Anda di halaman 1dari 6

Khulafaur Rasyidin

Khalifah Ar-Rasyidin atau Khulafa'ur Rasyidin adalah empat khalifah pertama dalam tradisi Islam Sunni, sebagai pengganti Muhammad, yang dipandang sebagai pemimpin yang mendapat petunjuk dan patut dicontoh. Mereka semuanya adalah sahabat dekat Nabi Muhammad SAW, dan penerusan kepemimpinan mereka bukan berdasarkan keturunan, suatu hal yang kemudian menjadi ciri-ciri kekhalifahan selanjutnya. Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap bahwa Nabi Muhammad tidak memberikan petunjuk yang jelas mengenai pengganti beliau, yang ditolak oleh kalangan Syi'ah. Menurut Syi'ah, Muhammad sudah jelas menunjuk pengganti beliau adalah Ali bin Abi Thalib sesuai dengan Hadits Ghadir Khum.

Abu Bakar Asshidiq


Pengangkatan Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah
Dahulu, nama aslinya adalah Abdus Syams. Tetapi, setelah masuk Islam namanya diganti oleh Rasulullah sehingga menjadi Abu Bakar. Gelar Ash- Shiddiq diberikan padanya karena ia adalah orang yang pertama mengakui peristiwa Isra' Mi'raj. Lalu, ia pun diberi gelar Ash- Shiddiq (Orang yang percaya). Ia juga adalah orang yang ditunjuk oleh Nabi Muhammmad SAW untuk menemaninya hijrah ke yastrib. Namun saat ditengah perjalanan mereka dikejar oleh utusan para kabilah Quraisy, sehingga mereka mencari tempat untuk sembunyi. Mereka menemukan sebuah goa dan Abu Bakar menyarankan untuk sembunyi disana. Setelah Rasulullah SAW menyetujuinya, ia melarang Nabi masuk kedalam. Ia memasukinya terlebih dahulu dan mencari kalau ada lubang tempat tinggal hewan liar. Saat ia temukan ia menutupnya dengan selembar kain kecuali satu lubang karena kainnya telah habis. Setelah itu mereka beristirahat disana, hingga Rasulullah SAW terlelap. Ia melihat ada ular keluar dari lubang ( yang tidak ditutupinya ) lalu ia menutupinya dengan kakinya, sehingga ular itu menggigit kakinya ia menagis namun ia tidak mengatakannya kepada Nabi SAW karena takut membangunkannya. Tetapi ia tidak menyadari bahwa air matanya menetes ke pipi Nabi Muhammad SAW, sehingga beliau terbangun. Beliau melihat Abu Bakar sedang menagis lalu berkata,"Katakanlah wahai Abu Bakar Mengapa kamu menagis?" Mendengar hal itu ia terkejut karena tidak tahu bahwa Nabi SAW telah terjaga dari tidurnya. Maka ia pun menjawab,"Sesungguhnya aku melihat lubang sarang hewan melata disana dan ia(hewan itu) hendak keluar maka aku tutupi lubang itu dengan kakiku supaya tidak mengganggumu wahai rasul allah." Mendengar hal itu Nabi SAW menangis lalu berkata," Berikan kakimu" Lalu beliau meludahinya dan seketika luka Abu Bakar sembuh.Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju yastrib yang lalu namanya diubah menjadi Madinah. Ketika Rasulullah SAW sakit keras, beliau tidak dapat mengimami salat jamaah. Maka ditunjuklah Abu Bakar untuk menggantikannya. Bagi sebagian warga Madinah, ini adalah indikasi bahwa suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW diteruskan kepada Abu Bakar. Ketika Rasulullah wafat, sebagian kalangan muslim Anshar dan beberapa orang dari pihak Muhajirin mengadakan pertemuan di Saqifah Bani Sa'idah. Sempat terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Dan akhirnya, terpilihlah Abu Bakar as-Siddiq sebagai Khalifah pertama. 1

Biografi Abu Bakar Asshidiq:


Abu Bakar Ashidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW golongan Assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Abu Bakar lahir di Mekkah pada tahun 572 M dan wafat pada tanggal 23 Agustus 634/ 21 Jumadil Akhir 13 H. Abu Bakar merupakan keturunan Bani Tamim ( Attamimi ), suku bangsa Quraish. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama Khulafaur Rasyidin pada tahun 632. Ia bernama lengkap 'Abd Allah ibn 'Uthman ibn Amir ibn Amru ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu'ai ibn Ghalib ibn Fihr al-Quraishi at-Tamimi'. Panggilan Abu Bakar Sidik ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu artinya bapak, Bakar artinya dengan segera (beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain). Kemudian Ash-Shiddiq, artinya yang amat membenarkan. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Miraj. Ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair. Masuknya Abu Bakar menjadi pengikut Nabi SAW berpegaruh besar dalam Islam. Banyak tokoh-tokoh Quraisy yang berhasil untuk masuk Islam seperti Utsman bin Affan, AlZubayr, Talhah, Abdur Rahman bin Awf, Sa`d ibn Abi Waqqas, Umar ibn Masoan, Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, Abdullah bin Abdul Asad, Abu Salma, Khalid bin Sa`id, dan Abu Hudhaifah bin al-Mughirah 1.Membukukan Alquran Pada tahun 12 H., Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan AlQuran dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun dari hafalan yang tersimpan dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terjadi setelah para Qari penghafal Al-Quran banyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah. Zaid bin Tsabit pernah berkata, Abu Bakar mengirim surat kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah. Pada saat aku mendatanginya, aku melihat Umar bin Khathab berada disampingnya. Abu bakar lalu berkata, Umar mendatangiku dan berkata, Sesungguhnya banyak Qari penghafal Al-Quran yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari yang masih hidup, lalu di kamudian hari terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagaian besar dari ayat Al-Quran. Menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan Al-Quran.Aku (Abu Bakar) bertanya kepada Umar, Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah? Umar menjawab, Demi Allah, ini adalah kebaikan! Dan Umar terus menuntut Abu Bakar hingga Allah melapangkan dadanya untuk segera melaksanakannya, akhirnya Abu Bakar pun setuju dengan pendapat Umar. Zaid bin Tsabit berkata, Kemudian Abu Bakar berkata kepadaku, Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal, dan penuh amanah. Selain itu, engkau pun telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah, maka carilah seluruh ayat Al-Quran yang berserakan dan kumpulkanlah. Lalu, Zaid berkata pada dirinya sendiri, Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku untuk memikul gunung, tentulah lebih ringan bagiku daripada melaksanakan perintah Abu Bakar untuk mengumpulkan Al-Quran. Kemudian Zaid bin Tsabit pun mulai mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Quran yang tertulis di daun-daunan, kulit, maupun dari hafalan para penghafal Al-Quran.

2.Sifat Dermawan Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar Bin Khathab, dia berkata, Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu aku sedang mamiliki harta. Lalu aku katakan, Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar dimana aku tidak pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Aku datang kepada Rasulullah untuk menginfakkan sebagian dari harta milikku. Rasulullah bertanya kepadaku, Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu? Aku katakan kepada Rasulullah bahwa aku meninggalkan (untuk keluargaku) seperti apa yang aku infakkan (masih tersisa setengah harta untuk keluargaku red-) Kemudian Abu Bakar datang kepada Rasulullah dengan menginfakkan seluruh hartanya. Rasulullah menanyakan padanya, Lalu apa yang engkau sisakan untuk keluargamu? Abu Bakar menjawab, Aku menyisakan untuk mereka Allah dan Rasulullah. Aku (Umar) berkata setelah itu bahwa aku tidak mungkin untuk mengalahkannya dalam segala hal untuk selamanya. (HR. Abu Daud, Tirmidzi). 3.Di angkat menjadi khalifah Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam. Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat kalau Rasulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.dan juga banyak hadits di Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara academic menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik. 4.Pemerintahan di Masa Abu Bakar Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan baiat kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh 3

perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka. Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar banyak menghadapi gangguan dari berbagai golongan, antara lain orang-orang murtad, golongan yang tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, atau masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula. Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat. Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada harihari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka sebenarnya.Namun setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu.Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran. 5.Perang Riddah Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal AlQuran (Qori) karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut. Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Quran. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertamnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Quran. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.Abu Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Quran, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya. 6.Ekspansi Islam Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. Ada dua ekspansi yang dilakukan Abu Bakar, yaitu : 1. Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini (tahun 634 M), pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah 4

kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan, namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan timur dan utara. 2. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia. 7.Prestasi Abu Bakar Selama menjadi Khalifah Prestasi Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. Adapun prestasi yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah : 1. Perbaikan sosial (masyarakat) 2. Pengumpulan ayat-ayat Al-Quran 3. Perluasan dan penyebaran agama Islam 4. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat 5. Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi. 8.Wafat Khalifah Abu Bakar ra. meniggal dunia pada hari Senin, 23 agustus 624 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari. Abu Bakar memimpin sebagai khalifah selama dua tahun tiga bulan. Beliau wafat pada umar 63 tahun. Di antara wasiat Abu Bakar kepada Aisyah, Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita membuat pedang kaum muslimin. Oleh karena itu, jika aku wafat, tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar, maka Umar berkata, Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya. Beliau dimakamkan berdampingan dengan makam Rasulullah yang terletak di kamar Aisyah. Beliau pun di shalatkan oleh Umar bin Khathab.

Umar bin Khattab


Pada saat Abu Bakar Radhiallahu anhu meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh "tangan kanan" nya, Umar ibn Khatthab al-Faruq Radhiallahu anhu. Ketika Abu Bakar Radhiallahu anhu sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab Radhiallahu anhu sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar Radhiallahu anhu tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar Radhiallahu anhu . Umar 5

Radhiallahu anhu menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman). Di zaman Umar Radhiallahu anhu gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash Radhiallahu anhu dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash Radhiallahu anhu. Iskandariah/Alexandria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu anhu segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah. Umar Radhiallahu anhu memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi, budak dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar Radhiallahu anhu tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar Radhiallahu anhu. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf Radhiallahu Taala anhu ajmain. Setelah Umar Radhiallahu anhu wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman Radhiallahu anhu sebagai khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu anhu.

ulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali Radhiallahu Taala anhum ajmain dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para khalifahnya disebut al-Khulafa' alRasyidun, (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan Nabi. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, seorang khalifah pada masa khilafah Rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri ketika negara menghadapi kesulitan; Mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan para penguasa sesudahnya sering bertindak otoriter. inna lillahi wa inna ilaihi raajiuun.

Anda mungkin juga menyukai