggoncang orang yang
dalam hatinya, sampai-sampai Rasulullah Saw berkata “Tidaklah aku mengajak seseorang
Ketika Rasulullah Saw diisrakan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, orang-
orang mempertanyakan kebenaran peristiwa itu, bahkan banyak diantara mereka yang
mendustakan Muhammad, tapi tidak demikian dengan Abu Bakar, beliaulah orang yang
pertama mempercayai peristiwa itu dan mengimaninya hingga beliau diberi gelar Ash-Shidiq.
Dalam peristiwa hijrah ke Madinah, Abu Bakar mendapat kehormatan menemani Rasulullah
Saw dan menjadi salah seorang yang berada dalam gua. Dalam sejarah peperangan membela
Islam, Abu Bakar selalu ikut serta, tidak ada satu pertempuranpun yang tidak diikutinya. Abu
Bakar menjadi pemegang ar-rayah dalam perang Tabuk. Abu Bakar diperintahkan oleh
Rasulullah Saw untuk memimpin rombongan haji pada tahun kesembilan hijriyah. Ketika
4
Rasulullah Saw sakit, Abu Bakar diperintahkan oleh beliau menggantikannya menjadi imam
sholat.
Umat muslim terkejut karena kematian Rasulullah. Rasulullah telah berpulang ke sisi
Allah pada 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah (3 Juni 632 M). Subuh hari itu Rasulullah SAW
merasa sudah sembuh dari sakitnya. la keluar dari rumah Aisyah ke masjid dan ia sempat
berbicara dengan kaum Muslimin. Dipanggilnya Usamah bin Zaid dan diperintahkannya
berangkat untuk menghadapi Romawi. Setelah tersiar berita bahwa Rasulullah telah wafat tak
lama setelah duduk-duduk dan berbicara dengan mereka, mereka sangat terkejut sekali. Umar
bin Khattab yang berada di tengah-tengah mereka berdiri dan berpidato, membantah berita
itu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah tidak meninggal, melainkan sedang pergi menghadap
Tuhan seperti halnya dengan Musa bin Imran, yang menghilang dari masyarakatnya selama
empat puluh malam, kemudian kembali lagi setelah tadinya dikatakan meninggal. Umar terus
bahwa Rasulullah SAW akan kembali kepada mereka dan akan memotong tangan dan kaki
mereka. Sesudah tersiar berita kematian Nabi, orang menyusul Abu Bakar menyampaikan
berita sedih itu. Abu Bakar segera kembali. la melihat Muslimin dan Umar yang sedang
berpidato. la tidak berhenti tetapi terus menuju ke rumah Aisyah. Dilihatnya Nabi SAW di
salah satu bagian dalam rumah itu, sudah diselubungi kain. la maju menyingkap kain itu dari
wajah Nabi lalu menciumnya dan mengatakan: "Alangkah indahnya sewaktu engkau hidup,
dan alangkah indahnya sewaktu engkau wafat". la keluar lagi menemui orang banyak lalu
Muhammad sudah meninggal. Tetapi barang siapa menyembah Allah, Allah hidup selalu, tak
pernah mati."
5
Tak kala tersiar kabar tentang meninggalnya Rasulullah Saw, kaum muslimin diliputi
kebimbangan tentang siapa pengganti pemimpin mereka. Banyak diantara mereka yang tidak
mempercayai berita tersebut dan menganggap bahwa Rasulullah Saw belum meninggal.
Dalam keadaan seperti ini Abu Bakar berseru kepada seluruh kaum muslimin dengan
maka Muhammad telah meninggal dunia. Dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka
Abu Bakar kemudian membaca kan firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 144:
“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke
belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan
Setelah didengarnya Abu Bakar membacakan ayat itu, Umar jatuh tersungkur ke tanah.
Kedua kakinya sudah tak dapat menahan lagi, setelah dia yakin bahwa Rasulullah memang
sudah wafat. Orang semua terdiam setelah mendengar dan melihat kenyataan itu. Setelah
sadar dari rasa kebingungan demikian, mereka tidak tahu apa yang hendak mereka perbuat.
Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Jarrah dan beberapa kalangan terkemuka Muslimin
lainnya dan yang awam, sedang sibuk membicarakan kematian Rasulullah. Ketika itu Abu
Bakar, Ali bin Abi Talib dan keluarga Nabi yang lain sedang berada di sekeliling jenazah,
menyiapkan segala sesuatunya untuk pemakaman. Umar setelah yakin benar bahwa Nabi
memang sudah wafat, mulai berpikir apa yang akan terjadi sesudah itu. Tak terlintas dalam
pikirannya bahwa pihak Anshar sudah lebih dulu berpikir ke arah itu, atau mereka ingin
6
Pada saat berita wafatnya Rasulullah menyebar. Masalah yang pertama dihadapi yaitu
masalah politik. Sejumlah tokoh Anshar dan Muhajirin berkumpul di Balai Tsaqifah bani
Sa’idah, Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih siapa yang ditunjuk menjadi
kepala negara. Dalam musyawarah itu terjadi perdebatan yang sangat alot karena masing-
masing kelompok. Di antara dua kelompok tersebut menganggap bahwa kelompoknya yang
paling
menyebutkan mereka pula yang paling berhak karena mereka lah yang telah membantu dan
melindungi Nabi dari serangan kaum Quraisy pada waktu hijrah ke Madinah. Abu Bakar
mengusulkan agar pemimpin baru itu dijabat oleh orang Muhajirin dan wakilnya dari kaum
Anshar, tetapi orang Anshar menolak usul itu. mereka mengusulkan agar diangkat dua orang
pemimpin dari dua kelompok itu. Abu Bakar tidak menerima usul itu dengan alasan bisa
membawa perpecahan. Kemudian Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar terhadap hadits
Pada saat itu, beliau mengusulkan agar Umar bin Khathab diangkat menjadi khalifah.
Usul itu tidak diterima Umar dan mengatakan jika Abu Bakar masih ada, beliaulah yang
paling pantas menjadi khalifah. Akhirnya, Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin atas usul
Umar bin Khathab, ketika itu juga usia Abu Bakar 61 tahun. Rupanya, semangat keagamaan
Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam. Sehingga masing-masing
7
pihak menerima dan membaiatnya sebagai pemimpin umat Islam pengganti Rasulullah yang
dalam perkembangan selanjutnya disebut “Khalifah” saja. Di mana Umar dan Abu Ubaidah
bangkit menuju Abu Bakar lalu membaiatnya sebagai Khalifah. Setelah terlebih dahulu
Basyir bin Sad membaiatnya. Kemudian kaum Muhajirin dan kaum Anshar berturut-turut
membaiatnya. Baiat as-Saqifah ini dinamakan Baiat al-Kashshah, karena baiat tersebut hanya
dilakukan sekelompok kecil kaum muslimin, yakni hanya mereka yang hadir di as-Saqifah.
Sebenarnya pada masa itu pencalonan Abu Bakar mendapat perlawanan hebat dari
kaum Anshar maupun Ali bin Abi Thalib serta pengikutnya. Kelompok Ali ini adalah benih
kelompok Syi’ah. Mereka berpendapat bahwa Ali lah yang lebih berhak menduduki jabatan
Khalifah. Alasan mereka bahwa Ali adalah kemenakan sekaligus mantu Rasulullah. Selain
itu, didasarkan riwayat yang dikenal dengan hadits Ghadir Khum, bahwa Rasulullah pernah
bahwa "Aku merupakan kota ilmu pengetahuan sedangkan Ali pintunya. Atau "Aku dan Ali
ibarat Musa dan Harun". Ajaran Syi’ah yang terkenal, yang menyatakan bahwa Rasulullah
menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya ketika berada di Ghadir Khum tidak perlu
dipertimbangkan secara serius. Peristiwa semacam itu secara inheren tidak mungkin terjadi
mengingat adanya tradisi di kalangan bangsa Arab untuk tidak menyerahkan tanggung jawab
besar kepada orang orang muda dan yang tidak diketahui dengan pasti kemampuannya.
Pada saat itu Ali bin Abi Thalib tidak hadir dalam pertemuan itu karena sibuk
mengurusi pemakaman Nabi Muhammad SAW. Dan ia tidak segera memberikan baiatnya
kepada Abu Bakar kecuali 6 bulan kemudian, setelah istrinya Fatimah, puteri Nabi
Muhammad SAW meninggal dunia. Tetapi bagaimana pun juga Abu Bakar adalah orang
yang paling tepat menggantikan Nabi Muhammad SAW. Mengingat prestasinya dalam tiga
hal yang tidak dimiliki oleh sahabat lainnya. Pertama, sebagai orang yang pertama masuk
8
Islam dari kalangan dewasa. Kedua, menemani Nabi sewaktu hijrah ke Yatsrib. Ketiga, satu-
satunya orang yang ditunjuk oleh Nabi menjadi imam shalat ketika beliau sakit.
kepemimpinan Rasulullah SAW. Saat itu, kaum Anshar terbagi menjadi dua golongan besar,
Aus dan Khazraj. Mereka berkumpul di Saqifah Bani Saidah (sebuah Balai Irung atau tempat
pertemuan) bermaksud memilih pengganti Rasulullah Saw dari kalangan mereka dengan
menunjuk Saad bin Ubadah. Kaum Anshar merasa berhak atas jabatan itu karena merekalah
Pertemuan di Saqifah Bani Saidah tersebut didengar oleh kaum Muhajirin. Maka Abu
Bakar, Umar diikuti sahabat yang lainnya menuju Saqifah Bani Saidah. Muhajirin dan
Anshar merasa berhak atas kepemimpinan itu, maka Abu Bakar berkata: “Baik kami dari
golongan Muhajirin maupun kalian golongan Anshar merupakan saudara satu agama yang
senantiasa menyeru kepada kebaikan melawan kebatilan. Jika kalian menyebutkan tentang
Saat itu Abu Bakar bermaksud mempersilahkan kepada kaum Muhajirin dan Anshar
untuk memilih diantara Umar bin Khathab dan Abu Ubadah menjadi pemimpin mereka,
namun Umar bin Khathab berkata “Bukalah tanganmu wahai Abu Bakar, bukankah
Rasulullah SAW telah menyuruhmu menjadi imam sholat bagi kaum muslimin? Jika
Rasulullah SAW sudah percaya kepadamu mengenai soal agama, maka kami akan
mempercayai engkau untuk urusan keduniaan, kami serahkan urusan kepemimpinan ini
kepada engkau, engkaulah orang kedua yang berada dalam gua waktu itu, dan engkaulah
Kemudian Umar membaiat Abu Bakar diikuti kaum muslimin. Dengan demikian, selesai dan
sempurnalah pembaiatan Abu Bakar, karena mayoritas kaum muslimin membaiatnya, dimana
9
para sahabat terkemuka saat itu berada di Madinah, kecuali Ali bin Abi Thalib yang sedang
Masa kepemimpinan Abu Bakar yang singkat banyak dihabiskan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat wafatnya Rasulullah SAW. Berbagai hal yang
dilakukan Abu Bakar dalam kepemimpinannya tidak lain adalah ingin mewujudkan stabilitas
dan membangun kembali masyarakat Muslim yang bersatu. Beberapa strategi dilakukan Abu
A. Peristiwa Riddah
salah satunya adalah kaum murtad. Mereka menyatakan keluar dari Islam, ada juga yang
masih beriman dan menjalankan sholat tetapi tidak mau menunaikan zakat karena
Karena sikap keras kepala dan penentangan yang dapat membahayakan agama dan
10
keumurtadan). Khalid bin Walid adalah jendral yang banyak berjasa dalam perang Riddah
ini.
Masa pemerintahan Abu Bakar hampir sama dengan pada masa Rasulullah SAW,
bersifat sentral, kekuasaan legislatif, ekskutif, dan yudikatif terpusat ditangan khalifah. Selain
seperti halnya Rasulullah SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya untuk
bermusyawarah.
B. Kodifikasi al-Qur’an
Munculnya perang Riddah menimbulkan banyak korban termasuk para penghafal al-
Qur’an. Kenyataan ini sangat menghawatirkan dan merugikan. Oleh karena itu Umar bin
Affan.
C. Perluasan Wilayah
pimpinan Usamah. Selain itu Abu Bakar menugaskan empat orang panglima yang
11
berkonsentrasi mempersiapkan ekspedisi militer ke Syam. Beliau mengirimkan lima devisi
1) Abu Ubaidah Ibn Jarrah, sahabat yang dijuluki amin hadzihi al-ummah (orang terpercaya
5) Ikrimah ibn Abu Jahal, pasukannya ditugaskan untuk selalu siap siaga menyokong
Abu Bakar menjadi orang yang terpilih guna menduduki posisi sebagai seorang khalifah
menggantikan kepemimpinan Rasulullah SAW yang telah wafat. Mertua dari Rasulullah ini
menjadi khalifah dalam rentang waktu yang singkat. Bisa dibilang, khalifah pertama ini
Tetapi dalam waktu yang singkat itu, Abu Bakar mendapatkan banyak cobaan. Meskipun
begitu, hal tersebut tidak menjadikannya menyerah begitu saja. Justru hal ini yang menjadi
Berikut ini adalah sedikit kisah kepemimpinan dari khalifah pertama Abu Bakar As
Siddiq. Untuk kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq pertama bisa dilihat dari keberhasilan
nabi palsu. Hal tersebut menyebabkan adanya Perang Yamamah yang melibatkan pasukan
Musailamah Al-Kadzab dengan pasukan muslim. Akan tetapi, atas usaha Abu Bakar dan izin
12
Allah, kaum muslimin lah yang memenangkan perang tersebut. Walaupun banyak penghafal
A. Kekuasaan Islam
Tidak hanya itu saja yang merupakan kepemimpinan Abu Bakar. Sebab Abu Bakar
juga melakukan perluasan wilayah agama Islam. Sebuah jurnal manajemen pemerintah
khalifah
Abu Bakar As Siddiq dalam pengembangan dakwah Islam tahun 2018 menjelaskan
Alasannya adalah Abu Bakar memberikan ruang bagi rakyat untuk melakukan
partisipasi terhadap urusan pemerintah. Hal ini juga yang berdampak pada pengembangan
agama Islam. Salah satunya yakni penyebaran Islam dipimpin oleh Usamah bin Zaid bin
Haritsah ke Suriah.
Sejatinya, pasukan ini sudah dipersiapkan. Persiapannya saja sudah mulai ketika
Rasulullah masih hidup. Namun karena Rasulullah wafat, tertundalah agenda tersebut untuk
beberapa waktu.
Hingga pada akhirnya pada masa kepemimpinan Abu Bakar Ash-Siddiq. Sehingga Abu
Semasa hidup ayah Aisyah ini hanya ia gunakan untuk menyelesaikan urusan umat.
Bisa di katakan juga khalifah pertama ini tidak mempunyai waktu untuk mengurusi
kebutuhan keluarganya. Sama seperti halnya gelar yang Abu Bakar dapatkan yakni Ash-
Siddiq. Artinya adalah jujur. Sehingga kepemimpinan Abu Bakar Ash-Siddiq selalu amanah
dan bersikap jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Hal ini sesuai dengan
13
Meski menjadi Khalifah dengan daerah yang berhasil ditaklukkan sangat luas, namun
Abu Bakar dalam kesederhanaan. Ia tidak tinggal di istana berukuran megah dan berpakaian
mewah, sebaliknya dia hanya tinggal di tempat yang sederhana, bahkan Abu Bakar yang
semasa mudanya kaya raya, saat meninggal tak meninggalkan sepeserpun harta. Semua
hartanya sudah disedekahkan untuk perjuangan Islam. Hingga Aisyah bingung dengan kain
apa yang nanti akan mengkafani Abu Bakar jika wafat. Aisyah istri Rasulullah SAW sempat
menanyakan hal itu kepada sang ayah. "Dengan baju yang biasa saya pakai saat makmum
shalat bersama Rasulullah," jawab Abu Bakar. Aisyah tahu, baju itu sudah usang. Maka dia
pun menawarkan untuk membeli kain kafan baru. Namun Abu Bakar menolaknya. Menurut
Abu Bakar, orang yang hidup lebih berhak menggunakan barang yang baru ketimbang orang
yang meninggal. Suatu saat pada tanggal 22 atau 21 Agustus tahun 634 Masehi, Abu Bakar
Ash Shiddiq membuat wasiatnya. Beliau mewasiatkan agar ia dimakamkan dekat dengan
makam Rasulullah SAW. Masa kepemimpinan Abu Bakar yang sangat singkat yaitu 2 tahun
3 bulan 10 hari digunakan untuk menata kembali aqidah kaum muslim yang sudah
terguncang dengan kepergian Rasulullah SAW. Abu Bakar wafat pada 21 Jumadil Akhir
tahun 13 H/ 22 Agustus 634 M. Setelah menderita sakit selama kurang lebih 15 hari lama
nya, sang 'raja' ini dimakamkan dengan kain kafan lusuh bekas baju yang biasa dikenakannya
saat makmum sholat bersama Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khatab, bersama Utsman
bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abdur-Rahman bin Abu Bakar yang memakamkan
jenazah Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab menggantikannya sebagai
khalifah. Sama seperti Abu Bakar, Umar juga hidup sederhana saat memimpin umat Islam,
14